[20/3 02:24] Aing: 2. AT TAWABI'
Di depan telah
diterangkan, bahwa
Tawabi'
ialah isim-isim
yang i'robnya mengikuti isim-isim yang sebelumnya.
Tawabi' ada 4 macam,
yaitu :
a) Shifat,
i'robnya
mengikuti maushufnya
(isim yang disifati).
b) 'Athaf,
i'robnya
mengikuti isim
yang
di ngathafi.
c) Badal,
i'robnya mengikuti isim
ysng dibadali,
d) Taukid,
i'robnya mengikuti yang
ditaukidi.
Keterangan :
1. Shifat dari Maushuf
yang beri’rob Nashab.
Di atas telah diterangkan,
bahwa
i’rob shifat,
mengikuti
i’rob maushufnya.
Artinya, jika suatu maushuf beri’rob nashab,
maka
shifatnya harus juga
beri’rob nashab.
Itulah sebabnya
shifat dari maushuf yang beri’rob nashab,
termasuk isim
yang harus dinashabkan juga.
Contoh :
يَكْتُبُ Lagi nulis sapa التَّلاَمِيْذُ murid-murid, ing الدَّرْسَpelajaran الْجَدِيْدَ kang anyar (Murid-murid sedang menulis pelajaran yang baru) يَكْتُبُ التَّلاَمِيْذُ الدَّرْسَ الْجَدِيْدَ
اِشْتَرَيْتُ wus tuku sopo ingsun كِتَابَيْنِ ing kitab loro جَدِيْدَيْنِ kang anyar karone. (Saya telah membeli dua buku yang baru) اِشْتَرَيْتُ كِتَابَيْنِ جَدِيْدَيْنِ
رَاَيْتُ wus ningali sopo ingsun, الْمُسْلِمِيْنَ ing wong-wong Islam الْمُجْتَهِدِيْنَ kang pada rajin-rajin, يَذْهَبُوْنَ lagi pada berangkat sapa deweke kabeh إِلَى اْلمَسْجِدِ maring masjid (Saya melihat orang-orang Islam yang rajin-rajin sedang berangkat ke masjid) رَاَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجْتَهِدِيْنَ يَذْهَبُوْنَ إِلَى اْلمَسْجِدِ
[20/3 02:27] Aing: Ta'ribnya :
• Lafadz يَكْتُبُ
adalah fi’il mudhore’,
• Lafadz التَّلاَمِيْذُ
adalah isim jama’ taksir,
I’robnya rafa’
karena
menjadi fa’ilnya يَكْتُبُ .
• Lafadz الدَّرْسَ
adalah
isim mufrod mudzakkar,
beri’rob nashab,
tanda nashabnya
dengan fatkhah,
karena
menjadi maf’ul bih
dari fi’il يَكْتُبُ ,
dan ia merupakan
maushuf (yang disifati)
• Lafadz الْجَدِيْدَ
adalah
isim mufrod mudzakkar,
i’robnya nashab,
karena
menjadi shifat
dari maushuf
yang beri’rab nashab.
[20/3 02:32] Aing: wus ningali sopo ingsun, الْمُسْلِمِيْنَ ing wong-wong Islam الْمُجْتَهِدِيْنَ kang pada rajin-rajin, يَذْهَبُوْنَ lagi pada berangkat sapa deweke kabeh إِلَى اْلمَسْجِدِ maring masjid (Saya melihat orang-orang Islam yang rajin-rajin sedang berangkat ke masjid) رَاَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجْتَهِدِيْنَ يَذْهَبُوْنَ إِلَى اْلمَسْجِدِ
[20/3 02:35] Aing: Ta'ribnya :
• Lafadz يَكْتُبُ
adalah fi’il mudhore’,
• Lafadz التَّلاَمِيْذُ
adalah isim jama’ taksir,
I’robnya rafa’
karena
menjadi fa’ilnya يَكْتُبُ .
• Lafadz الدَّرْسَ
adalah
isim mufrod mudzakkar,
beri’rob nashab,
tanda nashabnya
dengan fatkhah,
karena menjadi maf’ul bih
dari fi’il يَكْتُبُ ,
dan ia merupakan maushuf
(yang disifati)
• Lafadz الْجَدِيْدَ
adalah
isim mufrod mudzakkar,
i’robnya nashab,
karena menjadi shifat
dari maushuf
yang beri’rab nashab.
[20/3 02:38] Aing: catatan untuk diingat :
1. Rangkaian Shifat-Maushuf
disebut juga dengan Na'at-Man'ut.
Shifat harus
mengikuti maushuf
dalam hal i'rob,
maupun
jenis isimnya
(mufrod /
jama'nya,
mudzakkar /
muannatsnya,
ma'rifat /
nakirohnya).
Sehingga apabila
ada 2 isim atau lebih
yang berjajar dan
jenisnya sama,
serta cocok dibaca kang, berarti itu rangkaian shifat-maushuf.
Shifat yang seperti ini, dinamakan
shifat hakiki.
2. Adapun shifat
yang bukan hakiki,
adalah
semua 'bagian jumlah' yang cocok dibaca dengan kang.
Misalnya :
وَاتَّقُوُا Lan wedia sapa sira kabeh, يَوْماً ing dina لاَ تَجْزِى kang ora bisa mbales apa نَفْسٌ awak-awakan عَنْ نَفْسٍ saking awak-awakan شَيْئاً ing sewiji-wiji. وَاتَّقُوُا يَوْماً لاَ تَجْزِى نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئاً
[20/3 02:41] Aing: Ta'ribnya :
Lafadz لاَ تَجْزِى
adalah
fi’il mudhore’ mu'tal akhir, I'robnya rafa'
karena tidak didahului oleh 'amil nashib ataupun
'amil jazim,
tanda rafa'nya
dhommah muqoddar (tersembunyi).
Dibaca 'kang'
karena menjadi sifat
( fi'il jatuh setelah
isim nakiroh adalah sifat)
Untuk Tawabi' yang lain, silahkan melihat kembali penjelasannya pada pembahasan al marfu'at (isim-isim yang harus dirafa'kan)
Yaitu :
'Athaf,
i'robnya
mengikuti isim yang
di ngathafi. Badal,
i'robnya mengikuti isim
ysng dibadali, dan
Taukid,
i'robnya mengikuti yang ditaukidi.