Rabu, 06 April 2022

ISIM FIIL DAN KHARF

[15/3 02:54] Aing: Inilah daftar yang 
isim, 
fi'il , dan 
huruf 
dari 
Surat Al-Fatihah


===================================
Ada penjelasan tentang apa itu 
fi'il, 
isim, dan 
harf 
pada catatan sebelumnya, silakan baca di:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.co.id/2017/04/penjelasan-apa-itu-nahwu.html
===================================




Menentukan 
isim, 
fi'il, dan 
huruf 
surat al-fatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيِمِ

بِ =
harf/huruf jar

اسْمٌ =
isim, 
ia majrur 
menjadi اِسْمِ  
karena 
didepannya 
ada huruf jar بِ

اللَّهِ =
isim, 
ia majrur 
karena mudhaf ilaih, 
tanda majrurnya dengan kasrah.

الرَّحْمَنِ =
isim, 
ia majrur 
karena shifah, 
tanda majrurnya dengan kasrah.

الرَّحِيِمِ =
isim, 
ia majrur 
karena shifah, 
tanda majrurnya dengan kasrah.


=====================================
Untuk mengulang pelajaran tentang idhafah (mudhaf-mudhaf ilaih), 
baca di link ini:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/10/al-mudhaafu-kitab-tashiilun-nahwi.html
=====================================


الحَمْدُ للَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

الحَمْدُ =
isim, 
ia marfu', 
tandanya marfu' dengan dhammah.

لِ =
 huruf jar

اللّهِ  =
isim, 
ia majrur 
karena didahului huruf jar لِ , tanda majrurnya dengan kasrah.

رَبِّ =
isim, 
ia majrur 
karena badal, 
tandanya majrur adalah kasrah.

 


العَالَمِيْنَ  =
isim, 
ia majrur 
karena mudhaf ilaih, tandanya majrur dengan huruf ي (iina)


=====================================
Lupa pelajaran tentang badal? 
Ulang pelajaran badal di sini: 
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2017/08/al-badal-kitab-tashiilun-nahwi.html

=====================================




الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

الرَّحْمَانِ =
isim, 
ia majrur 
karena mengikuti 
isim yang disifatinya (Allah), tanda majrur dengan kasrah.

الرَّحِيْمِ =
isim, 
ia majrur 
karena alasan sama 
dengan di atas, 
tanda majrur dengan 
kasrah.



مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ

مَلِكِ =
isim, 
ia majrur 
karena badal 
(dari Allah, 
isim yang majrur/lillahi), tanda majrurnya dengan kasrah.

يَوْمِ =
isim, 
ia majrur 
karena mudhaf ilaih 
dari maalik, 
tanda majrur dengan 
kasrah.

الدِّيْنِ =
isim, 
ia majrur 
karena mudhaf ilaih 
dari yaumi, 
tanda majrur dengan 
kasrah.



إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

إِيَّاكَ =
isim dhamir, 
sebagai maf'ul bih 
dari 
na'budu.

نَعْبُدُ =
 fi'il mudhari' 
(faa'il-nya nahnu)

وَ =
huruf athaf

إِيَّاكَ =
isim dhamir, 
sebagai maf'ul bih 
dari 
nasta'iin.

نَسْتَعِيْنُ =
fi'il mudhaari' 
(faa'il nya adalah 
nahnu)




اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ

اهْدِ =
fi'il amr 
untuk anta 
(orang kedua tunggal)

نَا =
isim, 
yaitu sebagai maf'ul bih 
dari 
ihdi.

الصِّرَاطَ =
isim, 
ia manshub 
karena 
sebagai maf'ul bih 
dari 
ihdi, 
tanda manshub dengan fat-hah

المُسْتَقِيْمَ =
isim, 
ia manshub 
karena merupakan 
shifah 
dari 
ash-shiraath 
(yang manshub), 
tanda manshub dengan huruf ya.



صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ 

صِرَاطَ =
isim, 
ia manshub 
karena merupakan 
badal 
(dari ash-shiraath 
yang manshub), 
tanda manshub dengan fat-hah.

الَّذِيْنَ =
isim maushul.

أَنْعَمْتَ =
fi'il maadhi 
(faa'ilnya 
orang kedua tunggal/
anta)

عَلَى =
huruf jar

هِمْ =
isim, 
ia majrur. 
Ia adalah 
kata ganti orang 
ketiga jamak 
(sebagai objek)


=====================================
Untuk mengulang pelajaran tentang isim maushul, bisa dibaca di link ini:
http://belajarbahasaarabdasar.blogspot.co.id/2016/12/penjelasan-tentang-isim-maushul.html
=====================================




غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ

غَيْرِ =
isim, 
ia majrur 
karena 
badal 
dari 
alladziina. 
Tanda majrurnya adalah kasrah.

المَغْضُوْبِ =
isim, 
ia majrur 
karena mudhaf ilaih 
dari ghairi. 
tanda majrurnya adalah kasrah.

عَلَى =
huruf

هِمْ =
isim, 
ia majrur. 
Ia adalah kata ganti orang ketiga jamak 
(sebagai objek)

وَ =
huruf  'athaf

لاَ =
huruf naafi

الضَّالِّيْنَ =
isim, 
ia majrur 
karena ma'thuf 
(ikut i'rabnya maghdhuubi / majrur), 
tanda majrurnya adalah 
ya.
[15/3 03:00] Aing: الحَمْدُ =
Alhamdu, 
artinya 
pujian.

Berasal dari 
fi'il madhi : حَمِدَ (hamida), 
artinya 
dia telah memuji.

Fi'il mudhari' : يَحْمَدُ (yahmadu), 
artinya 
dia sedang memuji.

Mashdarnya: حَمْدًا (hamdan), artinya 
pujian.



نَعْبُدُ  =
na'budu, 
artinya 
kami beribadah

Berasal dari 
fi'il madhi : عَبَدَ, ('abada), artinya 
dia beribadah

Fi'il mudhari': يَعْبُدُ (ya'budu), artinya 
dia beribadah

Mashdarnya  عِبَادَةً 
atau عُبُودِيَّةً  
('ibaadatan atau 'ubuudiyyatan).



نَسْتَعِيْنُ  =
nasta'iinu, 
artinya  
kami memohon pertolongan

Berasal dari 
fi'il madhi: اِسْتَعَانَ  (ista'aana), artinya 
dia meminta pertolongan

Fi'il mudhari' : يَسْتَعِيْنُ  (yasta'iinu).

Mashdarnya = اِسْتِعَانَةٌ  (isti'aanatun), 
artinya 
pertolongan/bantuan.



أَنْعَمْتَ =
an'amta, 
artinya 
engkau beri nikmat.

Berasal dari 
fi'il madhi:  أَنْعَمَ (an'ama), artinya 
dia telah beri nikmat.

Fi'il mudhari : يُنْعِمُ  (yun'imu), artinya 
dia beri nikmat.

Mashdarnya : إِنْعَامٌ (in'aamun), 
artinya 
nikmat.
[15/3 03:10] Aing: Penjelasan 
Ilmu Nahwu

Nahwu 
adalah 
sebuah ilmu 
yang mengajarkan kita bagaimana hubungan (menghubungkan) 
antara 
kata benda/isim, 
kata kerja/fi'il, 
huruf/partikel 
menjadi sebuah kalimat dengan 
i'rab 
yang benar.

Materi pelajaran inti 
yang dibahas 
adalah 
mengenai كَلِمَةٌ (kata) 
dan جُمْلَةٌ (kalimat)

Tujuan 
mempelajari 
ilmu nahwu:

Agar kita dapat 
membaca, 
menulis, dan 
berbicara bahasa arab dengan benar 
sesuai dengan kaidahnya (grammar).

Contoh:

Ada empat kata 
sebagai berikut
: زيد , دار , في , دخل
Ilmu nahwu 
mengajari kita 
bagaimana merangkai kata-kata tersebut beserta harakatnya dengan benar.

Agar kita mengetahui hubungan antara عامل ('aamil) dan معمول (ma'muul) sehingga kita dapat memberi harakat akhir kata dengan benar.

Contoh:

Ada 'amil 
yang membuat 
sebuah kata (ma'muul) menjadi 
manshub, 
majrur, 
marfu', atau 
ada 'amil 
yang membuat kata 
menjadi majzum.

Penjelasan tentang 
kata ( كَلِمَةٌ  ) 

Sebagaimana yang telah ditulis di atas, 
dalam ilmu nahwu 
dibahas tentang kalimah (dalam bahasa Indonesia kalimatun ini berarti kata).

Pada tulisan 
pelajaran kesatu ini, 
saya akan mencatat sampai penjelasan tentang kalimah.

الكلمة =
kata

Kata yang diucapkan 
oleh manusian 
dinamakan لَفْظٌ (lafaz).

Kata yang mempunyai arti dinamakan مَوْضُوْعٌ (maudhuu'), 
sedangkan 
kata yang tidak mempunyai arti 
dinamakan مُهْمَلٌ  (muhmal).

Di dalam 
bahasa Arab, لَفْظٌ مَوْضُوْعٌ  (lafz maudhuu') 
terbagi menjadi 
dua bagian, 
yaitu:

1. مُفْرَدٌ
(mufrad)

Artinya tunggal, 
maksudnya kata tersebut terdiri dari 
hanya satu kata, 
seperti buku (كتاب ).
Biasa kita sebut 
kalimah.
[15/3 03:13] Aing: 2. مُرَكَّبٌ 
(murakkab)

Artinya majemuk, maksudnya ia adalah 
kata yang terdiri dari 
dua atau lebih kata.

Bisa jadi ia adalah 
kata-kata yang membentuk kalimat lengkap atau 
hanya terdiri dari 
gabungan kata-kata saja.

Contoh:

Gabungan kata-kata membentuk kalimat:
الطَّالِبُ ذَكِيُّ  =
ath-thaalibu dzakiyyun = Murid itu pintar.

Gabungan kata-kata saja (tidak membentuk kalimat):
طَالِبٌ ذَكِيٌّ  =
thaalibun dzakiyyun = 
murid yang pintar.
[15/3 03:17] Aing: Pembagian kata 

Ada 3 jenis kata 
di dalam bahasa Arab, 
yaitu:

1. اِسْمٌ (ism) =
kata benda

Arti isim 
adalah kata 
yang artinya 
dapat dimengerti 
tanpa harus digabungkan dengan kata yang lain (berdiri sendiri), 
dan kata ini 
tidak mempunyai 
bentuk waktu (tense).

Buku ini menukil 
arti isim dari syarah Abdullah ibn 'Aqil 
pada kitab alfiyyat ibn malik.

Ada definisi isim 
yang lainnya yang dinukil buku ini, 
yaitu dari kitab 
al-Nahwu al-wadih, 
yaitu:
isim 
adalah 
nama seseorang, 
nama tempat, atau 
nama sesuatu.

Contoh :

رَجُلٌ =
rajulun = pemuda
[15/3 03:21] Aing: 2. فِعْلٌ (fi'l) =
kata kerja

Di dalam penjelasannya 
ibn aqil 
mendefinisikan 
fi'il 
adalah 
kata yang dapat dimengerti tanpa harus menggabungkannya 
dengan kata lain 
(bisa berdiri sendiri), 
dan ia mempunyai 
bentuk waktu (tenses) 
yaitu 
present (saat ini), 
past (lampau), 
future (akan datang).

Sedangkan di dalam 
kitab nahwul wadih, 
fi'il 
merupakan 
kata yang mengekspresikan action (perbuatan).

Contoh:
كَتَبَ  =
menulis
نَصَرَ =
menolong
[15/3 03:25] Aing: 3. حَرْفٌ (harf) =
partikel/huruf

Definisi dari 
harf: harfun 
adalah 
kata yang maksudnya 
tidak dapat dimengerti 
tanpa menggabungkannya dengan kata lain.

Harf ini 
jika digabungkan dengan isim atau 
fi'il 
baru jelas maknanya.

Contoh:

مِنْ =
dari

Kata di atas 
adalah 
harf, 
artinya 
dari. 

Namun partikel ini 
jika 
berdiri sendiri 
tidak jelas maknanya, 
tapi jika digabung 
dengan kata yang lain 
akan menjadi jelas maknanya.

Misalnya 
digabung dengan isim بَيْتٌ , sehingga 
menjadi مِنْ بَيْتٍ 
(min baitin) = 
dari rumah.
[15/3 03:30] Aing: Latihan Soal 
Tentang 
Kalimah/kata

Sebutkan disertai 
dengan alasan, 
apakah kata-kata di bawah ini termasuk 
isim, 
fi'il, atau 
harf.

1. جَلَسَ
2. وَ
3. بِنْتٌ
4. كَسَرَ

Jawab:

1. jalasa = 
    artinya duduk.

Ia adalah 
kata kerja atau 
fi'il.
Alasannya = 
Ia adalah 
kata yang menjelaskan sebuah perbuatan.

2. wa = 
artinya 
dan
Ia adalah 
harf atau partikel.
Alasannya = 
Jika ia berdiri sendiri, 
ia tidak mempunyai makna.

3. bintun = 
anak perempuan.
Ia adalah 
isim 
atau kata benda.
Alasannya = 
Ia adalah 
kata yang menjelaskan nama sesuatu 
(makhluk hidup).

4. kasara = 
mematahkan.
Ia adalah 
fi'il.
Alasannya = 
ia adalah 
kata yang menjelaskan sebuah 
aksi atau 
perbuatan.
[15/3 17:41] Aing: Pengertian 
Isim Mabni dan 
Isim Mu’rab 
dalam Ilmu Nahwu
[15/3 17:42] Aing: Pengertian Isim Mabni

Isim Mabni 
adalah 
kata benda 
yang mempunyai 
tanda harokat 
huruf terakhirnya 
tidak bisa berubah meskipun 
pada kalimatnya mengalalami perubahan.
[15/3 17:44] Aing: Contohnya seperti pada kalimat berikut ini :

Kalimat هَذِهِ 
yang dibacanya haadzihi dan artinya 
adalah 
ini, 
maka pada kalimat ini tersebut tidak akan pernah mengalami perubahan 
pada harokat ataupun huruf di akhir katanya, 
meskipun pada susunan paragrafnya 
mengalami perubahan. Intinya dalam kalimat tersebut selalu هَذِهِ (haadzihi) 
apapun keadaannya.
[15/3 17:45] Aing: Pengertian Isim Mu’rab

Isim mu’rob 
ialah 
jenis isim atau 
kata benda 
yang memiliki harokat atau huruf terakhirnya 
dapat berubah 
dengan bergantinya kedudukannya 
pada suatu kalimat.
[15/3 17:47] Aing: Isim Mu’rab ini 
merupakan kebalikannya dari 
isim mabni 
diatas.

Contoh dari kalimat 
isim mu’rab 
yaitu :

Kalimat الرَجُل 
bacanya ar-rajul 
yang artinya : 
seorang laki-laki.

Pada sebuah kalimat 
dapat berakhiran dlommah yaitu : ُالرَجُل َ(ar-rajulu), 
atau bisa juga 
berakhiran dengan fathah َyaitu : الرَجُل (ar-rajula), 
atau 
dapat juga malah 
berakhiran kasroh 
yaitu : ٍِِِِِِالرَجُل (ar-rajuli).
[15/3 17:49] Aing: Isim Mabni 
ini dibagi menjadi 
8 macam, 
yakni :
[15/3 17:50] Aing: a. Isim Dhamir
    
Isim dhamir 
ialah isim yang digunakan untuk mewakili 
mutakallim, 
mukhathab dan 
ghaib 
atau disebut kata ganti.

Isim dhamir ada 14, yaitu :
[15/3 17:53] Aing: No Dhomir Arti No Dhomir Arti
1 أَنَا Saya 8 نَحْنُ Kami
2 أَنْتَ Kamu (lk) 9 هُوَ Dia (lk)
3 أَنْتُمَا Kalian (berdua/lk) 10 هُمَا Mereka (berdua/lk)
4 أَنْتُمْ Kalian (lk) 11 هُمْ Mereka (lk)
5 أَنْتِ Kamu (pr) 12 هِيَ Dia (pr)
6 أَنْتُمَا Kalian (berdua/pr) 13 هُمَا Mereka (berdua/pr)
7 أَنْتُنَّ Kalian (pr) 14 هُنَّ
[15/3 17:55] Aing: Isim dhamir 
tidak mempunyai bentuk yang tetap 
ketika berdiri sendiri dan ketika diidlafatkan.

Contoh dari 
mabninya isim dhamir adalah :

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَإِ
يَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ

Keterangannya :

Kata (أَنْتَ) 
menempati i’rab rafa’, 
kata (إِيَّاكَ) 
menempati i’rab nashab, dan kata (رَبِّكَ) 
akhirnya ada dhamir 
yang menempati 
i’rab jar.
[15/3 17:59] Aing: b. Isim Isyarah

Isim isyarah 
adalah isim yang digunakan untuk menunjuk 
atau 
biasa disebut 
kata tunjuk.

Semua isim isyarah hukumnya yaitu : 
mabni, 
kecuali (هَذَانِ) 
dan (هَتَانِ) 
yang hukumnya seperti 
isim mutsana.

Diantara isim 
yang termasuk 
isim isyarah 
yaitu :

(هَذَا), (هَذِهِ), (ذَلِكَ), (تِلْكَ), (هُنَاكَ)

Contoh kalimatnya :

هَذِهِ مَدْرَسَةٌ
إِنَّ هَذِهِ الْمَدْرَسَةَ وَسِيْعَةٌ
أَتَعَلَّمُ فِي هَذِهِ الْمَدْرَسَةِ

Pada contoh kalimat 
yang pertama, 
kata (هَذِهِ) 
berkedudukan sebagai mubtada’ 
dan berada 
pada marfu.

Pada contoh kedua,
(هَذِهِ ) 
berkedudukan sebagai
isim inna 
dan berada 
pada tempat 
manshub.

Sedangkan pada contoh kalimat yang ketiga, (هَذِهِ) berkedudukan sebagai majrur.
[15/3 18:02] Aing: c. Isim MaushulIsim  
    maushul

Isim MaushulIsim maushul adalah 
isim yang digunakan 
untuk menghubungkan 
dua kalimat. 
Diantara yang termasuk 
isim maushul adalah 
(مَنْ), (مَا), (الَّذِيْ), (الَّتِيْ), dll. Contoh:قَامَ مَنْ جَلَسَسَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُMeskipun dala
 keadaan 
i’rab rafa’ maunpun 
khafadh kata (مَنْ) 
tetap harakatnya 
yakni 
mabni sukun.
[15/3 18:04] Aing: d. Isim Syarat

Isim syarat 
ialah isim yang memerlukan “jawab”. 
Gunanya 
menggabungkan 2 kalimat dimana 
kalimat yang pertama menjadi syarat dan 
yang kedua 
ialah jawab.

Diantara yang termasuk 
isim syarat 
yaitu :

(مَنْ), (مَا), (مَتَى), (أَيَّانَ), (أَيْنَ), (أَيْنَمَا), (أَنىَّ), (حَيْثُمَا), (كَيْفَمَا), dan (أَيُّ).

Semua isim syarat 
ialah 
mabni 
kecuali (أَيُّ).

Contoh : مَنْ جَدَّ وَجَدَإِنَّ مَنْ جَدَّ وَجَدَ

Namun 
walaupun menempati i’rab yang berbeda, 
tetapi kata (مَنْ) 
tidak berubah 
harakatnya.
[16/3 01:09] Aing: e. Isim Istifham

Isim istifham 
ialah isim yang digunakan untuk bertanya 
atau bisa juga disebut 
kata tanya.

Diantara yang termasuk 
isim istifham yaitu : (مَنْ), (مَا), (مَتَى), (أَيْنَ), (كَيْفَ), (كَمْ), dan (أَيُّ).

Semua isim istifham 
adalah mabni 
kecuali (أَيُّ).

Contohnya :

أَيْنَ بَيْتُكَ؟مِنْ أَيْنَ جِئْتَ؟

Kata (أَيْنَ) 
pada contoh pertama menempati 
i’rab rafa’ 
dan pada contoh kedua menempati 
i’rab jer 
tetapi tidak ada perubahan pada harakat.
[16/3 01:12] Aing: f. Sebagian Zharaf

Isim zharaf 
ada yang mu’rab 
dan ada pula 
yang mabni.

Isim zharaf yang mabni ialah

(حَيْثُ), (أَمْسِ), (الْآنَ), (إِذْ), (إِذَا), (أَيْنَ), dan ثُمَّ جَلَسْتُ حَيْثُ كُنْتَ جَالِسًا

Kata (حَيْثُ) 
menepati i’rab nashab karena menjadi zharaf 
tetapi harakatnya 
tidak berubah 
karena asalnya 
mabni dlammah
[16/3 01:13] Aing: g. Isim Fi’il

Isim fi’il 
ialah 
isim mabni 
yang menunujukkan 
makna fi’il 
akan tetapi 
tidak mempunyai tanda seperti 
fi’il.

Diantara yang termasuk 
isim fi’il 
ialah :

(هَيْهَاتَ), (قَطْ), (آمِيْنَ), (حَيَّ), dll.

Contoh : حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِأَكَلْتُ خُبْزًا فَقَطْKata (حَيَّ) 
bermakna (أَقْبِلْ) dan 
kata (قَطْ) 
bermakna (يَكْفِ)
[16/3 01:15] Aing: h. Adad Murakkab 
(11-19 kecuali 12)
Angka belasan dari 11-19 kecuali 12 
dalam bahasa Arab hukumnya adalah 
mabni fathah.

Maka, apapun i’rabnya 
tetap berharakat fathah.

Contoh : جَاءَ ثَلَاثَةَ عَشَرَ طَالِبًااِشْتَرَيْتُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ كِتَابًاجَاءَ الْمُدَرِّسُ مَعَ سِتَّةَ عَشَرَ طَالِبًا
[16/3 01:16] Aing: Macam – Macam 
Isim Mu’rab

Isim mu’rab 
dibagi menjadi 3 macam atau bagian, 
diantaranya yaitu : 
Isim Marfu’,
Isim Mansub dan 
Isim Majrur. 
Berikut ini uraiannya :
[16/3 01:19] Aing: a. Isim Marfu’

Tanda – tanda Isim Marfu’ ada 3 macam 
yakni :

1. Dhommah (الضَّمَّة)

    Contohnya :

(نَجَحَ الطَّالِبُ ( إِسْمُ الْمُفْرَد

Artinya : 
Siswa itu lulus. 
(Isim Mufrad)

(حَضَرَتْ الْمُدَرِّسَاتُ (جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ

Artinya : 
Para guru (pr) telah Hadir ( Jama’ Muannats Salim).

(قَامَ الرِّجَالُ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ

Artinya : 
Para laki-laki itu berdiri ( Jama’ Taksir).

2. Alif (اَلأَلِفُ)
    Contohnya :

(مِثْلُ : نَجَحَ الطَّالِبِانِ( مُثَنَّى مُذَكَّرُ

Artinya : 
Kedua siswa itu lulus ( Mutsanna Mudzakkar).

(السَّيَّارَتَانِ غَلِيَّتَانِ. ( مُثَنَّى مُؤَنَّثْ

Artinya : 
Dua mobil itu mahal (Mutsanna Muannats).

(ذَهَبَ الْمُوَظَّفَانِ.( مُثَنَّى مُذَكَّرُ

Artinya : 
Kedua pegawai itu pergi ( Mutsanna Mudzakkar).

(جَآءَتْ مُدَرِّسَتَانِ . (مُثَنَّى مُؤَنَّثْ

Artinya : 
Kedua guru itu datang (Mutsanna Muannats).

3. Wawu (اَلْوَاو)
    Contohnya :

(مِثْلُ : حَضَرَ الْمُهَنْدِسُوْنَ  . (جَمْعُ الْمُذَكَّرُ سَالِمْ

Artinya : 
Para insyinyur itu Hadir (Jama’ Mudzakkar Salim).

(ذَهَبَ الْمُسَافِرُوْنَ . (جَمْعُ الْمُذَكَّرُ سَالِمْ

Artinya : 
Para musafir itu pergi 
(Jama’ Mudzakkar Salim).

(جَاءَ أَبُوْكَ . ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ

Artinya : 
Telah datang bapakmu ( Asmaul Khomsah).

(ذَهَبَ أَخُوْكَ  . ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ

Artinya : 
Telah pergi kakakmu ( Asmaul Khomsah).
[16/3 01:22] Aing: b. Isim Mansub

Tanda-tanda Isim Manshub ada 4 macam bagian diantaranya yaitu :

Fathah (الْفَتْحَةُ)

Contohnya :

(قَرَأَ الطَّالِبُ الْكِتَابَ ( إِسْمُ الْمُفْرَد

Artinya : 
Siswa itu membaca buku (Isim Mufrad).

(شَرَحَ الْمُدَرِّسُ الدُّرُوْسَ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ

Artinya : 
Guru itu menjelaskan pelajaran 
( Jama’ Taksir).

( كتَبَتْ الطَّالِبَةُ الرِّسَالَةَ  ( إِسْمُ الْمُفْرَدة

Artinnya : 
Siswi itu menulis surat 
(Isim Mufrad).

(إِشْتَرَيْتُ الْأَقْلَامَ ( جَمْعُ التَّكْسِيْرُ

Artinya : 
Saya membeli banyak polpen 
( Jama’ Taksir).

Yaa (الْيَاءُ)

Contohnya :

( قَبِلْتُ الْمُدَرِّسَيْنِ ( مُثَنَّى مُذَكَّرُ

Artinya : 
Saya bertemu dua orang guru(lk) 
( Mutsanna Mudzakkar).

(قَبِلْتُ الْمُدَرِّسَتَيْنِ ( مُثَنَّى مُؤَنَّثْ

Artinya : 
Saya bertemu dua orang guru (pr) 
( Mutsanna Muannats).

(الْمُدَرِّسُوْنَ عَالِمِيْنَ( جَمْعُ الْمُذَكَّرُ

Artinya : 
Para guru (lk) itu berilmu (Jama’ Mudzakkar Salim).

Kasrah (اَلْكَسْرَةُ)

Contohnya :

( رَأَيْتُ الْمُمَرَّضَاتِ ( جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ

Artinya : 
Saya melihat para perawat ( Jama’ Muannats Salim).

(قَبِلْنَا الْمُدَرِّسَاتِ ( جَمْعُ الْمُؤَنَّثْ سَالِمْ

Artinya : 
Kami bertemu para guru (pr) ( Jama’ Muannats Salim).

Alif (الأَلِفُ)

Contohnya :

(مِثْلُ : شَهَدْتُ أَخَاكَ ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ

Artinya : 
Saya melihat saudaramu (Asmaul Khomsah).

(قَبِلْنَا أَبَاكَ( اَلأَسْمَاءُ الْخَمْسَةِ

Artinya : 
Kami bertemu bapakmu (Asmaul Khomsah)
[16/3 01:25] Aing: c. Isim Majrur

Tanda – tanda Isim Majrur itu ada 3 macam atau bagian yaitu :

Kasrah (اَلْكَسْرَةُ)

Contohnya :

( وَصَلْتُ إِلَى الْبَيْتِ (إِسْمُ الْمُفْرَد

Artinya : 
Saya sampai di rumah 
(Isim Mufrad).

(ذَهَبَ الطُّلاَّبُ إِلَى الْجَامِعَةِ ( جمع التنسير

Artinya : 
Para mahasiswa pergi ke kampus 
( Jama’ taksir).

(حَضَرَتْ الْمُسْلِمَاتُ فِيْ الْمَسْجِدِ (جمع الْمُؤنث سالم

Artinya : 
Para Muslimah di mesjid ( Jama’ Muannats Salim).

(رَجَعْتُ مِنَ الْمَدْرَسَةِ (إِسْمُ الْمُفْرَد

Artinya : 
Saya pulang dari sekolah (Isim Mufrad).

(ذَهَبَ الْمُوَظَّفُوْنَ  إِلَى الْإِدَارَةِ ( جمع التنسير

Artinya : 
Para pegawai pergi ke kantor 
( Jama’ taksir).

(حَضَرَتْ الْمُدَرِّسَاتُ فِيْ الْفَصْلِ (جمع الْمُؤنث سالم

Artinya : 
Para guru ada  di kelas ( Jama’ Muannats Salim).

Yaa (الْيَاءُ)

Contohnya :

( قَرَءْتُ عَلَى الْكِتَابَيْنِ ( إِسم المثنى

Artinya : 
Saya membaca dua buku (Isim Mutsanna).

(قَبِلْتُ مَعَ الْمُهَنْدِسِيْنَ ( جمع المذكر سالم

Artinya : 
Saya bertemu dengan para Insyinyur 
( Jama’ Mudzakkar).

(تَحَدَّثَ مَعَ أَخِيْكَ ( أسماء الخمسة

Artinya : 
Saya berbicara dengan kakakmu 
( Asmaul Khomsah).

 (كَتَبْتُ عَلَى الرِّسَالَتَيْنِ ( إِسم المثنى

Artinya : 
Saya menulis dua surat (Isim Mutsanna).

(قَبِلْتُ مَعَ الْمُوَظَّفِيْنَ ( جمع المذكر سالم

Artinya : 
Saya bertemu dengan para pegawai 
( Jama’ Mudzakkar).

(تَحَدَّثَ مَعَ أَبِيْكَ ( أسماء الخمسة  

Artinya : 
Saya berbicara dengan bapakmu 
( Asmaul Khomsah).

Fathah (الْفَتْحَةُ)

Contohnya :

ذَهَبْتُ إِلَى مَكَّةَ

Artinya : 
Saya pergi ke Mekah.

رَجَعْتُ مِنْ مِصْرَ

Artinya : 
Saya pulang dari Mesir

قَبِلْتُ مَعَ إِبْرَاهِيْمَ

Artinya : 
Saya bertemu dengan Ibrahim

Demikianlah pembahasan tentang Pengertian 
Isim Mabni dan Isim Mu’rab.
[16/3 13:14] Aing: Pengertian 
Isim Mutsanna ( مُـثَـنَّـى )

Apa itu isim Tatsniyah ? 
Isim tatsniyah atau 
isim mutsanna 
adalah kata benda / 
isim yang menunjukkan makna dua, 
baik itu untuk 
mudzakkar atau 
muannats 
dengan menambahkan 
alif dan 
nun 
di akhirnya 
ketika marfu’ dan menambahkan 
ya’ 
dan 
nun 
ketika manshub 
dan 
majrur. 

Harakat huruf 
sebelum huruf tambahan difathahkan 
dan 
nun harakatnya 
dikasrahkan.

Contoh 
Isim Mutsanna atau Tatsniyah 
yaitu :

كِتَابٌ = كِتَابَانِ/ كِتَابَيْنِ
جَنَّةٌ = جَنَّتَانِ/ جَنَّتَيْ


 
Isim mutsana 
ditandai dengan 
alif 
ketika marfu’ dan 
ya’ 
ketika mansub dan 
majrur.

Contohny :

جَاءَ الطَّالِبَانِ – إِنَّ الطَّالِبَيْنِ – مِنَ الطَّالِبَيْنِ

Kata (الطَّالِبَانِ) 
kenapa ber’irab rafa’? 
sebab dalam 
kedudukan sebagai 
fa’il.

Kata (الطَّالِبَيْنِ) 
yang pertama 
‘irabnya nashab 
sebab sebagai 
isim inna. 

Kata (الطَّالِبَيْنِ) 
yang kedua 
ber’irab khafadh 
karena kedudukannya sebagai 
majrur.

Dan wajib membuang nun pada akhir isim mutsanna ketika 
di idhafahkan.

Contohnya : مُدَرِّسَا اللُّغَةِ asalnya adalah مُدَرِّسَانِ اللُّغَةِ

Baca :  Nahwu Wadhih Bagian 1


 
1. Bentuk Isim Mutsannaa

Bentuk isim mutsanna 
huruf sebelum ya’ mutsanna difathahkan 
ketika nashab 
dan jer 
dan nun 
dikasrahkan 
pada semua keadaan i’rab.

Syarat isim 
yang dimutsannakan 
yaitu harus 
mufrad, 
mu’rab, 
dan tidak murakkab. 

Oleh sebab itu, 
mutsanna 
dan 
jama’ 
tidak dapat dimutsannakan. 

Demikian pula 
isim mabni, 
seperti 
isim syarat, 
istifham 
dan lainnya.

Contohnya : حَضَرَ الْمُهَنْدِسَانِ – زُرْتُ دَولَتَينِ 
artinya : 
“Dua insinyur itu telah hadir – Aku telah mengunjungi dua negara”.

2. Memutsannakan Isim Maqshur, 
Manqush dan 
Mamdud.

a. Apabila Isim Maqshur 
    Dimutsannakan, 
    maka 
    perlu Dilihat 
    Alifnya.

Jika terletak pada 
huruf ke tiga, 
maka 
huruf alif 
dikembalikan ke aslinya, yaitu : 
dirubah menjadi 
wawu 
atau 
ya’, 
sesuai aslinya.

Contohnya :

(عَصَا (عَصَوَانِ – عَصَوَينِ)  – فَتَى ( فَتَيَانِ – فَتَيَين

Jika terletak pada huruf 
ke empat 
atau lebih, 
maka 
dirubah menjadi 
ya’.

Contohnya :

(مُسْتَشْفَى ( مُسْتَشْفَيَانِ – مُسْتَشْفَيَينِ

b. Apabila Isim Manqush 
    Dimutsannakan, 
    maka 
    Huruf ya’ 
    Dikembalikan, 
    jika sebelumnya 
    maka dihapus
Contohnya :

(مُحَامِ ( مُحَامِيَانِ – مُحَامِيَينِ

c. Apabila Isim Mamdud  
    Dimutsannakan, 
    maka Perlu Dilihat. 
    Hamzahnya.
   Jika untuk ta’nits, 
    maka diubah menjadi  
    wawu.

Contohnya :

(خَضْرَاء ( خَضْرَاوَانِ – خَضْرَاوَينِ

Apabila asli, 
maka tetap seperti semula.

Contohnya :

(فَضَاء ( فَضَاءَانِ – فَضَاءَينِ

Apabila sebelumnya merupakan perubahan dari ya’ 
atau 
wawu, 
maka hamzahnya tetap 
atau 
dirubah menjadi 
wawu.

Contohnya :

بِنَاء / بِنَاءَانِ atau بِنَاوَانِ asalnya ya’, dari بَنَى يَبْنِي
سَمَاء / سَمَاءَانِ atau سَمَاوَانِ asalnya wawu, dari سَمَا يَسْمُو


 
Baca : Pengertian Isim Isyarah – Bahasa Arab

d. Menghapus Nun 
    Mutsanna 
    Ketika 
    Dimudhafkan
    Nun mutsanna dihapus 
    ketika menjadi 
    mudhaf saja.

Contohnya :

حَضَرَ مُدَرِّسَا اللُغَةِ الْعَرَبِيَّةِ

Artinya : 
Dua guru Bahasa Arab itu telah hadir.

Nun pada ( مدرسان ) dihapus :
Contohnya :

تَقَعُ بَنْهَا بَينَ مَدِينَتَيِ الْقَاهِرَةِ وَطَنْطَا

Artinya 
“Banha terletak di antara 
dua kota, Kairo dan Tanta”.

Lafadz-lafadz 
Mulhaq bil Mutsanna 
fi I’rabih

Isim Mulhaq 
disamakan dengan mutsanna 
dalam hal i’rab 
ada 5 lafadznya 
yaitu :

اِثْنَانِ – اِثْنَتَانِ – ثِنْتَانِ – كِلَا dan كِلْتَا (apabila diidhafahkan kepada dhamir).

Pada asalnya isim mutsanna adalah 
isim mufrad 
yang ditambahkan 
alif dan nun 
atau 
ya’ dan nun. 

Hanya saja lafadz-lafadz yang lewat 
tidak mempunyai mufrad tetapi 
maknanya menunjukkan kepada mutsanna tersebut .

Oleh sebab itu, ia di-mulhaq-kan (disamakan) dengan mutsanna 
dalam hal i’rabnya, 
yaitu dirafa’kan dengan alif dan 
dinashabkan 
dan 
dijarkan 
dengan huruf ya’.

Berikut ini 
penjelasan ringkas mengenai penggunaan lafadz ( كِلَا dan كِلْتَا ).

كِلَا (Untuk mutsanna mudzakkar) dan كِلْتَا (untuk mutsanna muannats) yaitu dua isim yang tidak digunakan kecuali dalam keadaan mudhaf. Keduanya tidak dimudhafkan kecuali kepada dhamir mutsanna atau kepada isim ma’rifah mutsanna.

# Apabila diidhafahkan kepada dhamir mutsanna, maka 
sebagai taukid 
dan dii’rab 
seperti 
i’rabnya menjadi mutsanna.

Contohnya:

رَأَيْتُ السَّيِّدَتَينِ كِلْتَيهِمَا

Artinya : 
“Aku telah melihat 
dua nyonya itu semuanya.”

( كِلْتَي : Taukid manshub dengan ya’)

مَرَرْتُ بِالطَّالِبَتَينِ كِلْتَيهِمَا

Artinya : 
“Aku telah berpapasan dengan dua siswi itu semuanya.”

( كِلْتَي : Taukid majrur dengan ya’)

# Adapun jika 
diidhafahkan kepada 
isim ma’rifah mutsanna, maka 
keduanya dii’rab 
dengan 
i’rabnya isim maqshur, dirafa’kan 
dengan 
dhammah muqaddarah 
atas alif, 
dinashabkan 
dengan 
fathah muqaddarah atas alif dan 
dijarkan dengan 
kasrah muqaddarah 
atas alif. 

Isim setelahnya 
sebagai mudhaf ilaih majrur.

Contohnya yaitu :

كِلَا الرَّجُلَينِ مُجْتَهِدَانِ أَوْ كِلْتَا السّيِّدَتَينِ مُجْتَهِدَتَانِ

Artinya : 
“Kedua lelaki itu rajin”

Artinya : 
“Kedua nyonya itu rajin.” (Ketika rafa’)

رَأَيتُ كِلَا الرَّجُلَينِ أَوْ كِلْتَا السَّيِّدَتَينِ

Artinya : 
“Aku telah melihat dua lelaki itu atau dua nyonya itu.” (Ketika nashab)

مَرَرْتُ بِكِلَا الرَّجُلَينِ أَوْ كِلْتَا السَّيِّدَتَينِ

Artinya : 
“Aku telah berpapasan dengan dua lelaki itu atau dua nyonya itu.” (Ketika jar)

Demikianlah pembahasan tentang 
Isim Mutsanna atau 
Isim Tatsniyah. 

Semoga bermanfaat ….
[18/3 01:18] Aing: Kalam / Jumlah 
                          ( اَلْكَلاَمُ \ اَلْجُمْلَةُ)

Ialah 
susunan kata 
yang memberikan pengertian. 

Dalam bahasa Indonesia disebut dengan " Kalimat "
 KalimahØ ( اَلْكَلِمَةُ )
Ialah 
susunan huruf 
yang memiliki pengertian. Dalam bahasa Indonesia dinamakan " Kata " Misalnya : 
aku, kamu, meja, buku, pena,mengerti, faham, makan, dll. 

Apabila beberapa kalimah disusun dengan benar, 
maka akan terbentuk kalam/jumlah = kalimat.

Adapun kalimah itu dibagi menjadi 3 macam, 
yaitu:

1. Kalimah Isim 
(                                ( اََلاِْ سْمُ  )   
   = Kata Benda
2. Kalimah Fi’il 
(                                    اَلْفِعْلُ ) 
    = Kata Kerja
3. Kalimah Kharf 
(                                  اَلْحَرْفُ ) 
    = Kata Sandang
[18/3 01:25] Aing: 1. KALIMAH ISIM 
    (Kata Benda)

A. Tanda-tanda Kalimah Isim

Agar dapat membedakan kalimah isim 
dari kalimah-kalimah 
yang lain, 
maka kita harus hafal tanda-tandanya 
dibawah ini :

1. Ada Alif-Lam / AL (ال..)  
    pada permulaannya.  
    Contoh:
اَلرَّجُلُ , اَلْمَرْاَةُ , التِّلْمِيْذُ , اَلْمُدَرِّسُ

2. Ada salah satu huruf jar 
    di depannya . 
    Misalnya :
مِنْ مَكَّةَ إِلىَ الْمَدِيْنَةِ , عَنِ النَّبِيِّ , كَالشَّمْسِ
 Adapun diantara khuruf jar  
 itu ialah :

Harf Jar Arti Contoh
عَنْ tentang / dari عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ
فِىْ di dalam التِّلْمِيْذُ يَقْرَأُ الْكِتَابَ فِي الْفَصْلِ
عَلَى Seperti اَلْكِتَابُ عَلَي الْمَكْتَبِ
كَـ Seperti وَجْهُكَ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ
لَ \ لِ Untuk هَلْ لَكَ دِيْنَارٌ \ لِلَّهِ
رُبَّ Banyak رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ إِلَّا الْجُوْعُ
مِنْ Dari مِنَ الْمَسْجِدِالْحَرَامِ
إِلَى ke/maring إِلىَ الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
وَ \بِ \ تَ Demi وَاللهِ \ بِاللهِ \ تَاللهِ

3. Berakhir dengan 
    huruf ta’ marbutoh ( ة / ـة ) 
    Misalnya:
المَرْأَةُ , اَلْجَمِيْلَةُ , كَثِيْرَةٌ , اَلْمَرْأَةُ , الصَّالِحَةُ , قَلِيْلَةٌ
4. Berkharokat tanwin ( --ً----/--ٍ---- / ---ٌ---- ) Misalnya :
زَيْدٌ , تِلْمِيْذٌ , مُجْتَهِدٌ , عَالِمٌ , بِنْتٌ , صَالِحَةٌ
5. Di depannya 
    ada huruf nida’ 
    ( kata panggilan)    
   Misalnya :
يَازَيْدُ , يَاأَيُّهَاالنَّاسُ

Sampai di sini, 
kita harus sudah mampu membedakan 
mana kalimah yang isim, dan 
mana kalimah yang 
bukan isim. 

Yaitu dengan memperhatikan ada 
atau tidaknya 
tanda-tanda isim 
pada kalimah itu.

Catatan : 
Apabila suatu isim 
telah ada ( ال ) 
pada permulaannya, 
maka 
ia tidak boleh 
berkharokat tanwin. 

Begitu pula 
jika suatu isim 
telah berkharokat tanwin, maka tidak boleh ada ( ال) pada permulaannya.
[18/3 01:43] Aing: B. Pembagian Isim 
(                       تَقْسِيْمُ اْلأَسْمَاءِ )

Setelah kita bisa membedakan 
kalimah isim 
dari kalimah-kalimah 
yang lain, 
marilah sekarang 
kita pelajari 
jenis-jenis kalimah isim, agar jika ketemu isim, 
kita bisa mengetahui 
isim itu isim apa. 

Isim dibagi menjadi 
7 jenis, 
yaitu:

1. Isim Mufrod Mudzakkar 

(                    اَلْإِسْمُ الْمُفْرَدُ الْمُذَكَّرُ )
Yaitu 
isim untuk benda-benda yang berjumlah 1, 
dan berjenis kelamin laki-laki. 
(isim untuk laki-laki 1).
Cirinya : 
tidak berakhir dengan 
ta’ marbuthoh ( ة / ـة)
Contoh :
المُؤْمِنُ =         seorang laki-laki mu’min
المُسْلِمُ =         seorang laki-laki muslim
اَلْكَافِرُ=   seorang laki-laki kafir 

2. Isim Mufrod Muannats ( الإِسْمُ المُفْرَدُ المُؤَنَّثُ )
Yaitu 
isim yang digunakan untuk benda yang berjumlah 1, 
dan berjenis kelamin perempuan. 
(isim untuk perempuan 1).
Cirinya : 
selalu berakhir dengan 
ta’ marbutoh ( ة /ـة )
Contoh :
المُُُُسْلِمَةُ = seorang perempuan muslim
المُؤْمِنَةُ = seorang perempuan mu’min
اَلْكَافِرَةُ = seorang perempuan kafir
[18/3 01:44] Aing: 3. Isim Tatsniyah Mudzakkar ( الإِسْمُ التَّثْنِيَةُ المُذَكَّرُ )

Yaitu 
isim untuk dua laki-laki
Cirinya: 
berakhir dengan tambahan huruf alif-nun (...َانِِ )
atau yak - nun ...َ يْنِِِِ)

Contoh :
اَلْمُسْلِمَانِ / اَلْمُسْلِمَيْن dua laki-laki muslim
اَلْمُؤْمِنَانِ / اَلْمُؤْمِنَيْنَ dua laki-laki mu’min
الكافرَانِ / الكَافِرَيْنِ dua laki-laki kafir
[18/3 01:45] Aing: 4. Isim Tatsniyah Muannats ( الإِسْمُ التَّثْنِيَةُ الْمُؤَنَّثُ )

Yaitu 
isim untuk dua perempuan.
Cirinya:
berakhir dengan tambahan ta-alif-nun ( َتانِ……) atau yak-nun.( تَيْنِِ .….. )
Contoh :
المُسْلِمَتَانِ / اَلْمُسْلمَتَيْنِ Dua perempuan muslim
المؤمِنَتَانِ / المُؤْمِنَتَيْنِ Dua perempuan mu’min
الكَافِرَتَانِ / الكَافِرَتَيْنِ Dua perempuan kafir
[18/3 01:47] Aing: 5. Isim Jama’ Mudzakkar ( إسْمُ الْجَمْعِ الْمُذَكَّرِ )

Yaitu 
isim untuk banyak laki-laki.
Cirinya: 
berakhir dengan 
huruf tambahan wawu-nun
( ُوْنَ…. ) atau yak-nun ( ...ِ.يْنَ). Jika huruf tambahan ini   
dihilangkan, 
maka 
menjadi 
isim mufrod mudzakkar
Contoh :
اَلْمُسْلِمُوْنَ / اَلْمُسْلِمِيْنَ banyak laki laki muslim
اَلْمُؤْمِنُوْنَ /اَلْمُؤْمنِيْنَ banyak laki laki mu’min
الكافِرُوْنَ / الكافِرِيْنَ banyak laki laki kafir
المنافقين / المنافقون banyak laki laki munafiq
[18/3 01:48] Aing: 6. Isim Jama’ Muanats ( الإسْمُ الْجَمْعُ الْمُؤَنَّثُ )

Yaitu 
isim 
untuk banyak perempuan.
Cirinya : 
berakhir dengan alif dan 
ta’ ta’nits ( ات…. )
Contoh :
1) المُسْلِمَاتُ = banyak perempuan muslim
2) المُؤْمِنَاتُ = banyak perempuan mu’min
3) الكَافِرَاتُ = banyak perempuan kafir
[18/3 01:51] Aing: 1. Isim Jama’ Taksir 
(                 إِسْمُ اْلجَمْعِ التَّكْسِيْرِ )

Yaitu 
isim untuk benda-benda yang berjumlah banyak, 
dan tidak memiliki 
jenis kelamin / 
jenis kelaminnya tidak jelas (ketika benda itu disebut).
Cirinya : 
Berbeda dengan isim-isim sebelumnya, 
yang semuanya memiliki ciri-ciri khusus, 
maka 
isim jama’ taksir 
tidak memiliki ciri-ciri khusus. 
Kita hanya bisa mengetahui isim jama’ taksir 
dengan memperhatikan maknanya 
atau dengan memperhatikan wazan-wazan (patokan-patokan) nya.


Contoh :
Arti 
Isim Jamak 
Isim Mufrod
Gunung- gunung اَلْجِبَالُ اَلْجَبَلُ
Kitab- kitab الكُتُبُ اَلْكِتَابُ
Guru- guru الأَسَاتِيْذُ الأُسْتَاذُ
Masjid- masjid المَسَاجِدُ المَسْجِدُ

Sampai disini, 
setiap bertemu dengan kalimah isim, 
kita harus sudah mampu mengetahui isim itu 
isim apa. 
Mufrod, 
Tatsniyah, atau 
Jama’, 
Mudzakkar atau 
Muannats 
dengan 
melihat huruf tambahan yang ada pada 
akhir isim itu.
[18/3 01:53] Aing: C. Isim-isim Yang Lain

Yang dimaksud dengan isim-isim yang lain, 
yaitu 
semua kalimah 
yang meskipun 
pada kalimah itu 
tidak terdapat 
tanda-tanda isim, 
akan tetapi 
kalimah itu 
termasuk kalimah isim. 

Ada pun 
3 macam kalimah isim 
yang termasuk jenis ini, yaitu :

1. Isim Dhomir (kata ganti)
2. Isim Isyaroh (kata tunjuk)
3. Isim Maushul (kata 
                               sambung ).
[18/3 01:58] Aing: 1. Isim Dhomir

Dalam bahasa Indonesia, Isim Dhomir 
dikenal dengan istilah 
Kata Ganti. 

Secara garis besar 
Isim dlomir 
dibagi menjadi 
2 macam, 
yaitu :

1. Isim Dhomir Munfashil (terpisah dengan kalimah lain)

2. Isim Dhomir Muttashil (terangkai dengan kalimah lain )

Untuk bisa 
mengetahui dan membedakan 
kedua isim dhomir itu, marilah kita memperhatikan beberapa contoh kalimat / kalam di bawah ini :

Aku akan menolong mu أَنَا اَنْصُرُكَ =

Kamu membawa bukuku = اَنْتَ حَمَلْتَ كِتَابِيْ

Dia sedang membaca buku nya = هُوَ يَقْرَاُ كِتَابَهُ

Mereka mengunjungi desa kita = هُمْ يَزُوْرُوْنَ قَرْيَتَنَا

Kata-kata yang tercetak miring ( 
Aku, 
Kamu ,
Dia dan 
Mereka) 
pada contoh-contoh di atas, merupakan contoh-contoh untuk 
isim dhomir munfashil 
dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan 
kata-kata yang dicetak tebal ( mu, 
ku, 
nya dan 
kita ) 
adalah contoh-contoh untuk isim dhomir muttashil. 

Coba amati dan fahami dengan seksama !

Hafalkan isim dhomir dibawah ini dengan baik

Isim Dhomir Munfashil 
Isim Dhomir Muttashilnya Arti
هُوَ هُ / هِ Dia (lk) satu
هُمَا هُمَا / هُمَا Dia (lk) dua
هُمْ هُمْ / هُمْ Dia (lk) banyak
هِيَ هَا Dia (pr) satu
هُمَا هُمَا / هِمَا Dia (pr) dua
هُنَّ هُنَّ / هِنَّ Dia (pr) banyak
أَنْتَ كَ Kamu (lk) satu
أَنْتُمَا كُمَا Kamu (lk) dua
أَنْتُمْ كُمْ Kamu (lk) banyak
أَنْتِ كِ Kamu (pr) satu
أَنْتُمَا كُمَا Kamu (pr) dua
أَنْتُنَّ كُنَّ Kamu (pr) banyak
أَنَا يْ Saya
نَحْنُ نَا Kita

Perbedaan antara 
Isim Dhomir Munfashil dan Isim Dhomir Muttashil ialah :Ø
[18/3 02:00] Aing: 1 Isim Dhomir Munfashil 
   selalu berdiri sendiri, 
   terpisah dari kalimah 
   yang lain. 
   Misal :
أَنَا تِلْمِيْذٌ = saya seorang murid
أَنْتَ مُعَلِّمٌ = kamu seorang guru

2 Isim Dhomir Muttashil 
   tidak bisa berdiri sendiri, 
   dan harus dirangkai 
   dengan kalimah yang lain. 
   Misalnya:
كِتَابُكَ جَدِيْدٌ = bukumu baru
لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ bagimu amalmu =
وَلَنَا اَعْمَالُنَاdan bagi kami amal kami =
[18/3 02:02] Aing: 2. Isim Isyaroh

Dalam bahasa Indonesia, isim Isyaroh 
disebut dengan 
kata tunjuk. 

Sesuai dengan namanya, isim ini digunakan untuk menunjuk suatu benda. 

Oleh karena itu , 
kita cukup menghafal dan mengetahui 
cara penggunaannya saja.
Adapun isim-isim Isyaroh itu ialah :
هَذَا Ini ( untuk isim mufrod mudzakkar )
هَذِهِ Ini ( untuk isim tmufrod muannats )
هَذَانِ Ini ( untuk isim muannats mudzakkar )
هَتَانِ Ini ( untuk isim tatsniyah muannats )
هَؤُلآءِ mereka ini ( untuk jama’ mudz. /muannats)
ذَلِكَ Itu ( untuk isim mufrod mudzakkar )
تِلْكَ Itu ( untuk isim mufrod muannats )
ذَلِكُمَا Itu ( untuk isim tatsniyah mudzakkar )
تِلْكُمَا Itu ( untuk isim tatsniyah muannats )
اُولَئِكَ Itu / mereka itu (untuk isim jama’)
هُنَا Di sini
هُنَاكَ Di sana.
[18/3 02:10] Aing: Keterangan :

1 Isim yang jatuh 
   setelah isim isyaroh 
   dinamakan 
   musyar ilaih 
   ( yang ditunjuk )

2 Antara isim isyaroh 
   dengan 
   musyar ilaih 
   harus bersesuaian dalam 
   hal : 
  Mufrod / Jama’nya, dan 
  Mudzakkar / Muannatsnya. 

Apabila 
musyar ilaihnya 
isim mufrod mudzakkar, maka 
isim isyarohnya 
harus 
mufrod mudzakkar. 

Apabila 
musyar ilaihnya 
mufrod muannats, 
maka 
isim isyarohnya juga 
harus 
mufrod muannats. 

Begitulah seterusnya.
Perhatikan contoh-contoh 
di bawah ini !

Arti Musyar ilaih 
Isim Isyaroh

ini seorang murid lk2 تِلْمِيْذٌ هَذَا

ini seorang murid pr. تلميذَةٌ هَذِهِ

ini dua orang murid lk2. تلميذَانِ هَذَانِ

ini dua orang murid pr. تلميذَتَانِ هَاتَانِ

ini banyak murid التَّلاَمِيْذُ هَؤُلآءِ

pada contoh-contoh diatas, kita dapat melihat bahwa isim Isyaroh 
selalu berbeda, menyesuaikan dengan Musyar ilaih nya. 
Begitulah untuk seterusnya.
[18/3 02:13] Aing: 3. Isim Maushul

Dalam bahasa Indonesia Isim Maushul 
dinamakan 
kata Sambung. 

Karena fungsinya menghubungkan antara 
isim yang di depannya (‘Aid) dengan 
isim yang di belakangnya (Shilah). 

Isim maushul, diterjemahkan dengan.’.........
yang / kang’ 
atau diterjemah 
sesuai dengan isim 
yang sebelumnya. 
Contoh:
1- اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا
1) (اَلْحَمْدُ) Utawi sekabehe puji, iku( ِللهِ) kagungane Allah,(الَّذِيْ) Dzat, (هَدَا ) kang wus mituduhi sopo dzat, (نَا) ing kita, (لِهَذَا) kanggo iki. (Adapun segala puji adalah bagi Allah, yang telah menunjuki kita, untuk ini)
2- هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَإِلَهَ إِلَّاهُوَ
2) (هُوَ)Utawi Deweke, iku (اللهُ) Allah. (الَّذِيْ) Dzat, (لاَإِلَهَ) kang ora ana pangeran, (اِلاَّ هُوَ) kejaba Deweke. (Dia adalah Allah, dzat yang tiada tuhan selain Dia).
3- وَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ
3) (وَيْلٌ)Utawi neraka Wail, iku (لِلْمُصَلِّيْنَ) kanggo wong-wong kang padha sholat, (الَّذِيْنَ) hiya wong akeh, (هُمْ) kang utawi dheweke kabeh, (عَنْ صَلاَتِهِمْ) saking sholate dheweke kabeh, iku (سَاهُوْنَ) wong-wong kang padha lalai. (Adapun Neraka Wail adalah untuk orang-orang yang sholat, yang mereka itu dari sholat mereka adalah orang-orang yang lalai)

Adapaun isim-isim maushul itu ialah :
Isim Maushul A r t i

اَلَّذِيْ untuk mufrod mudzakkar
اَلَّتِيْ untuk muf rod muannats
اَلَّذَانِ - اَلَّذَيْنِ untuk tatsniyah mudzakkar
اَلَّتَانِ - اَلَّتَيْنِ untuk tasniyah muannats
الَّذِيْنَ untuk jama’ mudzakkar
اللآتِي - اللَّوَاتِيْ untuk jama’ muannats
مَنْ untuk semua yang berakal
مَا untuk semua yang tak berakal
[18/3 02:15] Aing: Kalimah yang setelah 
isim maushul (shilah), 
harus 
memiliki / menyimpan dhomir 
yang kembali 
kepada kalimah 
yang sebelum 
isim maushul (‘Aid). 

Dan antara 
isim maushul 
dengan 
‘aid 
harus saling bersesuaian / cocok. 
Misalnya :
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ اَوْجَدَنَا وَعْدَهُ
(اَلْحَمْدُ) Utawi puji, iku (لله) kagungane Allah, (الَّذِيْ) Dzat, (اَوْجَدَ) kang wus mujudake sopo Dzat, (نَا) ing kita, (وَعْدَهُ) ing janjine Dzat. (Adapun segala puji itu adalah milik Allah, yang telah mewujudkan janjiNya kepada kita )
[18/3 02:21] Aing: Keterangan :

• Lafadzالله adalah ‘Aid
• Lafadz اَلَّذِيْ isim Maushul
• Lafadzاَوْجدَ adalah Shilah, 

yang didalamnya tersimpan dhomir 
yang kembali kepada 'Aid (yaitu هو)
• Lafadzهُ pada lafadz وَعْدَهُ adalah dhomir muttashil.

Sampai disini, 
kita harus sudah mampu :

1 Membedakan kalimah isim 
   dari kalimah-kalimah yang 
   lain.

2 Kita harus sudah bisa 
   membedakan antara 
   Isim mufrod mudzakkar / 
   muannats, 
   isim Tatsniyah 
   Mudzakkar / muannats, 
   dan antara 
   Isim Jama’ Mudzakkar / 
   muannats / Taksir.

3 Hafal 
Isim-isim Dhomir, 
isim-isim Isyaroh, dan juga isim-isim Maushul, 
dengan baik. Misalnya :
[18/3 02:23] Aing: السلام| علي|كم| و|رحمة|الله| و|بركات|ه
Tarkibnya :

= السَّلاَمُisim mufrod mudzakkar = عَلَيْ| harf Jar =كُمْ| isim dhomir muttashil = وَ| harf =رَحْمَةُ| isim mufrod muannats=اللهِ| isim mufrod mudzakkar = وَ| harf = بَرَكَاتُ| isim jama’ muannats = هُ|isim dhomir muttashil.
[18/3 02:25] Aing: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
بِ| اسْمِ| اللهِ| الرَّحْمنِ| الرَّحِيْمِ
Tarkibnya :
= بِharf jar
 = اسْمِ| isim mufrod mudzakkar = اللهِ| isim mufrod mudzakkar = الرَّحْمنِ| isim mufrod mudzakkar الرَّحِيْمِ| = isim mufrod mudzakkar
[18/3 02:26] Aing: اَعُوْذُ| بِ |اللهِ |مِنَ |الشَّيْطَانِ | الرَّجِيْمِ
Tarkibnya:
اَعُوْذُ = Fi’il Mudhore’
 | = بِharf jar
 = اللهِ| isim mufrod mudzakkar |
 مِنَ = harf jar | 
الشَّيْطَانِ = isim mufrod mudzakkar |
 الرَّجِيْمِ = isim mufrod mudzakkar.
[18/3 02:27] Aing: اِنَّ | الدِّيْنَ| عِنْدَ | اللهِ| اْلاِسْلَامُ
Tarkibnya:
اِنَّ = harf |
 = الدِّيْنَisim mufrod mudzakkar |
 = عِنْدَ isim mufrod mudzakkar |
 اللهِ = isim mufrod mudzakkar |
 = اْلاِسْلَامُ isim mufrod mudzakkar.
[18/3 02:29] Aing: اِنَّ| الصَّلَاةَ |عِمَادُ |الدِّيْنِ
Tarkibnya :
ان = harf |
 الصلاة = isim mufrod muannats = عماد |
isim mufrod mudzakkar | الدين = isim mufrod mudzakkar
[18/3 14:20] Aing: 2. KALIMAH FI’IL اَلْفِعْلُ 
(Kata Kerja)

Kalimah Fi’il 
ialah 
kalimah/kata 
yang artinya 
menunjuk 
pada suatu perbuatan. Misalnya : 
makan, 
minum, 
tidur, 
menolong, 
berkata, 
berjalan, dll. 

Kalimah Fi’il 
(kata kerja) 
terbagi menjadi 
3 macam, 
yaitu :

1 Fiil Madhi 
   (kata kerja bentuk lampau)

2 Fiil Mudhori’ 
   (kata kerja 
    bentuk sedang / akan)

3 Fiil Amr 
   (kata kerja perintah).
[18/3 14:30] Aing: 1. FI’IL MADHI 
                      (     اَلْفِعْلُ اْلمَاضِ  )
(Kata Kerja Bentuk Lampau)
Sebelum mempelajari 
fi’il madli lebih jauh, 
kita harus tahu bahwa 
fi’il madli 
merupakan asal 
bagi 
fi’il - f'i’il yang lain. 
Baik 
fi’il Mudlore’ maupun 
fi’il Amar, 
semua terbuat 
dari 
fi’il Madhi. 

Oleh karena itu 
penjelasan tentang 
fi'il madhi 
harus kita fahami betul.

Fiil Madli 
ialah 
kata kerja bentuk lampau, 

dimana pekerjaannya 
telah selesai dikerjakan. 

Itulah sebabnya 
fi’il madli diterjemahkan dengan 
‘telah......atau 
‘wus....... 
Misalnya :
اَكَلَ = telah makan,
نَصَرَ =telah menolong
حَضَرَ = telah datang, 
ذَهَبَ= telah pergi
[18/3 14:35] Aing: A. Ciri-ciri Fi’il Madhi

Fiil Madhi 
kita bedakan 
dari 
fi’il-fi’il yang lain, 
dengan 
memperhatikan cirinya, yaitu : 
‘mengikuti salah satu 
dari 
wazan-wazan fi’il madli 
yang telah tertentu’. 

Wazan-wazan fi’il madhi adakalanya terdiri dari 
3 huruf, 
4 huruf, 
5 huruf atau 
6 huruf.

Wazan 
ialah ukuran. 
Wazan fi’il madli, 
berarti 
‘ukuran untuk fi’il madli’. Artinya, 
jika suatu kalimah menyamai salah satu 
dari wazan fi’il madli 
itu berarti 
kalimah itu ‘fi’il madli’. 
Atau 
jika suatu kalimah dinyatakan sebagai 
fi’il madli, 
maka 
kalimah itu harus mengikuti / menyamai 
salah satu dari wazan-wazan fi’il madli itu dalam hal : 

(1) Jumlah huruf dan 
(2) Kharokat. 

Contoh :
• Kalimat نَصَرَ 
   adalah fi’il madhi, 
   karena ia menyamai 
   wazan fi’il madhiفَعَلَ

• Kalimah اَذْهَبَ 
   adalah fi’il madhi, 
   karena ia menyamai 
   wazan fi’il madhiاَفْعَلَ

• Kalimah قَاتَلَ 
  adalah fi’il madhi, 
  karena ia menyamai 
  wazan fi’il madhiفَاعَلَ

• Kalimahتَعَاوَنَ 
  adalah fi’il madhi, 
  karena ia menyamai 
  wazan fi’il madhiتَفَاعَلَ , 
  dst…
[18/3 14:39] Aing: B. Wazan-wazan Fi’il Madli

Karena fi'il Madhi 
itu ada yang terdiri dari 
3 huruf, 
4 huruf, 
5 huruf dan 
6 huruf, 
maka 
wazan-wazannya 
adalah :

1. Wazan-wazan Fi’il Madhi 
    3 huruf.
    Wazan Mauzun 
   (kalimah yang mengikuti 
    wazan)
فَعَلَ نَصَرَ , كَتَبَ , دَخَلَ , ذَهَبَ
فَعِلَ عَلِمَ , حَسِبَ , عَمِلَ , فَرِحَ
فَعُلَ حَسُنَ , ضَحُمَ , كَرُمَ , جَهُلَ

2. Wazan-wazan Fi’il Madhi 
    4 huruf :
   Wazan Mauzun 
   (kalimah yang mengikuti 
    wazan)
أَفْعَلَ أَحْسَنَ , أَعْلَمَ , أَدْبَرَ , أَفْسَدَ , أَفْرَدَ , آمَنَ
فَاعَلَ قَاتَلَ , هَاجَرَ, شَاوَرَ, مَادَّ , سَاقَى
فَعَّلَ فَرَّحَ , عَلَّقَ , كَفَّرَ , وَكَّلَ , يَسَّرَ , بَيَّنَ
فَعْلَلَ حَمْدَلَ , جَلْبَبَ , حَوْقَلَ , بَسْمَلَ

Fi’il Madhi 4 huruf, adakalanya 
memang asli 
terdiri dari 
4 huruf. 

Tapi adakalanya 
berasal dari fi’il madhi 
3 huruf 
yang diberi tambahan 
1 huruf, 
sehingga menjadi 
4 huruf.

3. Wazan-wazan Fi’il Madhi 
    5 huruf.
    Wazan Mauzun 
   (kalimah yang mengikuti wazan)
إِفْتَعَلَ إِجْتَمَعَ , إِبْتَدَأَ, إِقْتَرَبَ, إِعْتَمَرَ
تَفَعَّلَ تَكَلَّمَ , تَوَكَّلَ , تَوَسَّلَ, تَيَسَّرَ
تَفَاعَلَ تَعَاوَنَ , تَسَائَلَ , تَوَاعَدَ, تَبَايَعَ
إِنْفَعَلَ إِنْكَسَرَ , إِنْتَفَعَ , إِنْكَفَأَ, إِنْصَدَعَ
إِفْعَلَّ إِحْمَرَّ, إِصْفَرَّ, إِسْمَرَّ
تَفَعْلَلَ تَجَلْبَبَ , تَدَحْرَجَ , تَمَسْكَنَ , تَشَيْطَنَ

4. Wazan-wazan Fi’il Madli 
    6 huruf.
    Wazan Mauzun 
   (kalimah yang mengikuti 
    wazan)
إِسْتَفْعَلَ إِسْتَغْفَرَ , إِسْتَنْصَرَ , إِسْتَحَلَّ
إِفْعَوْعَلَ إِحْلَوْلَى
[18/3 14:43] Aing: Perhatikan !

Semua fiil 
yang mengikuti wazan-wazan fi'il madhi diatas, 
dalam hal: 
‘jumlah huruf dan kharokatnya’, 
berarti fi’il madli. 

Dan fiil 
yang mengikuti wazan-wazan itu, 
dinamakan 
mauzun 
(yang mengikuti wazan). 

Huruf-huruf tambahan 
yang ada pada mauzun, sama persis 
dengan 
huruf-huruf tambahan 
yang ada pada wazan, 

demikian juga 
letak huruf-huruf tambahan itu. 
Contoh :
أَكْرَمَ
 adalah Fi madhi 4 hrf, mengikuti wazan أَفْعَلَ
قَاتَلَ
 adalah Fi Madhi 4 hrf, mengikuti wazan فَاعَلَ
إِنْكَسَرَ
 adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِنْفَعَلَ
إِجْتَمَعَ
 adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِفْتَعَلَ
إِحْمَرَّ
 adalah Fi Madhi 5 hrf, mengikuti wazan إِفْعَلَّ
إِسْتَغْفَرَ
 adalah Fi Madhi 6 hrf, mengikuti wazan إِسْتَفْعَلَ

Begitu seterusnya, pelajarilah dengan seksama, hingga benar-benar faham.
[18/3 14:46] Aing: C. Perubahan Fi’il Madhi 
     karena perbedaan pelaku.

Fiil-fi’il Madli 
mengalami perubahan 
pada huruf akhirnya 
dengan 
adanya huruf-huruf tertentu yang ditambahkan. 
Dimana 
huruf-huruf tambahan itu menunjukkan 
'siapa pelaku' 
dari 
fi’il madhi itu.

Fi’il Madhi Pelaku Arti
نَصَرَ هُوَ
 Dia (lk. 1) telah menolong
نَصَرَا هُمَا
 Dia (lk. 2) telah menolong
نَصَرُوا هُمْ
 Dia (lk banyak) telah menolong
نَصَرَتْ هِيَ
 Dia (pr 1) telah menolong
نَصَرَتَا هُمَا
 Dia (pr 2) telah menolong
نَصَرْنَ هُنَّ
 Dia (pr.banyak) telah menolong
نَصَرْتَ أَنْتَ
 Kamu(lk.1) telah menolong
نَصَرْتُمَا أَنْتُمَا
 Kamu(lk.2) telah menolong
نَصَرْتُمْ أَنْتُمْ
 Kamu (lk banyak) telah menolong
نَصَرْتِ أَنْتِ
 Kamu (pr.1) telah menolong
نَصَرْتُمَا أَنْتُمَا
 Kamu (pr.2) telah menolong
نَصَرْتُنَّ أَنْتُنَّ
 Kamu (pr. banyak) telah menolong
نَصَرْتُ أَنَا
 Saya telah menolong
نَصَرْنَا نَحْنُ
 Kita telah menolong
[18/3 14:49] Aing: Jika kita perhatikan perubahan-perubahan 
fi’il madhi di atas, 
maka 
kita menemukan, 
bahwa 
perubahan itu 
ada pada 
akhir tiap-tiap fi’il, 
yaitu 
adanya tambahan 
huruf Alif Tatsniyah (ا ), Wawu Jama’ (وْ ) 
Tak’ Ta’nits (تْ ), 
Ta’ Fa’il ( تَ , تِ , تُ) , 
Nun Fa’il ( نَا) dan 
Nun Niswah ( نَ ) 
sesuai dengan 
‘pelaku dari fi’il 
tersebut.
[18/3 14:52] Aing: Penjelasan tentang 
fi’il madli 
kita cukupkan 
sampai di sini dulu. 
Yang penting,

1. Kita harus paham dan 
    hafal 
   wazan-wazan fi’il madhi, 
   sehingga kita 
   bisa membedakan 
   fi'il madhi 
   dari 
   fi'il-fi'il yang lain 
   dengan menggunakan 
   wazan-wazan itu 
   sebagai patokannya.

2. Kita harus hafal dan 
    faham 
    perubahan-perubahan 
    fi'il madhi 
    sesuai dengan 
   dhomir-dhomir pelakunya, 
   sehingga 
   kita bisa tahu 
   siapa-siapa pelaku 
   dari 
   fi'il madhi 
   itu.
[18/3 14:56] Aing: 2. FI’IL MUDHORI’
    (Kata kerja bentuk  
     sedang / akan)

Yaitu 
fi’il (kata kerja) 
untuk suatu pekerjaan 
yang 
sedang / akan 
dikerjakan. 

Itulah sebabnya 
fi’il mudhore’ 
selalu diterjemah/dibaca dengan 
“sedang............” atau “akan.............” 
Misalnya :
كَتَبَ← يَكْتُبُ sedang menulis اَدْخَلَ←يُدْخِلُ
 sedang memasukkan
أَكَلَ ← يَأْكُلُ
 sedang makan 
قَاتَلَ ← يُقاتِلُ
 sedang berperang
قَرَأَ← يَقْرَأُ
 sedang membaca 
يُقَطِّعُ ← قَطَّعَ
 sedang memotong
[18/3 14:59] Aing: A. Cara Membuat 
     Fi’il Mudhori’ 
    dari 
    Fi’il Madhi

Yaitu 
dengan menambahkan salah satu 
dari 
huruf-huruf Mudhoro’ah pada 
permulaan fi’il madhi, kemudian 
merubah 
kharokat bacaannya. 

Adapun 
Khuruf Mudhoro’ah 
itu ialah : 
Alif, 
Nun, 
Yak, dan 
Tak 
(ا , ن , ي , ت ) 
. Misalnya :

نَصَرَ ← يَنْصُرُ يُدْخِلُ ← اَدْخَلَ
يَكْتُبُ ← كَتَبَ قَاتَلَ ← يُقاتِلُ
يَدْخُلُ ← دَخَلَ يَقْطَعُ ← قَطَعَ
[18/3 15:01] Aing: Akan tetapi 
jika 
fiil madhinya 
terdiri dari 
3 huruf 
dan 
huruf pertamanya 
berupa Wawu, 
maka 
sebelum ditambahkan 
huruf mudhoro’ah, 
wawu tersebut 
harus 
dihilangkan 
terlebih dahulu, 
baru 
ditambahkan 
huruf Mudhoro’ah itu. Misalnya :
وَقَي ← يَقِي يَعِدُ ← وَعَدَ
وَجِلَ ← يَجِلُ يَصِلُ ← وَصَلَ
[18/3 15:03] Aing: Khusus 
pada fi’il mudhori’ 
yang berasal dari 
fi’il madhi 4 huruf, 
maka 
huruf Mudhoro’ahnya 
harus 
didhommah, 
sedangkan pada 
fi’il-fi’il mudhori’ 
yang lain, 
semua huruf mudhoro’ahnya dibaca 
fatkhah. 
Misalnya :
فَرَّحَ ← يُفَرِّحُ أَحْسَنَ ← يُحْسِنُ
زَكَّى ←يُزَكِّى هَاجَرَ ← يُهَاجِرُ
[18/3 15:06] Aing: B. Perubahan Fi’il Mudhori’, 
    karena 
    perbedaan Dhomir 
    pelakunya
يَكْتُبُ هُوَ
 Dia (lk. 1) sedang menulis
يَكْتُبَانِ همُاَ
 Dia (lk. 2) sedang menulis
يَكْتُبُوْنَ هُمْ
 Dia (lk.Banyak) sedang menulis
تَكْتُبُ هِيَ
 Dia (pr. 1) sedang menulis
تَكْتُبَانِ
 هُمَا
 Dia (pr. 2) sedang menulis
يَكْتُبْنَ هُنَّ
 Dia (pr.Banyak) sedang menulis
تَكْتُبُ أنت
 Kamu (lk. 1) sedang menulis
تَكْتبُاَنِ اَنْتُمَا
 Kamu (lk. 2) sedang menulis
تَكْتُبُوْنَ اَنْتُمْ Kamu(lkbanyak)sedang menulis
تَكْتُبِيْنَ اَنْتِ
 Kamu (pr. 1) sedang menulis
تَكْتُبَانِ اَنْتُمَا
 Kamu (pr. 2) sedang menulis
تَكْتُبْنَ اَنْتُنَّ Kamu(prbanyak)sedang menulis
اَكْتُبُ اَنَا
 Saya sedang menulis
نَكْتُبُ نَحْنُ
 Kita sedang menulis
[18/3 15:08] Aing: Jika kita perhatikan perubahan perubahan 
fi’il mudlori’ diatas, 
maka kita menemukan bahwa :

Huruf mudhoro’ah ( ا), (ن ), (ي ), atau (ت) 
yang terletak pada permulaan fi’il, 
disamping sebagai 
tanda fi’il mudhori’, 
juga 
sebagai petunjuk 
‘siapa’ pelaku 
dari 
fi’il mudhori’ 
itu. 
(Saya, 
Kamu, 
Dia atau 
Kita).

Sedangkan 
tambahan huruf 
pada 
akhir tiap-tiap fi’il mudlori’ merupakan petunjuk 
‘berapa banyak’ 
pelakunya 
(satu, dua, atau banyak. Perhatikan daftar perubahan di atas dengan seksama.
[18/3 15:18] Aing: C. Macam-macam 
     Fi’il Mudhore’

Fi’il Mudhore’ 
ada 3 macam,
yaitu :

1. Fi’il Mudhore’ 
    Shohih Akhir. 
   
Yaitu semua Fi’il Mudhore’ yang 
huruf akhirnya 
berupa huruf shohih / 
huruf sehat (bukan و , ا , ي ). Misalnya :
يَرْحَمُ
 mengasihi =
 يَخْرُجُ 
= keluar 
يَدْخُلُ
 = masuk
يَضْرِبُ
 memukul =
 يَقُوْمُ
 = berdiri
 يَجْلِسُ
 = duduk

2. Fi’il Mudhore’ Mu’tal Akhir. 

Yaitu 
semua Fi’il Mudhore’ 
yang huruf akhirnya 
berupa 
huruf ‘illat / 
huruf yang sakit 
yaitu :( ا , و , ي ). 

Sesuai dengan 
huruf akhirnya, 
maka 
Fi’il Mudhore’ Mu’tal Akhir dibagi menjadi 
3 macam, 
yaitu:

1. Fi’il Mudhore’ 
    Mu’tal Wawu. 

Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Wawu ( و ) 

Misalnya :
يَنْمُو
 = naik 
يَغْزُو
 = perang
يَدْعُو
 = memanggil
 يَسْرُو
= mulia


2. Fi’il Mudlore’ Mu’tal Alif. 

Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Alif ( ا ). 
Misalnya :
يَخْشَى
 = takut 
يَرَى
 = melihat
يَرْوَى
 = segar
 يَرْضَى
 = meridhoi


3. Fi’il Mudhore’ Mu’tal Yak. 

Yaitu semua fi’il Mudhore’ yang huruf terakhirnya berupa Yak (ي ). 

Misalnya :
يَقْضِى
 = menetapkan 
يَرْمِي
 = melempar
يَنْوِى
 = berniat
 يَهْدِى
 = menunjuki
[18/3 15:19] Aing: 3. Fi’il Mudhore’ 
    Fi’il Lima (5).

Yaitu 
semua fi’il Mudhore’ 
yang pelakunya dhomir:
misalnya : هُمَا , هُمْ , أَنْتُمَا , أَنْتُمْ , أَنْتِ

Dlomir Fi’il 5
هُمَا يَفْعُلاَنِ, يَكْتُبَانِ, يَضْرِبَانِ , يَفْتَحاَنِ , يُعَلِّمَانِ , يُكَذِّبَانِ
هُمْ يَفْعُلُوْنَ, يَكْتُبُوْنَ, يَضْرِبُوْنَ, يَفْتَحُوْنَ, يُعَلِّمُوْنَ, يُكَذِّبُوْنَ
اَنْتُمَا تَفْعُلاَنِ, تَفْتَحاَنِ , تُعَلِّمَانِ , تُكَذِّبَانِ تَكْتُبَانِ, تَضْرِبَانِ,
اَنْتُمْ تَفْعُلُوْنَ, تَكْتُبُوْنَ, تَضْرِبُوْنَ, يَفْتَحُوْنِ, يُعَلِّمَوْنَ, يُكَذِّبُوْنَ
اَنْتِ تَفْعُلِيْنَ, تَكْتُبِيْنَ, تَضْرِبِيْنَ, تَفْتَحِيْنَ, تُعَلِّمِيْنَ, تُكَذِّبِيْنَ
[18/3 16:05] Aing: 3. FI’IL AMAR
    (Kata Perintah)

Dalam bahasa Indonesia, 
fi’il Amar 
dikenal dengan istilah 
kata perintah . 

Misalnya :
= تَعَلَّمْ / Belajarlah !
= اُكْتُبْ Menulislah !
إِقْرَأْ  / Bacalah !

Seperti halnya 
fi’il Mudhore’ 
itu bentukan dari fi’il madhi, maka 
fi’il Amar 
pun juga dibentuk dari 
fi’il madhi. 

Adapun caranya 
yaitu :
[18/3 16:11] Aing: A. Cara Membentuk 
     Fi’il Madhi 
     Menjadi 
     Fi’il Amar.

1. Apabila 
fi’il madhinya 
terdiri dari 
3 huruf, 
maka 
fi’il amar nya 
dibentuk mengikuti 
3 kemungkinan wazan :
اِفْعَلْ اِفْعِلْ اُفْعُلْ
Tergantung 
kharokat ‘ain fi’il 
pada 
fi’il mudhori’nya. 

Jika
‘ain fi’il 
pada 
fi’il mudhore’nya fatkhah, maka 
‘ain fi’il pada fi’il amar nya pun harus fatkhah 
( فَعَلَ - يَفْعَلُ – اِفْعَلْ )

Jika 
‘ain fi’il 
pada 
fi’il mudhore’nya kasroh, maka 
‘ain fi’il pada fi’il amarnya juga kasroh 
( فَعَلَ - يَفْعِلُ – اِفْعِلْ ). Begitupula jika 
‘ain fi’il 
pada
fi’il mudhore’nya dhommah, maka 
‘ain fi’il pada fi’il amar nya juga harus didhommah 
( فَعُلَ - يَفْعُلُ – اُفْعُلْ). Lihat contohnya !

Fi’il Amar 
Fi’il Mudhore’ 
Fi’il Madhi
انْصُرْ يَنْصُرُ نَصَرَ
إِضْرِبْ يَضْرِبُ ضَرَبَ
إِفْتَحْ يَفْتَحُ فَتَحَ
[18/3 16:14] Aing: 2. Apabila 
    fi’il madhinya 
    terdiri dari 4 huruf atau 
    lebih, maka 
    fi’il amar nya 
    sama seperti 
    fi’il madhinya itu, 
    hanya 
    mengalami perubahan 
    kharokat. 

Lihat contoh-contoh 
di bawah ini !

Fi’il Amar 
Fi’il Mudhore’ 
Fi’il Madhi
اَفْعِلْ يُفْعِلُ اَفْعَلَ
فَاعِلْ يُفَاعِلُ فَاعَلَ
فَعِّلْ يُفَعِّلُ فَعَّلَ
فَعْلِلْ يُفَعْلِلُ فَعْلَلَ
تَفَاعَلْ يَتَفَاعَلُ تَفَاعَلَ
اِفْتَعِلْ يَفْتَعِلُ اِفْتَعَلَ
اِنْفَعِلْ يَنْفَعِلُ اِنْفَعَلَ
تَفَعَّلْ يَتَفَعَّلُ تَفَعَّلَ
اِسْتَفْعِلْ يَسْتَفْعِلُ اِسْتَفْعَلَ
[18/3 16:20] Aing: A. Perubahan 
    Fi’il Amar 
    karena Perbedaan 
    Dlomir Pelakunya.

   Karena fi’il amar itu 
   'perintah' 
   dari ( orang I ) 
   kepada ( orang II ), 
   maka 
   pelaku fi’il amar pun 
   hanya orang II (kamu). 

Perhatikan daftar 
di bawah ini 
dengan seksama !

Dhomir Fi’il Amar Arti
أنت اُنْصُرْ
 Kamu (lk. 1) menolonglah !
أنتما اُنْصُرَا
 Kamu (lk. 2) menolonglah !
أنتم اُنْصُرُوْا
 Kamu(lk. banyak) menolonglah!
أنت اُنْصُرِيْ
 Kamu (pr. 1) menolonglah !
أنتما اُنْصُرَا
 Kamu (pr. 2) menolonglah !
أنتن اُنْصُرْنَ
 Kamu(pr. banyak) menolonglah!

Dari daftar di atas, 
kita dapat mengetahui bahwa
perubahan-perubahan pada fi’il amar 
terdapat pada akhir tiap-tiap fi’il. 

Yakni 
adanya tambahan 
huruf Alif Tatsniyah (ا ), Wawu Jama' ( و ), 
Yak Muannats Mukhothobah (ي ) dan 
Nun Niswah ( ن ). 

dimana 
tambahan huruf-huruf itu menunjukkan 
berapa banyaknya pelaku

Sampai disini 
kita harus sudah mampu untuk :

1. Membedakan 
    fi’il Amar 
    dari 
    fi’il-fi’il yang lain 
   (dengan memperhatikan 
     wazan-wazannya)

2. Bisa membuat 
    fi’il Madhi 
    menjadi 
    fi’il Amar

3. Bila menjumpai 
    fi’il Amar 
    maka 
    kita harus bisa 
    mengetahui bahwa itu 
    fi'il Amar, 
    dan sekaligus 
    kita mengetahui 
    siapa pelakunya
[18/3 16:29] Aing: Agar kita lebih 
bisa faham dan hafal jenis-jenis Fi'il 
dengan lebih baik, 
maka 
perbanyaklah latihan-latihan seperti di bawah ini !

1- مَا شَاءَ اللّهُ كَانَ وَمَا لاَ يَشَاءُ لَمْ يَكُنْ
مَا |
شَاءَ |
 اللّهُ |
 كَانَ |
 وَ|
 مَا |
 لا َ|
 يَشَاءُ |
 لَمْ |
 يَكُنْ
Tarkibnya :
مَا = kharf |
 شَاءَ = fi'il madhi wazannya فَعَلَ, |
 اَللّهُ = isim mufrod mudzakkar |
 كَانَ = fi'il madhi mengikuti wazan =
 وَ /
فَعَ
kharf |
 مَا = isim maushul | لا = kharf nafi |
 يَشَاءُ = fi'il mudhore' shohih akhir | لَمْ = kharf |
 يَكُنْ = fi'il Mudhore' shohih akhir
2- قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ
قَالَ|
 رَسُوْلُ |
اللهِ |
: مَنْ |
يُرِدِ |
اللهُ|
 بِ|
هِ|
 خَيْرًا|
 يُفَقِّهْ|
هُ|
 فِي|
 الدِّيْنِ|
 وَ|
يُلْهِمْ|
هُ |
 رُشْدَ|هُ
Tarkibnya :
قَالَ = fi'il madhi, 
wazannya (فَعَلَ ), 
pelakunya dhomir ( هُوَ ) | رَسُوْلُ = isim mufrod mudz. | اللهِ = isim mufrod mudz. 
| مَنْ = kharf syarat |
 يُرِدْ = fi'il mudhore' 
shohih akhir, 
| اللهُ = isim mufrod mudz |
 بِ = kharf jar |
 هِ = isim dhomir muttashil | خَيْرًا = isim mufrod mudz | يُفَقِّهْ = fi'il mudhore' shohih akhir | هُ = isim dhomir muttashil |
 فِيْ = kharf jar |
 الدِّيْنِ = isim mufrod mudz |
 وَ = kharf |
 يُلْهِمْ = fi'il mudhore' shohih akhir |
 هُ = isim dhomir muttashil | رُشْدَ = isim mufrod mudz |
 هُ = isim dhomir muttashil.
[18/3 16:35] Aing: 3- قَالَ اللهُ تَعَالىَ : فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
قَالَ |
 اللهُ |
 تَعَالىَ |
: فَ|
 اُذْكُرُوْ |
 نِ|يْ |
 أَذْكُرْ|
 كُمْ |
وَ|
اشْكُرُوْا|
 لِ|
يْ |
وَ|
لاَ|
تَكْفُرُوْ|
نِ|
يْ
Tarkibnya :
قَالَ = fi'il madhi, 
wazannya فَعَلَ
, pelakunya dhomir هُوَ |
 اللهُ = isim mufrod mudz. | تَعَالىَ = fi'il madhi, 
wazannya ( تَفَاعلَ ), pelakunya dhomir هُوَ |
 فَ = kharf |
 اُذْكُرُوْ = fi'il amar, dari ذَكَرَ – يَذْكُرُ - اُذْكُرْ
, dhomirnya اَنْتُمْ |
 نِ = Nun Wiqoyah (untuk menjembatani jika 'yak
 mutakallim' 
jatuh setelah fi'il) 
| يْ = dhomir muttashil / yak mutakallim. |
 أَذْكُرْ = fi'il mudhore', 
dari (ذَكَرَ ), 
dhomirnya ( اَنْتَ ). 
| كُمْ = isim dhomir muttashil. | وَ = kharf 'athaf. |
 اشْكُرُوْا = fi'il amar, 
dari (شَكَرَ – يَشْكُرُ – اُشْكُرْ ), dhomirnya ( اَنْتُمْ ). 
| لِ = kharf jar. |
 يْ = isim dhomir muttashil. | وَ = kharf 'ataf. |
 لاَ = kharf nahi. |
 تَكْفُرُوْ = fi'il mudhore' / fi'il 5, dari ( كَفَرَ - يَكْفُرُ )
, dhomirnya ( اَنْتُمْ ). 
| نِ = Nun wiqoyah.
[18/3 16:40] Aing: 3. KALIMAH KHARF
    (Kata Sandang)

A. Pengertiannya
    Kharf 
    ialah kalimah 
    yang tidak bisa 
    berdiri sendiri, 
    akan tetapi 
    harus dirangkai 
   dengan kalimah yang lain. 

Baik dirangkai dengan 
isim 
atau dirangkai dengan 
fi’il. 

Dalam bahasa Indonesia kharf 
dikenal dengan istilah 
“kata sandang”

Di atas telah kita pelajari, bahwa 
kalimah isim 
itu memiliki ciri-ciri tertentu, dan 
kalimah fi’il 
juga memiki ciri-ciri 
yang tertentu pula. 

Maka, jika suatu kalimah tidak memiliki ciri-ciri isim dan 
tidak memiliki ciri-ciri fi’il, berarti 
kalimah itu 
kalimah Kharf.

Contoh :
 يَا (kharf Nida) = wahai
فَ (kharf Jawab/ ataf)= maka / kemudian
أيْنَ (Kharf Istifham) = dimana
لاَ (Kharf Nahi) = jangan
لاَ (Kharf Nafi) = tidak
dan lain-lain .
[18/3 16:44] Aing: B. Macam-macam Kharf

Kharf 
ada banyak sekali macamnya, 
dan masing –masing kharf memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. 

Akan tetapi disini 
akan kita sebutkan macam-macamnya saja dulu, 
agar kita bisa mengenali pada saat kita menjumpainya. 
Sedangkan 
untuk tugas dan fungsinya, nanti kita pelajari 
sambil berjalan 
sesuai dengan yang 
kita butuhkan.

a. Terdiri dari 
    1 huruf :
     Kharf Arti Contoh
اَ apakah اَلَمْ نَصْرَحْ لَكَ
بِ dengan, demi, di بِالْقَلَمِ , بِالْمَكَّةِ , بِاللهِ
تَ demi تَاللهِ
سَـ... akan / bakal سَـيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ
…فَـ maka فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
كَـ seperti لاَ كَالْبَشَرِ بَلْ هُوَ كَالْيَقُوْتِ
لِـ / لَـ untuk/milik هَذَا لَكَ وَ لِوَلَدِكَ
وَ Dan, demi وَالْعَصْرِ
[18/3 16:47] Aing: b. Terdiri dari 
    2 huruf Kharf 
    Arti Kharf Arti
لاَ tidak/tidak ada آ he…….!
مُذْ nalikane / ketika اِذْ jika , karena , ketika
مِنْ sebagian dari اَمْ Utawa / atau
مَا apa?,ora, sesuatu اَنْ Yento / bila
نَّ temen-temen اِنْ Lamun, senajan
هَلْ apa ta ? / apakah اَوْ atau
وَا he…..! اَيْ yakni, he…..
كَيْ supaya, untuk بَلْ malah, bahkan
لَنْ ora عَنْ dari/ tentang
لَمْ ora bakal / tak kan فِيْ didalam
كَمْ berapa ? قَدْ benar-benar / terkadang
يَا He…..! لَوْ jika

c. Terdiri dari 3 huruf
اَيُّ endi sewiji-wiji/apa saja أيْ tegese/artinya
اِذَنْ Tiba-Tiba اَلاَ apata ora/apakah tidak/ingatlah
اِذًا Tiba-Tiba , Apabila , ketika اَمَا anapun/adapun
اِنَّ sesungguhnya لاَتَ Tidak Ada
بَلَى Benar لَيْتَ Semoga
ثُمَّ Kemudian مُنْذُ Awit / Semenjak
رُبَّ Banyak خَلاَ Kecuali / Selain
سَوْفَ Akan غَيْرَ Kecuali / Selain
عَدَا Selain عَلَى Di atas / ing ngatase
[18/3 18:29] Aing: d. Terdiri dari 4 huruf
اِذْمَا
 Kapan saja
 كَاَنَّ Seperti
اَلاَّBahwa tidak

كَلاَّJangan begitu
اِلاَّ Kecuali 
لَعَلَّ Semoga

اَمَّا Adapun لكِنAkan tetapi
اِمَّا Terkadang لَمَّا Ketika
حَتىَّ Sehingga / hingga لَوْلاَ Jika tidak karena
حَاشَا Sakliyane / selain لَوْمَا Jika tak karena
هَلاَّ Tidakkah
e. Terdiri dari 5 huruf
لَكِنَّ anging tetapine / akan tetapi
[18/3 18:31] Aing: C. Penggunaan 
     Kharf 
     di dalam jumlah

Disamping digunakan sesuai dengan ‘arti-arti’nya, maka 
kharf-kharf itu 
juga harus difungsikan sebagaimana ‘tugasnya’ masing-masing. 

Misalnya : 
Kharf Jar 
harus bertugas 
meng’jar’kan 
isim , dan 
Kharf Jazm 
harus 
men’jazm’kan fi’il, 
dan seterusnya. 

Penjelasan lebih lanjut tentang 
tugas-tugas kharf, 
nanti akan kita pelajari ketika kita membicarakan I’rob
[18/3 18:32] Aing: Catatan :
Apa yang telah kita pelajari dari mulai 
isim, 
fi'il dan 
kharf, 
maka kalau bisa 
kita harus hafal. Setidak-tidaknya kita 
harus faham betul, 
sehingga kapan saja 
kita bertemu maka kita bisa tahu bahwa itu 
isim / 
fi'il / 
kharf.
[18/3 18:35] Aing: I’ROB ( الإعراب (
(perubahan 
pada akhir kalimah)

A. Pengertian I’rob

I’rob 
ialah perubahan 
pada tiap-tiap 
akhir kalimah. 

Perubahan-perubahan itu dikarenakan 
adanya perbedaan ‘amil (penyebab), 
yang masuk pada kalimah-kalimah itu. 

Jika suatu kalimah 
dimasuki ‘amil Rafi’, 
maka 
kalimah itu 
harus beri’rab rafa’. 

Dan jika yang masuk adalah ‘amil Nashib, 
maka 
kalimah itu harus 
beri’rab nashab. 

Demikian pula jika yang masuk adalah 
‘amil Jar, 
maka kalimah itupun harus beri’rab jar. 

Begitu seterusnya.
Contoh Keterangan
جَاءَ زَيْدٌ huruf دpada زَيْدٌ di dzommah
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ huruf د pada زَيْدٍ dikasroh
رَاَيْتُ زَيْدًا huruf د pada زَيْدً difatkhah
جَاءَ تِلْمِيْذَانِ تِلْمِيْذَانِ dengan alif ( ا ) setelah تِلْمِيذَ
مَرَرْتُ بِتِلْمِيْذَيْنِ تِلْمِيْذَيْنِ dengan Yak (ي) setelah تلميذَ
رَاَيْتُ تِلْمِيْذِيْنَ تِلْمِيْذِيْنَ dengan Yak (ي) setelah تلميذِ
[18/3 18:40] Aing: B. Pembagian I’rob

I’rob dibagi menjadi 
4 macam, 
yaitu :

1) I’rob Rafa’ ( الرَّفْعُ )

2) I’rob Nashab ( النَصْبُ )

3) I’rob Jar ( الجَرُّ )

4) I’rob Jazm ( الجَزْمُ )


I’rob Rafa’ dan 
I’rob Nasab 
bisa terdapat pada 
Isim dan 
Fi’il, 

I’rob Jar 
khusus hanya pada 
Isim, 
dan 

I’rob Jazm 
khusus pada 
Fi’il. 

Jadi , 

Isim tidak memiliki 
I’rob Jazm 

dan 

Fi’il tidak memiliki 
I’rob Jar.
[18/3 18:42] Aing: I’rob Rafa’ 
dan 
I’rob Nasab 
bisa terdapat pada 
Isim dan Fi’il, 

I’rob Jar 
khusus hanya pada 
Isim, 
dan 
I’rob Jazm 
khusus pada 
Fi’il. 

Jadi , 
Isim 
tidak memiliki I’rob Jazm dan 
Fi’il 
tidak memiliki I’rob Jar.
[18/3 18:49] Aing: C. Tanda-tanda I’rob 
                    ( عَلاَمَاتُ الإِْعْرَابِ )

Masing-masing I’rob memiliki ‘tanda-tanda’ 
yang telah tertentu, 
dan 
tanda-tanda itu digunakan pada ‘tempat-tempat’ 
yang telah tertentu pula. 

Penjelasan tentang I’rob ini agak rumit, 
sehingga butuh kehati-hatian dan 
perhatian yang ekstra. 

Karena bab I’rob ini 
bab yang sangat penting dan mutlak 
digunakan pada setiap saat.

(1). I'rob Rafa'

       I’rob Rafa’ 
       memiliki 4 tanda, 
       yaitu :

      (1) Dzommah 
      (2) Alif 
      (3) Wawu 
      (4) Tetepe huruf Nun

Keterangan :
1 . Dhommah ( _ ُ_ /_ٌ _ _ )
     Menjadi tanda untuk 
     I’rob Rafa’ 
     pada 4 tempat, 
     yaitu :
     1. Pada Isim Mufrod, 
         baik mudzakkar.  
         maupun Muannats.
Mis. : التِلْمِيْذُ , الَتِّلْمِيْذَةُ

2. Pada Isim Jama’ Taksir.  
    Misal : اَلْكُتُبُ , الأشْجَارُ

3. Pada Isim Jama’ 
     Muannats. 
     Misal : الصَالِحَاتُ, القَانِتَاتُ

4. Pada Fi’il Mudhori’ 
    Shohih Akhir. 
    Misal : يَكْتُبُ, يَدْخُلُ

Jadi, 
pada 4 tempat di atas, apabila 
i’robnya rafa’ 
maka 
tanda rafa’nya dengan dhommah. 

Atau apabila salah satu dari ke 4 tempat di atas berkharokat dzommah, berarti 
i’robnya mesti rafa’.

2. Alif ( ا )
    Menjadi tanda I’rob Rafa’ 
    hanya pada 
    Isim Tatsniyah 
    saja.
Misalnya : اَلْمُؤْمِنَانِ, اَلْمُؤْمِنَتَانِ
المؤمسلمان , المسلمتان

3. Wawu ( و )
    Menjadi tanda untuk 
    I’rob Rafa’ 
    pada 2 tempat, 
    yaitu :
    1. Pada Isim Jama’ 
        Mudzakkar. 
        Misal : المؤمنُوْنَ , المسلِمُوْنَ

2. Pada Isim 5 (lima) . Misal :اَبُوْهُرَيْرَةَ , اَخُوالْمُسْلِمِ
Adapun Isim 5 ( lima) itu ialah : اَبٌ , اَخٌ , حَمٌّ , فُ , ذُ
[18/3 18:50] Aing: Catatan :

Apabila 
isim 5 
telah diberi tanda i’rob, 
maka 
ia tidak bisa berdiri sendiri, tetapi 
harus dirangkai dengan 
isim yang lain. 
Misalnya :
اَبُوْ|كُمْ , اَخُوْ|هُمْ , حَمُّوْ|نَا, فُوْ|كَ ,ذُو|النُّوْرَيْنِ
[18/3 18:54] Aing: 4. Tetepe huruf Nun ( نَ )    
     atau 
     huruf ‘Nun yang tetap  
     ada',

Menjadi tanda untuk 
i’robrafa’ 
pada 
Fi’il 5 (lima).

Misalnya : يَكْتُبَانِ, يَكْتُبُوْنَ, تَكْتُبَانِ, تَكْتُبُوْنَ, تَكْتُبِيْنَ
[18/3 18:58] Aing: Kapan 
Isim Harus Beri'rob Rafa' ?

Isim harus beri'rob rafa' apabila :

1. Menjadi Mubtada  
    (subyek)
2. Menjadi Khobar (predikat)
3. Menjadi Shifat dari 
    Maushuf yang 
    beri'rob Rafa'
4. Menjadi Fa'il (pelaku fi'il)
5. Menjadi Naib Fa'il 
    (pengganti Fa'il)

2. I’rob Nashab
    I’rob Nashab 
    memiliki 5 tanda, 
    yaitu :
   (1) Fatkhah , 
   (2) Alif , 
   (3) Kasroh , 
   (4) Yak , dan
   (5) Membuang huruf Nun

Keterangan :
1. Fatkhah ( __َ_/_ً_ )
    Menjadi tanda bagi 
    I’rob Nashab 
    pada 3 tempat, 
    yaitu :
    1. Pada Isim Mufrod.    
        Misal : التِّلْمِيْذَ , التلميذةَ
    
    2. Pada Isim Jama’ Taksir.  
        Misal : الكُتُبَ , الاَشْجَارَ

    3. Pada Fi’il Mudlori’   
        Shohih Akhir. 
        Misal : يفعُلَ, يضرِبَ

2. Alif ( ا )
    Menjadi tanda 
    I’rob Nashab 
    hanya pada 
    Isim 5 
    saja.

Misalnya :اَبَا بَكْرٍ , ذَا مَالٍ , فَاهُ , حَمَّا كُمْ , اَخَا كَ
[18/3 19:01] Aing: 3. Kasroh ( ِ )
    Menjadi tanda bagi 
    i’rob nashab 
    pada 1(satu) tempat saja,  
    yaitu pada : 
    Isim Jama’ Muannats.

Misalnya : اَلْمُسْلِمَاتُ, المؤمناتِ,الصَّالِحَاتِ
[18/3 19:03] Aing: 4. Yak ( ي )
     Menjadi tanda bagi 
     i’rob nashab 
     pada 2 tempat, 
     yaitu :

1. Pada Isim Tatsniyah.  
    Misal :اَلْمُسْلِمَيْنِ , اَلْمُسْلِمَتَيْنِ

2. Pada Isim Jama’    
    Mudzakkar.    
    Misal :المسلمِيْنَ , المؤمِنِيْنَ
[18/3 19:04] Aing: 5. Membuang Nun
    Menjadi tanda untuk 
    I’rob Nashab 
    pada Fi’il 5 saja. 

    Misal :
يَفْعُلاَنِ - لَنْ يَفْعُلاَ , يَفْعُلُوْنَ - اَنْ يَفْعُلُوْا
يَفْعُلاَنِ - لَنْ تَفْعُلاَ , تَفْعُلُوْنَ - اَنْ تَفْعُلُوْا
تَفْعُلِيْنَ - لَنْ تَفْعُلِيْ
[18/3 19:08] Aing: Kapankah 
Isim 
Harus 
Beri’rob Nashab ?

Isim harus beri’rob Nashab apabila menjadi :

1. Maf’ul Bih 
    (obyek penderita /
     yang dikenai pekerjaan)

2. Shifat dari Maushuf 
    yang beri’rob Nashab

3. Maf’ul liajlih 
    (sebab / karena)

4. Isimnyaإن atau 
    saudara-saudaranya

5. Khobarnyaكان atau 
    saudara-saudaranya

6. Khal 
    (yang menjelaskan 
     keadaan)

7. Maful Muthlaq/Mashdar 
    (yang menjelaskan 
     keadaan fi’il)

8. Tamyiz 
    (yang menjelaskan dzat/
     jenis yang masih samar)

9. Maf’ul Fih/Dzorof 
    (yang menjelaskan 
      tempat/zaman)

10. Munada Idhofah 
      (mudhof dan 
       mudhof ilaih 
       yang jatuh setelah 
       harf Nida)

11. Mustatsna bi illa

12. Maf’ul Ma’ah.
[18/3 19:14] Aing: 3. I’rob Jar

    I’rob Jar 
    memiliki 3 tanda, 
    yaitu :
 
    (1) Kasroh, 
    (2) Fatkhah, 
    (3) Yak

Keterangan :

1. Kasroh ( --ِ-- )
    menjadi tanda bagi 
    I’rob Jar 
    pada 3 tempat, 
    yaitu :

1) Pada Isim Mufrod. 
     Misal : التلميذِ , التلميذَةِ

2) Pada Isim Jama’ Taksir.  
     Misal : الكُتُبِ , اَلْاَشْجَارِ

3) Pada Isim Jama’ 
     Muannats.
     Misal : المسلماتِ ,                  ,            الصالحاتِ    

2. Fatkhah ( )
    Menjadi tanda bagi 
    I’rob jar 
    pada satu tempat saja,     
    yaitu :
pada Isim Ghoiru Munshorif
Misalnya : بِدَرَاهِيْمَ , بِدَنَانِيْرَ, فِيْ مَسَاجِدَ
(Penjelasan lebih lanjut tentang 
Isim Ghoiru Munshorif, 
nanti menyusul, 
sambil berjalan)


3. Yak ( ى )
    Menjadi tanda bagi 
    I’rob Jar 
    pada 3 tempat, 
    yaitu :

1) Pada Isim Tatsniyah.    
     Misal : المُسْلِمَيْنِ, اَلجْاَهِلَيْنِ

2) Pada Isim Jama’ 
    Mudzakkar. 
    Misal : المُسْلِمِيْنَ, اَلْجَاهِلِيْنَ

3) Pada Isim Lima.  
     Misalnya : اَبِيْ بَكْرٍ, اَخِيْكَ, ذِيْ مَالٍ
[18/3 19:17] Aing: Kapankah 
isim itu harus beri'rob Jar 

Isim harus 
beri'rob Jar 
apabila :

1. didahului oleh salah satu  
     harf Jar
2. Menjadi Mudhof ilah
3. Tawabi' (isim-isim yang 
     i'robnya 
     mengikuti isim-isim 
     yang sebelumnya).

4. I’rob Jazm 
    ( Khusus pada 
      Fi'il Mudhre' dan 
      Amar )

I’rob Jazm 
memiliki 3 tanda, 
yaitu :
(1) Sukun , 
(2) Membuang huruf Nun , (3) Membuang
      huruf ‘illah ( ي , ا , و )
[18/3 19:53] Aing: Keterangan :

1. Sukun ( ْ )
    Menjadi tanda untuk 
    I’rob Jazm 
    pada 2 tempat, 
    yaitu :

    Fi’il Mudlori’ Shohih Akhir.
    Misalnya يَفْعُلْ, يَضْرِبْ, يَنْصُرْ


    Fi’il Amar 
    yang 
    fi’il Mudhore’nya 
    shohih akhir
Misalnya : اِجْلِسْ, اُنْصُرْ, اِضْرِبْ

2. Membuang huruf ن
    Menjadi tanda 
    I’rab Jazm pada 
    Fi’il 5, 
    yang jika I’robnya rafa’ 
    ditandai dengan 
    tetapnya huruf ن
.
Misalnya : , هم يَفْعُلُوْا , انتما تَفْعُلاَ , انتم تَفْعُلُوْا هُمَا يَفْعُلاَ
[18/3 19:54] Aing: Catatan : 

Apabila fi’il 5 
dibuang nunnya, 
maka 
sebagai gantinya 
harus diberi alif 
pada nun yang dibuang itu. (lihat contoh-contoh diatas)
[18/3 19:56] Aing: 3. Membuang huruf ‘illat 
                      ( ى , ا , و )
    Menjadi tanda I’rob Jazm. 
    pada 
    Fi’il Mudlori’ Mu’tal Akhir
    (yaitu semua Fi’il Mudlori’  
     yang huruf terakhirnya 
     berupa
     huruf ‘illat ( ى , ا , و ).
[18/3 20:05] Aing: Fi’il Mudhori’ 
ada 3 macam, 
yaitu :

1. Fi’il Mudhori’ 
    Shohih Akhir.

Yaitu semua fi’il Mudlori’ yang huruf akhirnya 
berupa 
huruf shohih (bukan ى , ا, و )
Misalnya :

Tandaq I’rob Fi’il ini :

• Rafa’ dengan Dzommah. Misalnya : يفعلُ, يضربُ, ينصرُ

• Nashab dengan Fatkhah. Misalnya : يفعلَ, يضربَ, ينصرَ

• Jazm dengan Sukun. Misalnya : يفعلْ, يضربْ, ينصرْ

2. Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir.
    Yaitu semua Fi’il Mudhori’  
    yang huruf akhirnya 
    berupa huruf-‘illah / 
    huruf sakit ( ي , ا , و ).

Fi’il Mudhore' Mu'tal akhir ada 3 macam, 
yaitu :

1 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Wawu
   Yaitu semua fi’il Mudhori’ 
   yang huruf akhirnya Wawu
Contoh : يَدْعُو, يَسْرُو, ينمو, يَغْزُو
 Tanda I’robnya :q

• Rafa’ dengan 
  Dzommah Muqoddar 
  (tak nampak).
Misalnya : يَدْعُو, يَسْرُو, ينمو, يَغْزُو

• Nashab dengan 
   Fatkhah Dzohir (nampak).
Misalnya : يَدْعُوَ, يَسْرُوَ, يَنْمُوَ, يَغْزُوَ َ

• Jazm dengan 
   Membuang huruf ‘illat-nya.
Misalnya : يَدْعُ, يَسْرُ, يَنْمُ, يَغْزَُ

2 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Alif
   yaitu fi’il Mudhori’ 
   yang huruf akhirnya 
   berupa Alif.
   Misalnya :
يَخْشَى = takut يَرَى = melihat
يَرْوَى = segar يَرْضَى = meridhoi
 
Tanda I’robnya :

• Rafa’ denganـُـ 
   Muqoddar (tak nampak).
   Misalnya :
يَخْشَى يَرَى
يَرْوَى يَرْضَى

• Nashab dengan ـَـ  
  Muqoddar (tak nampak)
  Misalnya : Sama dengan. 
  contoh pada I’rob rafa’

• Jazm dengan membuang 
   huruf ‘illatnya.
   Misalnya :
يَخْشَ يَرَ
يَرْوَ يَرْضَ

3 Fi’il Mudhori’ Mu’tal Yak
   yaitu fi’il Mudhori’ 
   yang berakhir dengan 
   huruf Yak
   Contoh :
يقضِى = menetapkan يَرْمِي = melempar
ينوى = berniat يَهْدِى = menunjuki
 Tanda I’robnya :

• Rafa’ dengan 
  dhommah muqoddar 
  (tersimpan)
  Misalnya : يقضِى , يَنْوِى , يَرْمِي , يَهْدِى

• Nashab dengan 
  fatkhah dzohir (tampak)
  Misalnya : يقضِيَ , ينوىَ , يَرْمِيَ , يَهْدِىَ

• Jazm dengan 
   membuang huruf ‘illatnya.
   Misalnya : يقضِ , يَنْوِ , يَرْمِ , يَهْدِ
[18/3 20:10] Aing: 4. Fi’il Mudhori’ Fi’il 5.

Yaitu semua Fi’il Mudlori’ yang pelakunya dhomir :
هُمَا , هُمْ , اَنْتُمَا , اَنْتُمْ , اَنْتِ
Atau semua Fi’il Mudlori’ yang mendapat 
tambahan huruf-huruf
(Alif Tatsniyah) dan, 
(Wawu Jama’),
atau 
(Yak Muannats Mukhotobah). 
Misalnya :
أنتِ | تَدْخُلِيْنَ هما | يَدْخُلاَنِ
أنتما | تَدْخُلاَنِ هم | يَدْخُلُوْنَ
أنتم | تَدْخُلُوْنَ
 Tanda I’robnya :

• Rafa’ dengan Tetepe 
   huruf ن . 
   Misalnya :
   ( Semua isim 5 diatas,   
      I,robnya rafa’, 
      karena ada huruf ن nya ).

• Nashab 
  dengan Membuang 
  huruf ن . 
  Misalnya :
اَنْ تدخلي اَنْ يدخلا
اَنْ تدخلا اَنْ يدخلوا
اَنْ تدخلوا

• Jazm dengan Membuang 
   huruf ن 
   Misalnya :
لَمْ تدخلي لَمْ يدخلا
لَمْ تدخلا لَمْ يدخلوا
لَمْ تدخلوا
[18/3 20:15] Aing: TABEL I’ROB

Nama 
Isim Rafa’ 
Nashab Jar Jazm

Isim Mufrod Mudz dhommah fatkhah kasroh -

contohnya اَلْكِتَابُ اَلْكِتَابَ اَلْكِتَابِ
IsimTats. Mudz. alif yak yak -

contohnya اَلْكِتَابَانِ اَلْكِتَابَيْنِ اَلْكِتَابَيْنِ
Isim Jama’ Mudz wawu yak yak -

contohnya اَلْكِتَابُوْنَ اَلْكِتَابِيْنَ اَلْكِتَابِيْنَ
Isim mufrod muanats dhommah fatkhah kasroh -

contohnya اَلْكِتَابَةُ اَلْكِتَابَةَ اَلْكِتَابَةِ
Isim Tats Muanats alif yak yak -

contohnya اَلْكِتَابَتَانِ اَلْكِتَابَتَيْنِ اَلْكِتَابَتَيْنِ

Isim Jama’ Muannats dhommah kasroh kasroh -

contohnya اَلْمُسْلِمَاتُ اَلْمُسْلِمَاتِ اَلْمُسْلِمَاتِ -

Isim Jama’ Taksir dhommah fatkhah kasroh -

contohnya اَلْكُتُبُ اَلْكُتُبَ اَلْكُتُبِ
[18/3 20:16] Aing: Isim 5 wawu alif yak -

contohnya اَبُوْبَكْرٍ اَبَابَكْرٍ اَبُيْ بَكْرٍ

Fi’il Mudhore’ shohir dhommah fatkhah - sukun

contohnya يَنْصُرُ اَنْ يَنْصُرَ لَمْ يَنْصُرْ

Fi’il Mudhore’Mu’tal Alif dhommah muqoddar fatkhah muqodar - membuang alif

contohnya يَرْضَى اَنْ يَرْضَى يَرْضَ لَمْ

Fi’il Mudhore’ Mu’tal Wawi dhommah muqoddar fatkhah dzohir - membuang wawu

contohnya يَغْزُوْ يَغْزُوَ اَنْ يَغْزُ لَمْ

Fi’il Mudhore’ Mu’tal Yak-i dhommah muqoddar fatkhah dzohir - membuang yak

contohnya يَرْمِى يَرْمِىَ اَنْ يَرْمِ لَمْ

Fi’il 5 tetepe huruf nun membuang nun - membuang nun

contohnya يَكْتُبُوْنَ اَنْ يَكْتُبُوْا لَمْ يَكْتُبُوْا
[18/3 20:20] Aing: I'ROB FI'IL

Sebelum kita membicarakan I'rob-irob Isim, 
perlu kita lebih dulu membicarakan 
I'rob Fi'il, 
karena pembicaraan 
I'rob fi'il 
lebih sedikit 
dan tak kalah penting 
untuk kita bicarakan 
agar ketika 
kita praktek membaca, 
kita bisa menyebutkannya.

A. I'rob Fi'il Madhi

1. Mabni Fatkhah 
    ( huruf terakhirnya 
      harus di fatkhah )

Fi'il Madhi wajib 
mabni Fatkhah 
( huruf terakhirnya harus 
di fatkhah ) 
apabila tidak bertemu dengan 
Wawu Jama' (وْ), 
Tak Fa'il (تَُِ), 
Nun Fa'il (نَا), dan 
Nun Niswah (نَ)
Misalnya :
كَتَبَ , كَتَبَا , كَتَبَتْ | نَصَرَ , نَصَرَا , نَصَرَتْ | خَرَجَ , خَرَجَا , خَرَجَتْ
fi'il-fi'il madhi ini 
semuanya 
mabni fatkhah. 

Perhatikan huruf terakhir dari fi'il-fi'il ini, 
semuanya wajib 
berkharokat fatkhah.
[18/3 20:21] Aing: 2. Mabni Dhommah

Fi'il Madhi wajib 
mabni dhommah 
( huruf terakhirnya 
  wajib dikharokati.  
  dhommah) 
  
  apabila bertemu dengan.  
  Wawu Jama' (وْ) 
  Yaitu 
  wawu yang menunjukkan 
  bahwa pelaku fi'il itu, 
  jumlahnya banyak

  Misalnya :
كَتَبُوْا , نَصَرُوْا , خَرَجُوْا , اَخْرَجُوْا , قَاتَلُوْا , اِسْتَغْفَرُوْا , تَعَاوَنُوْا
[18/3 20:27] Aing: 3. Mabni Sukun

Fi'il Madhi wajib 
mabni Sukun 
( huruf terakhirnya wajib  
  dikharokati sukun ) 
  apabila bertemu dengan. 
  Tak Fa'il (تُمَا, تَُِ , تُنَّ تُمْ ), 
  Nun Fa'il ( نَا ), dan 
  Nun Niswah ( نَ )

  Misalnya :
كَتَبْتَ , كَتَبْتِ , , كَتَبْتُمَا , كَتَبْتُمْ , كَتَبْتُنَّ , كَتَبْتُ , كَتَبْنَا , كَتَبْنَ

Cara 
menta'rib Fi'il Madhi :

كَتَبَ : adalah fi'il madhi mabni fatkhah, karena tidak bertemu dengan 
Wawu Jama', 
Tak Fa'il, 
Nun Fa'il, dan 
Nun Niswah.
كَتَبُوْا : adalah fi'il-fi'il madhi mabni dhommah, karena bertemu dengan Wawu Jama'
كَتَبْتَ : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Tak Fa'il.
كَتَبْنَا : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Nun Fa'il.
كَتَبْنَ : adalah fi'il-fi'il madhi mabni sukun, karena bertemu dengan Nun Niswah.
[18/3 20:29] Aing: B. I'rob Fi'il Mudhori'

1. Fi'il Mudhori' wajib Rafa'

Fi'il mudhori' wajib 
beri'rob rafa', 
apabila tidak didahului 
oleh 
'Amil Nashib 
( kharf-kharf yang 
  mengharuskan Nashabnya 
  Fi'il Mudhori') 
  ataupun 
  'Amil Jazim 
  ( kharf-kharf yang 
    mengharuskan 
   Jazmnya Fi'il Mudhori' )

Misalnya : يَفْعُلُ , يَضْرِبَانِ , يَنْصُرُوْنَ , يَرْمِي

Cara 
Menta'rib Fi'il Mudhori' :
يَفْعُلُ: adalah fi'il mudhori' shahih akhir, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan dhommah
يَضْرِبَانِ: adalah fi'il mudhori' Fi'il 5, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan tetapnya huruf Nun
يَرْمِي : adalah fi'il mudhori' mu'tal akhir, i'robnya rafa' karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun 'amil jazim, tanda rafa'nya dengan dhommah muqoddar (tersimpan)
[18/3 20:31] Aing: 2. Fi'il Mudhori' wajib 
    Nashab

Fi'il mudhori' wajib 
beri'rob Nashab, 
apabila didahului oleh 
'Amil Nashib 
( kharf-kharf yang 
  menasabkan 
  Fi'il Mudhori' ), 
  yaitu :

  Kharf Arti Contoh
أَنْ tidak punya arti أُرِيْدُ أَنْ تَقُوْمَ
لَنْ ora/tidak لَنْ يَخْشَي زَيْدٌ
كَيْ supaya/agar جِئْتُكَ كَيْ تُعَلَّمَنِيْ
اِذَنْ yen ngono / jika demikian وَإِذَنْ أُكْرِمَكَ
حَتَّي sakhingga/hingga سِرْتُمْ حَتَّى تَدْخُلُوْا الْبَلَدَ
لِ (Lam Juhud) pantes/pantas وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ
لِ(dengan makna كَيْ) supaya/agar جِئْتُكَ لِتُعَلَّمَنِيْ
اَوْ (dengan makna اِلاَّ) kecuali jika /
kejaba lamun اَقْتُلُكَ اَوْ تُسْلِمَ
فَ (jawab) مَا تَأْتِيْنَا فَتُحَدِّثناَ
وَ (jawab) اِثْتِنِيْ وَأُكْرِمَكَ
[18/3 20:31] Aing: Menta'rib Fi'il Mudhori' :
أَنْ تَقُوْمَ : adalah fi'il mudhori' shahih akhir, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib ( اَنْ ), tanda nashabnya dengan fatkhah
لَنْ يَخْشَي : adalah fi'il mudhori' mu'tal akhir, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib (لَنْ), tanda nashabnya dengan fatkhah muqoddar (tersembunyi)

حَتَّى تَدْخُلُوْا : adalah fi'il mudhori' Fi'il 5, i'robnya nashab karena didahului oleh 'amil nashib (حَتَّى), tanda nashabnya dengan membuang huruf Nun
[18/3 20:34] Aing: Keterangan :

Apabila 
fi'il Mudhore' 
kemasukan 
'Amil Nashib, 
maka 
I'robnya wajib nashab. 

Adapun tanda nashabnya, tergantung dengan 
fi'il Mudhore'nya.

* Apabila 
fi'il Mudhore'nya 
Shohih Akhir, 
maka 
tanda Nashabnya 
dengan 
fatkhah dhohir (tampak) .

* Apabila 
fi'il Mudhore'nya 
Mu'tal Akhir, 
maka 
tanda Nashabnya 
dengan 
fatkhah muqoddar 
(fatkhah yang hanya 
  dikira-kirakan / tidak 
  tampak. 
  Kecuali 
  fi'il Mudhore' Mu'tal Yak,   
  maka 
  tanda nashabnya 
  dengan 
  fatkhah dhohir (tampak)

* Apabila 
   fi'il Mudhore'nya Fi'il 5,   
   maka 
   tanda Nashabnya 
   dengan 
   membuang huruf Nun.
[18/3 20:36] Aing: 3. Fi'il Mudhori' wajib Jazm

Fi'il mudhori' wajib 
beri'rob Jazm, 
apabila 
didahului oleh
'Amil Jazim 
( kharf-kharf 
  yang 
  menjazmkan Fi'il 
  Mudhori' ), 

  yaitu :

Kharf Arti Contoh
لَمْ (Lam Nafi) ora / tidak لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ
لَمَّا durung / belum لَمَّا يَذُوْقُوْا الْعَذَابَ
لاَ (La Nahi) aja / jangan لاَ تُشْرِكْ بِااللّهِ
لِ (Lam Amar) becik / hendaknya لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ
لْ (Lam Amar) becik / hendaknya فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
[18/3 20:38] Aing: Keterangan :

Apabila 
fi'il Mudhore' kemasukan 'Amil Jazim, 
maka 
I'robnya wajib Jazm. 

Adapun tanda Jazmnya, tergantung dengan 
fi'il Mudhore'nya.

* Apabila 
fi'il Mudhore'nya 
Shohih Akhir, 
maka tanda Jazmnya dengan 
Sukun (tampak) .

* Apabila 
fi'il Mudhore'nya 
Mu'tal Akhir, 
maka tanda Jazmnya dengan 
'membuang huruf 'illahnya'

* Apabila 
fi'il Mudhore'nya Fi'il 5, 
maka tanda Jazmnya dengan 
membuang huruf Nun.
[18/3 20:40] Aing: C. I'rob Fi'il Amr

Fi'il Amr 
selamanya hanya 
beri'rob Jazm 
( mabni Jazm ). 

Adapun 
tanda jazmnya, 
sama dengan 
tanda jazm 
pada fi'il mudhori'nya 

( adakalanya dengan Sukun, 
  membuang huruf Nun, atau 
  membuang huruf 'illat 
  mengikuti fi'il mudhori'nya )

Misalnya :

Fi'il Amr Jazm 
Fi'il Mudhori' Jazm
اُكْتُبْ( dengan sukun ) لَمْ تَكْتُبْ ( dengan sukun )
اُكْتُبَا (dgn buang huruf Nun) لَمْ تَكْتُباَ(dgn buang huruf Nun)
اُكْتُبُوْا (dgn buang huruf Nun) لَمْ تَكْتُبُوْا (dgn buang huruf Nun)
اِخْشَ (dgn buang huruf alif) لَمْ تَخْشَ (dgn buang huruf alif)