Rabu, 06 April 2022

ISIM, FI'IL, DAN KHARF

[18/3 20:42] Aing: ISIM, 
FI'IL, DAN 
KHARF 

YANG TELAH 
KITA PELAJARI 
KITA SUSUN 
AGAR MENJADI 
JUMLAH YANG SEMPURNA
[18/3 20:43] Aing: بسم الله الرحمن الرحيم
[18/3 20:49] Aing: Susunan kalimah 
yang membentuk jumlah / kalam, 
pada dasarnya 
hanya ada 
dua :

1. Jumlah Ismiyah 
    (jumlah yang diawali 
     dengan Isim). 

Jumlah ini tersusun atas : Mubtada' + Khobar


2. Jumlah Fi'liyah 
    (jumlah yang diawali 
     dengan Fi'il). 
    
    Jumlah ini tersusun atas : 
    Fi'il + Fa'il.

    Namun, adakalanya 
    tersusun beberapa 
    kalimah, 
    akan tetapi tidak termasuk 
    jumlah / kalam, 
    karena susunan kalimah 
    tersebut 
    tidak menghasilkan 
    pengertian 
    yang sempurna. 

Susunan kalimah seperti ini ada 3 yaitu :

1. Mudhof dan mudhof ilaih 
    ialah 
    2 isim atau lebih, 
    yang dirangkai menjadi 
    satu, 
    sehingga menjadi 
    satu rangkaian dan 
    satu pengertian. 

    Misalnya :
رَسُوْلُ اللّهِ = utusan Allah
بَيْتُ اللّهِ = rumah Alloh
اَرْكَانِ الْوُضُوْءِ بَابُ = bab rukun-rukun wudhu


2. Jar dan Majrur 
    (ialah kharf jar dan 
     isim 
     sesudahnya yang 
     dijarkan. 

     keduanya menjadi 
     satu rangkaian yang tak 
     bisa dipisahkan.

     Misalnya :
فِي الْمَدْرَسَةِ = di sekolahan
مِنَ الْمَدِيْنَةِ اِلَي الْمَكَّةِ = dari Madinah ke Makkah

3. Shifat Maushuf 
    (sifat dan yang disifati) 

    biasa juga disebut dengan 
    Na'at dan Man'ut.

   Misalnya :
اَللّهُ الْعَظِيْمُ = Allah yang maha besar
اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ = Allah yang pengasih dan penyayang

Susunan-susunan kalimah di atas belum merupakan jumlah / kalam, 
karena belum nemberikan pengertian yang sempurna.
[18/3 20:51] Aing: BAB 
ISIM-ISIM 
YANG HARUS 
DIRAFA'KAN

Mubtada (subyek)
Khobar (predikat)
Shifat dari Maushuf yang beri'rob Rafa'
Fa'il (pelaku fi'il)
Naib Fa'il (pengganti Fa'il)
[18/3 20:53] Aing: 1. JUMLAH ISMIYAH 
    ( jumlah yang tersusun 
     dari 
     Mubtada’ dan Khobar )
( المبتدأ و الخبر )
= Utawi …+ Iku…/ Adapun…+ adalah…..
[18/3 20:59] Aing: A. Pengertian 
     Mubtada dan Khobar

Mubtada ialah 
Isim yang terletak 
pada permulaan jumlah (kalimat). 

Dalam bahasa Indonesia mubtada’ 
disebut dengan 
‘subyek’ 
atau 
‘pokok kalimat’. 

Itulah sebabnya kalau kita membicarakan 
Mubtada, 
kita harus membicarakan Khobar. 

Karena diantara keduanya saling terkait dan 
tak mungkin dipisahkan.

Dalam bahasa Indonesia, kapan ada subyek, 
harus ada predikat. 

Maka dalam 
bahasa Arabpun 
kapan ada mubtada’ 
harus ada khobar.


Khobar 
ialah yang menerangkan mubtada. 

Khobar 
bisa berupa 
isim ataupun fi'il, 

yang penting harus menerangkan mubtada'.

Mubtada’ 
dibaca dengan 
'utawi' / 'adapun' 
dan 
Khobar 
dibaca dengan 
'iku' / 'adalah'. 

Isim yang menjadi mubtada, biasanya diberi 
simbol huruf mim (م) kecil diatasnya. 

Sedangkan 
isim atau fi’il 
yang menjadi 
khobar, 
diberi tanda huruf kho (خ) kecil diatasnya. 

Kapan ada Mubtada, 
maka 
disitu mesti ada Khobar. 

Kapan ada 'utawi' / 'adapun', maka disitu mesti ada 
'iku' / 'adalah'.

Mubtada’ 
bersama-sama dengan Khobar 
membentuk suatu 
‘Jumlah’, 
dinamakan 
JUMLAH ISMIYAH. 

Jadi, 
Jumlah Ismiyah 
ialah 
jumlah yang terdiri dari Mubtada’ dan Khobar. (Mubtada' + Khobar =  
 Jumlah Ismiyah). 

Contoh-contoh 
Jumlah Ismiyah, 
sekaligus nanti setelah kita membicarakan 
khobar.
[18/3 21:01] Aing: B. I'rob Mubtada' dan Khobar

Mubtada' dan Khobar 
adalah 
termasuk isim-isim 
yang harus dirafa'kan I'robnya. 

Adapun tanda rafa'nya, tergantung pada isim 
yang menjadi mubtada' 
atau khobar itu. 

Apabila yang menjadi mubtada' / khobar itu 
adalah isim mufrod, 
maka 
tanda rafa'nya dengan dhommah. 

Begitu seterusnya, 
sesuai dengan tanda-tanda I'rob rafa' 
yang telah kita pelajari 
di muka.
[18/3 21:02] Aing: C. Macam-macam Khobar.

Khobar ada 5 macam, 
yaitu :

1) Khobar Mufrod,
2) Khobar Jumlah Ismiyah
3) Khobar Jumlah Fi’liyah
4) Khobar jar majrur
5) Khobar mudhof dan 
     mudhof ilaih
[18/3 21:04] Aing: 1. Khobar Mufrod

Ialah khobar 
yang hanya terdiri dari 
'satu kalimah isim' 
walaupun 
'satu kalimah isim' itu, berupa 
isim mufrod, atau 
isim tatsniyah, atau 
isim jama'.

Contoh :
زَيْدٌ Utawi Zaid, iku تِلْمِيْذٌ murid lanang siji زَيْدٌ تِلْمِيْذٌ
Adapun Zaid, adalah seorang murid lk 2

فَطِيْمَةُUtawi Fathimah, iku تِلْمِيْذَةٌ murid wadon siji فَطِيْمَةُ تِلْمِيْذَةٌ
(Adapun Fathimah , adalah seorang murid (pr)

زَيْدَانِ Utawi Zaid loro, iku تِلْمِيْذَانِ murid lanang loro زَيْدَانِ تِلْمِيْذَانِ
(Adapun Dua Zaid itu, adalah dua murid lk)

زَيْدُوْنَ Utawi Zaid akeh, iku تِلْمِيْذُوْنَ murid-murid kabeh زَيْدُوْنَ تِلْمِيْذُوْنَ
(Adapun Banyak Zaid itu, adalah murid)
اَلْمُعَلِّمَاتُ Utawi guru wadon akeh, iku عَالِمَاتٌ wong-wong kang pada pinter اَلْمُعَلِّمَاتُ عَالِمَاتٌ
(Adapun Guru-guru (pr) itu, adalah orang-orang yang pandai)
[18/3 21:05] Aing: Ta'rib :
زَيْدٌ = isim mufrod mudzakkar, I'robnya rafa' karena menjadi mubtada', tanda rafa'nya dengan dhommah.
تِلْمِيْذٌ = isim mufrod mudzakkar, I'robnya rafa' karena menjadi khobar, tanda rafa'nya dengan dhommah.
فَطِيْمَةٌُ = isim mufrod muannats, I'robnya rafa' karena menjadi mubtada', tanda rafa'nya dengan dhommah.
تِلْمِيْذَةٌ = isim mufrod muannats, I'robnya rafa' karena menjadi khobar, tanda rafa'nya dengan dhommah.
[18/3 21:07] Aing: Catatan untuk diingat :

Kalau ada isim 
di permulaan jumlah, 
berarti itu Mubtada'. 

Berarti di situ 
mesti ada khobarnya. 

Kalau mubtada sudah ditemukan khobarnya, 
maka 
harus sudah mahamke. 

Kalau belum mahamke, berarti khobarnya 
belum pas.
[18/3 21:09] Aing: 2. Mubtada' dan khobar 
    harus beri'rob Rafa'. 
    Kecuali 
    apabila khobarnya 
    berupa jar-majrur 
    atau 
    fi'il, 

    maka tidak harus rafa', 
    akan tetapi mengikuti 
    aturan I'robnya sendiri. 

   Sedangkan 
   rafa'nya khobar 
   hanya mahal 
   (menempati) saja.

   Misalnya :
زَيْدٌ لَنْ يَقْرَءَ الْكِتَابَ , زَيْدٌ فِي الدَّارِ ,
[18/3 21:11] Aing: 2. Khobar Jumlah Ismiyah.

    Ialah khobar 
    yang berupa 
    jumlah ismiyah 
    (mubtada + khobar) 
    atau 
    jumlah ismiyah 
   yang menjadi khobar 
   dari suatu mubtada'. 

   Contoh :
زَيْدٌ utawi Zaid, iku اَبُوْهُ utawi bapake Zaid, iku مُعَلِّمٌ guru زَيْدٌ اَبُوْهُ مُعَلِّمٌ
(Adapun Zaid, 
  bapaknya adalah 
  seorang guru)

فَطِيْمَةُ utawi Fathimah, iku اُمُّهَا utawi ibune Fathimah, iku مُعَلِّمَةٌ guru فَطِيْمَةُ اُمُّهَا مُعَلِّمَةٌ
(Adapun Fathimah itu, ibunya adalah seorang guru)

فَطِيْمَةُ utawi Fathimah, وَ زُلَيْحَةُ lan utawi Zulaikhah, iku جَارِيَتُهُمَا utawi pelayane, iku ذَاهِبَةٌ lunga. فَطِيْمَةُ وَ زُلَيْحَةُ جَارِيَتُهُمَا ذَاهِبَةٌ
(Adapun Fathimah dan Zulaihah itu, pelayan wanitanya pergi)
[18/3 21:17] Aing: Ta'ribnya :

• Ladadz زَيْدٌ adalah 
isim mufrod mudzakkar, i'robnya rafa', 
karena menjadi mubtada, tanda rafa'nya dhommah.

• Lafadz اَبُوْهُ 
terdiri dari اَبُوْ (isim 5) 
dan هُ (isim dhomir muttashil). 

Jadi, lafadz اَبُوْهُ adalah mudhof dan mudhof ilaih.

Lafadz اَبُوْ (isim 5) adalah mudhof nya, beri'rob rafa' karena menjadi mubtada, tanda rafa'nya hurufو , Sedangkan 
dlomir muttashil ( هُ ) adalah mudhof ilaih, i’robnya jar, tanda jarnya mabni, 
karena isim dhomir.

• Lafadz مُعَلِّمٌ adalah 
isim mufrod mudzakkar, i'robnya rafa',
karena menjadi khobarnya lafadz اَبُوْهُ 
Jadi, susunan lafadz اَبُوْهُ مُعَلِّمٌ adalah mubtada dan khobar ( jumlah ismiyah ), 

yang di sini menduduki jabatan khobar 
dari lafadz زَيْدٌ 
yang menjadi 
mubtada’ awal.

• Lafadz فَطِيْمَةُ adalah 
isim mufrod muanats, beri'rob rafa' 
karena menjadi mubtada’, tanda rafa’nya dhommah. 

Sedangkan 
susunan اُمُّهَا مُعَلِّمَةٌ adalah jumlah ismiyah yang menjadi khobarnya فَطِيْمَةُ

Lafadz اُمُّهَا 
( terdiri dari اُمُّ = mudhof, dan هَا = mudhof ilaih) 
adalah mubtada’. 

Dan lafadz معلمة adalah 
isim mufrod muannats, beri’rob rafa’ 
karena menjadi 
khobarnya أمها, 
tanda rafa’nya dhommah.

• Lafadz فطيمة و زليحة , masing-masing adalah 
isim mufrod muannats yang beri’rob rafa’, 
karena menjadi mubtada’, tanda rafa’nya dengan dhommah.

Sedangkan 
lafadz جاريتهما ذاهبة 
terdiri dari (جاريتهما adalah mubtada', 
dan ذاهبة adalah khobar) 

adalah jumlah ismiyah 
yang menjadi khobar 
dari lafadz فطيمة و زليحة .

• Lafadz جاريتهمَا adalah susunan mudhof dan mudhof ilaih, 
terdiri dari جارية= mudhof, dan هما = mudhof ilaih
[18/3 21:18] Aing: Lafadz جارية adalah 
isim mufrod muannats, beri’rob rafa’ 
karena menjadi mubtada’, tanda rafa’nya dengan dhommah.

Dan lafadz هما adalah 
isim dhomir muttashil, i’robnya jar 
karena 
menjadi mudhof ilaih, tandanya mabni 
karena isim dhomir.
[18/3 21:21] Aing: 3. Khobar 'Jumlah Fi'liyah'

Yaitu khobar 
yang terbentuk dari 
Jumlah Fi'liyah, atau 
Jumlah Fi'liyah yang menjadi khobar. 

Jadi, 
khobar jumlah fi’liyah itu mesti minimal terdiri dari 
fi’il dan fa’il. 

Contoh :

زَيْدٌ Utawi Zaid, iku يَكْتُبُ lagi nulis sapa Zaid, الدَّرْسَing pelajaran (adapun Zaid,adalah sedang menulis pelajaran) زَيْدٌ يَكْتُبُ الدَّرْسَ

(هُمْ)Utawi deweke kabeh, iku (يَقْرَئُوْنَ) lagi maca sapa deweke kabeh (دَرْسَهُمْ) ing pelajarane deweke kabeh (Adapun mereka, adalah sedang membaca pelajaran mereka) هُمْ يَقْرَئُوْنَ دَرْسَهُمْ

• Lafadz زيدٌ adalah 
isim mufrod mudz, 
i'robnya rafa' 
karena menjadi mubtada, tanda rafa'nya dengan dhommah.

• Lafadz يَكْتُبُ adalah 
fi'il mudhore' shohih akhir. Fa'ilnya, dhomir هُوَ (زَيْدٌ) 
yang tersimpan 
didalam fi’il itu.

• Lafad الدرسَ adalah 
isim mufrod mudz. 
i'robnya nashab 
karena menjadi maf'ul bih dari يَكْتُبُ 
tanda nashabnya dengan fatkhah.

• Rangkaian يكتبُ الدَّرْسَ adalah jumlah Fi'liyah ( karena terdiri dari : 
Fi'il + Fa'il + Maf'ul bih, 
yang disini menduduki posisi Khobar dari lafadz زَيْدٌ

• Jadi, lafad زيدُ adalah Mubtada, 
yang khobarnya 
berupa 
khobar jumlah fi'liyah.
[18/3 21:24] Aing: 4. Khobar Jar - Majrur.

Yaitu khobar 
yang terbentuk dari 
'jar - majrur'. 

Atau rangkaian jar-majrur yang menduduki posisi khobar. 

Jar-majrur ialah, 
istilah untuk 
'kharf jar dan isim dibelakangnya yang dijarkan'. 

Contoh :
زَيْدٌ Utawi Zaid, iku فِىْ الدَّارِ ana ing ngomah (Adapun Zaid adalah berada di rumah) زَيْدٌ فِىْ الدَّارِ

Keterangan 

• Lafadz زيدٌ adalah 
isim mufrod mudzakkar, beri'rob rafa' 
karena menjadi mubtada, tanda rafa'nya dhommah.

• Lafadz فِىْadalah kharf jar

• dan Lafadz الدارِ adalah 
isim mufrod mudzakkar, I'robnya jar 
karena didahului oleh 
kharf jar, 
tanda jarnya kasroh 
karena isim mufrod..

• Rangkaian فِى الدَّارِ (dinamakan Jar-Majrur) , menduduki I'rob rafa' 
karena menjadi khobar.

• Jadi lafadz زيدٌ فِى الدَّارِ adalah Jumlah Ismiyah, yang khobarnya 
berupa 
Jar-majrur 
(khobar jar-majrur)

التَّلاَمِيْذُ Utawi murid-murid, iku فِي مَدْرَسَتِهِمْ ingdalem sekolahane deweke kabeh. (Murid-murid berada di sekolahan mereka). التَّلاَمِيْذُ فِي مَدْرَسَتِهِمْ
[18/3 21:28] Aing: 5. Khobar Mudhof dan 
    Mudhof ilaih.


Yaitu khobar yang berupa mudhof dan 
mudhof ilaih. 

Mudhof dan mudhof ilaih ialah 
2 isim atau lebih 
yang dirangkai menjadi satu, sehingga membentuk 
satu pengertian, 
dan 
menduduki satu jabatan. 

Contoh :
اَلْكِتَابُ Utawi kitab, iku عِنْدَكَ ana ingdalem sandingira (Adapun Kitab itu, adalah berada di dekatmu) اَلْكِتَابُ عِنْدَكَ
 Ta'ribnya :
• Lafadz الكتابُ adalah 
isim mufrod mudz., 
beri'rob rafa' 
karena sebagai mubtada, tanda rafa'nya dhommah.

• Lafadz عندكterdiri dari lafadz عند dan ك yang dirangkai menjadi satu sehingga menjadi 
satu pengertian, dan menduduki satu jabatan. 

Rangkaian seperti ini dinamakan 
'mudhof dan 
mudhof ilaih'.

Lafadz عند= isim dzorof, I'robnya rafa' 
karena menjadi mubtada' tandanya mabni fatkhah. 
dia sebagai mudhof. 

Lafadz ك = isim dhomir muttashil, 
I'robnya jar 
karena mudhof ilaih, 
tanda jarnya mabni.

• Jadi, الكتابُ عندكadalah jumlah ismiyah, 
yang khobarnya 
berupa 
mudhof dan mudhof ilaih, yaitu عندك
[18/3 21:33] Aing: Catatan untuk diingat :

1. Khobar 
    bisa berupa : 
    isim, 
    fi'il, 
    jar-majrur, 
   ataupun 
   mudhof dan 
   mudhof ilaih, 

   bahkan 
   bisa berupa jumlah. 

  Yang penting menerangkan 
  mubtada, 
  dan cocok dibaca dengan 
  iku / adalah.

2. Di dalam jumlah, 
    khobar 
    tidak mesti jatuh 
    setelah mubtada' 
    langsung, 

    tetapi kadang terpisah 
    oleh 
    jar-majrur 
   atau kalimah lain sehingga 
   khobarnya ada jauh di 
   belakang. 

   Bahkan dalam hal-hal 
   tertentu, 
   khobar harus didahulukan 
   dari mubtadanya.

3. Khobar harus 
    beri'rob rafa', 
    itu apabila khobar mufrod. 
   
   Adapun selain 
   khobar mufrod, 
   rafa'nya hanya makhal saja