[15/3 02:54] Aing: Inilah daftar yang
isim,
fi'il , dan
huruf
dari
Surat Al-Fatihah
===================================
Ada penjelasan tentang apa itu
fi'il,
isim, dan
harf
pada catatan sebelumnya, silakan baca di:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.co.id/2017/04/penjelasan-apa-itu-nahwu.html
===================================
Menentukan
isim,
fi'il, dan
huruf
surat al-fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيِمِ
بِ =
harf/huruf jar
اسْمٌ =
isim,
ia majrur
menjadi اِسْمِ
karena
didepannya
ada huruf jar بِ
اللَّهِ =
isim,
ia majrur
karena mudhaf ilaih,
tanda majrurnya dengan kasrah.
الرَّحْمَنِ =
isim,
ia majrur
karena shifah,
tanda majrurnya dengan kasrah.
الرَّحِيِمِ =
isim,
ia majrur
karena shifah,
tanda majrurnya dengan kasrah.
=====================================
Untuk mengulang pelajaran tentang idhafah (mudhaf-mudhaf ilaih),
baca di link ini:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/10/al-mudhaafu-kitab-tashiilun-nahwi.html
=====================================
الحَمْدُ للَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
الحَمْدُ =
isim,
ia marfu',
tandanya marfu' dengan dhammah.
لِ =
huruf jar
اللّهِ =
isim,
ia majrur
karena didahului huruf jar لِ , tanda majrurnya dengan kasrah.
رَبِّ =
isim,
ia majrur
karena badal,
tandanya majrur adalah kasrah.
العَالَمِيْنَ =
isim,
ia majrur
karena mudhaf ilaih, tandanya majrur dengan huruf ي (iina)
=====================================
Lupa pelajaran tentang badal?
Ulang pelajaran badal di sini:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/08/al-badal-kitab-tashiilun-nahwi.html
=====================================
الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
الرَّحْمَانِ =
isim,
ia majrur
karena mengikuti
isim yang disifatinya (Allah), tanda majrur dengan kasrah.
الرَّحِيْمِ =
isim,
ia majrur
karena alasan sama
dengan di atas,
tanda majrur dengan
kasrah.
مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
مَلِكِ =
isim,
ia majrur
karena badal
(dari Allah,
isim yang majrur/lillahi), tanda majrurnya dengan kasrah.
يَوْمِ =
isim,
ia majrur
karena mudhaf ilaih
dari maalik,
tanda majrur dengan
kasrah.
الدِّيْنِ =
isim,
ia majrur
karena mudhaf ilaih
dari yaumi,
tanda majrur dengan
kasrah.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
إِيَّاكَ =
isim dhamir,
sebagai maf'ul bih
dari
na'budu.
نَعْبُدُ =
fi'il mudhari'
(faa'il-nya nahnu)
وَ =
huruf athaf
إِيَّاكَ =
isim dhamir,
sebagai maf'ul bih
dari
nasta'iin.
نَسْتَعِيْنُ =
fi'il mudhaari'
(faa'il nya adalah
nahnu)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ
اهْدِ =
fi'il amr
untuk anta
(orang kedua tunggal)
نَا =
isim,
yaitu sebagai maf'ul bih
dari
ihdi.
الصِّرَاطَ =
isim,
ia manshub
karena
sebagai maf'ul bih
dari
ihdi,
tanda manshub dengan fat-hah
المُسْتَقِيْمَ =
isim,
ia manshub
karena merupakan
shifah
dari
ash-shiraath
(yang manshub),
tanda manshub dengan huruf ya.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
صِرَاطَ =
isim,
ia manshub
karena merupakan
badal
(dari ash-shiraath
yang manshub),
tanda manshub dengan fat-hah.
الَّذِيْنَ =
isim maushul.
أَنْعَمْتَ =
fi'il maadhi
(faa'ilnya
orang kedua tunggal/
anta)
عَلَى =
huruf jar
هِمْ =
isim,
ia majrur.
Ia adalah
kata ganti orang
ketiga jamak
(sebagai objek)
=====================================
Untuk mengulang pelajaran tentang isim maushul, bisa dibaca di link ini:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.co.id/2016/12/penjelasan-tentang-isim-maushul.html
=====================================
غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ
غَيْرِ =
isim,
ia majrur
karena
badal
dari
alladziina.
Tanda majrurnya adalah kasrah.
المَغْضُوْبِ =
isim,
ia majrur
karena mudhaf ilaih
dari ghairi.
tanda majrurnya adalah kasrah.
عَلَى =
huruf
هِمْ =
isim,
ia majrur.
Ia adalah kata ganti orang ketiga jamak
(sebagai objek)
وَ =
huruf 'athaf
لاَ =
huruf naafi
الضَّالِّيْنَ =
isim,
ia majrur
karena ma'thuf
(ikut i'rabnya maghdhuubi / majrur),
tanda majrurnya adalah
ya.
[15/3 03:00] Aing: الحَمْدُ =
Alhamdu,
artinya
pujian.
Berasal dari
fi'il madhi : حَمِدَ (hamida),
artinya
dia telah memuji.
Fi'il mudhari' : يَحْمَدُ (yahmadu),
artinya
dia sedang memuji.
Mashdarnya: حَمْدًا (hamdan), artinya
pujian.
نَعْبُدُ =
na'budu,
artinya
kami beribadah
Berasal dari
fi'il madhi : عَبَدَ, ('abada), artinya
dia beribadah
Fi'il mudhari': يَعْبُدُ (ya'budu), artinya
dia beribadah
Mashdarnya عِبَادَةً
atau عُبُودِيَّةً
('ibaadatan atau 'ubuudiyyatan).
نَسْتَعِيْنُ =
nasta'iinu,
artinya
kami memohon pertolongan
Berasal dari
fi'il madhi: اِسْتَعَانَ (ista'aana), artinya
dia meminta pertolongan
Fi'il mudhari' : يَسْتَعِيْنُ (yasta'iinu).
Mashdarnya = اِسْتِعَانَةٌ (isti'aanatun),
artinya
pertolongan/bantuan.
أَنْعَمْتَ =
an'amta,
artinya
engkau beri nikmat.
Berasal dari
fi'il madhi: أَنْعَمَ (an'ama), artinya
dia telah beri nikmat.
Fi'il mudhari : يُنْعِمُ (yun'imu), artinya
dia beri nikmat.
Mashdarnya : إِنْعَامٌ (in'aamun),
artinya
nikmat.
[15/3 03:10] Aing: Penjelasan
Ilmu Nahwu
Nahwu
adalah
sebuah ilmu
yang mengajarkan kita bagaimana hubungan (menghubungkan)
antara
kata benda/isim,
kata kerja/fi'il,
huruf/partikel
menjadi sebuah kalimat dengan
i'rab
yang benar.
Materi pelajaran inti
yang dibahas
adalah
mengenai كَلِمَةٌ (kata)
dan جُمْلَةٌ (kalimat)
Tujuan
mempelajari
ilmu nahwu:
Agar kita dapat
membaca,
menulis, dan
berbicara bahasa arab dengan benar
sesuai dengan kaidahnya (grammar).
Contoh:
Ada empat kata
sebagai berikut
: زيد , دار , في , دخل
Ilmu nahwu
mengajari kita
bagaimana merangkai kata-kata tersebut beserta harakatnya dengan benar.
Agar kita mengetahui hubungan antara عامل ('aamil) dan معمول (ma'muul) sehingga kita dapat memberi harakat akhir kata dengan benar.
Contoh:
Ada 'amil
yang membuat
sebuah kata (ma'muul) menjadi
manshub,
majrur,
marfu', atau
ada 'amil
yang membuat kata
menjadi majzum.
Penjelasan tentang
kata ( كَلِمَةٌ )
Sebagaimana yang telah ditulis di atas,
dalam ilmu nahwu
dibahas tentang kalimah (dalam bahasa Indonesia kalimatun ini berarti kata).
Pada tulisan
pelajaran kesatu ini,
saya akan mencatat sampai penjelasan tentang kalimah.
الكلمة =
kata
Kata yang diucapkan
oleh manusian
dinamakan لَفْظٌ (lafaz).
Kata yang mempunyai arti dinamakan مَوْضُوْعٌ (maudhuu'),
sedangkan
kata yang tidak mempunyai arti
dinamakan مُهْمَلٌ (muhmal).
Di dalam
bahasa Arab, لَفْظٌ مَوْضُوْعٌ (lafz maudhuu')
terbagi menjadi
dua bagian,
yaitu:
1. مُفْرَدٌ
(mufrad)
Artinya tunggal,
maksudnya kata tersebut terdiri dari
hanya satu kata,
seperti buku (كتاب ).
Biasa kita sebut
kalimah.
[15/3 03:13] Aing: 2. مُرَكَّبٌ
(murakkab)
Artinya majemuk, maksudnya ia adalah
kata yang terdiri dari
dua atau lebih kata.
Bisa jadi ia adalah
kata-kata yang membentuk kalimat lengkap atau
hanya terdiri dari
gabungan kata-kata saja.
Contoh:
Gabungan kata-kata membentuk kalimat:
الطَّالِبُ ذَكِيُّ =
ath-thaalibu dzakiyyun = Murid itu pintar.
Gabungan kata-kata saja (tidak membentuk kalimat):
طَالِبٌ ذَكِيٌّ =
thaalibun dzakiyyun =
murid yang pintar.
[15/3 03:17] Aing: Pembagian kata
Ada 3 jenis kata
di dalam bahasa Arab,
yaitu:
1. اِسْمٌ (ism) =
kata benda
Arti isim
adalah kata
yang artinya
dapat dimengerti
tanpa harus digabungkan dengan kata yang lain (berdiri sendiri),
dan kata ini
tidak mempunyai
bentuk waktu (tense).
Buku ini menukil
arti isim dari syarah Abdullah ibn 'Aqil
pada kitab alfiyyat ibn malik.
Ada definisi isim
yang lainnya yang dinukil buku ini,
yaitu dari kitab
al-Nahwu al-wadih,
yaitu:
isim
adalah
nama seseorang,
nama tempat, atau
nama sesuatu.
Contoh :
رَجُلٌ =
rajulun = pemuda
[15/3 03:21] Aing: 2. فِعْلٌ (fi'l) =
kata kerja
Di dalam penjelasannya
ibn aqil
mendefinisikan
fi'il
adalah
kata yang dapat dimengerti tanpa harus menggabungkannya
dengan kata lain
(bisa berdiri sendiri),
dan ia mempunyai
bentuk waktu (tenses)
yaitu
present (saat ini),
past (lampau),
future (akan datang).
Sedangkan di dalam
kitab nahwul wadih,
fi'il
merupakan
kata yang mengekspresikan action (perbuatan).
Contoh:
كَتَبَ =
menulis
نَصَرَ =
menolong
[15/3 03:25] Aing: 3. حَرْفٌ (harf) =
partikel/huruf
Definisi dari
harf: harfun
adalah
kata yang maksudnya
tidak dapat dimengerti
tanpa menggabungkannya dengan kata lain.
Harf ini
jika digabungkan dengan isim atau
fi'il
baru jelas maknanya.
Contoh:
مِنْ =
dari
Kata di atas
adalah
harf,
artinya
dari.
Namun partikel ini
jika
berdiri sendiri
tidak jelas maknanya,
tapi jika digabung
dengan kata yang lain
akan menjadi jelas maknanya.
Misalnya
digabung dengan isim بَيْتٌ , sehingga
menjadi مِنْ بَيْتٍ
(min baitin) =
dari rumah.
[15/3 03:30] Aing: Latihan Soal
Tentang
Kalimah/kata
Sebutkan disertai
dengan alasan,
apakah kata-kata di bawah ini termasuk
isim,
fi'il, atau
harf.
1. جَلَسَ
2. وَ
3. بِنْتٌ
4. كَسَرَ
Jawab:
1. jalasa =
artinya duduk.
Ia adalah
kata kerja atau
fi'il.
Alasannya =
Ia adalah
kata yang menjelaskan sebuah perbuatan.
2. wa =
artinya
dan
Ia adalah
harf atau partikel.
Alasannya =
Jika ia berdiri sendiri,
ia tidak mempunyai makna.
3. bintun =
anak perempuan.
Ia adalah
isim
atau kata benda.
Alasannya =
Ia adalah
kata yang menjelaskan nama sesuatu
(makhluk hidup).
4. kasara =
mematahkan.
Ia adalah
fi'il.
Alasannya =
ia adalah
kata yang menjelaskan sebuah
aksi atau
perbuatan.
[15/3 17:41] Aing: Pengertian
Isim Mabni dan
Isim Mu’rab
dalam Ilmu Nahwu
[15/3 17:42] Aing: Pengertian Isim Mabni
Isim Mabni
adalah
kata benda
yang mempunyai
tanda harokat
huruf terakhirnya
tidak bisa berubah meskipun
pada kalimatnya mengalalami perubahan.
[15/3 17:44] Aing: Contohnya seperti pada kalimat berikut ini :
Kalimat هَذِهِ
yang dibacanya haadzihi dan artinya
adalah
ini,
maka pada kalimat ini tersebut tidak akan pernah mengalami perubahan
pada harokat ataupun huruf di akhir katanya,
meskipun pada susunan paragrafnya
mengalami perubahan. Intinya dalam kalimat tersebut selalu هَذِهِ (haadzihi)
apapun keadaannya.
[15/3 17:45] Aing: Pengertian Isim Mu’rab
Isim mu’rob
ialah
jenis isim atau
kata benda
yang memiliki harokat atau huruf terakhirnya
dapat berubah
dengan bergantinya kedudukannya
pada suatu kalimat.
[15/3 17:47] Aing: Isim Mu’rab ini
merupakan kebalikannya dari
isim mabni
diatas.
Contoh dari kalimat
isim mu’rab
yaitu :
Kalimat الرَجُل
bacanya ar-rajul
yang artinya :
seorang laki-laki.
Pada sebuah kalimat
dapat berakhiran dlommah yaitu : ُالرَجُل َ(ar-rajulu),
atau bisa juga
berakhiran dengan fathah َyaitu : الرَجُل (ar-rajula),
atau
dapat juga malah
berakhiran kasroh
yaitu : ٍِِِِِِالرَجُل (ar-rajuli).
[15/3 17:49] Aing: Isim Mabni
ini dibagi menjadi
8 macam,
yakni :
[15/3 17:50] Aing: a. Isim Dhamir
Isim dhamir
ialah isim yang digunakan untuk mewakili
mutakallim,
mukhathab dan
ghaib
atau disebut kata ganti.
Isim dhamir ada 14, yaitu :
[15/3 17:53] Aing: No Dhomir Arti No Dhomir Arti
1 أَنَا Saya 8 نَحْنُ Kami
2 أَنْتَ Kamu (lk) 9 هُوَ Dia (lk)
3 أَنْتُمَا Kalian (berdua/lk) 10 هُمَا Mereka (berdua/lk)
4 أَنْتُمْ Kalian (lk) 11 هُمْ Mereka (lk)
5 أَنْتِ Kamu (pr) 12 هِيَ Dia (pr)
6 أَنْتُمَا Kalian (berdua/pr) 13 هُمَا Mereka (berdua/pr)
7 أَنْتُنَّ Kalian (pr) 14 هُنَّ
[15/3 17:55] Aing: Isim dhamir
tidak mempunyai bentuk yang tetap
ketika berdiri sendiri dan ketika diidlafatkan.
Contoh dari
mabninya isim dhamir adalah :
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَإِ
يَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ
Keterangannya :
Kata (أَنْتَ)
menempati i’rab rafa’,
kata (إِيَّاكَ)
menempati i’rab nashab, dan kata (رَبِّكَ)
akhirnya ada dhamir
yang menempati
i’rab jar.
[15/3 17:59] Aing: b. Isim Isyarah
Isim isyarah
adalah isim yang digunakan untuk menunjuk
atau
biasa disebut
kata tunjuk.
Semua isim isyarah hukumnya yaitu :
mabni,
kecuali (هَذَانِ)
dan (هَتَانِ)
yang hukumnya seperti
isim mutsana.
Diantara isim
yang termasuk
isim isyarah
yaitu :
(هَذَا), (هَذِهِ), (ذَلِكَ), (تِلْكَ), (هُنَاكَ)
Contoh kalimatnya :
هَذِهِ مَدْرَسَةٌ
إِنَّ هَذِهِ الْمَدْرَسَةَ وَسِيْعَةٌ
أَتَعَلَّمُ فِي هَذِهِ الْمَدْرَسَةِ
Pada contoh kalimat
yang pertama,
kata (هَذِهِ)
berkedudukan sebagai mubtada’
dan berada
pada marfu.
Pada contoh kedua,
(هَذِهِ )
berkedudukan sebagai
isim inna
dan berada
pada tempat
manshub.
Sedangkan pada contoh kalimat yang ketiga, (هَذِهِ) berkedudukan sebagai majrur.
[15/3 18:02] Aing: c. Isim MaushulIsim
maushul
Isim MaushulIsim maushul adalah
isim yang digunakan
untuk menghubungkan
dua kalimat.
Diantara yang termasuk
isim maushul adalah
(مَنْ), (مَا), (الَّذِيْ), (الَّتِيْ), dll. Contoh:قَامَ مَنْ جَلَسَسَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُMeskipun dala
keadaan
i’rab rafa’ maunpun
khafadh kata (مَنْ)
tetap harakatnya
yakni
mabni sukun.
[15/3 18:04] Aing: d. Isim Syarat
Isim syarat
ialah isim yang memerlukan “jawab”.
Gunanya
menggabungkan 2 kalimat dimana
kalimat yang pertama menjadi syarat dan
yang kedua
ialah jawab.
Diantara yang termasuk
isim syarat
yaitu :
(مَنْ), (مَا), (مَتَى), (أَيَّانَ), (أَيْنَ), (أَيْنَمَا), (أَنىَّ), (حَيْثُمَا), (كَيْفَمَا), dan (أَيُّ).
Semua isim syarat
ialah
mabni
kecuali (أَيُّ).
Contoh : مَنْ جَدَّ وَجَدَإِنَّ مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Namun
walaupun menempati i’rab yang berbeda,
tetapi kata (مَنْ)
tidak berubah
harakatnya.
[16/3 01:09] Aing: e. Isim Istifham
Isim istifham
ialah isim yang digunakan untuk bertanya
atau bisa juga disebut
kata tanya.
Diantara yang termasuk
isim istifham yaitu : (مَنْ), (مَا), (مَتَى), (أَيْنَ), (كَيْفَ), (كَمْ), dan (أَيُّ).
Semua isim istifham
adalah mabni
kecuali (أَيُّ).
Contohnya :
أَيْنَ بَيْتُكَ؟مِنْ أَيْنَ جِئْتَ؟
Kata (أَيْنَ)
pada contoh pertama menempati
i’rab rafa’
dan pada contoh kedua menempati
i’rab jer
tetapi tidak ada perubahan pada harakat.
[16/3 01:12] Aing: f. Sebagian Zharaf
Isim zharaf
ada yang mu’rab
dan ada pula
yang mabni.
Isim zharaf yang mabni ialah
(حَيْثُ), (أَمْسِ), (الْآنَ), (إِذْ), (إِذَا), (أَيْنَ), dan ثُمَّ جَلَسْتُ حَيْثُ كُنْتَ جَالِسًا
Kata (حَيْثُ)
menepati i’rab nashab karena menjadi zharaf
tetapi harakatnya
tidak berubah
karena asalnya
mabni dlammah
[16/3 01:13] Aing: g. Isim Fi’il
Isim fi’il
ialah
isim mabni
yang menunujukkan
makna fi’il
akan tetapi
tidak mempunyai tanda seperti
fi’il.
Diantara yang termasuk
isim fi’il
ialah :
(هَيْهَاتَ), (قَطْ), (آمِيْنَ), (حَيَّ), dll.
Contoh : حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِأَكَلْتُ خُبْزًا فَقَطْKata (حَيَّ)
bermakna (أَقْبِلْ) dan
kata (قَطْ)
bermakna (يَكْفِ)
[16/3 01:15] Aing: h. Adad Murakkab
(11-19 kecuali 12)
Angka belasan dari 11-19 kecuali 12
dalam bahasa Arab hukumnya adalah
mabni fathah.
Maka, apapun i’rabnya
tetap berharakat fathah.
Contoh : جَاءَ ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًااِشْتَرَيْتُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ كِتَابًاجَاءَ الْمُدَرِّسُ مَعَ سِتَّةَ عَشَرَ طَالِبًا
[16/3 01:16] Aing: Macam – Macam
Isim Mu’rab
Isim mu’rab
dibagi menjadi 3 macam atau bagian,
diantaranya yaitu :
Isim Marfu’,
Isim Mansub dan
Isim Majrur.
Berikut ini uraiannya :
[16/3 01:19] Aing: a. Isim Marfu’
Tanda – tanda Isim Marfu’ ada 3 macam
yakni :
1. Dhommah (الضَّمَّة)
Contohnya :
(نَجَحَ الطَّالِبُ ( إِسْمُ الْمُفْرَد
Artinya :
Siswa itu lulus.
(Isim Mufrad)
(حَضَرَتْ الْمُدَرِّسَاتُ (جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ
Artinya :
Para guru (pr) telah Hadir ( Jama’ Muannats Salim).
(قَامَ الرِّجَالُ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ
Artinya :
Para laki-laki itu berdiri ( Jama’ Taksir).
2. Alif (اَلأَلِفُ)
Contohnya :
(مِثْلُ : نَجَحَ الطَّالِبِانِ( مُثَنَّى مُذَكَّرُ
Artinya :
Kedua siswa itu lulus ( Mutsanna Mudzakkar).
(السَّيَّارَتَانِ غَلِيَّتَانِ. ( مُثَنَّى مُؤَنَّثْ
Artinya :
Dua mobil itu mahal (Mutsanna Muannats).
(ذَهَبَ الْمُوَظَّفَانِ.( مُثَنَّى مُذَكَّرُ
Artinya :
Kedua pegawai itu pergi ( Mutsanna Mudzakkar).
(جَآءَتْ مُدَرِّسَتَانِ . (مُثَنَّى مُؤَنَّثْ
Artinya :
Kedua guru itu datang (Mutsanna Muannats).
3. Wawu (اَلْوَاو)
Contohnya :
(مِثْلُ : حَضَرَ الْمُهَنْدِسُوْنَ . (جَمْعُ الْمُذَكَّرُ سَالِمْ
Artinya :
Para insyinyur itu Hadir (Jama’ Mudzakkar Salim).
(ذَهَبَ الْمُسَافِرُوْنَ . (جَمْعُ الْمُذَكَّرُ سَالِمْ
Artinya :
Para musafir itu pergi
(Jama’ Mudzakkar Salim).
(جَاءَ أَبُوْكَ . ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ
Artinya :
Telah datang bapakmu ( Asmaul Khomsah).
(ذَهَبَ أَخُوْكَ . ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ
Artinya :
Telah pergi kakakmu ( Asmaul Khomsah).
[16/3 01:22] Aing: b. Isim Mansub
Tanda-tanda Isim Manshub ada 4 macam bagian diantaranya yaitu :
Fathah (الْفَتْحَةُ)
Contohnya :
(قَرَأَ الطَّالِبُ الْكِتَابَ ( إِسْمُ الْمُفْرَد
Artinya :
Siswa itu membaca buku (Isim Mufrad).
(شَرَحَ الْمُدَرِّسُ الدُّرُوْسَ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ
Artinya :
Guru itu menjelaskan pelajaran
( Jama’ Taksir).
( كتَبَتْ الطَّالِبَةُ الرِّسَالَةَ ( إِسْمُ الْمُفْرَدة
Artinnya :
Siswi itu menulis surat
(Isim Mufrad).
(إِشْتَرَيْتُ الْأَقْلَامَ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ
Artinya :
Saya membeli banyak polpen
( Jama’ Taksir).
Yaa (الْيَاءُ)
Contohnya :
( قَبِلْتُ الْمُدَرِّسَيْنِ ( مُثَنَّى مُذَكَّرُ
Artinya :
Saya bertemu dua orang guru(lk)
( Mutsanna Mudzakkar).
(قَبِلْتُ الْمُدَرِّسَتَيْنِ ( مُثَنَّى مُؤَنَّثْ
Artinya :
Saya bertemu dua orang guru (pr)
( Mutsanna Muannats).
(الْمُدَرِّسُوْنَ عَالِمِيْنَ( جَمْعُ الْمُذَكَّرُ
Artinya :
Para guru (lk) itu berilmu (Jama’ Mudzakkar Salim).
Kasrah (اَلْكَسْرَةُ)
Contohnya :
( رَأَيْتُ الْمُمَرَّضَاتِ ( جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ
Artinya :
Saya melihat para perawat ( Jama’ Muannats Salim).
(قَبِلْنَا الْمُدَرِّسَاتِ ( جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ
Artinya :
Kami bertemu para guru (pr) ( Jama’ Muannats Salim).
Alif (الأَلِفُ)
Contohnya :
(مِثْلُ : شَهَدْتُ أَخَاكَ ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ
Artinya :
Saya melihat saudaramu (Asmaul Khomsah).
(قَبِلْنَا أَبَاكَ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ
Artinya :
Kami bertemu bapakmu (Asmaul Khomsah)
[16/3 01:25] Aing: c. Isim Majrur
Tanda – tanda Isim Majrur itu ada 3 macam atau bagian yaitu :
Kasrah (اَلْكَسْرَةُ)
Contohnya :
( وَصَلْتُ إِلَى الْبَيْتِ (إِسْمُ الْمُفْرَد
Artinya :
Saya sampai di rumah
(Isim Mufrad).
(ذَهَبَ الطُّلاَّبُ إِلَى الْجَامِعَةِ ( جمع التنسير
Artinya :
Para mahasiswa pergi ke kampus
( Jama’ taksir).
(حَضَرَتْ الْمُسْلِمَاتُ فِيْ الْمَسْجِدِ (جمع الْمُؤنث سالم
Artinya :
Para Muslimah di mesjid ( Jama’ Muannats Salim).
(رَجَعْتُ مِنَ الْمَدْرَسَةِ (إِسْمُ الْمُفْرَد
Artinya :
Saya pulang dari sekolah (Isim Mufrad).
(ذَهَبَ الْمُوَظَّفُوْنَ إِلَى الْإِدَارَةِ ( جمع التنسير
Artinya :
Para pegawai pergi ke kantor
( Jama’ taksir).
(حَضَرَتْ الْمُدَرِّسَاتُ فِيْ الْفَصْلِ (جمع الْمُؤنث سالم
Artinya :
Para guru ada di kelas ( Jama’ Muannats Salim).
Yaa (الْيَاءُ)
Contohnya :
( قَرَءْتُ عَلَى الْكِتَابَيْنِ ( إِسم المثنى
Artinya :
Saya membaca dua buku (Isim Mutsanna).
(قَبِلْتُ مَعَ الْمُهَنْدِسِيْنَ ( جمع المذكر سالم
Artinya :
Saya bertemu dengan para Insyinyur
( Jama’ Mudzakkar).
(تَحَدَّثَ مَعَ أَخِيْكَ ( أسماء الخمسة
Artinya :
Saya berbicara dengan kakakmu
( Asmaul Khomsah).
(كَتَبْتُ عَلَى الرِّسَالَتَيْنِ ( إِسم المثنى
Artinya :
Saya menulis dua surat (Isim Mutsanna).
(قَبِلْتُ مَعَ الْمُوَظَّفِيْنَ ( جمع المذكر سالم
Artinya :
Saya bertemu dengan para pegawai
( Jama’ Mudzakkar).
(تَحَدَّثَ مَعَ أَبِيْكَ ( أسماء الخمسة
Artinya :
Saya berbicara dengan bapakmu
( Asmaul Khomsah).
Fathah (الْفَتْحَةُ)
Contohnya :
ذَهَبْتُ إِلَى مَكَّةَ
Artinya :
Saya pergi ke Mekah.
رَجَعْتُ مِنْ مِصْرَ
Artinya :
Saya pulang dari Mesir
قَبِلْتُ مَعَ إِبْرَاهِيْمَ
Artinya :
Saya bertemu dengan Ibrahim
Demikianlah pembahasan tentang Pengertian
Isim Mabni dan Isim Mu’rab.
[16/3 13:14] Aing: Pengertian
Isim Mutsanna ( مُـثَـنَّـى )
Apa itu isim Tatsniyah ?
Isim tatsniyah atau
isim mutsanna
adalah kata benda /
isim yang menunjukkan makna dua,
baik itu untuk
mudzakkar atau
muannats
dengan menambahkan
alif dan
nun
di akhirnya
ketika marfu’ dan menambahkan
ya’
dan
nun
ketika manshub
dan
majrur.
Harakat huruf
sebelum huruf tambahan difathahkan
dan
nun harakatnya
dikasrahkan.
Contoh
Isim Mutsanna atau Tatsniyah
yaitu :
كِتَابٌ = كِتَابَانِ/ كِتَابَيْنِ
جَنَّةٌ = جَنَّتَانِ/ جَنَّتَيْ
Isim mutsana
ditandai dengan
alif
ketika marfu’ dan
ya’
ketika mansub dan
majrur.
Contohny :
جَاءَ الطَّالِبَانِ – إِنَّ الطَّالِبَيْنِ – مِنَ الطَّالِبَيْنِ
Kata (الطَّالِبَانِ)
kenapa ber’irab rafa’?
sebab dalam
kedudukan sebagai
fa’il.
Kata (الطَّالِبَيْنِ)
yang pertama
‘irabnya nashab
sebab sebagai
isim inna.
Kata (الطَّالِبَيْنِ)
yang kedua
ber’irab khafadh
karena kedudukannya sebagai
majrur.
Dan wajib membuang nun pada akhir isim mutsanna ketika
di idhafahkan.
Contohnya : مُدَرِّسَا اللُّغَةِ asalnya adalah مُدَرِّسَانِ اللُّغَةِ
Baca : Nahwu Wadhih Bagian 1
1. Bentuk Isim Mutsannaa
Bentuk isim mutsanna
huruf sebelum ya’ mutsanna difathahkan
ketika nashab
dan jer
dan nun
dikasrahkan
pada semua keadaan i’rab.
Syarat isim
yang dimutsannakan
yaitu harus
mufrad,
mu’rab,
dan tidak murakkab.
Oleh sebab itu,
mutsanna
dan
jama’
tidak dapat dimutsannakan.
Demikian pula
isim mabni,
seperti
isim syarat,
istifham
dan lainnya.
Contohnya : حَضَرَ الْمُهَنْدِسَانِ – زُرْتُ دَولَتَينِ
artinya :
“Dua insinyur itu telah hadir – Aku telah mengunjungi dua negara”.
2. Memutsannakan Isim Maqshur,
Manqush dan
Mamdud.
a. Apabila Isim Maqshur
Dimutsannakan,
maka
perlu Dilihat
Alifnya.
Jika terletak pada
huruf ke tiga,
maka
huruf alif
dikembalikan ke aslinya, yaitu :
dirubah menjadi
wawu
atau
ya’,
sesuai aslinya.
Contohnya :
(عَصَا (عَصَوَانِ – عَصَوَينِ) – فَتَى ( فَتَيَانِ – فَتَيَين
Jika terletak pada huruf
ke empat
atau lebih,
maka
dirubah menjadi
ya’.
Contohnya :
(مُسْتَشْفَى ( مُسْتَشْفَيَانِ – مُسْتَشْفَيَينِ
b. Apabila Isim Manqush
Dimutsannakan,
maka
Huruf ya’
Dikembalikan,
jika sebelumnya
maka dihapus
Contohnya :
(مُحَامِ ( مُحَامِيَانِ – مُحَامِيَينِ
c. Apabila Isim Mamdud
Dimutsannakan,
maka Perlu Dilihat.
Hamzahnya.
Jika untuk ta’nits,
maka diubah menjadi
wawu.
Contohnya :
(خَضْرَاء ( خَضْرَاوَانِ – خَضْرَاوَينِ
Apabila asli,
maka tetap seperti semula.
Contohnya :
(فَضَاء ( فَضَاءَانِ – فَضَاءَينِ
Apabila sebelumnya merupakan perubahan dari ya’
atau
wawu,
maka hamzahnya tetap
atau
dirubah menjadi
wawu.
Contohnya :
بِنَاء / بِنَاءَانِ atau بِنَاوَانِ asalnya ya’, dari بَنَى يَبْنِي
سَمَاء / سَمَاءَانِ atau سَمَاوَانِ asalnya wawu, dari سَمَا يَسْمُو
Baca : Pengertian Isim Isyarah – Bahasa Arab
d. Menghapus Nun
Mutsanna
Ketika
Dimudhafkan
Nun mutsanna dihapus
ketika menjadi
mudhaf saja.
Contohnya :
حَضَرَ مُدَرِّسَا اللُغَةِ الْعَرَبِيَّةِ
Artinya :
Dua guru Bahasa Arab itu telah hadir.
Nun pada ( مدرسان ) dihapus :
Contohnya :
تَقَعُ بَنْهَا بَينَ مَدِينَتَيِ الْقَاهِرَةِ وَطَنْطَا
Artinya
“Banha terletak di antara
dua kota, Kairo dan Tanta”.
Lafadz-lafadz
Mulhaq bil Mutsanna
fi I’rabih
Isim Mulhaq
disamakan dengan mutsanna
dalam hal i’rab
ada 5 lafadznya
yaitu :
اِثْنَانِ – اِثْنَتَانِ – ثِنْتَانِ – كِلَا dan كِلْتَا (apabila diidhafahkan kepada dhamir).
Pada asalnya isim mutsanna adalah
isim mufrad
yang ditambahkan
alif dan nun
atau
ya’ dan nun.
Hanya saja lafadz-lafadz yang lewat
tidak mempunyai mufrad tetapi
maknanya menunjukkan kepada mutsanna tersebut .
Oleh sebab itu, ia di-mulhaq-kan (disamakan) dengan mutsanna
dalam hal i’rabnya,
yaitu dirafa’kan dengan alif dan
dinashabkan
dan
dijarkan
dengan huruf ya’.
Berikut ini
penjelasan ringkas mengenai penggunaan lafadz ( كِلَا dan كِلْتَا ).
كِلَا (Untuk mutsanna mudzakkar) dan كِلْتَا (untuk mutsanna muannats) yaitu dua isim yang tidak digunakan kecuali dalam keadaan mudhaf. Keduanya tidak dimudhafkan kecuali kepada dhamir mutsanna atau kepada isim ma’rifah mutsanna.
# Apabila diidhafahkan kepada dhamir mutsanna, maka
sebagai taukid
dan dii’rab
seperti
i’rabnya menjadi mutsanna.
Contohnya:
رَأَيْتُ السَّيِّدَتَينِ كِلْتَيهِمَا
Artinya :
“Aku telah melihat
dua nyonya itu semuanya.”
( كِلْتَي : Taukid manshub dengan ya’)
مَرَرْتُ بِالطَّالِبَتَينِ كِلْتَيهِمَا
Artinya :
“Aku telah berpapasan dengan dua siswi itu semuanya.”
( كِلْتَي : Taukid majrur dengan ya’)
# Adapun jika
diidhafahkan kepada
isim ma’rifah mutsanna, maka
keduanya dii’rab
dengan
i’rabnya isim maqshur, dirafa’kan
dengan
dhammah muqaddarah
atas alif,
dinashabkan
dengan
fathah muqaddarah atas alif dan
dijarkan dengan
kasrah muqaddarah
atas alif.
Isim setelahnya
sebagai mudhaf ilaih majrur.
Contohnya yaitu :
كِلَا الرَّجُلَينِ مُجْتَهِدَانِ أَوْ كِلْتَا السّيِّدَتَينِ مُجْتَهِدَتَانِ
Artinya :
“Kedua lelaki itu rajin”
Artinya :
“Kedua nyonya itu rajin.” (Ketika rafa’)
رَأَيتُ كِلَا الرَّجُلَينِ أَوْ كِلْتَا السَّيِّدَتَينِ
Artinya :
“Aku telah melihat dua lelaki itu atau dua nyonya itu.” (Ketika nashab)
مَرَرْتُ بِكِلَا الرَّجُلَينِ أَوْ كِلْتَا السَّيِّدَتَينِ
Artinya :
“Aku telah berpapasan dengan dua lelaki itu atau dua nyonya itu.” (Ketika jar)
Demikianlah pembahasan tentang
Isim Mutsanna atau
Isim Tatsniyah.
Semoga bermanfaat ….
[18/3 01:18] Aing: Kalam / Jumlah
( اَلْكَلاَمُ \ اَلْجُمْلَةُ)
Ialah
susunan kata
yang memberikan pengertian.
Dalam bahasa Indonesia disebut dengan " Kalimat "
KalimahØ ( اَلْكَلِمَةُ )
Ialah
susunan huruf
yang memiliki pengertian. Dalam bahasa Indonesia dinamakan " Kata " Misalnya :
aku, kamu, meja, buku, pena,mengerti, faham, makan, dll.
Apabila beberapa kalimah disusun dengan benar,
maka akan terbentuk kalam/jumlah = kalimat.
Adapun kalimah itu dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
1. Kalimah Isim
( ( اََلاِْ سْمُ )
= Kata Benda
2. Kalimah Fi’il
( اَلْفِعْلُ )
= Kata Kerja
3. Kalimah Kharf
( اَلْحَرْفُ )
= Kata Sandang
[18/3 01:25] Aing: 1. KALIMAH ISIM
(Kata Benda)
A. Tanda-tanda Kalimah Isim
Agar dapat membedakan kalimah isim
dari kalimah-kalimah
yang lain,
maka kita harus hafal tanda-tandanya
dibawah ini :
1. Ada Alif-Lam / AL (ال..)
pada permulaannya.
Contoh:
اَلرَّجُلُ , اَلْمَرْاَةُ , التِّلْمِيْذُ , اَلْمُدَرِّسُ
2. Ada salah satu huruf jar
di depannya .
Misalnya :
مِنْ مَكَّةَ إِلىَ الْمَدِيْنَةِ , عَنِ النَّبِيِّ , كَالشَّمْسِ
Adapun diantara khuruf jar
itu ialah :
Harf Jar Arti Contoh
عَنْ tentang / dari عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ
فِىْ di dalam التِّلْمِيْذُ يَقْرَأُ الْكِتَابَ فِي الْفَصْلِ
عَلَى Seperti اَلْكِتَابُ عَلَي الْمَكْتَبِ
كَـ Seperti وَجْهُكَ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ
لَ \ لِ Untuk هَلْ لَكَ دِيْنَارٌ \ لِلَّهِ
رُبَّ Banyak رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ إِلَّا الْجُوْعُ
مِنْ Dari مِنَ الْمَسْجِدِالْحَرَامِ
إِلَى ke/maring إِلىَ الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
وَ \بِ \ تَ Demi وَاللهِ \ بِاللهِ \ تَاللهِ
3. Berakhir dengan
huruf ta’ marbutoh ( ة / ـة )
Misalnya:
المَرْأَةُ , اَلْجَمِيْلَةُ , كَثِيْرَةٌ , اَلْمَرْأَةُ , الصَّالِحَةُ , قَلِيْلَةٌ
4. Berkharokat tanwin ( --ً----/--ٍ---- / ---ٌ---- ) Misalnya :
زَيْدٌ , تِلْمِيْذٌ , مُجْتَهِدٌ , عَالِمٌ , بِنْتٌ , صَالِحَةٌ
5. Di depannya
ada huruf nida’
( kata panggilan)
Misalnya :
يَازَيْدُ , يَاأَيُّهَاالنَّاسُ
Sampai di sini,
kita harus sudah mampu membedakan
mana kalimah yang isim, dan
mana kalimah yang
bukan isim.
Yaitu dengan memperhatikan ada
atau tidaknya
tanda-tanda isim
pada kalimah itu.
Catatan :
Apabila suatu isim
telah ada ( ال )
pada permulaannya,
maka
ia tidak boleh
berkharokat tanwin.
Begitu pula
jika suatu isim
telah berkharokat tanwin, maka tidak boleh ada ( ال) pada permulaannya.
[18/3 01:43] Aing: B. Pembagian Isim
( تَقْسِيْمُ اْلأَسْمَاءِ )
Setelah kita bisa membedakan
kalimah isim
dari kalimah-kalimah
yang lain,
marilah sekarang
kita pelajari
jenis-jenis kalimah isim, agar jika ketemu isim,
kita bisa mengetahui
isim itu isim apa.
Isim dibagi menjadi
7 jenis,
yaitu:
1. Isim Mufrod Mudzakkar
( اَلْإِسْمُ الْمُفْرَدُ الْمُذَكَّرُ )
Yaitu
isim untuk benda-benda yang berjumlah 1,
dan berjenis kelamin laki-laki.
(isim untuk laki-laki 1).
Cirinya :
tidak berakhir dengan
ta’ marbuthoh ( ة / ـة)
Contoh :
المُؤْمِنُ = seorang laki-laki mu’min
المُسْلِمُ = seorang laki-laki muslim
اَلْكَافِرُ= seorang laki-laki kafir
2. Isim Mufrod Muannats ( الإِسْمُ المُفْرَدُ المُؤَنَّثُ )
Yaitu
isim yang digunakan untuk benda yang berjumlah 1,
dan berjenis kelamin perempuan.
(isim untuk perempuan 1).
Cirinya :
selalu berakhir dengan
ta’ marbutoh ( ة /ـة )
Contoh :
المُُُُسْلِمَةُ = seorang perempuan muslim
المُؤْمِنَةُ = seorang perempuan mu’min
اَلْكَافِرَةُ = seorang perempuan kafir
[18/3 01:44] Aing: 3. Isim Tatsniyah Mudzakkar ( الإِسْمُ التَّثْنِيَةُ المُذَكَّرُ )
Yaitu
isim untuk dua laki-laki
Cirinya:
berakhir dengan tambahan huruf alif-nun (...َانِِ )
atau yak - nun ...َ يْنِِِِ)
Contoh :
اَلْمُسْلِمَانِ / اَلْمُسْلِمَيْن dua laki-laki muslim
اَلْمُؤْمِنَانِ / اَلْمُؤْمِنَيْنَ dua laki-laki mu’min
الكافرَانِ / الكَافِرَيْنِ dua laki-laki kafir
[18/3 01:45] Aing: 4. Isim Tatsniyah Muannats ( الإِسْمُ التَّثْنِيَةُ الْمُؤَنَّثُ )
Yaitu
isim untuk dua perempuan.
Cirinya:
berakhir dengan tambahan ta-alif-nun ( َتانِ……) atau yak-nun.( تَيْنِِ .….. )
Contoh :
المُسْلِمَتَانِ / اَلْمُسْلمَتَيْنِ Dua perempuan muslim
المؤمِنَتَانِ / المُؤْمِنَتَيْنِ Dua perempuan mu’min
الكَافِرَتَانِ / الكَافِرَتَيْنِ Dua perempuan kafir
[18/3 01:47] Aing: 5. Isim Jama’ Mudzakkar ( إسْمُ الْجَمْعِ الْمُذَكَّرِ )
Yaitu
isim untuk banyak laki-laki.
Cirinya:
berakhir dengan
huruf tambahan wawu-nun
( ُوْنَ…. ) atau yak-nun ( ...ِ.يْنَ). Jika huruf tambahan ini
dihilangkan,
maka
menjadi
isim mufrod mudzakkar
Contoh :
اَلْمُسْلِمُوْنَ / اَلْمُسْلِمِيْنَ banyak laki laki muslim
اَلْمُؤْمِنُوْنَ /اَلْمُؤْمنِيْنَ banyak laki laki mu’min
الكافِرُوْنَ / الكافِرِيْنَ banyak laki laki kafir
المنافقين / المنافقون banyak laki laki munafiq
[18/3 01:48] Aing: 6. Isim Jama’ Muanats ( الإسْمُ الْجَمْعُ الْمُؤَنَّثُ )
Yaitu
isim
untuk banyak perempuan.
Cirinya :
berakhir dengan alif dan
ta’ ta’nits ( ات…. )
Contoh :
1) المُسْلِمَاتُ = banyak perempuan muslim
2) المُؤْمِنَاتُ = banyak perempuan mu’min
3) الكَافِرَاتُ = banyak perempuan kafir
[18/3 01:51] Aing: 1. Isim Jama’ Taksir
( إِسْمُ اْلجَمْعِ التَّكْسِيْرِ )
Yaitu
isim untuk benda-benda yang berjumlah banyak,
dan tidak memiliki
jenis kelamin /
jenis kelaminnya tidak jelas (ketika benda itu disebut).
Cirinya :
Berbeda dengan isim-isim sebelumnya,
yang semuanya memiliki ciri-ciri khusus,
maka
isim jama’ taksir
tidak memiliki ciri-ciri khusus.
Kita hanya bisa mengetahui isim jama’ taksir
dengan memperhatikan maknanya
atau dengan memperhatikan wazan-wazan (patokan-patokan) nya.
Contoh :
Arti
Isim Jamak
Isim Mufrod
Gunung- gunung اَلْجِبَالُ اَلْجَبَلُ
Kitab- kitab الكُتُبُ اَلْكِتَابُ
Guru- guru الأَسَاتِيْذُ الأُسْتَاذُ
Masjid- masjid المَسَاجِدُ المَسْجِدُ
Sampai disini,
setiap bertemu dengan kalimah isim,
kita harus sudah mampu mengetahui isim itu
isim apa.
Mufrod,
Tatsniyah, atau
Jama’,
Mudzakkar atau
Muannats
dengan
melihat huruf tambahan yang ada pada
akhir isim itu.
[18/3 01:53] Aing: C. Isim-isim Yang Lain
Yang dimaksud dengan isim-isim yang lain,
yaitu
semua kalimah
yang meskipun
pada kalimah itu
tidak terdapat
tanda-tanda isim,
akan tetapi
kalimah itu
termasuk kalimah isim.
Ada pun
3 macam kalimah isim
yang termasuk jenis ini, yaitu :
1. Isim Dhomir (kata ganti)
2. Isim Isyaroh (kata tunjuk)
3. Isim Maushul (kata
sambung ).
[18/3 01:58] Aing: 1. Isim Dhomir
Dalam bahasa Indonesia, Isim Dhomir
dikenal dengan istilah
Kata Ganti.
Secara garis besar
Isim dlomir
dibagi menjadi
2 macam,
yaitu :
1. Isim Dhomir Munfashil (terpisah dengan kalimah lain)
2. Isim Dhomir Muttashil (terangkai dengan kalimah lain )
Untuk bisa
mengetahui dan membedakan
kedua isim dhomir itu, marilah kita memperhatikan beberapa contoh kalimat / kalam di bawah ini :
Aku akan menolong mu أَنَا اَنْصُرُكَ =
Kamu membawa bukuku = اَنْتَ حَمَلْتَ كِتَابِيْ
Dia sedang membaca buku nya = هُوَ يَقْرَاُ كِتَابَهُ
Mereka mengunjungi desa kita = هُمْ يَزُوْرُوْنَ قَرْيَتَنَا
Kata-kata yang tercetak miring (
Aku,
Kamu ,
Dia dan
Mereka)
pada contoh-contoh di atas, merupakan contoh-contoh untuk
isim dhomir munfashil
dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan
kata-kata yang dicetak tebal ( mu,
ku,
nya dan
kita )
adalah contoh-contoh untuk isim dhomir muttashil.
Coba amati dan fahami dengan seksama !
Hafalkan isim dhomir dibawah ini dengan baik
Isim Dhomir Munfashil
Isim Dhomir Muttashilnya Arti
هُوَ هُ / هِ Dia (lk) satu
هُمَا هُمَا / هُمَا Dia (lk) dua
هُمْ هُمْ / هُمْ Dia (lk) banyak
هِيَ هَا Dia (pr) satu
هُمَا هُمَا / هِمَا Dia (pr) dua
هُنَّ هُنَّ / هِنَّ Dia (pr) banyak
أَنْتَ كَ Kamu (lk) satu
أَنْتُمَا كُمَا Kamu (lk) dua
أَنْتُمْ كُمْ Kamu (lk) banyak
أَنْتِ كِ Kamu (pr) satu
أَنْتُمَا كُمَا Kamu (pr) dua
أَنْتُنَّ كُنَّ Kamu (pr) banyak
أَنَا يْ Saya
نَحْنُ نَا Kita
Perbedaan antara
Isim Dhomir Munfashil dan Isim Dhomir Muttashil ialah :Ø
[18/3 02:00] Aing: 1 Isim Dhomir Munfashil
selalu berdiri sendiri,
terpisah dari kalimah
yang lain.
Misal :
أَنَا تِلْمِيْذٌ = saya seorang murid
أَنْتَ مُعَلِّمٌ = kamu seorang guru
2 Isim Dhomir Muttashil
tidak bisa berdiri sendiri,
dan harus dirangkai
dengan kalimah yang lain.
Misalnya:
كِتَابُكَ جَدِيْدٌ = bukumu baru
لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ bagimu amalmu =
وَلَنَا اَعْمَالُنَاdan bagi kami amal kami =
[18/3 02:02] Aing: 2. Isim Isyaroh
Dalam bahasa Indonesia, isim Isyaroh
disebut dengan
kata tunjuk.
Sesuai dengan namanya, isim ini digunakan untuk menunjuk suatu benda.
Oleh karena itu ,
kita cukup menghafal dan mengetahui
cara penggunaannya saja.
Adapun isim-isim Isyaroh itu ialah :
هَذَا Ini ( untuk isim mufrod mudzakkar )
هَذِهِ Ini ( untuk isim tmufrod muannats )
هَذَانِ Ini ( untuk isim muannats mudzakkar )
هَتَانِ Ini ( untuk isim tatsniyah muannats )
هَؤُلآءِ mereka ini ( untuk jama’ mudz. /muannats)
ذَلِكَ Itu ( untuk isim mufrod mudzakkar )
تِلْكَ Itu ( untuk isim mufrod muannats )
ذَلِكُمَا Itu ( untuk isim tatsniyah mudzakkar )
تِلْكُمَا Itu ( untuk isim tatsniyah muannats )
اُولَئِكَ Itu / mereka itu (untuk isim jama’)
هُنَا Di sini
هُنَاكَ Di sana.
[18/3 02:10] Aing: Keterangan :
1 Isim yang jatuh
setelah isim isyaroh
dinamakan
musyar ilaih
( yang ditunjuk )
2 Antara isim isyaroh
dengan
musyar ilaih
harus bersesuaian dalam
hal :
Mufrod / Jama’nya, dan
Mudzakkar / Muannatsnya.
Apabila
musyar ilaihnya
isim mufrod mudzakkar, maka
isim isyarohnya
harus
mufrod mudzakkar.
Apabila
musyar ilaihnya
mufrod muannats,
maka
isim isyarohnya juga
harus
mufrod muannats.
Begitulah seterusnya.
Perhatikan contoh-contoh
di bawah ini !
Arti Musyar ilaih
Isim Isyaroh
ini seorang murid lk2 تِلْمِيْذٌ هَذَا
ini seorang murid pr. تلميذَةٌ هَذِهِ
ini dua orang murid lk2. تلميذَانِ هَذَانِ
ini dua orang murid pr. تلميذَتَانِ هَاتَانِ
ini banyak murid التَّلاَمِيْذُ هَؤُلآءِ
pada contoh-contoh diatas, kita dapat melihat bahwa isim Isyaroh
selalu berbeda, menyesuaikan dengan Musyar ilaih nya.
Begitulah untuk seterusnya.
[18/3 02:13] Aing: 3. Isim Maushul
Dalam bahasa Indonesia Isim Maushul
dinamakan
kata Sambung.
Karena fungsinya menghubungkan antara
isim yang di depannya (‘Aid) dengan
isim yang di belakangnya (Shilah).
Isim maushul, diterjemahkan dengan.’.........
yang / kang’
atau diterjemah
sesuai dengan isim
yang sebelumnya.
Contoh:
1- اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا
1) (اَلْحَمْدُ) Utawi sekabehe puji, iku( ِللهِ) kagungane Allah,(الَّذِيْ) Dzat, (هَدَا ) kang wus mituduhi sopo dzat, (نَا) ing kita, (لِهَذَا) kanggo iki. (Adapun segala puji adalah bagi Allah, yang telah menunjuki kita, untuk ini)
2- هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَإِلَهَ إِلَّاهُوَ
2) (هُوَ)Utawi Deweke, iku (اللهُ) Allah. (الَّذِيْ) Dzat, (لاَإِلَهَ) kang ora ana pangeran, (اِلاَّ هُوَ) kejaba Deweke. (Dia adalah Allah, dzat yang tiada tuhan selain Dia).
3- وَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ
3) (وَيْلٌ)Utawi neraka Wail, iku (لِلْمُصَلِّيْنَ) kanggo wong-wong kang padha sholat, (الَّذِيْنَ) hiya wong akeh, (هُمْ) kang utawi dheweke kabeh, (عَنْ صَلاَتِهِمْ) saking sholate dheweke kabeh, iku (سَاهُوْنَ) wong-wong kang padha lalai. (Adapun Neraka Wail adalah untuk orang-orang yang sholat, yang mereka itu dari sholat mereka adalah orang-orang yang lalai)
Adapaun isim-isim maushul itu ialah :
Isim Maushul A r t i
اَلَّذِيْ untuk mufrod mudzakkar
اَلَّتِيْ untuk muf rod muannats
اَلَّذَانِ - اَلَّذَيْنِ untuk tatsniyah mudzakkar
اَلَّتَانِ - اَلَّتَيْنِ untuk tasniyah muannats
الَّذِيْنَ untuk jama’ mudzakkar
اللآتِي - اللَّوَاتِيْ untuk jama’ muannats
مَنْ untuk semua yang berakal
مَا untuk semua yang tak berakal
[18/3 02:15] Aing: Kalimah yang setelah
isim maushul (shilah),
harus
memiliki / menyimpan dhomir
yang kembali
kepada kalimah
yang sebelum
isim maushul (‘Aid).
Dan antara
isim maushul
dengan
‘aid
harus saling bersesuaian / cocok.
Misalnya :
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ اَوْجَدَنَا وَعْدَهُ
(اَلْحَمْدُ) Utawi puji, iku (لله) kagungane Allah, (الَّذِيْ) Dzat, (اَوْجَدَ) kang wus mujudake sopo Dzat, (نَا) ing kita, (وَعْدَهُ) ing janjine Dzat. (Adapun segala puji itu adalah milik Allah, yang telah mewujudkan janjiNya kepada kita )
[18/3 02:21] Aing: Keterangan :
• Lafadzالله adalah ‘Aid
• Lafadz اَلَّذِيْ isim Maushul
• Lafadzاَوْجدَ adalah Shilah,
yang didalamnya tersimpan dhomir
yang kembali kepada 'Aid (yaitu هو)
• Lafadzهُ pada lafadz وَعْدَهُ adalah dhomir muttashil.
Sampai disini,
kita harus sudah mampu :
1 Membedakan kalimah isim
dari kalimah-kalimah yang
lain.
2 Kita harus sudah bisa
membedakan antara
Isim mufrod mudzakkar /
muannats,
isim Tatsniyah
Mudzakkar / muannats,
dan antara
Isim Jama’ Mudzakkar /
muannats / Taksir.
3 Hafal
Isim-isim Dhomir,
isim-isim Isyaroh, dan juga isim-isim Maushul,
dengan baik. Misalnya :
[18/3 02:23] Aing: السلام| علي|كم| و|رحمة|الله| و|بركات|ه
Tarkibnya :
= السَّلاَمُisim mufrod mudzakkar = عَلَيْ| harf Jar =كُمْ| isim dhomir muttashil = وَ| harf =رَحْمَةُ| isim mufrod muannats=اللهِ| isim mufrod mudzakkar = وَ| harf = بَرَكَاتُ| isim jama’ muannats = هُ|isim dhomir muttashil.
[18/3 02:25] Aing: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
بِ| اسْمِ| اللهِ| الرَّحْمنِ| الرَّحِيْمِ
Tarkibnya :
= بِharf jar
= اسْمِ| isim mufrod mudzakkar = اللهِ| isim mufrod mudzakkar = الرَّحْمنِ| isim mufrod mudzakkar الرَّحِيْمِ| = isim mufrod mudzakkar
[18/3 02:26] Aing: اَعُوْذُ| بِ |اللهِ |مِنَ |الشَّيْطَانِ | الرَّجِيْمِ
Tarkibnya:
اَعُوْذُ = Fi’il Mudhore’
| = بِharf jar
= اللهِ| isim mufrod mudzakkar |
مِنَ = harf jar |
الشَّيْطَانِ = isim mufrod mudzakkar |
الرَّجِيْمِ = isim mufrod mudzakkar.
[18/3 02:27] Aing: اِنَّ | الدِّيْنَ| عِنْدَ | اللهِ| اْلاِسْلَامُ
Tarkibnya:
اِنَّ = harf |
= الدِّيْنَisim mufrod mudzakkar |
= عِنْدَ isim mufrod mudzakkar |
اللهِ = isim mufrod mudzakkar |
= اْلاِسْلَامُ isim mufrod mudzakkar.
[18/3 02:29] Aing: اِنَّ| الصَّلَاةَ |عِمَادُ |الدِّيْنِ
Tarkibnya :
ان = harf |
الصلاة = isim mufrod muannats = عماد |
isim mufrod mudzakkar | الدين = isim mufrod mudzakkar
[18/3 14:20] Aing: 2. KALIMAH FI’IL اَلْفِعْلُ
(Kata Kerja)
Kalimah Fi’il
ialah
kalimah/kata
yang artinya
menunjuk
pada suatu perbuatan. Misalnya :
makan,
minum,
tidur,
menolong,
berkata,
berjalan, dll.
Kalimah Fi’il
(kata kerja)
terbagi menjadi
3 macam,
yaitu :
1 Fiil Madhi
(kata kerja bentuk lampau)
2 Fiil Mudhori’
(kata kerja
bentuk sedang / akan)
3 Fiil Amr
(kata kerja perintah).
[18/3 14:30] Aing: 1. FI’IL MADHI
( اَلْفِعْلُ اْلمَاضِ )
(Kata Kerja Bentuk Lampau)
Sebelum mempelajari
fi’il madli lebih jauh,
kita harus tahu bahwa
fi’il madli
merupakan asal
bagi
fi’il - f'i’il yang lain.
Baik
fi’il Mudlore’ maupun
fi’il Amar,
semua terbuat
dari
fi’il Madhi.
Oleh karena itu
penjelasan tentang
fi'il madhi
harus kita fahami betul.
Fiil Madli
ialah
kata kerja bentuk lampau,
dimana pekerjaannya
telah selesai dikerjakan.
Itulah sebabnya
fi’il madli diterjemahkan dengan
‘telah......atau
‘wus.......
Misalnya :
اَكَلَ = telah makan,
نَصَرَ =telah menolong
حَضَرَ = telah datang,
ذَهَبَ= telah pergi
[18/3 14:35] Aing: A. Ciri-ciri Fi’il Madhi
Fiil Madhi
kita bedakan
dari
fi’il-fi’il yang lain,
dengan
memperhatikan cirinya, yaitu :
‘mengikuti salah satu
dari
wazan-wazan fi’il madli
yang telah tertentu’.
Wazan-wazan fi’il madhi adakalanya terdiri dari
3 huruf,
4 huruf,
5 huruf atau
6 huruf.
Wazan
ialah ukuran.
Wazan fi’il madli,
berarti
‘ukuran untuk fi’il madli’. Artinya,
jika suatu kalimah menyamai salah satu
dari wazan fi’il madli
itu berarti
kalimah itu ‘fi’il madli’.
Atau
jika suatu kalimah dinyatakan sebagai
fi’il madli,
maka
kalimah itu harus mengikuti / menyamai
salah satu dari wazan-wazan fi’il madli itu dalam hal :
(1) Jumlah huruf dan
(2) Kharokat.
Contoh :
• Kalimat نَصَرَ
adalah fi’il madhi,
karena ia menyamai
wazan fi’il madhiفَعَلَ
• Kalimah اَذْهَبَ
adalah fi’il madhi,
karena ia menyamai
wazan fi’il madhiاَفْعَلَ
• Kalimah قَاتَلَ
adalah fi’il madhi,
karena ia menyamai
wazan fi’il madhiفَاعَلَ
• Kalimahتَعَاوَنَ
adalah fi’il madhi,
karena ia menyamai
wazan fi’il madhiتَفَاعَلَ ,
dst…
[18/3 14:39] Aing: B. Wazan-wazan Fi’il Madli
Karena fi'il Madhi
itu ada yang terdiri dari
3 huruf,
4 huruf,
5 huruf dan
6 huruf,
maka
wazan-wazannya
adalah :
1. Wazan-wazan Fi’il Madhi
3 huruf.
Wazan Mauzun
(kalimah yang mengikuti
wazan)
فَعَلَ نَصَرَ , كَتَبَ , دَخَلَ , ذَهَبَ
فَعِلَ عَلِمَ , حَسِبَ , عَمِلَ , فَرِحَ
فَعُلَ حَسُنَ , ضَحُمَ , كَرُمَ , جَهُلَ
2. Wazan-wazan Fi’il Madhi
4 huruf :
Wazan Mauzun
(kalimah yang mengikuti
wazan)
أَفْعَلَ أَحْسَنَ , أَعْلَمَ , أَدْبَرَ , أَفْسَدَ , أَفْرَدَ , آمَنَ
فَاعَلَ قَاتَلَ , هَاجَرَ, شَاوَرَ, مَادَّ , سَاقَى
فَعَّلَ فَرَّحَ , عَلَّقَ , كَفَّرَ , وَكَّلَ , يَسَّرَ , بَيَّنَ
فَعْلَلَ حَمْدَلَ , جَلْبَبَ , حَوْقَلَ , بَسْمَلَ
Fi’il Madhi 4 huruf, adakalanya
memang asli
terdiri dari
4 huruf.
Tapi adakalanya
berasal dari fi’il madhi
3 huruf
yang diberi tambahan
1 huruf,
sehingga menjadi
4 huruf.
3. Wazan-wazan Fi’il Madhi
5 huruf.
Wazan Mauzun
(kalimah yang mengikuti wazan)
إِفْتَعَلَ إِجْتَمَعَ , إِبْتَدَأَ, إِقْتَرَبَ, إِعْتَمَرَ
تَفَعَّلَ تَكَلَّمَ , تَوَكَّلَ , تَوَسَّلَ, تَيَسَّرَ
تَفَاعَلَ تَعَاوَنَ , تَسَائَلَ , تَوَاعَدَ, تَبَايَعَ
إِنْفَعَلَ إِنْكَسَرَ , إِنْتَفَعَ , إِنْكَفَأَ, إِنْصَدَعَ
إِفْعَلَّ إِحْمَرَّ, إِصْفَرَّ, إِسْمَرَّ
تَفَعْلَلَ تَجَلْبَبَ , تَدَحْرَجَ , تَمَسْكَنَ , تَشَيْطَنَ
4. Wazan-wazan Fi’il Madli
6 huruf.
Wazan Mauzun
(kalimah yang mengikuti
wazan)
إِسْتَفْعَلَ إِسْتَغْفَرَ , إِسْتَنْصَرَ , إِسْتَحَلَّ
إِفْعَوْعَلَ إِحْلَوْلَى
[18/3 14:43] Aing: Perhatikan !
Semua fiil
yang mengikuti wazan-wazan fi'il madhi diatas,
dalam hal:
‘jumlah huruf dan kharokatnya’,
berarti fi’il madli.
Dan fiil
yang mengikuti wazan-wazan itu,
dinamakan
mauzun
(yang mengikuti wazan).
Huruf-huruf tambahan
yang ada pada mauzun, sama persis
dengan
huruf-huruf tambahan
yang ada pada wazan,
demikian juga
letak huruf-huruf tambahan itu.
Contoh :
أَكْرَمَ
adalah Fi madhi 4 hrf, mengikuti wazan أَفْعَلَ
قَاتَلَ
adalah Fi Madhi 4 hrf, mengikuti wazan فَاعَلَ
إِنْكَسَرَ
adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِنْفَعَلَ
إِجْتَمَعَ
adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِفْتَعَلَ
إِحْمَرَّ
adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِفْعَلَّ
إِسْتَغْفَرَ
adalah Fi Madhi 6 hrf, mengikuti wazan إِسْتَفْعَلَ
Begitu seterusnya, pelajarilah dengan seksama, hingga benar-benar faham.
[18/3 14:46] Aing: C. Perubahan Fi’il Madhi
karena perbedaan pelaku.
Fiil-fi’il Madli
mengalami perubahan
pada huruf akhirnya
dengan
adanya huruf-huruf tertentu yang ditambahkan.
Dimana
huruf-huruf tambahan itu menunjukkan
'siapa pelaku'
dari
fi’il madhi itu.
Fi’il Madhi Pelaku Arti
نَصَرَ هُوَ
Dia (lk. 1) telah menolong
نَصَرَا هُمَا
Dia (lk. 2) telah menolong
نَصَرُوا هُمْ
Dia (lk banyak) telah menolong
نَصَرَتْ هِيَ
Dia (pr 1) telah menolong
نَصَرَتَا هُمَا
Dia (pr 2) telah menolong
نَصَرْنَ هُنَّ
Dia (pr.banyak) telah menolong
نَصَرْتَ أَنْتَ
Kamu(lk.1) telah menolong
نَصَرْتُمَا أَنْتُمَا
Kamu(lk.2) telah menolong
نَصَرْتُمْ أَنْتُمْ
Kamu (lk banyak) telah menolong
نَصَرْتِ أَنْتِ
Kamu (pr.1) telah menolong
نَصَرْتُمَا أَنْتُمَا
Kamu (pr.2) telah menolong
نَصَرْتُنَّ أَنْتُنَّ
Kamu (pr. banyak) telah menolong
نَصَرْتُ أَنَا
Saya telah menolong
نَصَرْنَا نَحْنُ
Kita telah menolong
[18/3 14:49] Aing: Jika kita perhatikan perubahan-perubahan
fi’il madhi di atas,
maka
kita menemukan,
bahwa
perubahan itu
ada pada
akhir tiap-tiap fi’il,
yaitu
adanya tambahan
huruf Alif Tatsniyah (ا ), Wawu Jama’ (وْ )
Tak’ Ta’nits (تْ ),
Ta’ Fa’il ( تَ , تِ , تُ) ,
Nun Fa’il ( نَا) dan
Nun Niswah ( نَ )
sesuai dengan
‘pelaku dari fi’il
tersebut.
[18/3 14:52] Aing: Penjelasan tentang
fi’il madli
kita cukupkan
sampai di sini dulu.
Yang penting,
1. Kita harus paham dan
hafal
wazan-wazan fi’il madhi,
sehingga kita
bisa membedakan
fi'il madhi
dari
fi'il-fi'il yang lain
dengan menggunakan
wazan-wazan itu
sebagai patokannya.
2. Kita harus hafal dan
faham
perubahan-perubahan
fi'il madhi
sesuai dengan
dhomir-dhomir pelakunya,
sehingga
kita bisa tahu
siapa-siapa pelaku
dari
fi'il madhi
itu.
[18/3 14:56] Aing: 2. FI’IL MUDHORI’
(Kata kerja bentuk
sedang / akan)
Yaitu
fi’il (kata kerja)
untuk suatu pekerjaan
yang
sedang / akan
dikerjakan.
Itulah sebabnya
fi’il mudhore’
selalu diterjemah/dibaca dengan
“sedang............” atau “akan.............”
Misalnya :
كَتَبَ← يَكْتُبُ sedang menulis اَدْخَلَ←يُدْخِلُ
sedang memasukkan
أَكَلَ ← يَأْكُلُ
sedang makan
قَاتَلَ ← يُقاتِلُ
sedang berperang
قَرَأَ← يَقْرَأُ
sedang membaca
يُقَطِّعُ ← قَطَّعَ
sedang memotong
[18/3 14:59] Aing: A. Cara Membuat
Fi’il Mudhori’
dari
Fi’il Madhi
Yaitu
dengan menambahkan salah satu
dari
huruf-huruf Mudhoro’ah pada
permulaan fi’il madhi, kemudian
merubah
kharokat bacaannya.
Adapun
Khuruf Mudhoro’ah
itu ialah :
Alif,
Nun,
Yak, dan
Tak
(ا , ن , ي , ت )
. Misalnya :
نَصَرَ ← يَنْصُرُ يُدْخِلُ ← اَدْخَلَ
يَكْتُبُ ← كَتَبَ قَاتَلَ ← يُقاتِلُ
يَدْخُلُ ← دَخَلَ يَقْطَعُ ← قَطَعَ
[18/3 15:01] Aing: Akan tetapi
jika
fiil madhinya
terdiri dari
3 huruf
dan
huruf pertamanya
berupa Wawu,
maka
sebelum ditambahkan
huruf mudhoro’ah,
wawu tersebut
harus
dihilangkan
terlebih dahulu,
baru
ditambahkan
huruf Mudhoro’ah itu. Misalnya :
وَقَي ← يَقِي يَعِدُ ← وَعَدَ
وَجِلَ ← يَجِلُ يَصِلُ ← وَصَلَ
[18/3 15:03] Aing: Khusus
pada fi’il mudhori’
yang berasal dari
fi’il madhi 4 huruf,
maka
huruf Mudhoro’ahnya
harus
didhommah,
sedangkan pada
fi’il-fi’il mudhori’
yang lain,
semua huruf mudhoro’ahnya dibaca
fatkhah.
Misalnya :
فَرَّحَ ← يُفَرِّحُ أَحْسَنَ ← يُحْسِنُ
زَكَّى ←يُزَكِّى هَاجَرَ ← يُهَاجِرُ
[18/3 15:06] Aing: B. Perubahan Fi’il Mudhori’,
karena
perbedaan Dhomir
pelakunya
يَكْتُبُ هُوَ
Dia (lk. 1) sedang menulis
يَكْتُبَانِ همُاَ
Dia (lk. 2) sedang menulis
يَكْتُبُوْنَ هُمْ
Dia (lk.Banyak) sedang menulis
تَكْتُبُ هِيَ
Dia (pr. 1) sedang menulis
تَكْتُبَانِ
هُمَا
Dia (pr. 2) sedang menulis
يَكْتُبْنَ هُنَّ
Dia (pr.Banyak) sedang menulis
تَكْتُبُ أنت
Kamu (lk. 1) sedang menulis
تَكْتبُاَنِ اَنْتُمَا
Kamu (lk. 2) sedang menulis
تَكْتُبُوْنَ اَنْتُمْ Kamu(lkbanyak)sedang menulis
تَكْتُبِيْنَ اَنْتِ
Kamu (pr. 1) sedang menulis
تَكْتُبَانِ اَنْتُمَا
Kamu (pr. 2) sedang menulis
تَكْتُبْنَ اَنْتُنَّ Kamu(prbanyak)sedang menulis
اَكْتُبُ اَنَا
Saya sedang menulis
نَكْتُبُ نَحْنُ
Kita sedang menulis
[18/3 15:08] Aing: Jika kita perhatikan perubahan perubahan
fi’il mudlori’ diatas,
maka kita menemukan bahwa :
Huruf mudhoro’ah ( ا), (ن ), (ي ), atau (ت)
yang terletak pada permulaan fi’il,
disamping sebagai
tanda fi’il mudhori’,
juga
sebagai petunjuk
‘siapa’ pelaku
dari
fi’il mudhori’
itu.
(Saya,
Kamu,
Dia atau
Kita).
Sedangkan
tambahan huruf
pada
akhir tiap-tiap fi’il mudlori’ merupakan petunjuk
‘berapa banyak’
pelakunya
(satu, dua, atau banyak. Perhatikan daftar perubahan di atas dengan seksama.
[18/3 15:18] Aing: C. Macam-macam
Fi’il Mudhore’
Fi’il Mudhore’
ada 3 macam,
yaitu :
1. Fi’il Mudhore’
Shohih Akhir.
Yaitu semua Fi’il Mudhore’ yang
huruf akhirnya
berupa huruf shohih /
huruf sehat (bukan و , ا , ي ). Misalnya :
يَرْحَمُ
mengasihi =
يَخْرُجُ
= keluar
يَدْخُلُ
= masuk
يَضْرِبُ
memukul =
يَقُوْمُ
= berdiri
يَجْلِسُ
= duduk
2. Fi’il Mudhore’ Mu’tal Akhir.
Yaitu
semua Fi’il Mudhore’
yang huruf akhirnya
berupa
huruf ‘illat /
huruf yang sakit
yaitu :( ا , و , ي ).
Sesuai dengan
huruf akhirnya,
maka
Fi’il Mudhore’ Mu’tal Akhir dibagi menjadi
3 macam,
yaitu:
1. Fi’il Mudhore’
Mu’tal Wawu.
Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Wawu ( و )
Misalnya :
يَنْمُو
= naik
يَغْزُو
= perang
يَدْعُو
= memanggil
يَسْرُو
= mulia
2. Fi’il Mudlore’ Mu’tal Alif.
Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Alif ( ا ).
Misalnya :
يَخْشَى
= takut
يَرَى
= melihat
يَرْوَى
= segar
يَرْضَى
= meridhoi
3. Fi’il Mudhore’ Mu’tal Yak.
Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Yak (ي ).
Misalnya :
يَقْضِى
= menetapkan
يَرْمِي
= melempar
يَنْوِى
= berniat
يَهْدِى
= menunjuki
[18/3 15:19] Aing: 3. Fi’il Mudhore’
Fi’il Lima (5).
Yaitu
semua fi’il Mudhore’
yang pelakunya dhomir:
misalnya : هُمَا , هُمْ , أَنْتُمَا , أَنْتُمْ , أَنْتِ
Dlomir Fi’il 5
هُمَا يَفْعُلاَنِ, يَكْتُبَانِ, يَضْرِبَانِ , يَفْتَحاَنِ , يُعَلِّمَانِ , يُكَذِّبَانِ
هُمْ يَفْعُلُوْنَ, يَكْتُبُوْنَ, يَضْرِبُوْنَ, يَفْتَحُوْنَ, يُعَلِّمُوْنَ, يُكَذِّبُوْنَ
اَنْتُمَا تَفْعُلاَنِ, تَفْتَحاَنِ , تُعَلِّمَانِ , تُكَذِّبَانِ تَكْتُبَانِ, تَضْرِبَانِ,
اَنْتُمْ تَفْعُلُوْنَ, تَكْتُبُوْنَ, تَضْرِبُوْنَ, يَفْتَحُوْنِ, يُعَلِّمَوْنَ, يُكَذِّبُوْنَ
اَنْتِ تَفْعُلِيْنَ, تَكْتُبِيْنَ, تَضْرِبِيْنَ, تَفْتَحِيْنَ, تُعَلِّمِيْنَ, تُكَذِّبِيْنَ
[18/3 16:05] Aing: 3. FI’IL AMAR
(Kata Perintah)
Dalam bahasa Indonesia,
fi’il Amar
dikenal dengan istilah
kata perintah .
Misalnya :
= تَعَلَّمْ / Belajarlah !
= اُكْتُبْ Menulislah !
إِقْرَأْ / Bacalah !
Seperti halnya
fi’il Mudhore’
itu bentukan dari fi’il madhi, maka
fi’il Amar
pun juga dibentuk dari
fi’il madhi.
Adapun caranya
yaitu :
[18/3 16:11] Aing: A. Cara Membentuk
Fi’il Madhi
Menjadi
Fi’il Amar.
1. Apabila
fi’il madhinya
terdiri dari
3 huruf,
maka
fi’il amar nya
dibentuk mengikuti
3 kemungkinan wazan :
اِفْعَلْ اِفْعِلْ اُفْعُلْ
Tergantung
kharokat ‘ain fi’il
pada
fi’il mudhori’nya.
Jika
‘ain fi’il
pada
fi’il mudhore’nya fatkhah, maka
‘ain fi’il pada fi’il amar nya pun harus fatkhah
( فَعَلَ - يَفْعَلُ – اِفْعَلْ )
Jika
‘ain fi’il
pada
fi’il mudhore’nya kasroh, maka
‘ain fi’il pada fi’il amarnya juga kasroh
( فَعَلَ - يَفْعِلُ – اِفْعِلْ ). Begitupula jika
‘ain fi’il
pada
fi’il mudhore’nya dhommah, maka
‘ain fi’il pada fi’il amar nya juga harus didhommah
( فَعُلَ - يَفْعُلُ – اُفْعُلْ). Lihat contohnya !
Fi’il Amar
Fi’il Mudhore’
Fi’il Madhi
انْصُرْ يَنْصُرُ نَصَرَ
إِضْرِبْ يَضْرِبُ ضَرَبَ
إِفْتَحْ يَفْتَحُ فَتَحَ
[18/3 16:14] Aing: 2. Apabila
fi’il madhinya
terdiri dari 4 huruf atau
lebih, maka
fi’il amar nya
sama seperti
fi’il madhinya itu,
hanya
mengalami perubahan
kharokat.
Lihat contoh-contoh
di bawah ini !
Fi’il Amar
Fi’il Mudhore’
Fi’il Madhi
اَفْعِلْ يُفْعِلُ اَفْعَلَ
فَاعِلْ يُفَاعِلُ فَاعَلَ
فَعِّلْ يُفَعِّلُ فَعَّلَ
فَعْلِلْ يُفَعْلِلُ فَعْلَلَ
تَفَاعَلْ يَتَفَاعَلُ تَفَاعَلَ
اِفْتَعِلْ يَفْتَعِلُ اِفْتَعَلَ
اِنْفَعِلْ يَنْفَعِلُ اِنْفَعَلَ
تَفَعَّلْ يَتَفَعَّلُ تَفَعَّلَ
اِسْتَفْعِلْ يَسْتَفْعِلُ اِسْتَفْعَلَ
[18/3 16:20] Aing: A. Perubahan
Fi’il Amar
karena Perbedaan
Dlomir Pelakunya.
Karena fi’il amar itu
'perintah'
dari ( orang I )
kepada ( orang II ),
maka
pelaku fi’il amar pun
hanya orang II (kamu).
Perhatikan daftar
di bawah ini
dengan seksama !
Dhomir Fi’il Amar Arti
أنت اُنْصُرْ
Kamu (lk. 1) menolonglah !
أنتما اُنْصُرَا
Kamu (lk. 2) menolonglah !
أنتم اُنْصُرُوْا
Kamu(lk. banyak) menolonglah!
أنت اُنْصُرِيْ
Kamu (pr. 1) menolonglah !
أنتما اُنْصُرَا
Kamu (pr. 2) menolonglah !
أنتن اُنْصُرْنَ
Kamu(pr. banyak) menolonglah!
Dari daftar di atas,
kita dapat mengetahui bahwa
perubahan-perubahan pada fi’il amar
terdapat pada akhir tiap-tiap fi’il.
Yakni
adanya tambahan
huruf Alif Tatsniyah (ا ), Wawu Jama' ( و ),
Yak Muannats Mukhothobah (ي ) dan
Nun Niswah ( ن ).
dimana
tambahan huruf-huruf itu menunjukkan
berapa banyaknya pelaku
Sampai disini
kita harus sudah mampu untuk :
1. Membedakan
fi’il Amar
dari
fi’il-fi’il yang lain
(dengan memperhatikan
wazan-wazannya)
2. Bisa membuat
fi’il Madhi
menjadi
fi’il Amar
3. Bila menjumpai
fi’il Amar
maka
kita harus bisa
mengetahui bahwa itu
fi'il Amar,
dan sekaligus
kita mengetahui
siapa pelakunya
[18/3 16:29] Aing: Agar kita lebih
bisa faham dan hafal jenis-jenis Fi'il
dengan lebih baik,
maka
perbanyaklah latihan-latihan seperti di bawah ini !
1- مَا شَاءَ اللّهُ كَانَ وَمَا لاَ يَشَاءُ لَمْ يَكُنْ
مَا |
شَاءَ |
اللّهُ |
كَانَ |
وَ|
مَا |
لا َ|
يَشَاءُ |
لَمْ |
يَكُنْ
Tarkibnya :
مَا = kharf |
شَاءَ = fi'il madhi wazannya فَعَلَ, |
اَللّهُ = isim mufrod mudzakkar |
كَانَ = fi'il madhi mengikuti wazan =
وَ /
فَعَ
kharf |
مَا = isim maushul | لا = kharf nafi |
يَشَاءُ = fi'il mudhore' shohih akhir | لَمْ = kharf |
يَكُنْ = fi'il Mudhore' shohih akhir
2- قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ
قَالَ|
رَسُوْلُ |
اللهِ |
: مَنْ |
يُرِدِ |
اللهُ|
بِ|
هِ|
خَيْرًا|
يُفَقِّهْ|
هُ|
فِي|
الدِّيْنِ|
وَ|
يُلْهِمْ|
هُ |
رُشْدَ|هُ
Tarkibnya :
قَالَ = fi'il madhi,
wazannya (فَعَلَ ),
pelakunya dhomir ( هُوَ ) | رَسُوْلُ = isim mufrod mudz. | اللهِ = isim mufrod mudz.
| مَنْ = kharf syarat |
يُرِدْ = fi'il mudhore'
shohih akhir,
| اللهُ = isim mufrod mudz |
بِ = kharf jar |
هِ = isim dhomir muttashil | خَيْرًا = isim mufrod mudz | يُفَقِّهْ = fi'il mudhore' shohih akhir | هُ = isim dhomir muttashil |
فِيْ = kharf jar |
الدِّيْنِ = isim mufrod mudz |
وَ = kharf |
يُلْهِمْ = fi'il mudhore' shohih akhir |
هُ = isim dhomir muttashil | رُشْدَ = isim mufrod mudz |
هُ = isim dhomir muttashil.
[18/3 16:35] Aing: 3- قَالَ اللهُ تَعَالىَ : فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
قَالَ |
اللهُ |
تَعَالىَ |
: فَ|
اُذْكُرُوْ |
نِ|يْ |
أَذْكُرْ|
كُمْ |
وَ|
اشْكُرُوْا|
لِ|
يْ |
وَ|
لاَ|
تَكْفُرُوْ|
نِ|
يْ
Tarkibnya :
قَالَ = fi'il madhi,
wazannya فَعَلَ
, pelakunya dhomir هُوَ |
اللهُ = isim mufrod mudz. | تَعَالىَ = fi'il madhi,
wazannya ( تَفَاعلَ ), pelakunya dhomir هُوَ |
فَ = kharf |
اُذْكُرُوْ = fi'il amar, dari ذَكَرَ – يَذْكُرُ - اُذْكُرْ
, dhomirnya اَنْتُمْ |
نِ = Nun Wiqoyah (untuk menjembatani jika 'yak
mutakallim'
jatuh setelah fi'il)
| يْ = dhomir muttashil / yak mutakallim. |
أَذْكُرْ = fi'il mudhore',
dari (ذَكَرَ ),
dhomirnya ( اَنْتَ ).
| كُمْ = isim dhomir muttashil. | وَ = kharf 'athaf. |
اشْكُرُوْا = fi'il amar,
dari (شَكَرَ – يَشْكُرُ – اُشْكُرْ ), dhomirnya ( اَنْتُمْ ).
| لِ = kharf jar. |
يْ = isim dhomir muttashil. | وَ = kharf 'ataf. |
لاَ = kharf nahi. |
تَكْفُرُوْ = fi'il mudhore' / fi'il 5, dari ( كَفَرَ - يَكْفُرُ )
, dhomirnya ( اَنْتُمْ ).
| نِ = Nun wiqoyah.
[18/3 16:40] Aing: 3. KALIMAH KHARF
(Kata Sandang)
A. Pengertiannya
Kharf
ialah kalimah
yang tidak bisa
berdiri sendiri,
akan tetapi
harus dirangkai
dengan kalimah yang lain.
Baik dirangkai dengan
isim
atau dirangkai dengan
fi’il.
Dalam bahasa Indonesia kharf
dikenal dengan istilah
“kata sandang”
Di atas telah kita pelajari, bahwa
kalimah isim
itu memiliki ciri-ciri tertentu, dan
kalimah fi’il
juga memiki ciri-ciri
yang tertentu pula.
Maka, jika suatu kalimah tidak memiliki ciri-ciri isim dan
tidak memiliki ciri-ciri fi’il, berarti
kalimah itu
kalimah Kharf.
Contoh :
يَا (kharf Nida) = wahai
فَ (kharf Jawab/ ataf)= maka / kemudian
أيْنَ (Kharf Istifham) = dimana
لاَ (Kharf Nahi) = jangan
لاَ (Kharf Nafi) = tidak
dan lain-lain .
[18/3 16:44] Aing: B. Macam-macam Kharf
Kharf
ada banyak sekali macamnya,
dan masing –masing kharf memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.
Akan tetapi disini
akan kita sebutkan macam-macamnya saja dulu,
agar kita bisa mengenali pada saat kita menjumpainya.
Sedangkan
untuk tugas dan fungsinya, nanti kita pelajari
sambil berjalan
sesuai dengan yang
kita butuhkan.
a. Terdiri dari
1 huruf :
Kharf Arti Contoh
اَ apakah اَلَمْ نَصْرَحْ لَكَ
بِ dengan, demi, di بِالْقَلَمِ , بِالْمَكَّةِ , بِاللهِ
تَ demi تَاللهِ
سَـ... akan / bakal سَـيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ
…فَـ maka فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
كَـ seperti لاَ كَالْبَشَرِ بَلْ هُوَ كَالْيَقُوْتِ
لِـ / لَـ untuk/milik هَذَا لَكَ وَ لِوَلَدِكَ
وَ Dan, demi وَالْعَصْرِ
[18/3 16:47] Aing: b. Terdiri dari
2 huruf Kharf
Arti Kharf Arti
لاَ tidak/tidak ada آ he…….!
مُذْ nalikane / ketika اِذْ jika , karena , ketika
مِنْ sebagian dari اَمْ Utawa / atau
مَا apa?,ora, sesuatu اَنْ Yento / bila
نَّ temen-temen اِنْ Lamun, senajan
هَلْ apa ta ? / apakah اَوْ atau
وَا he…..! اَيْ yakni, he…..
كَيْ supaya, untuk بَلْ malah, bahkan
لَنْ ora عَنْ dari/ tentang
لَمْ ora bakal / tak kan فِيْ didalam
كَمْ berapa ? قَدْ benar-benar / terkadang
يَا He…..! لَوْ jika
c. Terdiri dari 3 huruf
اَيُّ endi sewiji-wiji/apa saja أيْ tegese/artinya
اِذَنْ Tiba-Tiba اَلاَ apata ora/apakah tidak/ingatlah
اِذًا Tiba-Tiba , Apabila , ketika اَمَا anapun/adapun
اِنَّ sesungguhnya لاَتَ Tidak Ada
بَلَى Benar لَيْتَ Semoga
ثُمَّ Kemudian مُنْذُ Awit / Semenjak
رُبَّ Banyak خَلاَ Kecuali / Selain
سَوْفَ Akan غَيْرَ Kecuali / Selain
عَدَا Selain عَلَى Di atas / ing ngatase
[18/3 18:29] Aing: d. Terdiri dari 4 huruf
اِذْمَا
Kapan saja
كَاَنَّ Seperti
اَلاَّBahwa tidak
كَلاَّJangan begitu
اِلاَّ Kecuali
لَعَلَّ Semoga
اَمَّا Adapun لكِنAkan tetapi
اِمَّا Terkadang لَمَّا Ketika
حَتىَّ Sehingga / hingga لَوْلاَ Jika tidak karena
حَاشَا Sakliyane / selain لَوْمَا Jika tak karena
هَلاَّ Tidakkah
e. Terdiri dari 5 huruf
لَكِنَّ anging tetapine / akan tetapi
[18/3 18:31] Aing: C. Penggunaan
Kharf
di dalam jumlah
Disamping digunakan sesuai dengan ‘arti-arti’nya, maka
kharf-kharf itu
juga harus difungsikan sebagaimana ‘tugasnya’ masing-masing.
Misalnya :
Kharf Jar
harus bertugas
meng’jar’kan
isim , dan
Kharf Jazm
harus
men’jazm’kan fi’il,
dan seterusnya.
Penjelasan lebih lanjut tentang
tugas-tugas kharf,
nanti akan kita pelajari ketika kita membicarakan I’rob
[18/3 18:32] Aing: Catatan :
Apa yang telah kita pelajari dari mulai
isim,
fi'il dan
kharf,
maka kalau bisa
kita harus hafal. Setidak-tidaknya kita
harus faham betul,
sehingga kapan saja
kita bertemu maka kita bisa tahu bahwa itu
isim /
fi'il /
kharf.
[18/3 18:35] Aing: I’ROB ( الإعراب (
(perubahan
pada akhir kalimah)
A. Pengertian I’rob
I’rob
ialah perubahan
pada tiap-tiap
akhir kalimah.
Perubahan-perubahan itu dikarenakan
adanya perbedaan ‘amil (penyebab),
yang masuk pada kalimah-kalimah itu.
Jika suatu kalimah
dimasuki ‘amil Rafi’,
maka
kalimah itu
harus beri’rab rafa’.
Dan jika yang masuk adalah ‘amil Nashib,
maka
kalimah itu harus
beri’rab nashab.
Demikian pula jika yang masuk adalah
‘amil Jar,
maka kalimah itupun harus beri’rab jar.
Begitu seterusnya.
Contoh Keterangan
جَاءَ زَيْدٌ huruf دpada زَيْدٌ di dzommah
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ huruf د pada زَيْدٍ dikasroh
رَاَيْتُ زَيْدًا huruf د pada زَيْدً difatkhah
جَاءَ تِلْمِيْذَانِ تِلْمِيْذَانِ dengan alif ( ا ) setelah تِلْمِيذَ
مَرَرْتُ بِتِلْمِيْذَيْنِ تِلْمِيْذَيْنِ dengan Yak (ي) setelah تلميذَ
رَاَيْتُ تِلْمِيْذِيْنَ تِلْمِيْذِيْنَ dengan Yak (ي) setelah تلميذِ
[18/3 18:40] Aing: B. Pembagian I’rob
I’rob dibagi menjadi
4 macam,
yaitu :
1) I’rob Rafa’ ( الرَّفْعُ )
2) I’rob Nashab ( النَصْبُ )
3) I’rob Jar ( الجَرُّ )
4) I’rob Jazm ( الجَزْمُ )
I’rob Rafa’ dan
I’rob Nasab
bisa terdapat pada
Isim dan
Fi’il,
I’rob Jar
khusus hanya pada
Isim,
dan
I’rob Jazm
khusus pada
Fi’il.
Jadi ,
Isim tidak memiliki
I’rob Jazm
dan
Fi’il tidak memiliki
I’rob Jar.
[18/3 18:42] Aing: I’rob Rafa’
dan
I’rob Nasab
bisa terdapat pada
Isim dan Fi’il,
I’rob Jar
khusus hanya pada
Isim,
dan
I’rob Jazm
khusus pada
Fi’il.
Jadi ,
Isim
tidak memiliki I’rob Jazm dan
Fi’il
tidak memiliki I’rob Jar.
[18/3 18:49] Aing: C. Tanda-tanda I’rob
( عَلاَمَاتُ الإِْعْرَابِ )
Masing-masing I’rob memiliki ‘tanda-tanda’
yang telah tertentu,
dan
tanda-tanda itu digunakan pada ‘tempat-tempat’
yang telah tertentu pula.
Penjelasan tentang I’rob ini agak rumit,
sehingga butuh kehati-hatian dan
perhatian yang ekstra.
Karena bab I’rob ini
bab yang sangat penting dan mutlak
digunakan pada setiap saat.
(1). I'rob Rafa'
I’rob Rafa’
memiliki 4 tanda,
yaitu :
(1) Dzommah
(2) Alif
(3) Wawu
(4) Tetepe huruf Nun
Keterangan :
1 . Dhommah ( _ ُ_ /_ٌ _ _ )
Menjadi tanda untuk
I’rob Rafa’
pada 4 tempat,
yaitu :
1. Pada Isim Mufrod,
baik mudzakkar.
maupun Muannats.
Mis. : التِلْمِيْذُ , الَتِّلْمِيْذَةُ
2. Pada Isim Jama’ Taksir.
Misal : اَلْكُتُبُ , الأشْجَارُ
3. Pada Isim Jama’
Muannats.
Misal : الصَالِحَاتُ, القَانِتَاتُ
4. Pada Fi’il Mudhori’
Shohih Akhir.
Misal : يَكْتُبُ, يَدْخُلُ
Jadi,
pada 4 tempat di atas, apabila
i’robnya rafa’
maka
tanda rafa’nya dengan dhommah.
Atau apabila salah satu dari ke 4 tempat di atas berkharokat dzommah, berarti
i’robnya mesti rafa’.
2. Alif ( ا )
Menjadi tanda I’rob Rafa’
hanya pada
Isim Tatsniyah
saja.
Misalnya : اَلْمُؤْمِنَانِ, اَلْمُؤْمِنَتَانِ
المؤمسلمان , المسلمتان
3. Wawu ( و )
Menjadi tanda untuk
I’rob Rafa’
pada 2 tempat,
yaitu :
1. Pada Isim Jama’
Mudzakkar.
Misal : المؤمنُوْنَ , المسلِمُوْنَ
2. Pada Isim 5 (lima) . Misal :اَبُوْهُرَيْرَةَ , اَخُوالْمُسْلِمِ
Adapun Isim 5 ( lima) itu ialah : اَبٌ , اَخٌ , حَمٌّ , فُ , ذُ
[18/3 18:50] Aing: Catatan :
Apabila
isim 5
telah diberi tanda i’rob,
maka
ia tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
harus dirangkai dengan
isim yang lain.
Misalnya :
اَبُوْ|كُمْ , اَخُوْ|هُمْ , حَمُّوْ|نَا, فُوْ|كَ ,ذُو|النُّوْرَيْنِ
[18/3 18:54] Aing: 4. Tetepe huruf Nun ( نَ )
atau
huruf ‘Nun yang tetap
ada',
Menjadi tanda untuk
i’robrafa’
pada
Fi’il 5 (lima).
Misalnya : يَكْتُبَانِ, يَكْتُبُوْنَ, تَكْتُبَانِ, تَكْتُبُوْنَ, تَكْتُبِيْنَ
[18/3 18:58] Aing: Kapan
Isim Harus Beri'rob Rafa' ?
Isim harus beri'rob rafa' apabila :
1. Menjadi Mubtada
(subyek)
2. Menjadi Khobar (predikat)
3. Menjadi Shifat dari
Maushuf yang
beri'rob Rafa'
4. Menjadi Fa'il (pelaku fi'il)
5. Menjadi Naib Fa'il
(pengganti Fa'il)
2. I’rob Nashab
I’rob Nashab
memiliki 5 tanda,
yaitu :
(1) Fatkhah ,
(2) Alif ,
(3) Kasroh ,
(4) Yak , dan
(5) Membuang huruf Nun
Keterangan :
1. Fatkhah ( __َ_/_ً_ )
Menjadi tanda bagi
I’rob Nashab
pada 3 tempat,
yaitu :
1. Pada Isim Mufrod.
Misal : التِّلْمِيْذَ , التلميذةَ
2. Pada Isim Jama’ Taksir.
Misal : الكُتُبَ , الاَشْجَارَ
3. Pada Fi’il Mudlori’
Shohih Akhir.
Misal : يفعُلَ, يضرِبَ
2. Alif ( ا )
Menjadi tanda
I’rob Nashab
hanya pada
Isim 5
saja.
Misalnya :اَبَا بَكْرٍ , ذَا مَالٍ , فَاهُ , حَمَّا كُمْ , اَخَا كَ
[18/3 19:01] Aing: 3. Kasroh ( ِ )
Menjadi tanda bagi
i’rob nashab
pada 1(satu) tempat saja,
yaitu pada :
Isim Jama’ Muannats.
Misalnya : اَلْمُسْلِمَاتُ, المؤمناتِ,الصَّالِحَاتِ
[18/3 19:03] Aing: 4. Yak ( ي )
Menjadi tanda bagi
i’rob nashab
pada 2 tempat,
yaitu :
1. Pada Isim Tatsniyah.
Misal :اَلْمُسْلِمَيْنِ , اَلْمُسْلِمَتَيْنِ
2. Pada Isim Jama’
Mudzakkar.
Misal :المسلمِيْنَ , المؤمِنِيْنَ
[18/3 19:04] Aing: 5. Membuang Nun
Menjadi tanda untuk
I’rob Nashab
pada Fi’il 5 saja.
Misal :
يَفْعُلاَنِ - لَنْ يَفْعُلاَ , يَفْعُلُوْنَ - اَنْ يَفْعُلُوْا
يَفْعُلاَنِ - لَنْ تَفْعُلاَ , تَفْعُلُوْنَ - اَنْ تَفْعُلُوْا
تَفْعُلِيْنَ - لَنْ تَفْعُلِيْ
[18/3 19:08] Aing: Kapankah
Isim
Harus
Beri’rob Nashab ?
Isim harus beri’rob Nashab apabila menjadi :
1. Maf’ul Bih
(obyek penderita /
yang dikenai pekerjaan)
2. Shifat dari Maushuf
yang beri’rob Nashab
3. Maf’ul liajlih
(sebab / karena)
4. Isimnyaإن atau
saudara-saudaranya
5. Khobarnyaكان atau
saudara-saudaranya
6. Khal
(yang menjelaskan
keadaan)
7. Maful Muthlaq/Mashdar
(yang menjelaskan
keadaan fi’il)
8. Tamyiz
(yang menjelaskan dzat/
jenis yang masih samar)
9. Maf’ul Fih/Dzorof
(yang menjelaskan
tempat/zaman)
10. Munada Idhofah
(mudhof dan
mudhof ilaih
yang jatuh setelah
harf Nida)
11. Mustatsna bi illa
12. Maf’ul Ma’ah.
[18/3 19:14] Aing: 3. I’rob Jar
I’rob Jar
memiliki 3 tanda,
yaitu :
(1) Kasroh,
(2) Fatkhah,
(3) Yak
Keterangan :
1. Kasroh ( --ِ-- )
menjadi tanda bagi
I’rob Jar
pada 3 tempat,
yaitu :
1) Pada Isim Mufrod.
Misal : التلميذِ , التلميذَةِ
2) Pada Isim Jama’ Taksir.
Misal : الكُتُبِ , اَلْاَشْجَارِ
3) Pada Isim Jama’
Muannats.
Misal : المسلماتِ , , الصالحاتِ
2. Fatkhah ( )
Menjadi tanda bagi
I’rob jar
pada satu tempat saja,
yaitu :
pada Isim Ghoiru Munshorif
Misalnya : بِدَرَاهِيْمَ , بِدَنَانِيْرَ, فِيْ مَسَاجِدَ
(Penjelasan lebih lanjut tentang
Isim Ghoiru Munshorif,
nanti menyusul,
sambil berjalan)
3. Yak ( ى )
Menjadi tanda bagi
I’rob Jar
pada 3 tempat,
yaitu :
1) Pada Isim Tatsniyah.
Misal : المُسْلِمَيْنِ, اَلجْاَهِلَيْنِ
2) Pada Isim Jama’
Mudzakkar.
Misal : المُسْلِمِيْنَ, اَلْجَاهِلِيْنَ
3) Pada Isim Lima.
Misalnya : اَبِيْ بَكْرٍ, اَخِيْكَ, ذِيْ مَالٍ
[18/3 19:17] Aing: Kapankah
isim itu harus beri'rob Jar
Isim harus
beri'rob Jar
apabila :
1. didahului oleh salah satu
harf Jar
2. Menjadi Mudhof ilah
3. Tawabi' (isim-isim yang
i'robnya
mengikuti isim-isim
yang sebelumnya).
4. I’rob Jazm
( Khusus pada
Fi'il Mudhre' dan
Amar )
I’rob Jazm
memiliki 3 tanda,
yaitu :
(1) Sukun ,
(2) Membuang huruf Nun , (3) Membuang
huruf ‘illah ( ي , ا , و )
[18/3 19:53] Aing: Keterangan :
1. Sukun ( ْ )
Menjadi tanda untuk
I’rob Jazm
pada 2 tempat,
yaitu :
Fi’il Mudlori’ Shohih Akhir.
Misalnya يَفْعُلْ, يَضْرِبْ, يَنْصُرْ
Fi’il Amar
yang
fi’il Mudhore’nya
shohih akhir
Misalnya : اِجْلِسْ, اُنْصُرْ, اِضْرِبْ
2. Membuang huruf ن
Menjadi tanda
I’rab Jazm pada
Fi’il 5,
yang jika I’robnya rafa’
ditandai dengan
tetapnya huruf ن
.
Misalnya : , هم يَفْعُلُوْا , انتما تَفْعُلاَ , انتم تَفْعُلُوْا هُمَا يَفْعُلاَ
[18/3 19:54] Aing: Catatan :
Apabila fi’il 5
dibuang nunnya,
maka
sebagai gantinya
harus diberi alif
pada nun yang dibuang itu. (lihat contoh-contoh diatas)
[18/3 19:56] Aing: 3. Membuang huruf ‘illat
( ى , ا , و )
Menjadi tanda I’rob Jazm.
pada
Fi’il Mudlori’ Mu’tal Akhir
(yaitu semua Fi’il Mudlori’
yang huruf terakhirnya
berupa
huruf ‘illat ( ى , ا , و ).
[18/3 20:05] Aing: Fi’il Mudhori’
ada 3 macam,
yaitu :
1. Fi’il Mudhori’
Shohih Akhir.
Yaitu semua fi’il Mudlori’ yang huruf akhirnya
berupa
huruf shohih (bukan ى , ا, و )
Misalnya :
Tandaq I’rob Fi’il ini :
• Rafa’ dengan Dzommah. Misalnya : يفعلُ, يضربُ, ينصرُ
• Nashab dengan Fatkhah. Misalnya : يفعلَ, يضربَ, ينصرَ
• Jazm dengan Sukun. Misalnya : يفعلْ, يضربْ, ينصرْ
2. Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir.
Yaitu semua Fi’il Mudhori’
yang huruf akhirnya
berupa huruf-‘illah /
huruf sakit ( ي , ا , و ).
Fi’il Mudhore' Mu'tal akhir ada 3 macam,
yaitu :
1 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Wawu
Yaitu semua fi’il Mudhori’
yang huruf akhirnya Wawu
Contoh : يَدْعُو, يَسْرُو, ينمو, يَغْزُو
Tanda I’robnya :q
• Rafa’ dengan
Dzommah Muqoddar
(tak nampak).
Misalnya : يَدْعُو, يَسْرُو, ينمو, يَغْزُو
• Nashab dengan
Fatkhah Dzohir (nampak).
Misalnya : يَدْعُوَ, يَسْرُوَ, يَنْمُوَ, يَغْزُوَ َ
• Jazm dengan
Membuang huruf ‘illat-nya.
Misalnya : يَدْعُ, يَسْرُ, يَنْمُ, يَغْزَُ
2 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Alif
yaitu fi’il Mudhori’
yang huruf akhirnya
berupa Alif.
Misalnya :
يَخْشَى = takut يَرَى = melihat
يَرْوَى = segar يَرْضَى = meridhoi
Tanda I’robnya :
• Rafa’ denganـُـ
Muqoddar (tak nampak).
Misalnya :
يَخْشَى يَرَى
يَرْوَى يَرْضَى
• Nashab dengan ـَـ
Muqoddar (tak nampak)
Misalnya : Sama dengan.
contoh pada I’rob rafa’
• Jazm dengan membuang
huruf ‘illatnya.
Misalnya :
يَخْشَ يَرَ
يَرْوَ يَرْضَ
3 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Yak
yaitu fi’il Mudhori’
yang berakhir dengan
huruf Yak
Contoh :
يقضِى = menetapkan يَرْمِي = melempar
ينوى = berniat يَهْدِى = menunjuki
Tanda I’robnya :
• Rafa’ dengan
dhommah muqoddar
(tersimpan)
Misalnya : يقضِى , يَنْوِى , يَرْمِي , يَهْدِى
• Nashab dengan
fatkhah dzohir (tampak)
Misalnya : يقضِيَ , ينوىَ , يَرْمِيَ , يَهْدِىَ
• Jazm dengan
membuang huruf ‘illatnya.
Misalnya : يقضِ , يَنْوِ , يَرْمِ , يَهْدِ
[18/3 20:10] Aing: 4. Fi’il Mudhori’ Fi’il 5.
Yaitu semua Fi’il Mudlori’ yang pelakunya dhomir :
هُمَا , هُمْ , اَنْتُمَا , اَنْتُمْ , اَنْتِ
Atau semua Fi’il Mudlori’ yang mendapat
tambahan huruf-huruf
(Alif Tatsniyah) dan,
(Wawu Jama’),
atau
(Yak Muannats Mukhotobah).
Misalnya :
أنتِ | تَدْخُلِيْنَ هما | يَدْخُلاَنِ
أنتما | تَدْخُلاَنِ هم | يَدْخُلُوْنَ
أنتم | تَدْخُلُوْنَ
Tanda I’robnya :
• Rafa’ dengan Tetepe
huruf ن .
Misalnya :
( Semua isim 5 diatas,
I,robnya rafa’,
karena ada huruf ن nya ).
• Nashab
dengan Membuang
huruf ن .
Misalnya :
اَنْ تدخلي اَنْ يدخلا
اَنْ تدخلا اَنْ يدخلوا
اَنْ تدخلوا
• Jazm dengan Membuang
huruf ن
Misalnya :
لَمْ تدخلي لَمْ يدخلا
لَمْ تدخلا لَمْ يدخلوا
لَمْ تدخلوا
[18/3 20:15] Aing: TABEL I’ROB
Nama
Isim Rafa’
Nashab Jar Jazm
Isim Mufrod Mudz dhommah fatkhah kasroh -
contohnya اَلْكِتَابُ اَلْكِتَابَ اَلْكِتَابِ
IsimTats. Mudz. alif yak yak -
contohnya اَلْكِتَابَانِ اَلْكِتَابَيْنِ اَلْكِتَابَيْنِ
Isim Jama’ Mudz wawu yak yak -
contohnya اَلْكِتَابُوْنَ اَلْكِتَابِيْنَ اَلْكِتَابِيْنَ
Isim mufrod muanats dhommah fatkhah kasroh -
contohnya اَلْكِتَابَةُ اَلْكِتَابَةَ اَلْكِتَابَةِ
Isim Tats Muanats alif yak yak -
contohnya اَلْكِتَابَتَانِ اَلْكِتَابَتَيْنِ اَلْكِتَابَتَيْنِ
Isim Jama’ Muannats dhommah kasroh kasroh -
contohnya اَلْمُسْلِمَاتُ اَلْمُسْلِمَاتِ اَلْمُسْلِمَاتِ -
Isim Jama’ Taksir dhommah fatkhah kasroh -
contohnya اَلْكُتُبُ اَلْكُتُبَ اَلْكُتُبِ
[18/3 20:16] Aing: Isim 5 wawu alif yak -
contohnya اَبُوْبَكْرٍ اَبَابَكْرٍ اَبُيْ بَكْرٍ
Fi’il Mudhore’ shohir dhommah fatkhah - sukun
contohnya يَنْصُرُ اَنْ يَنْصُرَ لَمْ يَنْصُرْ
Fi’il Mudhore’Mu’tal Alif dhommah muqoddar fatkhah muqodar - membuang alif
contohnya يَرْضَى اَنْ يَرْضَى يَرْضَ لَمْ
Fi’il Mudhore’ Mu’tal Wawi dhommah muqoddar fatkhah dzohir - membuang wawu
contohnya يَغْزُوْ يَغْزُوَ اَنْ يَغْزُ لَمْ
Fi’il Mudhore’ Mu’tal Yak-i dhommah muqoddar fatkhah dzohir - membuang yak
contohnya يَرْمِى يَرْمِىَ اَنْ يَرْمِ لَمْ
Fi’il 5 tetepe huruf nun membuang nun - membuang nun
contohnya يَكْتُبُوْنَ اَنْ يَكْتُبُوْا لَمْ يَكْتُبُوْا
[18/3 20:20] Aing: I'ROB FI'IL
Sebelum kita membicarakan I'rob-irob Isim,
perlu kita lebih dulu membicarakan
I'rob Fi'il,
karena pembicaraan
I'rob fi'il
lebih sedikit
dan tak kalah penting
untuk kita bicarakan
agar ketika
kita praktek membaca,
kita bisa menyebutkannya.
A. I'rob Fi'il Madhi
1. Mabni Fatkhah
( huruf terakhirnya
harus di fatkhah )
Fi'il Madhi wajib
mabni Fatkhah
( huruf terakhirnya harus
di fatkhah )
apabila tidak bertemu dengan
Wawu Jama' (وْ),
Tak Fa'il (تَُِ),
Nun Fa'il (نَا), dan
Nun Niswah (نَ)
Misalnya :
كَتَبَ , كَتَبَا , كَتَبَتْ | نَصَرَ , نَصَرَا , نَصَرَتْ | خَرَجَ , خَرَجَا , خَرَجَتْ
fi'il-fi'il madhi ini
semuanya
mabni fatkhah.
Perhatikan huruf terakhir dari fi'il-fi'il ini,
semuanya wajib
berkharokat fatkhah.
[18/3 20:21] Aing: 2. Mabni Dhommah
Fi'il Madhi wajib
mabni dhommah
( huruf terakhirnya
wajib dikharokati.
dhommah)
apabila bertemu dengan.
Wawu Jama' (وْ)
Yaitu
wawu yang menunjukkan
bahwa pelaku fi'il itu,
jumlahnya banyak
Misalnya :
كَتَبُوْا , نَصَرُوْا , خَرَجُوْا , اَخْرَجُوْا , قَاتَلُوْا , اِسْتَغْفَرُوْا , تَعَاوَنُوْا
[18/3 20:27] Aing: 3. Mabni Sukun
Fi'il Madhi wajib
mabni Sukun
( huruf terakhirnya wajib
dikharokati sukun )
apabila bertemu dengan.
Tak Fa'il (تُمَا, تَُِ , تُنَّ تُمْ ),
Nun Fa'il ( نَا ), dan
Nun Niswah ( نَ )
Misalnya :
كَتَبْتَ , كَتَبْتِ , , كَتَبْتُمَا , كَتَبْتُمْ , كَتَبْتُنَّ , كَتَبْتُ , كَتَبْنَا , كَتَبْنَ
Cara
menta'rib Fi'il Madhi :
كَتَبَ : adalah fi'il madhi mabni fatkhah, karena tidak bertemu dengan
Wawu Jama',
Tak Fa'il,
Nun Fa'il, dan
Nun Niswah.
كَتَبُوْا : adalah fi'il-fi'il madhi mabni dhommah, karena bertemu dengan Wawu Jama'
كَتَبْتَ : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Tak Fa'il.
كَتَبْنَا : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Nun Fa'il.
كَتَبْنَ : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Nun Niswah.
[18/3 20:29] Aing: B. I'rob Fi'il Mudhori'
1. Fi'il Mudhori' wajib Rafa'
Fi'il mudhori' wajib
beri'rob rafa',
apabila tidak didahului
oleh
'Amil Nashib
( kharf-kharf yang
mengharuskan Nashabnya
Fi'il Mudhori')
ataupun
'Amil Jazim
( kharf-kharf yang
mengharuskan
Jazmnya Fi'il Mudhori' )
Misalnya : يَفْعُلُ , يَضْرِبَانِ , يَنْصُرُوْنَ , يَرْمِي
Cara
Menta'rib Fi'il Mudhori' :
يَفْعُلُ: adalah fi'il mudhori' shahih akhir, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan dhommah
يَضْرِبَانِ: adalah fi'il mudhori' Fi'il 5, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan tetapnya huruf Nun
يَرْمِي : adalah fi'il mudhori' mu'tal akhir, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan dhommah muqoddar (tersimpan)
[18/3 20:31] Aing: 2. Fi'il Mudhori' wajib
Nashab
Fi'il mudhori' wajib
beri'rob Nashab,
apabila didahului oleh
'Amil Nashib
( kharf-kharf yang
menasabkan
Fi'il Mudhori' ),
yaitu :
Kharf Arti Contoh
أَنْ tidak punya arti أُرِيْدُ أَنْ تَقُوْمَ
لَنْ ora/tidak لَنْ يَخْشَي زَيْدٌ
كَيْ supaya/agar جِئْتُكَ كَيْ تُعَلَّمَنِيْ
اِذَنْ yen ngono / jika demikian وَإِذَنْ أُكْرِمَكَ
حَتَّي sakhingga/hingga سِرْتُمْ حَتَّى تَدْخُلُوْا الْبَلَدَ
لِ (Lam Juhud) pantes/pantas وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ
لِ(dengan makna كَيْ) supaya/agar جِئْتُكَ لِتُعَلَّمَنِيْ
اَوْ (dengan makna اِلاَّ) kecuali jika /
kejaba lamun اَقْتُلُكَ اَوْ تُسْلِمَ
فَ (jawab) مَا تَأْتِيْنَا فَتُحَدِّثناَ
وَ (jawab) اِثْتِنِيْ وَأُكْرِمَكَ
[18/3 20:31] Aing: Menta'rib Fi'il Mudhori' :
أَنْ تَقُوْمَ : adalah fi'il mudhori' shahih akhir, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib ( اَنْ ), tanda nashabnya dengan fatkhah
لَنْ يَخْشَي : adalah fi'il mudhori' mu'tal akhir, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib (لَنْ), tanda nashabnya dengan fatkhah muqoddar (tersembunyi)
حَتَّى تَدْخُلُوْا : adalah fi'il mudhori' Fi'il 5, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib (حَتَّى), tanda nashabnya dengan membuang huruf Nun
[18/3 20:34] Aing: Keterangan :
Apabila
fi'il Mudhore'
kemasukan
'Amil Nashib,
maka
I'robnya wajib nashab.
Adapun tanda nashabnya, tergantung dengan
fi'il Mudhore'nya.
* Apabila
fi'il Mudhore'nya
Shohih Akhir,
maka
tanda Nashabnya
dengan
fatkhah dhohir (tampak) .
* Apabila
fi'il Mudhore'nya
Mu'tal Akhir,
maka
tanda Nashabnya
dengan
fatkhah muqoddar
(fatkhah yang hanya
dikira-kirakan / tidak
tampak.
Kecuali
fi'il Mudhore' Mu'tal Yak,
maka
tanda nashabnya
dengan
fatkhah dhohir (tampak)
* Apabila
fi'il Mudhore'nya Fi'il 5,
maka
tanda Nashabnya
dengan
membuang huruf Nun.
[18/3 20:36] Aing: 3. Fi'il Mudhori' wajib Jazm
Fi'il mudhori' wajib
beri'rob Jazm,
apabila
didahului oleh
'Amil Jazim
( kharf-kharf
yang
menjazmkan Fi'il
Mudhori' ),
yaitu :
Kharf Arti Contoh
لَمْ (Lam Nafi) ora / tidak لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ
لَمَّا durung / belum لَمَّا يَذُوْقُوْا الْعَذَابَ
لاَ (La Nahi) aja / jangan لاَ تُشْرِكْ بِااللّهِ
لِ (Lam Amar) becik / hendaknya لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ
لْ (Lam Amar) becik / hendaknya فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
[18/3 20:38] Aing: Keterangan :
Apabila
fi'il Mudhore' kemasukan 'Amil Jazim,
maka
I'robnya wajib Jazm.
Adapun tanda Jazmnya, tergantung dengan
fi'il Mudhore'nya.
* Apabila
fi'il Mudhore'nya
Shohih Akhir,
maka tanda Jazmnya dengan
Sukun (tampak) .
* Apabila
fi'il Mudhore'nya
Mu'tal Akhir,
maka tanda Jazmnya dengan
'membuang huruf 'illahnya'
* Apabila
fi'il Mudhore'nya Fi'il 5,
maka tanda Jazmnya dengan
membuang huruf Nun.
[18/3 20:40] Aing: C. I'rob Fi'il Amr
Fi'il Amr
selamanya hanya
beri'rob Jazm
( mabni Jazm ).
Adapun
tanda jazmnya,
sama dengan
tanda jazm
pada fi'il mudhori'nya
( adakalanya dengan Sukun,
membuang huruf Nun, atau
membuang huruf 'illat
mengikuti fi'il mudhori'nya )
Misalnya :
Fi'il Amr Jazm
Fi'il Mudhori' Jazm
اُكْتُبْ( dengan sukun ) لَمْ تَكْتُبْ ( dengan sukun )
اُكْتُبَا (dgn buang huruf Nun) لَمْ تَكْتُباَ(dgn buang huruf Nun)
اُكْتُبُوْا (dgn buang huruf Nun) لَمْ تَكْتُبُوْا (dgn buang huruf Nun)
اِخْشَ (dgn buang huruf alif) لَمْ تَخْشَ (dgn buang huruf alif)