Sabtu, 23 April 2022

Surah Al Fatihah dari ayat pertama sampai ke tujuuh.

.

Berikut ini tulisan arab Surah Al Fatihah dari ayat pertama sampai ke tujuuh.


 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)



Isim Di Dalam Surat Al Fatihah
Seperti pernah saya utarakan sebelumnya, di dalam artikel apa itu isim dan apa itu fiil, bahwa kalimah isim jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah kata benda, bisa berakal maupun tidak berakal, bisa hidup atau pun mati.

Untuk menentukan suatu kata di dalam bahasa arab termasuk isim, fiil atau huruf, yaitu dengan mengetahui artinya dan melihat tanda-tandanya.

Tanda-tanda isim bisa kalian baca di sini: 5 ciri-ciri isim di kitab alfiyah.

Setelah membaca tanda-tanda isim, maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi, manakah di surat al fatihah ini yang termasuk isim.

Berikut ini penjelasannya secara lengkap:

1. اسم (Ismun)
Di ayat pertama dari surat al fatihah, di bagian basmalah, kalimat isim yang pertama adalah lafadz اسم yang didahului oleh huruf jer بِ.

Tanda-tanda isim salah satunya adalah bisa dimasuki oleh huruf jer, sehingga lafadz ismun termasuk ke dalam kalimat ism.

ismun artinya nama.

Mengapa setelah digabung dengan bi, tulisannya menjadi بِسْمِ  (tanpa hamzah)? bukan بِاسْمِ (dengan hamzah)?

Hal ini dikarenakan, lafadz بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ sering digunakan sehingga penulisannya tidak memakai hamzah.

Berbeda dengan di ayat lainnya, misalkan di surat Al Alaq, tertulis اقرأ باسم ربّك الذى خلق.

2. اللَّهِ (Allah) Ada Di Ayat Pertama Dan Kedua ⇒ Lafdzul Jalalah
Jika dikaitkan dengan ciri-ciri isim, lafadz Allah di sini menjadi mudhaf ilaih dari lafadz ismun yang berkedudukan i’rab jer karena menjadi mudhof ilaih.

Tanda i’rabnya berupa kasrah.

Namun, untuk menjaga adab, maka lafadz Allah meskipun memenuhi ciri-ciri isim, kita menyebutnya dengan Lafdzul Lalalah.

Lafdzul jalalah ini adalah paling ma’rifatnya isim ma’rifat.

Lafadz Allah selanjutnya ada di ayat kedua, yaitu di kata لِلَّهِ .

Kata لِلَّهِ  merupakan gabungan dari huruf لِ dan isim الله yang ditulis لِلَّهِ . Allah di sini menjadi kalimat isim.

3. Ar-Rahman (الرَّحْمَنِ )
Tanda isimnya berupa adanya al (alif lam).

Itulah mengapa disebut sebagai kalimat isim, karena ada al di sana.

Selain itu, tanda lainya adalah, dibaca jer, karena menjadi na’at dari Allah yang dibaca jer.

Lafadz ini ada di ayat ke 3 juga dari surat al fatihah.

Arrahman artinya Yang Maha Pengasih (di dunia dan akhirat).

4. Ar-Rahim (الرَّحِيمِ )
Mirip dengan arrahman, lafadz الرَّحِيمِ bisa kita ketahui sebagai isim di surat al fatihah ayat pertama dan ketiga karena ada alif lam di sana.

Dan juga dibaca jer dengan tanda jarnya berubah kasrah.

Ar-rahim artinya Yang Maha Penyayang (hanya untuk di akhirat saja).

5. Rabbi (رَبِّ)
Rabbi bisa kita ketahui sebagai isim di dalam surat al fatihah karena dibaca jer, dengan tanda jernya berupa kasrah.

Dibaca jer karena menjadi badal dari Allah.

Salah satu ciri isim adalah bisa dijerkan.

Rabbi artinya Tuhan (Yang Berhak Disembah)

6. Al ‘Alamin (الْعَالَمِينَ)
Isim di dalam surat al fatihah lainnya adalah الْعَالَمِينَ yang bisa diketahui dari tandanya yaitu adanya al.

Selain itu, الْعَالَمِينَ juga dibaca jer karena menjadi mudhof ilaih dari lafadz rabbi.

Sehingga bisa kita pastikan, lafadz الْعَالَمِينَ adalah salah satu kalimat isim di surah al fatihah.

Al ‘Alamin artinya alam semesta.

7. مَالِكِ (Maaliki)
Maliki adalah isim fa’il dari fiil madhi مَلَكَ .

Selain dari artinya, kita juga bisa melihat lafadz maliki ini menjadi mudhof dari lafadz yaum.

Karena menjadi mudhof, maka dia adalah kalimat isim.

Maaliki artinya pemilik.

8. Yaum (يَوْمِ )
Lafadz يَوْمِ  menjadi mudhof ilaih dari maaliki sehingga kalimat ini dibaca jer dan menjadi salah satu ciri dari isim yaitu jer.

Selain menjadi mudhof ilaih, yaum juga menjadi mudhof dari lafadz ad-diin.

Yaum artinya hari.

9. Ad-Diin (الدِّينِ )
الدِّينِ adalah kalimat isim, diketahui dari adanya alif lam yang ada di sana.

Ciri isim adalah bisa dimasuki alif lam.

الدِّينِ juga dibaca jer karena menjadi mudhaf ilaih dari yaum.

Ad-diin artinya agama.

10. إِيَّاكَ (Iyyaka)
Iyyaka adalah dhamir bariz munfashil manshub, yang merupakan salah satu dari 12 dhamir munfashil mansub di dalam ilmu nahwu.

Dhamir merupakan salah satu jenis isim.

11. Na (نَا) Pada Lafadz Ihdinaa
Na (نَا) di sini adalah dhamir muttashil mabni yang berkedudukan i’rab nashob karena menjadi maf’ul bih.

Dhamir adalah salah satu jenis isim di dalam ilmu nahwu.

Naa artinya kami.

12. Ash-Shiratha (الصِّرَاطَ )
Ciri-ciri isim yang melekat padanya adalah adanya al.

Lafadz الصِّرَاطَ dibaca nashob karena menjadi maf’ul bih tsani (objek kedua) dari kata kerja ihdi ( اهْدِ).

Ash-shirotho artinya jalan.

13. Al Mustaqim (الْمُسْتَقِيمَ )
Isim di surah al fatihah ini ditandai dengan adanya al atau alif lam.

Dibaca idzhar, al, karena termasuk dari 14 huruf idzhar qomariyah.

Berbeda dengan ash-shiratha yang dibaca idgham syamsiyah.

Al mustaqim menjadi na’at (sifat) dari ash-shirotho sehingga dibaca nashab karena man’utnya juga nashab.

Al mustaqim artinya jalan yang lurus.

14. Shiratha (صِرَاطَ )
Menjadi badal dari shiratha sebelumnya, dan dibaca nashab, sesuai dengan mubdal minhunya.

Tanda nashabnya menggunakan fathah.

Lafadz ini menjadi mudhaf dari lafadz alladzina.

Shirotho artinya jalan.

15. Alladzina (الَّذِينَ )
Lafadz الَّذِينَ  adalah salah satu dari jenis isim maushul.

Nah di sini pentingnya untuk menghafal jenis-jenis isim.

Tidak semua isim bisa diketahui dari tandanya.

Ada isim-isim yang tidak memiliki tanda, salah satunya isim maushul ini, tidak masuk ke tanda-tanda isim yang telah kita sebutkan.

Tapi kita tahu kalau الَّذِينَ  adalah salah satu bagian dari isim maushul.

16. Him (هِمْ) Di Lafadz (عَلَيْهِمْ)
Dibaca him, bukan hum, karena harakat huruf sebelumnya berupa ya sukun.

Sehingga dibaca ‘alaihim.

على adalah huruf jer sehingga هِمْ di sini berkedudukan i’rab jer.

Di dalam kitab jami’ud durus al arabiyah, dhamir muttashil yang sesungguhnya adalah huruf ha’ pada lafadz هِمْ .

Sedangkan huruf mimnya adalah huruf jamak mudzakkar.

Him/hum berarti mereka.

17. Ghairi (غير)
Ghairu berkedudukan sebagai badal dari isim maushul alladzina yang dibaca jer, dan menjadi ciri dari isim.

I’rab jer menjadi ciri khas dari isim sehingga yang beri’rab jer tidak mungkin kalimat fiil.

Ghairi berarti selain.

18. Maghdhubi (الْمَغْضُوبِ)
Dibaca jer karena menjadi mudhof ilaih dari ghairi, serta ada al di situ sehingga dipastikan ini adalah kalimat isim di surah al fatihah.

Al Maghdhubi artinya yang dimurkai.

19. Adh-Dhaallin (الضَّالِّينَ )
Ciri isimnya adanya al dan dibaca jer.

Dibaca jer karena ma’thuf kepada al maghdhubi, dengan huruf ‘athaf wawu (وَ).

Adh-dhaallin artinya orang yang tersesat.

Secara ringkas, lihat tulisan yang saya beri warna merah, itu semua adalah kalimat isim di dalam surah al fatihah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)



Kesimpulan
Jumlah kalimah isim yang ada di dalam surah al fatihah saya ringkas menjadii 19 karena ada beberapa kata yang sama persis.

Kecuali shiratha, saya pisahkan, karena satu pakai al dan satunya gak pakai al.