Senin, 11 April 2022

Penjelasan Na'ibul Fail

Penjelasan Na'ibul Fail

Dalam kitab aljurumiyyah ini diterangkan dengan judul yang ber beda ketika di jurumiyyah pengarangnya menyebutkan dengan 
bab maful 
yang tidak disebutkan failnya.


berikut kutipan dari 
kitab Aljurumiyyah :
 باب المفعول الذي لم يسم فاعله 
وهو الإسم المرفوع الذي لم يذكر معه فاعله؛ فإن كان الفاعل ماضيا ضمّ أوّله وكسر ما قبل الآخر, وإن كان مضارع ضمّ أوله وفتح ما قبل الآخر, وهو على قسمين؛ ظاهر ومضمر, ضُرِبَ زيدٌ ويُضْرَبُ زيدٌ وأُكْرِمَ عمرٌو ويُكْرَمُ عمرٌو, فالمضمر إثنا عشر نحو قولك ضُرِبْتُ وضُرِبْنَا وضُرِبْتَ وضُرِبْتِ وضُرِبْتُمَا وضُرِبْتُمْ وضُرِبْتُنَّ وضُرِبَ وضُرِبَتْ وضُرِبَا وضُرِبُوْا وضُرِبْنَ

Maf’ul yang tidak menyebutkan Failnya

Yang dinamakan 
Maf’ul al-ladzi Lam Yusamma Failuhu 
(Naibul Fail) yaitu; 

kalimah isim 
yang dibaca rofa’ 
yang tidak menyebutkan fail bersamannya, 

jika Fi’ilnya berupa fi’il madli, maka dibaca dhommah 
huruf awalnya 
dan 
dibaca kasroh huruf 
sebelum ahirnya. 

Jika fiilnya 
berupa fiil mudori’, 
maka 
dibaca dhommah 
huruf awalnya 
dan 
dibaca fathah 
huruf sebelum ahirnya, 

Maf’ul ini dibagi 
menjadi 2 

ada yang berbentuk 
isim dhohir dan 
isim dlomir. 

Yang berupa 
isim dhohir 
contohnya seperti ucapanmu ضُرِبَ زيدٌ 
(zaid sudah dipukul),
 يُضْرَبُ زيدٌ
 (zaid akan/sedang dipukul), أُكْرِمَ عمرٌو 
(umar sudah dimulyakan), يُكْرَمُ عمرٌو 
(umar akan/sedang dimulyakan). 

Dan yang berupa isim dlomir contoh seperti ucapanmu (ada dua belas) yaitu;
 ضُرِبْتُ
 (saya dipukul),
 ضُرِبْنَا 
(kita dipukul),
 ضُرِبْتَ 
(kamu “seorang laki-laki” dipukul),
 ضُرِبْتِ
 (kamu “seorang perempuan” dipukul),
 ضُرِبْتُمَا
 (kamu berdua “laki-laki/perempuan” dipukul),
 ضُرِبْتُمْ
 (kalian “laki-laki” dipukul), ضُرِبْتُنَّ 
(kalian “perempuan” dipukul),
 ضُرِبَ
 (dia “seorang laki-laki” dipukul),
 ضُرِبَتْ 
(dia “seorang perempuan” dipukul),
 ضُرِبَا
 (dia berdua “laki-laki” dipukul)
, ضُرِبُوْا 
(dia “banyak laki-laki” dipukul), 
dan
 ضُرِبْنَ 
(dia “banyak perempuam” dipukul).
(الذي لم يذكر معه فاعله) أي الذي حذف فاعله وأقيم مفعوله مقامه في رفعه بعد أن كان منصوبا وصار عمدة بعد أن كان فضلة ووجوب تأخره عن الفعل بعد أن كان جائزه واتصاله بالفعل بعد أن كان جائز الإنفصال وتأنيث الفعل لتأنيثة.

(Al-ladzi Lam …) 
artinya yaitu 
klaimah fiil yang dibuang failnya, 
dan 
menempatkan maf’ul ditempatnya fail, 

dalam segi rofa’nya 
yang sebenarnya maf’ul dibaca nasob, 

menjadi pokok (‘umdah) setelah adanya maf’ul itu sebenarnya lebihan (fudlah), wajib mengahirkan maf’ul dari fiilnya 
yang sebenarnya maf’ul itu hukumnya jaiz, 

wajib bersambungnya 
maf’ul dengan fiilnya 
yang sebenarnya maf’ul itu boleh terpisah dari fiilnya, dan 
wajib menta’niskan (memuanaskan) fiil 
karena ta’nisnya maf’ul.