[13/4 00:31]
Aing:
Pengertian Nahwu
dalam Bahasa Arab
Ilmu nahwu
adalah salah satu cabang ilmu dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata.
Sehingga pengertian nahwu merupakan kumpulan beberapa kaidah
dalam Bahasa Arab
yang berfungsi untuk mengetahui bentuk kata beserta keadaan-keadaannya
ketika masih muford (berjumlah satu kata) atau ketika sudah Murokkab (tersusun).
Didalam nahwu juga termasuk didalamnya adalah pembahasan ilmu SHOROF.
Karena Ilmu Shorof sendiri juga merupakan bagian dari Ilmu Nahwu,
dimana fokus pembelajarannya ditekankan kepada pembahasan mengenai bentuk
pada suatu kata
beserta keadaannya saat mufrodnya.
Perhatikan kaidah Bahasa Arab dibawah:
Pada umumnya, pembahasan mengenai Nahwu sendiri mencakup berbagai pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika masih mufrod (belum tersusun).
Misalnya bentuk dari
Isim Fa’il
(Isim yang dimustaq
dari fi’il)
yang mengikuti
dari wazan فاعل,
Isim Tafdhil
yang mengikuti wazan أفعل berbagai keadaanya,
misalnya cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dan lain sebagainya.
Selain itu nahwu juga membahas mengenai keadaan kata ketika telah tersusun (murokkab), misalnya
rofa’nya kalimah isim
saat ia menjadi fa’il,
atau
memu’annatskan
kalimah fi’il
apabila sebelumnya menunjukkan bentuk Mu’annats dan lain sebagainya.
Didalam Bahasa Arab
satu kata dalam disebut juga dengan Kalimah (الكَلِمَة).
Kalimat dalam Bahasa Arab adalah
suatu lafadz yang mempunyai arti atau menunjukkan arti tertentu.
Sedangkan didalam
bahasa arab susunan kata dikenal dengan Murokkab (المُرَكَّب).
Murokkab
adalah susunan dua kalimat maupun lebih karena didalamnya terdapat faidah yang dimaksudkan.
Jika kalimat atau susunan pada sebuah kata telah sempurna, atau di dalam kaidah nahwunya sudah memberi sebuah pengertian menggunakan suatu hukum tertentu ”Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna tersebut disebut juga dengan Kalam (الكَلاَم) atau Jumlah (الجُمْلَة).
Pada Umumnya Didalam Bahasa Arab
Kalimat-Kalimatnya dapat disimpulkan menjadi
3 macam,
yaitu:
Kalimah Fiil (الفِعْلُ) =
Kata kerja
Kalimah Isim (الإِسْمُ) =
Kata Benda
Kalimah Harf (الحَرْفُ) =
Kata Tugas.
[13/4 00:35] Aing: Pengertian Sharaf
dalam Bahasa Arab
Sharaf
adalah salah satu cabang ilmu dalam bahasa arab yang mempelajari
mengenai perubahan bentuk pada suatu kata
dalam bahasa arab.
Sedangkan
didalam praktiknya perubahan-perubahan
pada kata
dalam bahasa arab dikenal dengan tashrif.
Secara bahasa tashrif
berarti pengubahan.
Sedangkan menurut istilah tashrif adalah
pengubahan bentuk asal sesuatu kepada contoh yang berbeda-beda dengan tujuan untuk dapat menghasilkan sebuah makna yang dimaksud.
Tujuan makna dari hasil perubahan tersebut tidak akan berhasil kecuali dengan menggunakan berbagai bentuk yang berbeda-beda tersebut.
Sehingga ilmu sharaf ini identik dengan yang namanya perubahan atau berubah, dari satu bentuk kata ke bentuk kata yang lainnya.
Ilmu sharaf disebut sebagai ilmu perubahan kata
karena fokus pembahasannya sendiri adalah tentang tashrif (perubahan)
yang terjadi pada suatu kata dalam bahasa arab.
Berdasarkan pendapat para Ulama Basrah
bentuk asal dari kalimat adalah Masdar,
dan pendapat inilah yang paling banyak mendapatkan dukungan.
Sedangkan menurut Ulama Kuffah
bentuk asal dari kalimat adalah fi’il madhi.
Bentuk asalnya
adalah Masdar
yang kemudian diubah kedalam contoh-contoh yang lainnya, misalnya:
Fi’il Madhi,
Fi’il Mudhari’,
Fi’il Amar,
Fi’il Nahi,
Isim Maf’ul,
Isim Fa’il,
Isim Zaman,
Isim Makan,
Isim Murrah,
Isim Hai’ah,
Isim Alat,
Isim Nau’,
Isim Tafdhil,
Shighat Mubalaghah dan lain sebagainya.
Adanya perubahan pada contoh-contoh kata diatas bertujuan untuk menghasilkan sebuah makna yang diinginkan.
Suatu kata dapat berubah kedalam bentuk lainnya beserta makna yang berbeda sesuai dengan tujuan,
apabila proses pengubahannya tidak mengubah contoh-contoh asli dari kata tersebut.
[13/4 00:38] Aing: Setelah membahas mengenai pengertian sharaf dalam Bahasa Arab selanjutnya perhatikan contoh dibawah:
Contoh:
Asal kalimat adalah
Fi’il Madhi menjadi:
ضَرَب
dibaca:
Dharaba,
bermakna: Telah memukul.
Dirubah ke sampel
Fi’il Mudhari’
menjadi:
يَضْرِبُ
dibaca: Yadhribu
bermakna: Akan memukul.
Dirubah menjadi contoh lain misalnya
Masdar:
ضَرْبٌ
dibaca: Dharbun,
bermakna: Pukulan.
Dirubah ke sampel
Fi’il Amar menjadi:
اِضْرِبْ
dibaca: Idhrib
bermakna: Pukullah!
Dan sebagainya.
Nah, contoh dari
perubahan kata
beserta makna dalan beberapa penggalan kata diatas didalam bahasa arab biasa dikenal dengan
tashrif.
Dimana
bentuk asal pada suatu kata diubah menjadi bentuk
yang lainnya
dengan makna yang bebeda namun mempunyai asal kata yang sama.
[13/4 00:40] Aing: Perbedaan
Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf
Ilmu Nahwu dan Sharaf mempunyai beberapa perbedaan,
yaitu:
Ilmu Nahwu
terfokus mempelajari seputar struktur
(susunan kalimat serta harokat)
dalam Bahasa Arab
yang baik dan benar.
Ilmu Shorof
mempelajari berbagai perubahan bentuk kata
ke bentuk kata yang lainnya.
Ilmu Shorof
sudah terdapat kata-katanya (pembagian bentuk kata), sedangkan
ilmu nahwu
hanya memberikan kaidah untuk menyusun kalimat dalam Bahasa Arab
yang baik dan benar (memberikan harokat dll).
Ilmu Shorof
menentukan perubahan-perubahan bentuk kata dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Sedangkan ilmu nahwu mengatur perbedaan harokat,
karena adanya perbedaan harokat dapat menyebabkan perbedaan makna
pada suatu kalimat dalam Bahasa Arab