[20/3 08:49] Aing: 3. MAF’UL LI AJLIH
( المَفْعُوْلُ لأَجْلِهِ )
= Kerana / Karena
Maf’ul liajlih
ialah isim masdar qolby
yang diletakkan setelah
fi’il dan fa’il,
untuk menjelaskan
'alasan'
mengapa fi’il itu
dilakukan,
atau untuk
menjawab 'pertanyaan
untuk apa'
fi’il itu dilakukan.
Itulah sebabnya
Maf’ul liajlih
harus cocok diterjemah dengan kerana /
karena /
sebab /
untuk.
Isim masdar qolbiy
ialah
isim masdar
yang berkaitan dengan perasaan hati.
Perhatikan
contoh-contoh
dibawah ini :
أَقُوْمُ ngadeg sopo ingsun, إكْراَمًا kerana mulyaake لِلْأُسْتَاذِ maring guru. (Saya berdiri, karena memuliakan terhadap guru) أَقُوْمُ إكْراَمًا لِلْأُسْتَاذِ
جَاهَدْنَا jihad sopo ingsun فِى سَبِيْلِ اللهِ ingdalem dalane Allah خَوْفًا kerana wedi لِسُخْطِهِ maring siksane Alloh (Saya berjihad fi sabilillah karena takut murkaNya) جَاهَدْنَا فِى سَبِيْلِ اللهِ خَوْفًا لِسُخْطِهِ
وَيَعْتِقُlan merdekaake هُمْing deweke kabeh, sapa اَبُوْبَكْرٍAbu bakar, اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ kerana golek maring wajahe Alloh (Abu Bakar memerdekakan mereka, karena mencari wajah Allah) وَيَعْتِقُهُمْ اَبُوْبَكْرٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ
(ضَرَبْتُ) Mukul sapa ingsun (اِبْنِيْ) ing anakingsun (تَأْدِيْبًا) kerana ndidik adab ضَرَبْتُ اِبْنِيْ تَأْدِيْبًا
(جُدْ) Lomaho sapa sira (شُكْرًا) kerana syukur جُدْ شُكْرًا
(وَلاَ تَقْتُلُوا ) Lan aja mateni sapa sira kabeh, (أَوْلاَدَكُمْ) ing anak-anakira kabeh, (خَشْيَةَ إمْلاَقٍ) kerana wedi mlarat. وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاَقٍ
[20/3 09:54] Aing: Catatan :
1.Setiap kalimah
isim mashdar qolbiy
yang cocok dibaca
kerana /
karena,
berarti mesti
maf’ul liajlih.
I’rabnya harus dinasab.
2.Jika isim
yang dijadikan
maf’ul liajlih
bukan
isim mashdar qolbiy,
maka
di depannya
harus diberi
kharf jar ( لِ ),
sehingga maf’ul li ajlih itu
harus beri’rob jar.
Contoh :
إِعْمَلُوْا ngamala sapa sira kabeh الْخَيْرَ ing kebagusan لِطَلَبِ مَرْضَاةِ اللهِ kerana golek ridhane Alloh. (Berbuat baiklah kamu semua, untuk mencari ridho Allah). إِعْمَلُوْا الْخَيْرَ لِطَلَبِ مَرْضَاةِ اللهِ
أقِمِ الصَّلاَةَ
لِدُلُوكِ الشَّمْس
هَذَا الرَّجُلُ Utawi iki wong lanang, iku قَنِعَ bisa nrima sapa deweke, لِزُهْدٍ kerana zuhud (Laki-laki ini bisa qona'ah karena zuhud) هَذَا الرَّجُلُ قَنِعَ لِزُهْدٍ
[20/3 13:33] Aing: I’rabnya :
• Lafadzأَقُوْم ُ
adalah fi’il Mudhore,
I'robnya rafa'
karena tidak didahului
'amil Nashib ataupun
'amil Jazim.
Tanda rafa'nya dhommah.
Fa’ilnya dhomir اَنَا .
• Lafadz إكْراَمًا
adalah isim mufrod,
i’robnya nashab
karena menjadi
maf’ul liajlih,
tanda nashabnya dengan
fatkhah.
I’rabnya :
• Lafadz جَاهَدْنَا
adalah fi’il madli,
mabni sukun
karena bertemu dengan
nun fa'il (نَا ).
fa’ilnya dhomir نَحْنُ
• Lafadz خَوْفًا
adalah
isim mufrod mudzakkar,
beri’rob nashab
karena menjadi
maf’ul liajlih,
tanda nashabnya fatkhah.
[20/3 13:38] Aing: 4. ISIMNYA إِنَّ
ATAU SAUDARA-SAUDARANYA
Inna (إِنَّ) dan saudara-saudaranya,
ialah
kharf-kharf yang hanya masuk ke dalam
jumlah ismiyah.
Jadi,
apabila ada Inna (إِنّ) atau saudara-saudaranya,
disitu mesti
permulaan jumlah ismiyah,
Dan apabila
jumlah ismiyah dimasuki Inna
atau saudara-saudaranya, maka terjadi perubahan sebagai berikut :
(1). mubtada'nya
berubah menjadi
isimnya Inna atau saudaranya,
dan harus
beri’rob nashab
(2). sedangkan
khobarnya tetap rafa’,
dinamakan
khobarnya Inna.
Itulah sebabnya
Inna / saudara-saudaranya dinamakan kharf
yang
menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khobar
إِنَّ
dan Saudara-saudaranya
Adapun
saudara-saudaranya إِنَّ
itu ialah :
1 إِنَّ Sesungguhnya 4 لَكِنَّ Akan tetapi/Anging tetapine
2 أَنَّ Sesungguhnya 5 لَيْتَ Muga-muga/Semoga
3 كَأَنَّ Sepertinya 6 لَعَلَّ Semoga/Muga-muga
Fungsi إِنَّ dan Saudara-saudaranya
1) أَنَّ kegunaannya sama dengan إِنَّ , untuk taukid (menguatkan ma’na). Contoh :
إِنَّ اللهَ)) Satemene utawi Allah,عَلَى كُلِّ شَيْءٍ ) ) ingatase saben-saben sewiji, iku قَدِيْرٌ )) Maha Kuasa (Sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu) إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
إِنَّ زَيْدًا ) ) Satemene Utawi Zaid, ikuمُجْتَهِدٌ) ) wong kang rajin (Sesungguhnya Zaid itu orang yang rajin) إِنَّ زَيْدًا مُجْتَهِدٌ
[20/3 13:40] Aing: 2) لَيْتَ untuk tamanni (mengharap sesuatu yang sulit/tak mungkin tercapainya).
Contoh :
( يَالَيْتَنِيْ ) Ee…muga-muga utawi ingsun, iku ( كُنْتُ ) dadi sapa ingsun, dadi iku ( تُرَابًا ) lemah. (Ee..semoga aku menjadi tanah ) يَالَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا
( يَالَيْتَ قَوْمِيْ ) Ee………muga-muga utawi kaumku, iku ( يَعْلَمُوْنَ ) ngerteni sapa deweke kabeh, ( بِمَا ) kelawan apa, ( غَفَرَ ) wus ngapura ( لِيْ ) maring aku, sapa ( رَبِّيْ ) pangeranku, (وَجَعَلَ) lan wus ndadekake sopo pangeranku,( نِيْ ) ing aku, ( مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ) saking golongane wong-wong kang den mulyaake. (He…Semoga kaumku mengetahui dengan apa Tuhanku mengampuniku dan menjadikan aku sebagian dari orang-orang yang dimuliakan) يَالَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَ بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ
[20/3 13:41] Aing: 3) La’alla ( لَعَلَّ ) untuk tarajji (mengharap sesuatu yang mungkin tercapainya)
Contoh :
(لَعَلَّ السَّاعَةَ) muga-muga utawi dina qiyamat, iku(تَكُوْنُ) dadi opo dina qiyamat, dadi iku (قَرِيْبًا) parek.(Semoga hari qiyamat menjadi dekat ) لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوْنُ قَرِيْبًا
(لَعَلَّ اللهَ)Muga-muga utawi Allah, iku ( يَرْحَمُ) melasi sapa Allah, ( نَا)ing kita. (Semoga Allah membelas kasihani kepada kita) لَعَلَّ اللهَ يَرْحَمُنَا
[20/3 13:41] Aing: 4) Lakinna لَكِنَّ untuk istidrok menyelipkan ucapan yang berlawanan). Contoh :
(وَلَكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ) Anging tetapine utawi akehe menungsa, iku (( لاَيَشْكُرُوْنَ ora pada syukur sopo deweke kabeh.(Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya) وَلَكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَشْكُرُوْنَ
( حَضَرَ ) wus teka, sapa ( ( التَّلاَمِيْذُ murid- murid, ( وَلَكِنَّ زَيْدًا ) anging tetapi utawi Zaid, iku ( ( غَائِبٌwong kang ora ana. (Murid-murid telah datang, akan tetapi Zaid tidak ada) حَضَرَ التَّلاَمِيْذُ وَلَكِنَّ زَيْدًا غَائِبٌ
[20/3 13:43] Aing: 5) Kaanna (كَأَنَّ) untuk tasybih (menyerupakan).
Contoh :
( كَأَنَّ زَيْدًا ) Kaya-kaya setuhune utawi Zaid, iku ( قَمَرٌ ) rembulan (Sungguh, sepertinya Zaid adalah bulan ) كَأَنَّ زَيْدًا قَمَرٌ
(كَأَنَّ الْعِلْمَ)kaya-kaya setuhune utawi ilmu, iku نُوْرٌ ) ) cahaya, ( فِىالْحَيَاةِ ) ingdalem urip iki. (Sepertinya, sungguh ilmu itu adalah cahaya di dalam kehidupan) كَأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ فِى الْحَيَاةِ
[20/3 13:43] Aing: Catatan :
إِنَّ dan saudara-saudaranya hanya masuk pada permulaan jumlah / mubtada. Itulah sebabnya jika ada إِنَّatau salah satu dari saudara-saudaranya, berarti mesti mubtada', cuma i'robnya menjadi nashab karena menjadi isimnyaإِنّ atau saudara-saudaranya itu. Kecuali jika kalimah itu berupa jar- majrur, berarti ia khobar muqoddam (khobar yang didahulukan) dan jika khobarnya didahulukan, berarti mubtada' nya / isimnya harus diakhirkan. Contoh :
(إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ) Satemene iku tetep keduwe saben-saben suwiji, (قَلْبًا)ana atine. (وَقَلْبُ الْقُرْآنِ)Lan utawi atine al-Quran, iku ( يس) surat Yaasiiin. (Sesungguhnya setiap sesuatu itu memiliki hati. Dan hatinya al-Quran, adalah surat Yasiin). إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس
(إِنَّ فِيْ ذَلِكَ) saktemene iku tetep ingdalem kang kaya mangkono , (لَاياَتٍ ) yekti ana tanda-tanda kekuasaane Allah, (لِقَوْمٍ) keduwe kaum, (يَعْقِلُوْنَ) kang pada mikir sapa deweke kaum. (Sesungguhnya di dalam yang demikian itu, nyata-nyata ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir) إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَاياَتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ
[20/3 17:01] Aing: I’rabnya :
• Lafadz إِنَّ
adalah
kharf yang
menashabkan mubtada'
dan
merafa'kan khobar.
• Lafadz لِكُلِّ
adalah jar - majrur.
Lafadz شَيْءٍ
adalah ber i'rab jar
karena menjadi
mudlof ilaih
dari lafadz كُلِّ (mudhof) ,
tanda jarnya dengan
kasroh.
Jadi, لِكُلِّ شَيْءٍ
adalah
rangkaian jar - majrur
sekaligus
rangkaian mudlof-mudlof
ilaih,
yang menjadi
'khobar nya إِنَّ
yang didahulukan'
.(khobar muqoddam)
• Lafadz قَلْبًا
adalah isim mufrod,
beri'rob nashab,
karena
mubtada' muakhkhor
(mubtada' yang diakhirkan
dari khobarnya)
yang dimasuki إِنَّ .
• Lafadz وَ
adalah wawu ibtida',
dan
lafadz قَلْبُ الْقُرْآنِ
adalah
rangkaian mudhof -
mudhof ilaih,
yang menjadi mubtada’
Lafadz قَلْبُ
adalah
isim mufrod mudzakkar,
i'robnya rafa'
karena sebagai
mubtada',
tanda rafa'nya dengan
dhommah.
Sedangkan Lafadz الْقُرْآنِ adalah
isim mufrod,
i'robnya jar
karena
mudhof ilaih,
tanda jarnya dengan kasroh.
• Lafadz يس
beri'rob rafa',
karena khobar
dari قَلْبُ الْقُرْآنِ