Senin, 11 April 2022

PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB

[11/4 00:11] Aing: 

PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB


Nahwu adalah 
kaidah yang digunakan untuk mengetahui jabatan setiap kata dalam suatu kalimat, 
mengetahui harakat akhir dan 
mengetahui tata cara meng-i’rab-nya.[1]

Kata dalam Bahasa Arab terbagi menjadi 3 :

1.   Isim

Isim adalah 
setiap kata yang menunjukkan  kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau 
makna-makna yang tidak berkaitan dengan waktu.

Contoh:
رَجُلٌ, أَسَدٌ, زَهْرَةٌ, حَائِطٌ, القَاهِرَةُ, شَهْرٌ, نَظِيفٌ, اِسْتِقْلَالٌ

(Seorang lelaki, singa, bunga, dinding, Kairo, bulan, bersih dan kemerdekaan)
[11/4 00:13] Aing: Yang membedakan isim dengan jenis kata yang lainnya adalah:[2]

–  Bisa ditanwin,

Contoh:
رَجُلٌ –كِتَابٌ  –شَجَرَةٌ

Pria – Kitab – Pohon

– Bisa dimasuki oleh ال,

Contoh:
الرَّجُلُ – الكِتَابُ – الشَّجَرَةُ

Pria itu – Kitab itu – Pohon itu

– Bisa dimasuki oleh 
    huruf nida’ (panggilan),

Contoh:
يَا رَجُلُ – يَا مُحَمَّدُ

Wahai pria! – Wahai Muhammad!

– Bisa dimajrurkankan oleh 
    huruf huruf  jar atau  
    idhofah,

Contoh:
عَلَى الشَّجَرَةِ – غُصْنُ الشَّجَرَةِ

Di atas pohon – Dahan pohon

– Bisa di-isnad ilaih[3]

Contoh:
الكِتَابُ مُفِيدٌ

Kitab itu bermanfaat.

Dengan menerima 
salah satu atau lebih 
dari ciri-ciri di atas cukuplah suatu kata di golongkan sebagai isim.
[11/4 00:15] Aing: 2.   Fi’il

Fi’il adalah 
setiap kata yang menunjukkan kejadian sesuatu pada waktu tertentu.

Contoh:
 كَتَبَ – يَجْرِي – اِسمَعْ

Dia telah menulis – 
Dia sedang berlari – Dengarkanlah!

Yang membedakan fi`il dengan jenis kata yang lainnya adalah:[4]

– Bisa bersambung dengan 
    ta’  fa’il,[5]  

    contoh:
كتبتُ –  شكرتَ

Aku telah menulis – 
Kamu laki-laki telah menulis.

– Bisa  bersambung dengan 
    ta’  ta’nits,[6] 

    contoh:
كَتَبَتْ – تَكْتُبُ

Dia perempuan telah menulis – 
Dia perempuan sedang/akan menulis.

– Bisa bersambung dengan 
    ya’ mukhatabah,[7] 

    contoh:
تَكْتُبِينَ  –  اُشْكُرِي

Kamu perempuan sedang/akan menulis – Bersyukurlah kamu perempuan!

– Bisa  bersambung dengan 
    nun taukid,[8] 

    contoh:
 لَيَكْتُبَنَّ  -اُشْكُرَنَّ

Dia laki-laki benar-benar akan menulis – 
Benar-benar berterimakasihlah kamu laki-laki!
[11/4 00:17] Aing: 3.   Harf  (Huruf)

Huruf adalah 
setiap kata yang tidak bermakna 
kecuali jika bersama 
dengan kata yang lain.[9]

Contoh:
فِي, أَنْ, هَلْ, لَمْ

(1)  

Ilmu bahasa arab 
ada 12 macam, 
yang paling signifikan adalah ilmu nahwu. 

Manfaat mempelajari 
ilmu nahwu 
adalah untuk menghindarkan diri 
dari kesalahan dalam pengucapan lafadz-lafadz berbahasa arab. 

Tujuannya untuk membantu dalam memahami 
firman Allah 
dan sabda rasul-Nya 
yang bisa mengantarkan kepada kebahagiaan 
dunia dan akhirat. (

(2)  
Sebenarnya tanda-tanda isim ada banyak, 
bahkan ada yang menghitungnya sampai 
30 tanda. (
[11/4 00:20] Aing: (3)  
Isnad ilaih adalah menyandarkan sesuatu 
yang melengkapi 
makna kalimat kepada isim, 

apakah yang disandarkan berupa 
fi’il, 
isim atau 
kalimat, 

atau dengan definisi lain, isnaid ilaih adalah 
sesuatu yang diberitakan, karena suatu kalimat pasti mengandung minimal 
2 unsur: 

Musnad (berita) dan musnad ilaih (yang diberitakan). 

Contoh:
قَامَ زَيدٌ
Zaid telah berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang diberitakan) dan 
telah berdiri sebagai musnad (berita).
زَيدٌ قَائِمٌ
Zaid berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang diberitakan) dan berdiri sebagai musnad (berita).
أَنَا قُمْتُ
Aku telah berdiri.
Fi’il (( قَامَ ) musnad (berita) bagi ta’, kalimat قُمْتُ musnad (berita) bagi أَنَا.
Maka semua musnad ilaih adalah isim.
[11/4 00:22] Aing: (4)  
juga mempunyai banyak tanda, 
diantaranya adalah yang disebutkan oleh penulis disini.

(5)  
Ta’ di sini bisa 
difathah 
dengan makna 
kamu laki-laki, 

didhammah 
dengan makna 
aku, 

didhammah kemudian setelahnya mim dan alif (تما) maknanya 
kalian dua laki-laki/perempuan, 

didhammah 
setelahnya mim (تم) maknanya 
kalian laki-laki atau 

didhammah 
setelahnya nun bertasydid maknanya 
kalian perempuan.
[11/4 00:24] Aing: (6)  
Pada fi’il mudhari’ 
berbentuk ta’ difathah atau didhammah 
berada di awal fi’il, 

sedangkan di fi’il madhi berbentuk ta’ sukun di akhir fi’il. 

Makna nun ini adalah 
dia perempuan.

(7)  
Maknanya kamu perempuan, terletak pada 
fi’il mudhari’ dan amr.

(8)  
Insya Allah akan datang penjelasan tentang 
nun taukid.

(9)  
Huruf tidak mempunyai tanda