Jumat, 22 April 2022

TARKIB,ISIM,FIIL,HURUF

[23/4 02:06] Aing: 

I'rab surat Al-ikhlas
I’RAB
الإعراب:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(katakanlah Dia Allah Yang Maha Esa)
قُلْ
fi’il amr, mabni 'ala sukuni, disembunyikan wawunya karena bertemunya 2 sukun, failnya adalah 
dhamir mustatir wajiban yang taqdirnya أَنْتَ 
(anta, kamu, orang yang diajak bicara)
هُوَ اللَّهُ
هُوَ dhamir munfashil, mubtada’, fi mahalli raf’in, mabni karena dhamir.
اللَّهُ lafdhul jalaalah, marfu’ dengan tanda rafa’ dhammah, mubtada’ yang kedua, atau badal dari dhamir هُوَ
أَحَدٌ khabar dari mubtada’ اللَّهُ , marfu’ dengan tanda rafa’nya adalah dhammah, karena merupakan isim mufrad.

اللَّهُ الصَّمَدُ
(Allah adalah Tuhan yang Maha bergantung kepada-Nya segala sesuatu)
susunan mubtada’ dan khabar. keduanya marfu’ dengan tanda rafa’ dhammah, yang pertama lafdhul jalaalah yang kedua adalah isim mufrad.





لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
(Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan)
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum
يَلِدْ fi’il mudhari’ mazjum, tanda jazmnya adalah sukun, mazjum karena ada لَمْ sebelumnya yang mempunyai amil menjazmkan fiil mudhari’. Failnya dhamir mustatir takdirnya هو, kembalinya kepada اللَّهُ
وَ wawu athaf kepada لَمْ yang pertama
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum (seperti لَمْ yang pertama)
يُولَدْ fi’il mudhari’ pasif, mazjum, tanda jazmnya adalah sukun, mazjum karena ada لَمْ sebelumnya yang mempunyai amil menjazmkan fiil mudhari’. Naibul failnya dhamir mustatir takdirnya هو , kembalinya kepada اللَّهُ

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ
(Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia)
وَ wawu athaf kepada لَمْ yang pertama
لَمْ laam merupakan huruf nafi, majzum (seperti لَمْ yang pertama)
يَكُنْ fi’il mudhari’ naqish, merafa’kan isim dan menashabkan khabar mubtada’. mazjum karena didahului dengan لَمْ
لَهُ jar wa majrur, mutta’alliq dengan khabar يَكُنْ yaitu كُفُواً
كُفُواً khabar يَكُنْ yang didahulukan, manshub, tanda nashabnya adalah fathah, isim mufrad.
أَحَدٌ isim يَكُنْ yang diakhirkan, marfu’, tanda rafa’nya adalah dhammah, merupakan isim mufrad.

kalimat: «قل ...» tidak ada kedudukan untuknya karena merupakan permulaan.
kalimat: «هو اللّه أحد ...» fi mahalli nashbin (pada kedudukan nashab), apa yang dikatakan.
kalimat: «اللّه أحد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar dari mubtada هُوَ
kalimat: «اللّه الصمد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar kedua dari mubtada هُوَ
kalimat: «لم يلد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), merupakan khabar ketiga dari mubtada هُوَ
kalimat: «لم يولد ...» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), mengikuti kalimat لم يلد
kalimat: «لم يكن له كفوا أحد» fi mahalli raf’in (pada kedudukan rafa’), mengikuti kalimat لم يلد
[23/4 02:18] Aing: Kategori 
Isim Fiil Huruf Al-Ikhlas

Isim Fiil Huruf Al-Ikhlas | 

Di dalam bahasa arab, 
kita mengenal kalimat 
isim, fiil dan huruf. 

Ketiga istilah tersebut sudah dibahas pada pembahasan-pembahasan sebelumnya. 
Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengupas kalimat 
isim fiil dan huruf 
yang terdapat dalam 
surat al Ikhlas.

Surat al Ikhlas sendiri merupakan surat dengan jumlah 4 ayat dan berada di urutan ke 112 dalam daftar nama surat dalam al-Quran yang berjumlah 114 surat.

Sebelum membaca lebih lanjut, pastikan sobat sudah memahami 
apa itu isim, 
apa itu fiil dan 
apa itu huruf, 
karena jika tidak memahami ketiga istilah kalimat tersebut maka tidak mungkin bisa memahami materi yang akan dibahas pada tulisan ini.


 
Bila sobat belum memahami ketiga istilah kalimat 
(isim, fiil dan huruf) sebagaimana yang akan dibahas contohnya disini maka silahkan sobat pelajari disini :

PENGERTIAN ISIM
PENGERTIAN FIIL
PENGERTIAN HURUF
Teks Surat Al Ikhlas
Secara garis besar, 
yang dimaksud 

Isim berarti 
“nama/kata benda“, 

fiil berarti 
“kata kerja” 

sedangkan 
huruf berarti huruf seperti halnya dalam kaidah bahasa Indonesia. 

Agar bisa memahami 
mana isim, 
mana fiil dan 
mana huruf 
maka 
sebaiknya kita mengetahui arti dari setiap lafadznya. 

Berikut adalah mufradat surah al ikhlas :

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ  ١  [ الإخلاص:1]

ٱللَّهُ

هُوَ

قُلۡ

Allah

Dia

katakanlah

 

 

أَحَدٌ

 

 

Esa

1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. [Al Ikhlas:1]

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ  ٢  [الإخلاص:2]

 

ٱلصَّمَدُ

ٱللَّهُ

 

tempat bergantung

Allah

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [Al Ikhlas:2]

لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ  ٣  [الإخلاص:3]

وَلَمۡ

يَلِدۡ

لَمۡ

dan tidak

beranak

tidak

 

 

يُولَدۡ

 

 

diperanakkan

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, [Al Ikhlas:3]

وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ  ٤ [الإخلاص:4]

لَّهُۥ

يَكُن

وَلَمۡ

bagiNya

ada

dan tidak

 

أَحَدُۢ

كُفُوًا

 

seorang

menyamai /setara

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:4]

Kategori Isim Surat Al-Ikhlas

Adapun lafadz-lafadz dalam surah al ikhlas 
yang termasuk katagori isim ialah sebagai berikut :

هُوَ =
Isim dhomir 
(kata ganti orang ketiga). Untuk pembahasan isim dhomir bisa sobat baca disini : Pengertian Isim Dhomir

ٱللَّهُ =
isim

أَحَدٌ  
= Isim mufrad, 
penjelasan mengenai isim mufrad bisa sobat baca disini : 
Pengertian Isim Mufrad

ٱلصَّمَدُ =
Isim Ma’rifat, 
Penjelasan mengenai isim ma’rifat bisa sobat baca disini : 
Pengertian Isim Ma’rifat


 
لَّهُ =
huruf ل-nya adalah huruf sedangkan ه-nya adalah isim dhomir

كُفُوًا + أَحَدُۢ 
= Isim nakirah. 
Pembahasan mengenai isim nakiroh bisa sobat pelajari disini : 
Pengertian Isim Nakiroh

Kategori Fiil Surat Al-Ikhlas
Yang termasuk ke dalam kategori kalimah fiil 
(kata kerja) ialah sebagai berikut :

قُلۡ =
Fiil amr. 
Baca penjelasannya disini : Pengertian Fiil Amr

يَلِدۡ =
Fiil mudhari mabni fail (kalimat aktif). 
Baca penjelasannya disini : Pengertian Fiil Mudhari

يُولَدۡ =
Fiil Mudhari mabni majhul (kalimat pasif).

يَكُن =
Fiil mudhari

Kategori Huruf 
Surat Al-Ikhlas
Sedangkan yang termasuk ke dalam kategori huruf ialah sebagai berikut :

لَمۡ =
Huruf amil jawazim. 
Baca penjelasannya disini : Pengertian Amil Jawazim

وَ =
Huruf athof. 
Baca penjelasannya disini : Pengertian Athaf

لَّهُ =
huruf ل-nya adalah huruf jar. Baca penjelasannya disini : Pengertian Huruf Jar

Sampai disini sobat kini bisa membedakan mana isim fiil huruf dalam surat Al Ikhlas berikut dengan penjelasan dari setiap lafadz tersebut.
[23/4 02:34] Aing: I'rab Al-Qur'an Surat Al Falaq

SURAT AL FALAQ
سورة الفلق

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ ما خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَدَ (5) 5

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".


I’rab
(الإعراب)

قُلْ
(katakanlah)
fi’il amr, mabni 'ala sukun, failnya adalah 
dhamir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ 
(anta, kamu, 
orang yang diajak bicara)

أَعُوذُ
(aku berlindung)
fi’il mudhari’, marfu’ 
tanda rafa’nya adalah dhammah, 
failnya adalah 
dhamir mustatir yang taqdirnya أَنَا

بِرَبِّ الْفَلَقِ
(kepada Rabbnya waktu subuh) 
Rabb yang menguasai 
waktu subuh
بِرَبِّ
jar dan majrur muta’aliq  (berkaitan) dengan أَعُوذُ ,
رَبِّ
majrur dengan tanda jar berupa kasrah, 
karena merupakan 
isim mufrad.
 الْفَلَقِ 
mudhaf ilaih dari رَبِّ, 
majrur dengan tanda jar berupa kasrah, 
isim mufrad.

مِنْ شَرّ
(dari kejelekan)
jar majrur muta’alliq dengan أَعُوذُ,

dalam QS. Al Falaq ini terdapat 4 pengulangan
 مِنْ شَرّ.
شَرّ
majrur dengan tanda jar kasrah, 
karena isim mufrad.

ما خَلَقَ
(apa yang Allah cipta/makhluk)
ما
isim maushul fi mahalli jarrin, 
mudhaf ilaihi dari شَرّ , 
mbani ‘ala sukun.
خَلَقَ
fi’il madhi mabni ‘alaa fathi dan failnya dhamir mustatir jawazan taqdirnya dia (هو). 

kalimat «خلق ...» 
adalah shilah maushul, 
tidak ada kedudukan i’rab padanya dan kembali pada al maushul dhamir makhdzuf 
(dhamir yang dihilangkan)


وَمِنْ شَرِّ غاسِقٍ إِذا وَقَبَ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَ wawu athaf.
مِنْ شَرِّ
jar majrur muta’alliq dengan أَعُوذُ,
شَرّ
majrur dengan tanda jar kasrah, 
karena isim mufrad.
غاسِقٍ
 mudhaf ilaihi dari شَرّ, majrur, 
tanda jarnya kasrah  .
إِذا وَقَبَ
dharaf zaman, 
fii mahalli nashbin 
(pada kedudukan nashab),
muta’alliq 
(berkaitan dengan) شَرِّ غاسِقٍ
وَقَبَ
fi'il madhi, 
mabni 'ala fathi, 
failnya dhamir mustatir jawazan, 
taqdirnya هو

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثاتِ فِي الْعُقَدِ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَمِنْ شَرِّ
penjelasannya sama seperti sebelumnya.
النَّفَّاثاتِ
mudhaf ilaihi dari شَرّ, 
majrur, 
tanda jarnya kasrah
فِي الْعُقَدِ
jar majrur muta’alliq dengan النَّفَّاثاتِ
الْعُقَدِ
majrur dengan tanda jar kasrah, 
isim mufrad

وَمِنْ شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَدَ
(dan dari kejelekan malam ketika gelap)
وَمِنْ شَرِّ
penjelasannya sama seperti sebelumnya.
حاسِدٍ
mudhaf ilaihi dari شَرّ, 
majrur, tanda jarnya kasrah
إِذا حَسَدَ
dharaf zaman, 
fii mahalli nashbin 
(pada kedudukan nashab), muta’alliq 
(berkaitan dengan) 
mashdar شَرِّ حاسِدٍ
حَسَدَ
fi'il madhi, 
mabni 'ala fathi, 
failnya dhamir mustatir jawazan, 
taqdirnya هو

kalimat: «قل ...» 
tidak ada kedudukan padanya, permulaan.

kalimat: «أعوذ ...» 
pada kedudukan nashab, مقول القول 
apa yang dikatakan 
dari perkatakan.

kalimat: «خلق ...» 
tidak ada kedudukan padanya, 
shilah maushul dari (ما).
[23/4 02:47] Aing: Menentukan Isim Fi'il Abjad Dalam Surat Al-Ikhlas










قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

- قُلْ
(qul) yaitu fi'il amr, 
yang artinya 
katakanlah.

Fi'il madhinya yaitu
 قَالَ
(qaala), 
yang artinya 
beliau (telah) berkata.

Fi'il mudhari'-nya 
yaitu
 يَقُوْلُ  (yaquulu)


-  هُوَ
yaitu isim 
(dhamir munfashil/kata ganti orang ketiga)


- اللَّهُ
yaitu isim marfu' 
alasannya yaitu sebagai khabar (mubtada' nya هُوَ )


- أَحَدٌ
yaitu isim marfu', 
alasannya yaitu 
ia sebagai badal 
dari kata sebelumnya (اللَّهُ)





اللَّهُ الصَّمَدُ 

- اللَّهُ
yaitu لفظ الجلالة 
dan ia marfu'


- الصَّمَدُ
yaitu isim marfu' 
alasannya yaitu 
ia khabar 
(mubtada' nya اللَّهُ )



لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ

- لَمْ
yaitu abjad nafi (حرف نفي) dan 
salah satu abjad jaazimah yaitu 
abjad yang menciptakan 
fi'il mudhari menjadi majzum.


- يَلِدْ
 yaitu fi'il mudhari majzuum (فعل مضارع مجزوم ), 
ia majzum 
alasannya yaitu 
didahului huruf  lam (لَمْ)


يَلِدْ
asalnya dari 
fi'il mudhari ma'lum 
(kata kerja aktif) =>  يَلِدُ

Oleh alasannya yaitu 
ada abjad jazm لَمْ , 
maka يَلِدُ menjadi يَلِدْ

Fi'il madhi nya yaitu وَلَدَ
Fi'il mudhari nya yaitu يَلِدُ

- وَ
yaitu huruf  athaf 
( حرف عطف )


- لَمْ
yaitu huruf  (حرف نفي)


- يُوْلَدْ
yaitu fi'il mudhari majhul (kata kerja pasif) yang majzuum, 
alasannya yaitu 
didahului oleh abjad jazm (لَمْ)

Asal katanya yaitu 
fi'il mudhari majhul => يُولَدُ

Oleh alasannya yaitu 
ia menjelma majzum, 
maka يُولَدُ menjadi يُوْلَدْ




 وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

- وَ
 yaitu abjad athaf.

- لَمْ
yaitu lam nafiy yang merupakan huruf  jazm

- يَكُنْ
yaitu fi'il mudhari' majzum

Termasuk dalam bahasan كَانَ (kaana), 
yang terdiri dari 
isim kaana dan 
khabar kaana.

Isim kaana itu marfuu' sedangkan 
khabar kaana itu manshuub.

Ia majzum 
alasannya yaitu 
ada لَمْ , sehingga yang semula يَكُونُ menjadi يَكُنْ




- لَهُ
terdiri dari abjad jar (ل) dan kata ganti orang ketiga tunggal (هو) 
yang berupa isim.

- كُفُوًا
yaitu isim manshub, alasannya yaitu 
merupakan khabar kaana (khabar dari يَكُنْ). 
Tanda manshubnya yaitu dengan fat-hah.

- أَحَدٌ
yaitu isim marfu', 
alasannya yaitu 
merupakan isim kaana 
(isim dari يَكُنْ). 
Tanda marfuu' nya yaitu dhammah.
[23/4 03:04] Aing: I'ROB SURAT 
AL-IKHLAS 
AL-FALAQ DAN 
AN-NAS


6. Mu’awwidzāt
6- «قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ  * اَللَّهُ الصَّمَدُ  *  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  *  وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ».

“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. 
Allah tempat bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan, dan tidak ada satupun yang setara denganNya.”

I’ROB

(هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
: هو
di tempat marfu 
menjadi Mubtadā. 

Lafzhul Jalālah marfu menjadi Khobar I 
dan
 أحد
marfu menjadi Khobar II.

(اَللَّهُ الصَّمَدُ):
Lafzhul Jalālah 
marfu menjadi Mubtadā, 
dan
 الصمد
marfu menjadi Khobarnya. 

Faidah Khobar berupa ma’rifat adalah hanya, sehingga terjemahnya “Tempat bergantung (meminta segala kebutuhan) hanya kepada Allah”.

(لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ)
: يَ
di tempat marfu 
menjadi Fā’il.
 يُ
di tempat marfu 
menjadi Nā’ibul Fā’il.

(لَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ)
: هُ
di tempat majrur 
kemasukan huruf Jar La.
 كفوا
manshub menjadi Khobar يكن. أحد 
marfu menjadi Isim
 يكن





 

«قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ  *  مِن شَرِّ مَا خَلَقَ  *  وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ  *  وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ  *   وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ».

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu Shubuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakanNya, 
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, 
dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki.”

I’ROB

(أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ):
 أ di tempat marfu menjadi Fā’il.
 ربِّ
majrur kemasukan Jar Bi, sekaligus menjadi Mudhōf. الفلق majrur menjadi Mudhōf Ilaih.

(مِن شَرِّ مَا خَلَقَ): 
شرِّ
majrur kemasukan Jar Min, sekaligus menjadi Mudhōf. ما di tempat majrur menjadi Mudhōf Ilaih.

(مِن شَرِّ غَاسِقٍ):
 شرِّ
majrur kemasukan Jar Min, sekaligus menjadi Mudhōf. غاسق majrur menjadi Mudhōf Ilaih.

(مِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ):
 شرِّ
majrur kemasukan Jar Min, sekaligus Mudhōf.
 النفاثات
majrur menjadi Mudhōf Ilaih.
 العقد
majrur kemasukan Jar Fī.

(مِن شَرِّ حَاسِدٍ)
i’robnya mirip
 مِن شَرِّ غَاسِقٍ.




 

«قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ  *  مَلِكِ النَّاسِ  *  إِلٰهِ النَّاسِ  *  مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ  *  الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ  *  مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ».

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Robb (Yang memelihara dan menguasai) manusia, 
Raja manusia, 
Sembahan manusia: 
dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 
dari (golongan) jin dan manusia.” 
(Shohih: HR. Abu Dawud no. 1523)

I’ROB

(أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ): 
أَ
di tempat marfu 
menjadi Fā’il.
 ربِّ
majrur kemasukan Jar Bi, sekaligus sebagai Mudhōf. الناس majrur 
menjadi Mudhōf Ilaih.

(مَلِكِ النَّاسِ): 
ملكِ
majrur menjadi Badal ربِّ sekaligus menjadi Mudhōf. الناس majrur 
menjadi Mudhōf Ilaih.

(إِلٰهِ النَّاسِ):
i’robnya mirip مَلِكِ النَّاسِ.

(مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ):
 شرِّ
majrur kemasukan Jar Min, sekaligus sebagai Mudhōf. الوسواس majrur 
menjadi Mudhōf Ilaih.
 الخناس
majrur menjadi Na’at.

(الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ):
 الذي
di tempat majrur 
menjadi Badal untuk الوسواس
. يُ
di tempat marfu 
menjadi Fā’il.
 صدورِ
majrur kemasukan Jar Fī, sekaligus sebagai Mudhōf. الناس majrur sebagai 
Mudhōf Ilaih.

(مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ):
 الجنة
majrur kemasukan Jar Min. الناس majrur diathofkan kepada الجنة.

[1] يكن dan كَانَ
adalah sama. 
Sebagaimana كان memiliki dua komponen 
(Isimnya dan Khobarnya), begitu juga يكن.
[23/4 03:09] Aing: Singkatnya, Mubtada merupakan subjek sedangkan Khobar merupakan predikat. Mubtada dan khobar merupakan isim, 
mubtada merupakan 
isim ma'rifah (maknanya khusus) sedangkan 
khobar merupakan 
isim nakiroh
[23/4 03:09] Aing: Tarakib adalah 
aturan-aturan yang mengatur penggunaan bahasa Arab yang digunakan sebagai media untuk memahami kalimat. 

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka materi tarakib adalah 
materi yang membahas tentang susunan atau struktur penataan kata menjadi kalimat yang memiliki makna.
[23/4 03:10] Aing: Tarkib Idhafi 
adalah lafadz yang tersusun dari kata yang disandarkan (Mudhaf) 
dan kata yang disandari (Mudhaf Ilaih). 

Tarkib Idhafi memiliki macam-macam jenis, fungsi, dan makna yang terkandung didalamnya, yang tidak jarang membuat pembaca kesulitan untuk mengidentifikasinya.
[23/4 03:11] Aing: Kalimah dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu isim, fi'il dan huruf
[23/4 03:13] Aing: Idhafah 
adalah penyandaran suatu kalimat isim 
kepada kalimat lain 
untuk menunjukkan kepada pengertian yang lebih khusus atau penggabungan dua kalimat isim 
yang menyebabkan 
kalimat isim yang kedua tersebut dibaca jar selamanya. 

Kata pertama disebut Mudhaf, 
sedangkan kata yang kedua disebut Mudhaf Ilaih.
[23/4 03:14] Aing: Mudhof Dan Mudhof Ilaihi Adalah : yakni dari dua atau beberapa Kata yang mempunyai Satu makna. 

Kata Yang Dimaksud adalah kata benda , ( Mudhof ) Yang mana Di dalam kaffah tata bahasa arab disebut dengan isim, 
Sedangkan Mudhof ilaihi pemilik nya / Yang memiliki Benda itu .
[23/4 03:15] Aing: Murakkab Mazji 
ialah susunan dari dua buah kata yang dijadikan satu kata. 

Contoh: بيت لحم 
(nama sebuah kota di Palestina) dari asal kata بيت (rumah) dan لحم (daging)
[23/4 03:16] Aing: Jumlah atau kalimat 
dalam bahasa arab berdasarakan jenis kata pada awal kalimat terbagi menjadi 2. 
Pertama adalah jumlah atau kalimat ismiyyah. 
Kedua adalah jumlah atau kalimat fi'liyyah.
[23/4 03:18] Aing: Terdapat 4 tanda Fi'il, 
yaitu: 
1
Didahului oleh huruf قَدْ (Sunggung / Terkadang) Semua lafadz yang didahuli huruf قَدْ adalah fi'il. ... 

2
Didahului oleh huruf سَوْفَ artinya sama dengan س, yaitu akan. ... 

3
Diakhiri oleh huruf تْ ta'nits yang berharokat sukun.
[23/4 03:19] Aing: Berdasarkan jumlahnya, 
isim dibagi menjadi 3. 

Isim mutsanna adalah 
isim yang menunjukkan jumlah dua. 

Ciri isim mutsanna adalah adanya tambahan ا dan ن diakhir katanya.
[23/4 03:20] Aing: Mubtada (المبتدأ)

 Nakirah yang menunjukkan pada sesuatu yang umum, baik mubtadanya adalah bentuk yang umum, contohnya (ُمَنْ يَقُمْ أَقُمْ مَعَه 'barangsiapa yang berdiri, maka saya berdiri bersamanya'), 
kata man di sini adalah bentuk nakirah yang umum.
[23/4 03:21] Aing: Contoh mubtada' 
isim dhohir sebagai berikut:
مُحَمَّدٌ قَائِمٌ (Muhammad berdiri)
مُحَمَّدَانِ قَائِمَانِ (Dua muhammad berdiri)
مُحَمَّدُوْنَ قَائِمُوْنَ (Banyak muhammad berdiri)
[23/4 03:22] Aing: Pengertian dan Contoh Khobar Mufrod
محَمَّدٌ حَسَنٌ
artinya 
Muhammad itu baik, muhammadun adalah mubtada' dan 
hasanun adalah khobar.
مُحَمَّدٌ قَائِمٌ فِى الْفَصْلِ
 artinya 
Muhammad telah berdiri di depan kelas.
[23/4 03:23] Aing: Idhafah 
adalah suatu penyandaran pada suatu kalimat isim kepada kalimat yang lain untuk menunjukkan kepada suatu pengertian yang lebih khusus atau penggabungan dari dua kalimat isim yang dapat menyebabkan kalimat isim yang kedua tersebut menjadi dibaca jar selamanya.
[23/4 03:24] Aing: idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya (المضاف اليه) harus dibaca jar sebab disambung atau disandarkan dengan kalimat isim sebelumnya (المضاف) , sehingga memunculkan pengertian yang lebih spesifik.
[23/4 03:25] Aing: Syarat-Syarat Idhofah

 a. 
Dalam susunan mudhof tidak boleh didahului alif lam (ال). 

b. 
Idhofah tidak boleh tanwin. 

c. 
Membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof dalam idhofah.
[23/4 03:26] Aing: Adapun ciri-ciri Mudhaf dan Mudhaf Ilaih adalah seperti berikut: 

(a) 
Mudhaf selalu dalam keadaan Nakirah 
(tanpa Alif-Lam) 
tapi tanpa tanwin. 

Sedangkan Mudhaf Ilaih selalu dalam keadaan Ma'rifah., 
baik dengan Alif-Lam maupun dengan 
Isim Ma'rifah yang lain (contohnya Isim Alam atau Dhomir).
[23/4 03:27] Aing: harakat pada mudhof ilaihi

Mudhof ilaihi 
yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai bentuk aslinya). 

2. 
Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan 
mudhof ilaihi berupa 
ya' mutakallim, 
maka ya' ditulis dengan harakat fathah.
[23/4 03:29] Aing: Murakkab isnadi?
Murakkab 
adalah perkataan yang terdiri dari dua kata atau lebih dan memiliki suatu faidah baik faidah yang sempurna ataupun tidak sempurna. 

Murakkab dibagi menjadi 6, yaitu: 
murakkab isnadi, 
idhafi, 
bayani, 
'athfi, 
mazji, 
'adadi. 

Artinya, 
“Isnad adalah menghukumi sesuatu dengan sesuatu.”
[23/4 03:30] Aing: isim merupakan ragam kata yang menunjukkan makna intrinsik yang tidak terikat pada perubahan waktu. Cirinya ditandai dengan awalan tanwin dan huruf alif lam. Sebagai contoh , kata الكتب yang berarti buku merupakan isim. Lafaz كَتَبَ termasuk isim karena didahului huruf jarr yaitu إِلَى.
[23/4 03:30] Aing: Dilihat berdasarkan bilangannya, macam-macam isim dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga, yaitu : Isim mufrad, Isim tasniyah, Isim jamak.
[23/4 03:31] Aing: Fi'il madhi 
huruf akhirnya selamanya 
di fathah-kan. 

Fi'il madhi itu selalu di fathah-kan huruf akhirnya jika terlepas (tidak bertemu) dari dhamir mutaharrik yang di rafa'kan.
[23/4 03:32] Aing: Dan fiil madhi itu bisa ditandai dengan ta' fa'il atau ta ta'nis, dengan nun fi'il amar menunjukkan perintah yang difahami."
[23/4 03:50] Aing: Isim apabila ditinjau berdasarkan jenisnya maka dapat terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu isim mudzakkar dan isim muannats
[23/4 03:51] Aing: Isim Jamak adalah suatu isim yang menunjukkan suatu jumlah bilangan banyak (lebih dari 2). Isim jamak dapat terbagi menjadi 3, yaitu: Jamak Mudzakkar Salim ( جَمْعُ مُذَكَّرٍ سَالِمٌ ) Jamak Muannats Salim ( جَمْعُ مُؤَنَّثٍ سَالِمٌ )
[23/4 03:51] Aing: Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang tidak berkaitan dengan waktu. (Seorang lelaki, singa, bunga, dinding, Kairo, bulan, bersih dan kemerdekaan).
[23/4 03:51] Aing: Mubtada adalah isim marfu' atau isim yang diterangkan, letaknya di awal kalimat. Sedangkan, khobar adalah isim yang menerangkan mubtada tersebut sehingga maknanya menjadi sempurna.
[23/4 03:52] Aing: Mengutip buku Gramatika Bahasa Arab Dasar, Terjemah kitab Ajurumiyah dan Penjelasannya oleh A. Fatih Syuhud, jenis-jenis mubtada ada dua macam, yaitu mubtada isim dhohir dan mubtada isim dhomir.
[23/4 03:52] Aing: Pengertian dari jumlah fi'liyah adalah jenis kalimat dalam bahasa arab yang awal kalimatnya tersusun atas fi'il dan fa'il atau tersusun atas fi'il, fa'il dan maf'ul bih.
[23/4 03:52] Aing: Contoh : هو طالِبٌ = Dia (laki-laki) seorang pelajar. أنْتَ نشيطٌ = Kamu (laki-laki) rajin. هي مُدَرِّسَةٌ = Dia (pr) seorang guru (wanita).
[23/4 03:53] Aing: Secara keseluruhan, isim dhamir dalam bahasa Arab yang menjadi mubtada memiliki 14 macam pola. Empat belas macam pola ini mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda, yang di mana ia harus sesuai dengan tarkib khobar dalam hal jenis dan bilangannya.
[23/4 03:53] Aing: Mubtada' dan khobar adalah dua isim yang dapat membentuk atau menciptakan jumlah yang berfaedah. Seperti contoh; الحَقّ مَنصُورٌ (kebenaran itu pasti tertolong) dan seperti contoh; الاِسْتِقلالُ ضامِنٌ سَعادَةَ الاُمَّةِ (kemerdekaan adalah jaminan kebahagiaan ummat).
[23/4 03:53] Aing: Setiap isim baik mu'rab dan mabni bisa menjadi khobar. Selain berupa isim (kata benda), khobar juga dapat berupa jumlah atau syibhul jumlah. “Dan khobar ada yang datang berupa mufrad dan jumlah yang terhubung serta mengandung maknanya mubtada”.
[23/4 03:54] Aing: Kapan Khobar didahulukan?
sebagai berikut : Khobar itu menurut tempat asalnya harus bertempat dibelakang mubtada', sebab dalam segi maknanya khobar itu adalah sifat bagi mubtada', maka harus di belakang, boleh khobar itu didahulukan apabila tak terdapat kesulitan, berbeda dengan shigot tidak boleh mendahului maushufnya.
[23/4 03:56] Aing: yang dimaksud dengan naat?
Artinya na'at yaitu lafadz yang mengikuti pada lafadz sebelumnya, yang menyempurnakan, dengan menyebutkan sifatnya man'ut atau lafadz yang berhubungan dengan man'ut. Jadi dari penjelasan di atas bisa difahami bahwa na'at adalah kata sifat, seperti baik, baru, lama.
[23/4 03:57] Aing: yang dimaksud dengan huruf jer?
Huruf dalam bahasa Arab ada banyak macamnya, salah satu yang paling populer adalah huruf jar (حَرْفُ الجَرِّ) atau khafadh (حَرْفُ الخَفْضِ). Huruf jar pada dasarnya berarti harakat kasrah yang ditimbulkan oleh faktor tertentu. Apabila dilihat berdasarkan majrurnya, jumlah huruf jar ada sekitar
[23/4 03:58] Aing: yang dimaksud dengan jar?
Huruf jar adalah huruf-huruf tertentu yang membuat kata benda (isim) menjadi majrur. Artinya = dari manusia.
jumlah huruf jar aekitar. 20
[23/4 03:59] Aing: syarat mudhof dan apa syarat mudhof ilaih?
Jawaban: “Syaratnya mudhaf merupakan hendaknya terbebas dari al ta'rif dan tanwin, dan kriterianya mudhaf 'ilaih merupakan hendaknya memilih antara al ta'rif dan tanwin.”
[23/4 04:51] Aing: yang dimaksud dengan isim mutsanna?
Isim mutsanna disebut juga dengan isim tasiyyah dan menunjukkan jumlah dua atau ganda. Isim mutsanna dibentuk dengan menambahkan huruf pada isim mufrad, yaitu huruf alif dan nun dalam keadaan marfu. Selain itu, isim mutsanna juga bisa dibentuk dengan menambahkan huruf ya dan nun dalam keadaan mansub dan jar.
[23/4 04:51] Aing: yang dimaksud dengan isim majrur?
Pengertian majrur dalam ilmu nahwu yang dimaksud adalah isim yang berharakat kasrah, tanda-tanda majrur ada tiga : kasrah, fathah, dan ya'. Adapun sebab-sebab majrur adalah : 1. Apabila didahului salah satu Huruf Jar. 2. Apabila dijadikan Mudhofun Ilaihi.
[23/4 04:52] Aing: Bolehkah mudhof ber Alif Lam?
Dalam susunan idhofah, mudhof tidak didahului alif lam (ال). Sedangkan pada susunan aturan mudhof ilaih yaitu ia diawali dengan alif lam (ال). Namun dalam idhofah lafazziyah, penambahan alif lam pada mudhof dibolehkan, karena sesungguhnya dari sisi makna ia bukanlah mudhof.
[23/4 04:52] Aing: Apakah mudhof ilaih selalu majrur?
Adapun kata الله sebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.
[23/4 04:52] Aing: Apakah mudhof ilaih selalu MA Rifat?
Mudhof HARUS nakiroh dan mudhof ilaihnya HARUS ma'rifat. Sedangkan na'at harus mengikuti man'ut dalam hal nakiroh dan ma'rifatnya. 3. Harakat mudhof tergantung kedudukannya dalam kalimat. Adapun mudhof ilaih HARUS majrur.
[23/4 04:53] Aing: Apa yang dimaksud dengan isim fi il dan huruf?

Isim, Fi'il, Huruf adalah pengelompokan kata atau kalimah dalam ilmu nahwu. Ketiga macam kalimah tersebut memiliki tanda dan pengertian yang berbeda. Bagi pemula yang mempelajari ilmu tata bahasa Arab, kalimah isim, kalimah fi'il dan kalimah huruf sangat penting untuk dipahami terlebih dahulu.
[23/4 04:53] Aing: Kalam ada berapa?
Para ulama nahwu (Nuhhaat) mengklasifikasikan kalam ke dalam 3 jenis, yakni: Kalimat Isim, Kalimat Fi'il dan Harf.
[23/4 04:54] Aing: Apa itu Kalimah dalam ilmu nahwu?
Kalimah adalah lafad yang tunggal atau kata yang satu. Kalimah huruf adalah kalimah yang bisa memiliki arti bila digabungkan dengan kalimah lainnya atau bisa disebut dengan kata sambung atau kata penghubung.
[23/4 04:54] Aing: Apa yang dinamakan kalimah sebutkan?
Kalimah adalah suatu lafadz yang mempunyai suatu makna tertentu. Kalimah dapat mempunyai makna tertentu karena tersusun atas beberapa kata sesuai kaidah Bahasa Arab. Isim adalah suatu kata (kalimah) yang menunjukan atas suatu makna tertentu yang tidak terikat dengan waktu.
[23/4 04:54] Aing: Apa contoh dari fi il?
Pembahasan. Fi'il adalah Kata Kerja . Contoh : ضرب (dhoroba, memukul. Contoh : يضرب، yadhribu, sedang memukul.25
[23/4 04:55] Aing: Apa saja contoh kalimat isim?

Contoh Kalimat Isim
ِلُ جَدِيْدٌ وَمُكَلَّفٌ almanzilu jadidun wa mukallafun artinya rumah itu baru dan mahal.
هَذَا الْمَبْنِى جَمٍيْلٌ جِدًّا فِي الْلَيْلِ hadzal mabniy jamilun jiddan fil laili artinya bangunan ini sangat bagus di malam hari.
[23/4 04:55] Aing: Ciri ciri isim apa saja?
Jawaban: 
Ciri-ciri isim yaitu: 1) Khofadz, 
2) tanwin, 
3)dimasuki Alip lam 
4) dimasuki haraf Jar termasuk haraf sumpah.
[23/4 04:56] Aing: Apa pengertian isim jelaskan dan sebutkan 
ciri cirinya?

Isim merupakan segala jenis kata yang dikategorikan sebagai benda, 
baik itu benda yang sifatnya hidup maupun mati yang tidak memiliki kaitan dengan waktu. 
Ciri ciri sebuah isim 
adalah terdapat setelah huruf jar, juga terdapat pada idhafah, tanwin dan diawali dengan huruf alif dan lam.
[23/4 04:58] Aing: Jumlah dalam bahasa Arab ada berapa?

Setelah menyimak uraian di atas, kurang lebihnya dapat disimpulkan bahwa macam-macam jumlah dalam bahasa Arab 
ada 5 macam. 
Akan tetapi, secara garis besarnya jumlah itu hanya terbagi menjadi 
dua macam saja, yaitu jumlah ismiyyah 
(diawali kalimah isim) dan fi'liyyah 
(diawali kalimah fi'il).
[23/4 04:59] Aing: Ada berapakah pembagian 
i RAB dan jelaskan?
Pembagian I'rab

 Di dalam kitab Jurumiyah I'rab terbagi menjadi 4 yaitu: Rafa, Nasab, Jarr dan Jazm. Artinya: 
Adapun pembagian I'rab itu ada empat yaitu 
Rafa, Nasab, Jarr dan Jazm. 

I'rab yang masuk pada isim yaitu rafa', nasab dan jarr. 

I'rab yang masuk pada fi'il yaitu rafa', nasab dan jazm.
[23/4 04:59] Aing: Apa ciri-ciri fi il Mudhori?
Fi'il mudhari memiliki 3 ciri-ciri khusus, yaitu:
Di awali huruf mudhara'ah yang empat (أنيت).
Kemasukan amil nawashib dan jawazim.
Kemasukan huruf sin (س) atau saufa (سوف).
[23/4 04:59] Aing: Apa itu fiil madhi dan contohnya?
Fi'il madhi adalah kata dalam bahasa Arab yang berlaku untuk menunjukkan kepada suatu pekerjaan yang sudah berlalu. Contohnya adalah “جَلَسَ” (sudah duduk), dan fi'il madhi 4 huruf seperti “قَرَّبَ” (telah mendekatkan). Kedua contoh fi'il madhi barusan sama-sama memuat zaman yang lampau.
[23/4 05:00] Aing: Apa contoh fiil madhi?
Jawaban. Jawaban: ذهب، خرج، دخل، أكل، كتب، شرب، نام، جلس، قرأ، لبس. لبس = memakai.
[23/4 05:01] Aing: Apa saja tanda-tanda 
fi il amar?

Ciri (tanda) fi'il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir. فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّc. 
Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha'af, yaitu fi'il yang kelihatannya tasydid. 

2. Fi'il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu. 

3. Hendaklah menunjukan permintaan.
[23/4 05:01] Aing: Apakah tanda fi il Mudhori itu berikan contohnya?


Fi'il Mudhari' 
adalah fi'il yang menunjukkan terjadinya perbuatan pada masa sekarang dan akan datang.Contoh: ü الـْمُدَرِّسُ يـَتـَكـَلـَّمُ أمامَ الفَصْلِ = Guru sedang berbicara di depan kelas.
[23/4 05:02] Aing: Apa itu isim jamak?

Isim jamak adalah kata yang menunjukan arti lebih dari dua, nah dalam bahasa Arab isim jamak dibagi lagi menjadi tiga, yaitu: Jamak mudzakar salim (جَمْعٌ المُذَكَّرِ السَّالِمِ)
[23/4 05:03] Aing: Berapa jumlah isim dhomir?
Kata ganti dalam bahasa Arab disebut dengan isim dhamir. Isim dhamir jumlahnya ada 14. 
Dari ke 14 dhamir ini dibagi 3 kategori, yaitu: 
mutakallim (orang pertama), mukhathab (orang kedua), dan ghaib (orang ketiga).
[23/4 05:03] Aing: Apa isim jamak?
جمع [Jamak] artinya adalah isim yang mempunyai arti tiga atau lebih dengan tambahan di akhir katanya.
[23/4 05:03] Aing: Apa contoh isim alam?

Artinya : "Isim alam adalah isim yang menyatakan kepada sesuatu secara mutlak, contohnya seperti جعفر (nama laki-laki), خرنق (nama perempuan), قرن (nama desa), عدن (nama kota), لاحق (nama kuda), شذ قم (nama unta), هيلة (nama perempuan), واشق (nama hewan).
[23/4 05:04] Aing: Jumlah isim ada berapa?
Berdasarkan jumlahnya, 
isim dibagi menjadi tiga.
[23/4 05:05] Aing: Khabar terbagi berapa?
Khobar dibagi menjadi dua jenis. Khobar yang pertama, yaitu khobar yang terdiri dari satu kata isim. Isim tersebut bisa berupa isim mufrod, isim mutsanna, maupun isim jama' disebut khobar mufrod
[23/4 05:05] Aing: Apa saja ciri ciri mubtada dan khobar?

Perbedaan Antara Mubtada' dan Khabar Antara Lain : 

Syarat mubtada' antara lain : Mubtada' harus rafa' atau berharakat dhammah.
...
Ciri-Ciri Mubtada' dan khabar

Khabar harus berharakat rafa' atau dhommah.
Khabar harus nakirah[6].
Khabar harus disesuaikan dengan mubtada', baik jenis kelamin, mufrad, mutsanna, dan jamak[7].
[23/4 05:06] Aing: Bagaimana struktur jumlah fi liyah?
Jawaban. 2. Jumlah Fi'liyah (jumlah yang diawali dengan Fi'il). Jumlah ini tersusun atas : Fi'il + Fa'il.
[23/4 05:06] Aing: Apa itu isim isyarah dan contohnya?
Pengertian isim isyarah adalah kata tunjuk atau kata penghubung dalam Bahasa Arab yang menunjukan sesuatu, seperti 'ini' dan 'itu' dalam Bahasa Indonesia. Isim isyarah berfungsi untuk menunjukan sesuatu baik yang nyata (yang ada di hadapan kita) maupun tidak nyata (yang tidak ada di hadapan kita).
[23/4 05:07] Aing: Apa contoh isim isyarah?
Berikut ini adalah contoh kalimat ISIM ISYARAH: Ini adalah sebuah buku, هَذَا كِتَابٌ
...
» Pembahasan
Ini adalah dua buku, هَذَانِ كِتَابَانِ
Itu adalah dua buku, ذَانِكَ كِتَابَانِ
Ini adalah majalah-majalah, هَذِهِ مَجَلاَّتٌ
Itu adalah majalah-majalah, تِلْكَ مَجَلاَّتٌ
[23/4 05:07] Aing: Apa saja 14 dhomir?
Dalam bahasa arab dhamir ada 14,yaitu :
Dia (laki-laki) = هُوَ
Mereka berdua (laki-laki) = هُمَا
Mereka (laki-laki) = هُمْ
Dia (perempuan) = هِيَ
Mereka berdua (perempuan) = هُمَا
Mereka (perempuan) = هُنَّ
Kamu (laki-laki) = أَنْتَ
Kalian berdua (laki-laki) = أَنْتُمَا
[23/4 05:08] Aing: Apakah mubtada dan khobar bisa dipisahkan?
Penulis: Nahwu Shorof Online, pada: Juli 22, 2021. Dalam tata bahasa Arab mubtada khobar merupakan dua bagian yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan dalam struktur jumlah ismiyyah atau kalimat nominal
[23/4 05:08] Aing: Khobar mufrod ada berapa?

Sebuah catatan penting yang mesti diketahui, bahwa dalam ilmu nahwu yang mempelajari bahasa Arab, khobar mufrod dibagi menjadi dua macam, yaitu jamid dan musytaq.
[23/4 05:09] Aing: Apa yang dimaksud khabar muqaddam?
Khabar muqaddam adalah khabar yang terdapat di awal kalimat. sedangkan mubtada' muakhar adalah mubtada' yang terdapat diakhir kalimat. Penjelasan: Dalam aturan dasar bahasa arab, mubtada' adalah isim yang berada di awal kalimat dan diikuti yang namanya khobar (bisa berupa isim maupun fi'il).
[23/4 05:09] Aing: Mubtada itu ada berapa?
Mengutip buku Gramatika Bahasa Arab Dasar, Terjemah kitab Ajurumiyah dan Penjelasannya oleh A. Fatih Syuhud, jenis-jenis mubtada ada dua macam, yaitu mubtada isim dhohir dan mubtada isim dhomir.
[23/4 05:09] Aing: Apa yang disebut mubtada Muakhor?
Mubtada' muakhor, mubtada' yang terletak diakhir jumlah(kalimat).
[23/4 05:10] Aing: Apa yang dimaksud dengan Idhofa?
Idhafah adalah penyandaran suatu kalimat isim kepada kalimat lain untuk menunjukkan kepada pengertian yang lebih khusus atau penggabungan dua kalimat isim yang menyebabkan kalimat isim yang kedua tersebut dibaca jar selamanya. Kata pertama disebut Mudhaf, sedangkan kata yang kedua disebut Mudhaf Ilaih.
[23/4 05:10] Aing: Man itu huruf apa?
man adalah huruf istifham yg artinya "SIAPA"/ SIAPAKAH....?
[23/4 05:10] Aing: Apa itu Murakkab Mazji?
Murakkab Mazji ialah susunan dari dua buah kata yang dijadikan satu kata. Contoh: بيت لحم (nama sebuah kota di Palestina) dari asal kata بيت (rumah) dan لحم (daging)
[23/4 05:11] Aing: Ada berapakah huruf jazm?
Sebutkan apa saja huruf jazam ada 16
لَمْ : Tidak, contoh:وَلَمْ يَكُنْ – وَلَمْ يُوْلَدْ – لَمْ يَلِدْ
لَمَّا : Belum, contoh:لَمَّا ذَهَبْ – لَمَّا يَرْجِعْ
أَلَمْ : Apakah tidak, contoh: ... 
أَلَمَّا : Apakah belum, contoh: ... 
لاَمُ الأَمْرِ : LAM yang berarti perintah, contoh:
[23/4 05:12] Aing: Apa fungsi huruf jar 
Huruf jar adalah huruf yang menjadikan isim setelahnya berharokat kasroh. Jadi, huruf-huruf ini jika masuk pada isim, maka isim tersebut akan majrur (berharokat kasrah).
[23/4 05:12] Aing: Apa ketentuan mudhof?
Kesimpulannya, gabungan dari dua isim disebut idhofah. Isim pertama namanya mudhof dan isim kedua namanya mudhof ilaih. Ketentuan mudhof adalah tidak menerima AL dan TANWIN, sementara mudhof ilaih WAJIB majrur.
[23/4 05:12] Aing: Bagaimana ciri ciri Idhofah?
Berikut ini merupakan beberapa syarat-syarat idhafah.
Tidak Boleh Didahului Alif Lam (أَلْ) Syarat dari idhafah yang pertama adalah membuang alif lam dari mudhof. ... 
Membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof. Ciri kedua adalah membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof dalam idhofah. ... 
3. Idhafah Tidak Boleh Di Tanwin.
[23/4 05:13] Aing: Bagaimana cara membuat Mutsanna dan berikan contohnya?
Rumus membuat isim tasniyah/mutsanna :

 Contohnya “قَلَمٌ” (pulpen) menjadi “قَلَمَانِ” (dua pulpen). Menambahkan huruf ya+nun (aini) ketika nashob dan jer, serta huruf yang terjatuh sebelum huruf tambahan dibaca fathah. Contohnya kata “كِتَابٌ” (buku) menjadi “كِتَابَيْنِ” (dua buku).
[23/4 05:14] Aing: Bagaimana Perubahan isim mufrad menjadi isim Mutsanna?
Isim mufrad adalah seluruh kata bahasa Arab bermakna 'tunggal' yang bukan bukan fi'il dan bukan pula huruf, isim mufrad dapat berubah menjadi isim mutsanna' yang bermakna 'dua' dengan menambahkanانِ atauيْنِ pada akhir kata mufradnya.
[23/4 05:14] Aing: Apa yang dimaksud jar dan majrur?

Pengertian Huruf Jar

Huruf jar adalah huruf-huruf tertentu yang membuat kata benda (isim) menjadi majrur (contoh majrur untuk 
isim mufrad adalah tanda harakat kasrah).
[23/4 05:15] Aing: Apa yang dimaksud dengan huruf jer?
Huruf dalam bahasa Arab ada banyak macamnya, salah satu yang paling populer adalah huruf jar (حَرْفُ الجَرِّ) atau khafadh (حَرْفُ الخَفْضِ). Huruf jar pada dasarnya berarti harakat kasrah yang ditimbulkan oleh faktor tertentu. Apabila dilihat berdasarkan majrurnya, jumlah huruf jar ada sekitar 20.
[23/4 05:15] Aing: Apa ciri ciri mudhof dan mudhof ilaih?
Adapun ciri-ciri Mudhaf dan Mudhaf Ilaih adalah seperti berikut: (a) Mudhaf selalu dalam keadaan Nakirah (tanpa Alif-Lam) tapi tanpa tanwin. Sedangkan Mudhaf Ilaih selalu dalam keadaan Ma'rifah., baik dengan Alif-Lam maupun dengan Isim Ma'rifah yang lain (contohnya Isim Alam atau Dhomir).
[23/4 05:16] Aing: Apakah mudhof ilaih selalu MA Rifat?
Mudhof HARUS nakiroh dan mudhof ilaihnya HARUS ma'rifat. Sedangkan na'at harus mengikuti man'ut dalam hal nakiroh dan ma'rifatnya. 3. Harakat mudhof tergantung kedudukannya dalam kalimat. Adapun mudhof ilaih HARUS majrur.
[23/4 05:16] Aing: Apa saja isim yang majrur?
Isim majrur mempunyai tiga macam, yaitu isim yang didahului huruf jar, isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih, dan isim yang mengikuti isim yang beri'rab majrur
[23/4 05:16] Aing: Apa itu Naat dan manut?
Artinya na'at yaitu lafadz yang mengikuti pada lafadz sebelumnya, yang menyempurnakan, dengan menyebutkan sifatnya man'ut atau lafadz yang berhubungan dengan man'ut. Jadi dari penjelasan di atas bisa difahami bahwa na'at adalah kata sifat, seperti baik, baru, lama. Sedangkan man'ut adalah yang disifati.
[23/4 05:17] Aing: Apakah kedudukan na at itu?
Menurut bahasa Na'at adalah menerangkan suatu sifat. Sedangkan menurut istilah Na'at adalah isim tabi'yang menerangkan sifat dari lafadz yang diikutinya.semisal contohnya: Budi anak yang rajin = kata rajin pada contoh ini dinamakan Na'at sedangkan Budi dinamakan man'ut. Artinya Laki-Laki yang baik itu telah datang.
[23/4 05:17] Aing: Apa itu lafal dalam ilmu nahwu?
Yang dimaksud dengan lafadz adalah suara/ucapan lisan yang mengandung huruf hijaiyah. Misalnya lafadz "kitaabun" (كتاب), "masjidun" (مسجد) dan "Zaidun" (زيد). Lafadz-lafadz tersebut merupakan ucapan lisan yang mengandung huruf hijaiyah.
[23/4 05:18] Aing: Apa saja tanda kalimat isim?
Jar,Tanwin,Al,Nida',Musnad
[23/4 05:18] Aing: Apa perbedaan fi il dan isim?
Kalimat isim adalah kalimat yang tidak berhubungan dengan waktu, atau sama dengan kata benda. Kalimat fi'il kebalikan dari kalimat isim, yaitu kalimat yang berhubungan dengan waktu, atau sama dengan kata kerja atau Verb.
[23/4 05:21] Aing: Apa yang dimaksud dengan fi il Berikan 3 contoh?
Fi'il adalah Kata Kerja . Contoh : ضرب (dhoroba, memukul. 2. Fi'il Mudhori' yaitu kata kerja yang menunjukan waktu akan/sedang terjadi. Contoh : يضرب، yadhribu, sedang memukul.
[23/4 05:22] Aing: Manakah contoh fiil madhi?
Fi'il madhi adalah kata dalam bahasa Arab yang berlaku untuk menunjukkan kepada suatu pekerjaan yang sudah berlalu. Contohnya adalah “جَلَسَ” (sudah duduk), dan fi'il madhi 4 huruf seperti “قَرَّبَ” (telah mendekatkan).
[23/4 05:22] Aing: Apa contoh fiil madhi?
Jawaban. Jawaban: ذهب، خرج، دخل، أكل، كتب، شرب، نام، جلس، قرأ، لبس. لبس = memakai.
[23/4 05:26] Aing: Adapun isim-isim yang mu'rab, ada 9 macam, yaitu :
Isim mufrad.
Isim tasniyah.
Isim jamak mudzakar salim.
Isim jamak muannas salim.
Isim manqush.
Isim maqshur.
asma'ul khamsah / as-sittah.
isim jamak taksir.
[23/4 05:27] Aing: Jumlah huruf jer itu ada berapa?
Apabila dilihat berdasarkan majrurnya, jumlah huruf jar ada sekitar 20. Adapun huruf-huruf tersebut seperti yang dikutip dari buku Super Kilat Kuasai Bahasa Arab secara Otodidak oleh Ulin Nuha, yaitu: عن ,إلى , من , حروف القسم , اللام , الكاف , الباء , رب , في , على , كي , حاشا , عدا , خلا , حتى , منذ.
[23/4 05:35] Aing: Ada berapakah dhomir itu sebutkan?
Secara umum dhamir dapat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu dhamir munfashil, dhamir muttashil, dan dhamir mustatir. Dhomir munfasil adalah suatu jenis dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain. Pengertian dhomir muttashil adalah suatu jenis dhomir yang dalam penulisannya bersambung dengan kata yang lain.
[23/4 05:36] Aing: Berapa jenis dhomir?

Pada Bahasa Arab terdapat 3 jenis dhomir yaitu 
dhomir munfashil, 
dhomir muttashil, dan dhomir mustatir.
[23/4 05:52] Aing: .

Berikut ini tulisan arab Surah Al Fatihah dari ayat pertama sampai ke tujuuh.


 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)



Isim Di Dalam Surat Al Fatihah
Seperti pernah saya utarakan sebelumnya, di dalam artikel apa itu isim dan apa itu fiil, bahwa kalimah isim jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah kata benda, bisa berakal maupun tidak berakal, bisa hidup atau pun mati.

Untuk menentukan suatu kata di dalam bahasa arab termasuk isim, fiil atau huruf, yaitu dengan mengetahui artinya dan melihat tanda-tandanya.

Tanda-tanda isim bisa kalian baca di sini: 5 ciri-ciri isim di kitab alfiyah.

Setelah membaca tanda-tanda isim, maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi, manakah di surat al fatihah ini yang termasuk isim.

Berikut ini penjelasannya secara lengkap:

1. اسم (Ismun)
Di ayat pertama dari surat al fatihah, di bagian basmalah, kalimat isim yang pertama adalah lafadz اسم yang didahului oleh huruf jer بِ.

Tanda-tanda isim salah satunya adalah bisa dimasuki oleh huruf jer, sehingga lafadz ismun termasuk ke dalam kalimat ism.

ismun artinya nama.

Mengapa setelah digabung dengan bi, tulisannya menjadi بِسْمِ  (tanpa hamzah)? bukan بِاسْمِ (dengan hamzah)?

Hal ini dikarenakan, lafadz بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ sering digunakan sehingga penulisannya tidak memakai hamzah.

Berbeda dengan di ayat lainnya, misalkan di surat Al Alaq, tertulis اقرأ باسم ربّك الذى خلق.

2. اللَّهِ (Allah) Ada Di Ayat Pertama Dan Kedua ⇒ Lafdzul Jalalah
Jika dikaitkan dengan ciri-ciri isim, lafadz Allah di sini menjadi mudhaf ilaih dari lafadz ismun yang berkedudukan i’rab jer karena menjadi mudhof ilaih.

Tanda i’rabnya berupa kasrah.

Namun, untuk menjaga adab, maka lafadz Allah meskipun memenuhi ciri-ciri isim, kita menyebutnya dengan Lafdzul Lalalah.

Lafdzul jalalah ini adalah paling ma’rifatnya isim ma’rifat.

Lafadz Allah selanjutnya ada di ayat kedua, yaitu di kata لِلَّهِ .

Kata لِلَّهِ  merupakan gabungan dari huruf لِ dan isim الله yang ditulis لِلَّهِ . Allah di sini menjadi kalimat isim.

3. Ar-Rahman (الرَّحْمَنِ )
Tanda isimnya berupa adanya al (alif lam).

Itulah mengapa disebut sebagai kalimat isim, karena ada al di sana.

Selain itu, tanda lainya adalah, dibaca jer, karena menjadi na’at dari Allah yang dibaca jer.

Lafadz ini ada di ayat ke 3 juga dari surat al fatihah.

Arrahman artinya Yang Maha Pengasih (di dunia dan akhirat).

4. Ar-Rahim (الرَّحِيمِ )
Mirip dengan arrahman, lafadz الرَّحِيمِ bisa kita ketahui sebagai isim di surat al fatihah ayat pertama dan ketiga karena ada alif lam di sana.

Dan juga dibaca jer dengan tanda jarnya berubah kasrah.

Ar-rahim artinya Yang Maha Penyayang (hanya untuk di akhirat saja).

5. Rabbi (رَبِّ)
Rabbi bisa kita ketahui sebagai isim di dalam surat al fatihah karena dibaca jer, dengan tanda jernya berupa kasrah.

Dibaca jer karena menjadi badal dari Allah.

Salah satu ciri isim adalah bisa dijerkan.

Rabbi artinya Tuhan (Yang Berhak Disembah)

6. Al ‘Alamin (الْعَالَمِينَ)
Isim di dalam surat al fatihah lainnya adalah الْعَالَمِينَ yang bisa diketahui dari tandanya yaitu adanya al.

Selain itu, الْعَالَمِينَ juga dibaca jer karena menjadi mudhof ilaih dari lafadz rabbi.

Sehingga bisa kita pastikan, lafadz الْعَالَمِينَ adalah salah satu kalimat isim di surah al fatihah.

Al ‘Alamin artinya alam semesta.

7. مَالِكِ (Maaliki)
Maliki adalah isim fa’il dari fiil madhi مَلَكَ .

Selain dari artinya, kita juga bisa melihat lafadz maliki ini menjadi mudhof dari lafadz yaum.

Karena menjadi mudhof, maka dia adalah kalimat isim.

Maaliki artinya pemilik.

8. Yaum (يَوْمِ )
Lafadz يَوْمِ  menjadi mudhof ilaih dari maaliki sehingga kalimat ini dibaca jer dan menjadi salah satu ciri dari isim yaitu jer.

Selain menjadi mudhof ilaih, yaum juga menjadi mudhof dari lafadz ad-diin.

Yaum artinya hari.

9. Ad-Diin (الدِّينِ )
الدِّينِ adalah kalimat isim, diketahui dari adanya alif lam yang ada di sana.

Ciri isim adalah bisa dimasuki alif lam.

الدِّينِ juga dibaca jer karena menjadi mudhaf ilaih dari yaum.

Ad-diin artinya agama.

10. إِيَّاكَ (Iyyaka)
Iyyaka adalah dhamir bariz munfashil manshub, yang merupakan salah satu dari 12 dhamir munfashil mansub di dalam ilmu nahwu.

Dhamir merupakan salah satu jenis isim.

11. Na (نَا) Pada Lafadz Ihdinaa
Na (نَا) di sini adalah dhamir muttashil mabni yang berkedudukan i’rab nashob karena menjadi maf’ul bih.

Dhamir adalah salah satu jenis isim di dalam ilmu nahwu.

Naa artinya kami.

12. Ash-Shiratha (الصِّرَاطَ )
Ciri-ciri isim yang melekat padanya adalah adanya al.

Lafadz الصِّرَاطَ dibaca nashob karena menjadi maf’ul bih tsani (objek kedua) dari kata kerja ihdi ( اهْدِ).

Ash-shirotho artinya jalan.

13. Al Mustaqim (الْمُسْتَقِيمَ )
Isim di surah al fatihah ini ditandai dengan adanya al atau alif lam.

Dibaca idzhar, al, karena termasuk dari 14 huruf idzhar qomariyah.

Berbeda dengan ash-shiratha yang dibaca idgham syamsiyah.

Al mustaqim menjadi na’at (sifat) dari ash-shirotho sehingga dibaca nashab karena man’utnya juga nashab.

Al mustaqim artinya jalan yang lurus.

14. Shiratha (صِرَاطَ )
Menjadi badal dari shiratha sebelumnya, dan dibaca nashab, sesuai dengan mubdal minhunya.

Tanda nashabnya menggunakan fathah.

Lafadz ini menjadi mudhaf dari lafadz alladzina.

Shirotho artinya jalan.

15. Alladzina (الَّذِينَ )
Lafadz الَّذِينَ  adalah salah satu dari jenis isim maushul.

Nah di sini pentingnya untuk menghafal jenis-jenis isim.

Tidak semua isim bisa diketahui dari tandanya.

Ada isim-isim yang tidak memiliki tanda, salah satunya isim maushul ini, tidak masuk ke tanda-tanda isim yang telah kita sebutkan.

Tapi kita tahu kalau الَّذِينَ  adalah salah satu bagian dari isim maushul.

16. Him (هِمْ) Di Lafadz (عَلَيْهِمْ)
Dibaca him, bukan hum, karena harakat huruf sebelumnya berupa ya sukun.

Sehingga dibaca ‘alaihim.

على adalah huruf jer sehingga هِمْ di sini berkedudukan i’rab jer.

Di dalam kitab jami’ud durus al arabiyah, dhamir muttashil yang sesungguhnya adalah huruf ha’ pada lafadz هِمْ .

Sedangkan huruf mimnya adalah huruf jamak mudzakkar.

Him/hum berarti mereka.

17. Ghairi (غير)
Ghairu berkedudukan sebagai badal dari isim maushul alladzina yang dibaca jer, dan menjadi ciri dari isim.

I’rab jer menjadi ciri khas dari isim sehingga yang beri’rab jer tidak mungkin kalimat fiil.

Ghairi berarti selain.

18. Maghdhubi (الْمَغْضُوبِ)
Dibaca jer karena menjadi mudhof ilaih dari ghairi, serta ada al di situ sehingga dipastikan ini adalah kalimat isim di surah al fatihah.

Al Maghdhubi artinya yang dimurkai.

19. Adh-Dhaallin (الضَّالِّينَ )
Ciri isimnya adanya al dan dibaca jer.

Dibaca jer karena ma’thuf kepada al maghdhubi, dengan huruf ‘athaf wawu (وَ).

Adh-dhaallin artinya orang yang tersesat.

Secara ringkas, lihat tulisan yang saya beri warna merah, itu semua adalah kalimat isim di dalam surah al fatihah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)



Kesimpulan
Jumlah kalimah isim yang ada di dalam surah al fatihah saya ringkas menjadii 19 karena ada beberapa kata yang sama persis.

Kecuali shiratha, saya pisahkan, karena satu pakai al dan satunya gak pakai al.
[23/4 06:07] Aing: Oleh : Ust. Muafa

Metode terjemah 
“utawi iki iku” 
disebut juga 
“metode terjemah gandul” (MTG) atau “hanging translation method”, atau “Thoriqoh At-Tarjamah Al-Wazhifiyyah Al-Mu’jamiyyah Al-Mu’allaqoh”.

Penciptanya nampaknya tidak memberi nama khusus metode ini. 
Praktikan dan sebagian akademisi-lah yang memberikan nama dan istilah untuk metode ini agar mudah dipersepsikan dalam pembicaraan ilmiah.

Metode ini sangat terkenal di pesantren dan diadopsi menjadi metode resmi untuk mengajarkan kitab-kitab berbahasa Arab “gundul” 
(yang tidak berharokat) atau yang lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”. 

Popularitas metode ini bukan hanya di pesantren Jawa tetapi juga di Sunda, Madura, dan Melayu secara umum.

Sejarah awal kemunculan dan perkembangannya sampai hari ini masih sulit dipastikan, terutama terkait; siapa penciptanya, apa bahasa pertama yang dipakai, dan kapan pertama kali metode ini diciptakan?

Ibnu Burdah dalam “Journal of Indonesian Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, vol.5 no.2 tahun 2011” mencoba menelitinya, tapi tetap memberi catatan bahwa hasil penelitiannya bukan jawaban final. Masih terbuka untuk penelitian lebih lanjut dan lebih dalam.

Semua teori dan informasi yang menyebut nama secara lugas siapa pencipta metode ini (seperti menyebut penciptanya adalah syaikh Nawawi Al-Jawi atau Syaikh Sholeh Darat) adalah informasi yang baru mencapai taraf “takhmin”/spekulasi karena tidak didukung argumentasi, dokumen dan bukti yang bisa diterima.

Laporan Martin Van Bruinessen menyebut bahwa pada Abad 16 M sudah ada naskah kitab pesantren yang memakai metode ini dan dikirim ke Eropa. Jika informasi ini benar, hal ini menunjukkan bahwa metode ini sudah ada sebelum abad 16 M. Artinya, sebelum era syaikh Nawawi Al-Jawi metode ini sudah biasa digunakan di pesantren.

Metode terjemah “utawi iki iku” termasuk salah satu fenomena menarik di negeri ini, terutama ketika kita berbicara penyebaran Islam dan bahasa Arab di negeri yang bahasanya sangat beragam ini. Barangkali di negeri-negeri lain di dunia Islam yang awalnya tidak berbahasa Arab, waktu itu Islam dan bahasa Arab juga disebarkan dengan cara yang mirip dengan apa yang dipraktekkan di Indonesia, yakni dengan memakai bahasa lokal dengan kekhasan masing-masing.

Inti dari metode terjemah ini adalah teknik menerjemah memakai bahasa Jawa (untuk pesantren jawa) yang bukan hanya menerjemahkan kata Arab tetapi juga menerjemahakan unsur nahwu dan shorof yang terkandung dalam teks secara detail dan rinci. Unsur tersebut diungkapkan dengan bahasa yang bersifat khas dan dibakukan.

Ciri utama metode ini adalah penulisan bahasa target (“target language”/TL, dalam konteks ini adalah bahwa Jawa) langsung di bawah bahasa sumber (“source language”/SL) secara menggantung dan miring dengan tulisan Arab pegon. Cara ini secara fisik akhirnya membentuk penampilan terjemahan antar baris yang membuat tampilan tulisan kitab menjadi penuh dan terkesan padat. Karena itulah metode ini dinamakan juga metode terjemah “gandul”, karena “gandul” dalam bahasa Jawa bermakna “menggantung”.

Ciri lain metode ini adalah dalam menerjemah, unsur yang diterjemahkan bukan hanya makna leksikal (ma’nan mu’jami) tetapi juga makna fungsional (ma’nan wazhifi). Bahkan juga kadang memasukkan tafsir lafaz-lafaz tertentu.

Jika bahasa yang dipakai untuk menerjemah adalah bahasa Jawa, maka bahasa Jawa yang dipakai sedikit berbeda dengan yang biasa dipakai sehari-hari. Seakan-akan bahasa Jawa yang dipakai untuk metode terjemah ini sudah menjadi bahasa Jawa yang khas pesantren dan dipahami hanya oleh kalangan pesantren.

Metode ini memang secara brilian “menitipkan” konsepsi-konsepsi sintaksis/nahwu/i’rob maupun konsepsi-konsepsi morfologis beriringan dengan terjemahan kata. Artinya, orang yang belajar bahasa Arab dengan metode ini secara otomatis dia juga belajar konsepsi gramatikal Arab sekaligus. Kemudian, melalui “gempuran” ngaji kitab kuning setiap hari dengan sekian banyak macam kitabnya, santri di “drill” habis-habisan mempraktekkan pemahaman konsepsi gramatikal itu dalam teks praktis yang dipelajari. Dengan cara ini santri memang akhirnya “dipaksa” belajar untuk memahami sehingga lama-lama menguasai juga.

Istilah-istilah yang dipakai untuk mengngkapkan konsepsi sintaksis (nahwu/i’rob) dan morfologi (shorf) bersifat khas. Jika bahasa target yang dipakai menerjemah adalah bahasa Jawa, istilah dan simbol yang dipakai untuk menjelaskan fungsi gramatikal sebuah kata pada saat menerjemahkan bisa dicontohkan dan diberi gambaran sebagai berikut,

“utawi” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “mubtada’”, simbolnya (م)

“iku” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “khobar”, simbolnya (خ)

“sopo” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “fa’il ‘aqil”, simbolnya (سف)

“opo” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “fa’il ghoiru ‘aqil”, 
simbolnya (ف)

“ing” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “maf’ul bih”, simbolnya (مف)

“kerono” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “maf’ul li -ajlih”, simbolnya (ع)

“kelawan” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai 
“maf’ul muthlaq”, 
simbolnya (مط)

“apane” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “tamyiz”, simbolnya (تم)

“haleh” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “hal”, simbolnya (حا)

“rupane” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “badal”, simbolnya (بد)

“bayane” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “bayan“, simbolnya (ب)

“ing dalem” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “zhorf”, simbolnya (ظ)

“kang” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “na’at/shifat”, simbolnya (ص)

“mongko” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “jawab”, simbolnya (ج)

“ora” 
untuk menjelaskan posisi kata sebagai “nafi”, simbolnya (نف)

“piro-piro” 
untuk menjelaskan kuantitas kata yang bermakna “jamak”, simbolnya (ج)
dan lain-lain.
 
Contoh ini kita petik dari kitab tafsir “Al-Ibriz” karya Kyai Bisyri Mushthofa dari Rembang.


الحمد لله رب العالمين
Terjemah:


أتوي سكابيهني فوجي إيكو كاكوغاني الله تعالى كغ مغيراني ووغ عالم كابيه
“Utawi sekabehane puji iku kagungane Allah kang mangerani wong alam kabeh”

Kata “utawi” adalah penanda bahwa kata “al-hamdu” berposisi sebagai “mubtada’”. Kata “sekabehane” yang bermakna “seluruhnya” adalah terjemahan “alif lam istighroqiyyah” yang melekat pada kata “al-hamdu”. “Alif lam istighroqiyyah” memang bermakna mencakup semua jenis makna kata yang dilekati. Karena “hamdun” bermakna puji, maka ketika dilekati “alif lam istighroqiyyah” maknanya adalah “segala macam dan jenis puji”. Kata “puji” adalah terjemahan “hamdu”.

Kata “iku” adalah penanda bahwa kata sesudahnya yaitu “lillahi” berposisi sebagai “khobar”. Sebagian kyai kadang-kadang menambai terjemahan “tetep” setelah kata “iku”. Terjemahan “tetep” di ambil dari “khobar mahdzuf muta’alliq” dengan “harf jarr” sesudahnya. Khobar mahdzuf itu boleh diperkirakan lafaz “istaqorro” atau “mustaqirrun”

Kata “kagungane” adalah adalah terjemahan dari harf “lam istihqoqiyyah” yang melekat pada kata “lillah”. Kata “kang” menandai bahwa kata sesudahnya yaitu “robbi” berposisi sebagai na’at/sifat. Kata “mengerani” adalah terjemahan dari kara “robb”. Kalimat “wong alam kabeh” adalah terjemahan “alamina” yang sekaligus mengandung konsepsi “jamak mudzakkar salim”.