[11/4 00:32] Aing: Fungsi Ilmu Sharaf
bagi Santri Pemula
Untuk dapat memahami fungsi ilmu sharaf
bagi santri pemula perhatikanlah ilustrasi kasus berikut,
ketika kita mendapati sebuah kata berbahasa Arab misal
kata مرويatau
kata مستقبلكم
muncullah pertanyaan-pertanyaan:ا
Bagaimana cara membacanya?
Apa artinya?
Jika dicari dalam kamus bagaimanakah caranya?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu kita harus mempelajari
ilmu sharaf.
Karena setelah seseorang mempelajari dan memahami kaidah-kaidah dalam
ilmu sharaf
maka dia akan memiliki kecakapan antara lain:
Mudah dan cepat mencari arti kata berbahasa Arab
di dalam kamus Arab-Indonesia
sehingga penggunaan kamus menjadi optimal.
Bisa memperkirakan dan menentukan arti kata
yang tidak didapatinya
di dalam kamus sehingga ketergantungan terhadap kamus menjadi berkurang.
Bisa memberikan harakat dengan benar pada kata-kata berbahasa Arab dalam tulisan arab gundul atau kitab kuning dan mampu menerjemah dengan baik.
[11/4 00:33] Aing: Beberapa Istilah Penting dalam Ilmu Sharaf
Supaya lebih mudah memahamipelajaran
ilmu sharaf
maka terlebih dahulu kita harus memahami beberapa istilah penting
yang akan sering disebut
di tengah-tengah pembahasan ilmu sharaf.
Istilah-istilah tersebut
antara lain
[11/4 00:41] Aing: 1. Wazan
Wazan artinya timbangan, pola atau formulasi kata yang umumnya dengan menggunakan variasi komposisi huruf-huruf ف ,ع , dan ل.
Contoh:ا
Wazan
dari kata كَتَبَadalahفَعَلَ
Wazan
dari kata كَاتِبٌadalah فَاعِلٌ
Wazan
dari kata اِنْـقَطَعَ adalahاِنْـفَعَلَ
2. Mauzun
Mauzun artinya
kata yang ditimbang atau yang dicocokkan dengan wazannya.
Seperti contoh pada poin 1
kata فَعَلَdisebut wazan sedangkan kata كَتَبَ
disebut mauzun.
3. Huruf ‘illat
Huruf ‘Illat artinya
huruf penyakit
yaitu ا,و,danي.
4. Tashrif
Tashrif artinya
mengubah bentuk dasar menjadi kata-kata turunan dengan mengikuti aturan dan pola tertentu
sehingga dihasilkan kata-kata baru dengan makna yang berbeda-beda.
5. Muqabalah
Muqabalah arti bahasanya adalah “saling berhadapan”.
Yang dimaksud dengan muqabalah di sini adalah memperhadapkan atau membandingkan kata-kata dengan wazannya.
Contoh,
kata مَنَعَ dikatakan memiliki wazan فَعَلَ,
karena huruf mim
pada kataمَنَعَ
setentang dengan huruf fa pada wazan فَعَلَ;
huruf nun
pada kata منَعَ
setentang dengan huruf ‘ain pada wazan فَعَلَ ;
dan huruf ‘ain
pada kataمَنَعَ
setentang dengan huruf lam pada wazanفَعَلَ .
Coba anda perhatikan:
Selanjutnya dikatakan bahwa:
Huruf pertama mim
pada kata مَنَعَ
disebut fa fi’il
Huruf kedua (nun)
pada kata مَنَعَ
disebut ‘ain fi’il, dan
Huruf ketiga ‘ain
pada kata مَنَعَ )
disebut lam fi’il
Begitulah,
setiap fi’il yang asalnya
3 huruf (fi’il tsulatsi)
maka
huruf pertamanya
disebut fa fi’il,
huruf keduanya
disebut ‘ain fi’il,
dan huruf ketiganya
disebut lam fi’il.
Kalau fi’il tsulatsi itu bertambah hurufnya,
seperti turunan dari
kata مَنَعَ menjadi يَمْنَعُ , يَمْنَعُوْنَ , atau امْتَنَعَ ,
maka huruf yang bertambah itu tidak dihitung.
Kita tetap mengatakan bahwa
mim itu adalah fa fi’il,
nun itu ‘ain fi’il, dan
‘ain itu adalah lam fi’il.
Selain dari huruf-huruf itu dikatakan za-idah
(huruf tambahan).
[11/4 00:42] Aing: Huruf-huruf tambahan yang menjadi imbuhan
berjumlah 10 huruf, terhimpun dalam kalimat سَأَلْـتُـمُوْنِـيْهَا yaitu: [س], [أ], [ل], [ت], [م][و], [ن], [ي], [هـ], dan [ا].
[11/4 00:43] Aing: Contoh :
kata مَمْنُوْعٌ
tersusun dari 5 huruf sehingga padanya terdapat 2 huruf tambahan
yaitu م pertama
dan و
kata أَسْتَغْفِرُ tersusun dari
6 huruf
sehingga padanya terdapat 3 huruf tambahan
yaitu أ, س, dan ت.
[11/4 00:45] Aing: Latihan :
Sebutkan
fa fi’il,
‘ain fi’il, dan
lam fi’il
dari kata-kata berikut ini :
خَلَقَ
جَعَلَ
فَرَغَ
أَمَلَ
سَـعَـى
قَوَى
Sebutkanlah huruf-huruf tambahan pada kata-kata berikut ini :
مَمْنُوْعٌ
مُحَاسِبٌ
اسْتِقْلاَلٌ
اِتِّبَاعٌ
مَقَالَةٌ
سَاجِدُوْنَ
Sebutkan
fa fi’il,
‘ain fi’il, dan
lam fi’il
dari kata-kata berikut ini :
مَمْنُوْعٌ
مُحَاسِبٌ
اسْتِقْلاَلٌ
اِتِّبَاعٌ
مَقَالَةٌ
سَاجِدُوْنَ