BAB I’RAB & BINA` (الإعراب والبناء)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، الصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين، و بعد…
Artikel kali ini adalah bagian kedua dari pembahasan ‘alamat i’rab, yaitu ‘Alamat I’rab Far’iyah.
- ‘Alamat I’rab Far’iyah (علامات الإعراب الفرعية)
‘Alamat I’rab Far’iyah terdapat di 5 isim, yaitu:
- Jamak Mudzakkar Salim (جمع مذكر سالم)
Jamak mudzakkar salim dii’rab menggunakan ‘alamat far’iyah dalam keadaan marfu’ dengan huruf wawu (و), manshub dan majrur dengan huruf ya` (ي).
Contoh :
- Marfu’ dan manshub
لاَ يَتَّخِذِ المُؤْمِنُونَ الكَافِرِيْنَ
Kata (المؤمنون) sebagai fa’il marfu’ dengan huruf wawu (و), sedangkan (الكافرين) sebagai maf’ul bih manshub dengan huruf ya` (ي).
- Majrur
مَرَرْتُ بِالمُعَلِّمِيْنَ
Kata (المعلمين) adalah isim majrur, ia majrur dengan huruf ya`(ي).
- Jamak Mu`annats Salim (جمع مؤنث سالم)
Jamak mu`annats salim dii’rab dengan ‘alamat far’iyah hanya dalam keadaan manshub, yaitu dengan harakat kasrah.
Contoh :
إِنَّ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسلِمَاتِ
Kata (المسلمات) sebagai ma’thuf ‘ala (المسلمين) manshub dengan kasrah.
- Mamnu’ Min Assharf (ممنوع من الصرف)[1]
Yaitu isim mu’rab yang tidak berharakat akhir kasrah maupun tanwin.
Mamnu’ min assharf dii’rab dengan ‘alamat far’iyah dalam keadaan majrurdengan menggunakan harakat fathah tanpa tanwin.
Contoh :
ذَهَبَ عَلِيٌ إِلَى مَسَاجِدَ
Sebagai isim majrur, kata (مساجد) pada kalimat tersebut menggunakan ‘alamat far’iyah, yaitu fathah.
Terdapat 2 syarat isim mamnu’ min asshaharf dii’rab menggunakan ‘alamat far’iyah:
- Tidak berkedudukan sebagai mudhaf
- Tidak diawali dengan (ال) ta’rif/ (ال) yang mengindikasikan suatu isim adalah ma’rifah.
Jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka mamnu’ min assharf dii’rab menggunakan ‘alamat ‘asliyah yaitu kasrah.
Contoh :
- Mamnu’ min assharf sebagai mudhaf
ذَهَبَ عَلِيٌّ إِلَى مَسَاجِدِ القَرْيَةِ
- Mamnu’ min assharf diawali dengan (ال) ta’rif
ذَهَبَ عَلِيٌّ إِلَى المَسَاجِدِ
- Al Asma` Al Khamsah (الأسماء الخمسة)
Yaitu : أَبُوْكَ، أَخُوْكَ، حَمُوْكَ، فُوْكَ، ذُوْ مَالٍ
Al asma` al khamsah dii’rab dengan alamat far’iyah dalam semua keadaan (marfu’, manshub dan majrur). Marfu’ dengan wawu (و), manshub dengan alif (ا), dan majrur dengan ya` (ي).
Contoh :
- Marfu’
سَافَرَ أَبُوْ زَيْدٍ، فَيْصَلُ رَجُلٌ ذُوْ مَالٍ
- Manshub
سَمِعْتُ أَنَّ أَبَا زيدٍ قَابَلَ رَجُلاً ذَا مَالٍ
- Majrur
سَلَّمْتُ عَلَى أَبِيْ زَيْدٍ وَرَجُلٍ ذِيْ مَالٍ
Terdapat 4 syarat umum dan 2 syarat khusus agar al asma` al khamsah dapat dii’rab dengan ‘alamat far’iyah, yaitu:
Syarat umum:
- Berbentuk mufrad
- Bukan isim tashgir (wazan فُعَيْل)
- Berkedudukan sebagai mudhaf
- Tidak diidhafahkan pada ya` mutakallim (huruf ya` sebagai dhamir-أَنَا- /ya` yang mengindikasikan kepemilikan)
Syarat khusus:
- (فُو) tidak diakhiri dengan huruf mim (م)
- (ذُو) bermakna kepemilikan, dan diidhafahkan pada isim dzahir
Jika salah satu syarat dari syarat-syarat di atas tidak terpenuhi, maka al asma` al khamsah tidak dapat dii’rab dengan ‘alamat far’iyah.
Contoh :
- Tidak berbentuk mufrad
رَأَيْتُ آبَاءَكُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ المَسْجِدِ
- Berbentuk isim tashghir
هَذَا أُخَيَّ
- Tidak berkedudukan sebagai mudhaf
لاَ تَكْذِبْ عَلَى الأَبِ
- Diidhafahkan pada ya` mutakallim
ذَهَبَ حَمِيْ إِلَى جَاكَرْتَا
- (فو) diakhiri dengan huruf mim (م)
الفَمُ عَضْوٌ مِنْ أَعْضَاءِ البَدَنِ
- (ذو) sebagai kata hubung[2]
جَاءَ ذُوْ قَامَ
- (ذو) diidhafahkan kepada selain isim dzahir
الفَضلُ ذُوْكَ
- Mutsanna (المثنى)
Mutsanna dii’rab dengan alamat far’iyah dalam semua keadaan (marfu’, manshub dan majrur). Marfu’ dengan alif (ا), manshub dan majrur dengan ya` (ي).
Contoh :
رَأَى الطَّالِبَانِ المُدَرِّسَيْنِ يَقُوْمَانِ بَيْنَ الشَجَرَتَيْنِ
(الطَّالِبَانِ) dalam kalimat tersebut berkedudukan sebagai fa’il marfu’ dengan alif (ا), (المُدَرِّسَيْنِ) sebagai maf’ul bih manshub dengan ya` (ي), dan (الشجرتين) sebagai mudhaf ilaih majrur dengan ya` (ي)
Islah Lughah
Makna | Yang sering digunakan | Ishlah Lughah |
Bangunkan aku | اِسْتَيْقِظْنِيْ | أَيْقِظْنِيْ |
Jalannya pelan-pelan! | اِمْشِ مَهْلاً مَهْلاً | سَارِ رُوَيْدًا |
Menjauhlah | بَعِيْد بَعِيْد مِنِّيٍ | إِلَيْكَ عَنِّيْ |
Penulis : Ainun Nur Hasanah
Pembimbing : Ust. Ahyat Habibi, Bcl.
BAB I’RAB & BINA` (الإعراب والبناء
Maraji’
- Al-Lughah al-Arabiyyah (Al-Fashlu Ad-Diraasy Al-Awwal), Qism Ta’limi Zaad Al-Ilmiyyah.
- At Tuhfatu As Saniyyah bi Syarhi Al Muqaddimati Al Ajurrumiyyah, Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid.
- Taisiir Qawaa’id an-Nahwi lil Mubtadi`iin li Fadhilati as-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Musthafa Mahmud al-Azhari.
Rabu, 06 November 2019
[1] Yang termasuk mamnu’ min assharf antaralain;
- Isim yang diakhiri dengan alif ta`nist (alif maqsurah-ى- atau alif mamdudah-ا-)
Contoh: أَوْلِيَاء، مَرْضَى
- Sighah muntaha aljumu’ dengan wazan (مَفَاعِل) atau (مَفَاعِيْل)
Contoh: مَنَادِيْل، مَكَاتِبُ
- Isim ‘alam mu`annats lafdzi (isim yang diakhiri dengan ta` marbuthah) maupun maknawi
Contoh: زَيْنَبُ، حَمْزَةُ
- Isim ‘alam a’jami (nama yang bukan berasal dari Bahasa Arab) yang memiliki huruf lebih dari 3
Contoh:إِسْمَاعِيْلُ، إِبْرَاهِيْمُ
- Isim ‘alam dengan tarkib mazji
Contoh:حَضْرَمَوْتِ، بَعْلَبَك
- Isim ‘alam yang diakhiri dengan huruf tambahan (ا) dan (ن)
Contoh:عُثْمَانُ، عَدْنَانُ
- Isim ‘alam dengan wazan fi’il
Contoh: يَزِيْدُ، يَسْتَعْفِفُ
- Isim ‘alam dengan wazan (فُعَلُ)
Contoh: عُمَرُ
- Kata sifat yang diakhiri dengn huruf tambahan (ا) dan (ن)
Contoh: عَطْشَانُ، حَيْرَانُ
- Kata sifat dengan wazan (أَفْعَل)
Contoh: أَحْمَر، أَخْضَر
- Kata sifat dengan wazan (فُعَالُ) dan (مَفْعَلُ)
Contoh:مَثْلَثُ، ثُلَاثَ
- Lafaz (أُخَرُ)
[2] Jika (ذو) tidak mengindikasikan makna kepemilikan, maka (ذو) bukan lagi termasuk sebagai isim mu’rab, namun ia berkedudukan sebagai isim mabni ‘ala sukun.