MU’TAL DAN SHAHIH
Bismillah, Segala puji bagi Allah, bagi-Nya segala bentuk kesempurnaan. Dia adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana atas segala sesuatu, tanpa ada celah sedikitpun dalam kesempurnaan-Nya. Dan kita mendoakan shalawat dan salam atas utusan-Nya kepada seluruh makhluk di muka bumi, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berbicara mengenai sebuah kata dalam bahasa arab, ada satu hal khusus yang hanya dimiliki oleh kata dalam bahasa arab, yaitu huruf ‘illat. Seperti yang kita tahu, setiap kata terbentuk dari huruf-huruf yang menyusunnya. Dan ternyata, huruf ‘illat ini memberikan pengaruh yang cukup besar pada katanya (pada kata yang di antara susunan huruf pembentuknya ada dari huruf ‘illat), terutama dalam hal i’rab. Untuk itu, alangkah baiknya kita berkenalan lebih dulu dengan kata-kata tersebut.
Pembagian Kata Berdasarkan Susunannya
Jika dilihat dari susunan huruf pembentuknya, isim dalam bahasa arab dibagi menjadi dua: mu’taldan shahih.
– Mu’tal sendiri merujuk kepada jenis isim mu’rab atau fi’ilyang di antara huruf-huruf penyusunnya, ada yang merupakan huruf ‘illat (alif, wau, ya).
Contoh isim mu’tal bisa dilihat di artikel pembagian isim berdasarkan huruf akhirnya. Sementara untuk fi’il mu’tal, akan datang penjelasannya di sub bab berikutnya.
– Sementara yang dimaksud dengan shahih adalah: setiap isim mu’rab atau fi’ilyang diantara huruf-huruf penyusunnya, tidak ada satupun yang merupakan huruf ‘illat. Misalnya seperti: رَجُلٌ, مِمْسَحَةٌ, طَمْأَنَ, ذَهَبَ.
Macam-macam Fi’il Shahih
Yaitu fi’il yang kosong dari keberadaan huruf ‘illat, atau tidak ada satupun huruf ‘illat diantara huruf-huruf aslinya. Fi’il Shahih dibagi menjadi tiga:
– Mahmuz (المهموز)
Fi’il yang salah satu huruf aslinya berupa hamzah (ء). Contoh: قَرَأَ, سَأَلَ, أَخَذَ.
Catatan: Untuk fi’il mahmuz, ada yang membaginya lagi berdasarkan letak huruf hamzah. Jadi, jika huruf hamzah terletak pada fa fi’il maka disebut mahmuz fa, dan seterusnya.
– Mudha’af (المضعف)
Fi’il yang huruf kedua dan ketiganya sejenis (sama). Contoh: مَدَّ aslinya مَدَدَ.
– Salim (السالم)
Fi’il yang huruf-huruf aslinya bukan hamzah (mahmuz) dan tidak ada yang kembar (mudha’af). Contoh: كَرُمَ, رَكِبَ, رَجَعَ.
Macam-macam Fi’il Mu’tal
Yaitu fi’il yang diantara huruf-huruf aslinya (yaitu huruf-huruf penyusunnya dalam bentuk aslinya, dalam bentuk fi’il madhi, atau sebelum diberi huruf tambahan seperti pada fi’il mudhori, dst), ada satu atau dua huruf ‘illat (alif, wau, ya). Secara umum dibagi menjadi empat:
– Mitsal (المثال)
Fi’il yang huruf pertamanya berupa huruf ‘illat. Contoh: يَئِسَ, وَجَدَ.
– Ajwaf (الأجوف)
Fi’il yang huruf keduanya berupa huruf ‘illat. Contoh: طاب, قال.
– Naqish (الناقص)
Fi’il yang huruf terakhirnya berupa huruf ‘illat. Contoh: رمى.
Catatan: Untuk ketiga macam ini, ada yang membaginya lagi berdasarkan huruf ‘illatnya: wawi (jika huruf ‘illatnya berupa wau) dan ya’i (jika huruf ‘illatnya berupa ya). Maka fi’il mitsal dibagi menjadi mitsal wawi dan mitsal ya’i, dan seterusnya.
– Lafif (اللفيف)
Fi’il mu’tal yang didalamnya ada dua huruf ‘illat sekaligus. Dibagi menjadi dua:
Lafif Maqrun (اللفيف المقرون): Fi’il yang huruf kedua dan terakhirnya berupa huruf ‘illat. Contoh: رَوِيَ.
Lafif Mafruq (اللفيف المفروق) : Fi’il yang huruf pertama dan terakhirnya berupa huruf ‘illat. Contoh: وَعَى.
Kurang lebih itulah pembahasan tentang shahih dan mu’tal secara ringkas, adapun mengenai i’rab, akan dibahas lebih lanjut di artikel berikutnya.
Referensi:
- Al-Mukhtashor Fin Nahwi, Syaikh Khalid Mahmud bin Al-Juhani, Dar Taqwa, Mesir.
- Mukhtarot Qawa’idil Lughah Al-’Arabiyah, Aunur Rafiq bin Ghufron, Pustaka Al-Furqon.
- Mulakhos Qawa’idil Lughah Al-’Arabiyah, Fuad Ni’mah, Dar Ats-Tsaqafah Al-Islamiyyah, Beirut.