[19/3 02:05] Aing: BAB
ISIM MA’RIFAT DAN
ISIM NAKIROH
Isim Ma’rifah
ialah
isim yang telah dibatasi keumumannya,
sehingga menjadi tertentu
[19/3 02:09] Aing: Isim ma'rifah
ada 6 macam,
yaitu :
1. Isim-isim Dhomir
(kata ganti).
Baik
isim dhomir munfashil ataupun
isim dhomir muttashil.
2. Isim ‘Alam
(nama-nama individu).
Misalnya : زَيْدٌ , عُمَرٌ , فَطِيْمَةُ , عَائِشَةُ , dll.
3. Isim-isim Isyaroh
(kata tunjuk).
Misalnya : (lihat pada bab Isim Isyaroh di depan)
4. Isim-isim Maushul
(kata sambung).
Misalnya : (lihat pada bab Isim Maushul di depan)
5. Isim-isim
yang ada AL ( ال )
pada permulaannya.
Misalnya :اَلْبَيْتُ , اَلْمَسْجِدُ , اَلرِّجْلُ , اَلذَّهَبُ , dll
6. Semua isim
yang disandarkan
(dimudhofkan)
kepada salah satu
dari
Isim-isim ma’rifat
diatas.
[19/3 02:11] Aing: Misalnya :
كتابُ فَطِيْمَة utawi kitabe Fatimah, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitabnya Fatimah, baru) كتابُ فَطِيْمَة جَدِيْدٌ
كِتَابُ هَذَا utawi kitabe wong iki, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitabnya orang ini, baru) كِتَابُ هَذَا جَدِيْدٌ
كِتَابُهُمْ utawi kitabe deweke kabeh, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitab mereka baru) كِتَابُهُمْ جَدِيْدٌ
هَذَا utawi iki, iku كِتَابُ الَّذِيْ kitabe wong يَقُوْمُ kang ngadeg sapa wong, أَمَامَ الْفَصْلِ ingdalem ngarepe kelas. (Ini adalah kitabnya orang yang berdiri di depan kelas itu) هَذَا كِتَابُ الَّذِيْ يَقُوْمُ أَمَامَ الْفَصْلِ
هَذَا utawi iki, iku كِتَابُ التِّلْمِيْذِ kitabe iki murid (Ini, kitabnya murid itu) هَذَا كِتَابُ التِّلْمِيْذِ
[19/3 02:14] Aing: Isim Nakiroh
ialah kebalikan
dari
isim ma'rifah.
Yaitu
isim yang masih
bersifat umum,
dan
belum diberikan pembatasan.
Isim Nakiroh,
biasanya
ber'tanwin' dan
tidak ada AL (ال).
Dan bila pada permulaan isim nakiroh diberikan AL, maka
isim nakiroh
berubah menjadi
isim ma'rifat.
Misalnya :
بَيْتٌ = rumah
كتابٌ = kitab
مَدْرَسَةٌ = sekolahan
دَرَاجَةٌ = sepeda
رَجُلٌ = seorang laki-laki
دَفْتَرٌ = sebuah buku
Pokoknya
selain isim ma'rifah
yang di atas,
semua isim adalah nakiroh .
[19/3 02:19] Aing: Catatan untuk diingat :
1. Selain shifat yang i’robnya
mengikuti maushuf,
sebenarnya masih ada
isim-isim lain
yang i’robnya juga
mengikuti isim- isim
yang sebelumnya.
Hal seperti ini
dalam ilmu nahwu
dinamakan
Tawabi’
(isim-isim atau
fi’il-fi’il
yang i’robnya
mengikut kepada
isim / fi’il
yang sebelumnya ).
Tawabi’ ada 4 macam,
yaitu :
(1) Shifat-maushuf,
(2) Taukid- Muakkad,
(3) Badal-Mubdal,
(4) ‘Athaf-Ma’thuf.
Akan tetapi disini
kita cukupkan mengetahui Shifat-Maushuf saja dulu, dan yang lainnya kita pelajari sambil berjalan hingga sampai pada babnya nanti.
2. Sampai disini,
setiap menemukan
jumlah (kalimat) ,
kita harus sudah benar-benar :
1) Tahu mana
khobarnya
jika jumlah itu
jumlah ismiyah
2) Mengetahui mana fa’ilnya
jika jumlah itu
jumlah fi’liyah
3) Tahu kedudukan
setiap kalimah
dalam suatu jumlah.
4) Tahu maksud
(pengertian )
dari jumlah itu.
[19/3 02:21] Aing: 2. Athaf dan Ma'thuf
Ialah
mengikutkan hukum suatu isim atau fi'il
kepada hukum isim atau fi'il yang sebelumnya,
karena adanya kesamaan, dengan menggunakan kharf-kharf tertentu.
[19/3 02:22] Aing: Macam-macam kharf 'athaf
Kharf 'Athaf ada 10 macam, yaitu :
وَ dan قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌ |وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ
فَ kemudian قَامَ زَيْدٌ فَعَمْرٌو
أَوْ atau قام زيد أَوْ عمرو | وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوْ نَصَارَى
بَلْ balik / bahkan مَاقام زيد بَلْ عمرو
أَمْ ataukah أزيد عندك أَمْ عمرو
إِمَّا bisa jadi قام إِمَّا زيد وَإِمَّا عمرو
حَتَّى sehingga قام الْقَوْمُ حَتَّى زيد
لاَ tidak قام زيد لاَ عمرو
ثُمَّ kemudian قام زيد ثُمَّ عمرو
لَكِنَّ melainkan ما رأيت أَحَدًا لَكِنَّ جَعْفَرًا
[19/3 02:24] Aing: Keterangan :
I'rob Ma'thuf
(yang diikutkan /
yang setelah kharf 'athaf)
harus mengikuti
Ma'thuf 'alaih
(yang diikuti /
yang sebelum kharf 'athaf).
Begitu pula posisinya
di dalam jumlah.
Jika yang di'athafi Fa'il,
maka
yang di'athafkan juga
ikut menjadi fa'il.
Jika yang di'athafi Maf'ul, maka
yang di'athafkan juga
ikut menjadi maf'ul.
Begitu seterusnya.
Cara menerjemahkan :
(قَامَ) wus ngadeg sapa (زَيْدٌ) Zaid, ((وَ lan wus ngadeg, sapa (عَمْرٌو') Amr. (Zaid telah berdiri dan juga 'Amr) قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو
مَا كَانَ مُحََّدٌ اَبَا اَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلكِنْ رَسُوْلَ الّلهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ
(مَا كَانَ) ora ana, sapa (مُحََّدٌ) Muhammad, ora ana iku (اَبَا اَحَدٍ) bapake wong suwiji (مِنْ رِجَالِكُمْ) saking wong-wongira kabeh, (وَلكِنْ) anging tetapine ana sapa Muhammad, ana iku (رَسُوْلَ الّلهِ) utusane Alloh (وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ) lan pungkasane para nabi
[19/3 02:26] Aing: Ta'ribnya :
(مَا) adalah kharf Nafi
(كَانَ) adalah fi'il madhi naqish yang merafa'kan mubtada' dan menasabkan khobar.
(مُحََّدٌ) adalah isim mufrod mudzakkar, I'robnya rafa' karena menjadi fa'ilnya
(اَبَا اَحَدٍ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (اَبَا) mudhofnya, adalah isim 5, i'robnya nashab karena menjadi khobarnya (كَانَ), tandanya dengan alif. (اَحَدٍ) mudhof ilaihnya, adalah isim mufrod mudzakkar, I'robnya jar karena mudhof ilaih, tandanya dengan kasroh..
(مِنْ) adalah kharf jar
(رِجَالِكُمْ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (رِجَالِ) mudhofnya, adalah isim jama' taksir, i'robnya jar karena didahului oleh kharf jar. كُمْmudhof ilaihnya adalah isim dhomir muttashil, i'robnya jar karena mudhof ilaih.
(َ ولكِنْ)adalah kharf 'athaf.
(رَسُوْلَ الّلهِ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (رَسُوْلَ) mudhafnya, adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya nashab karena di'athafkan kepada (اَبَا اَحَدٍ) yang beri'rob nasab karena khobarnya (كَان)
(الّلهِ) adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya jar karena mudhof ilaih, tandanya dengan kasroh.
(وَ) adalah kharf 'athaf
(خَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ) adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya nasab karena di'atafkan kepada (رَسُوْلَ) yang beri'rob nasab, tandanya dengan fatkhah.
(النَّبِيِّيْنَ) adalah isim jama' mudzakkar, i'robnya jar karena mudhof ilaih, tanda nya dengan yak.
[19/3 02:30] Aing: 3. Taukid dan Muakkad
Taukid ialah
" yang menguatkan ", dan muakkad ialah
" yang dikuatkan ",
jadi taukid mesti jatuh setelah muakkad.
Taukid
bisa berupa isim
bisa berupa fi'il, dan
bisa berupa harf.
Taukid ada 2 macam,
yaitu :
Taukid Lafdziy dan
Taukid Ma'nawiy.
Taukid lafdziy
ialah
taukid dengan pengulangan lafadz baik
isim,
fi'il,
kharf ,
atau bahkan jumlah.. Misalnya :
جاَءَ زَيْدٌ زَيْدٌ( dengan mengulangi isim )
أَتَاكَ أَتَاكَ اللاَّحِقُوْنَ ( dengan pengulangan fi'il )
لاَ لاَ وَاللهِ لاَ اَقُوْلُ ذَلِكَ ( dengan pengulangan kharf )
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبْتُ زَيْداً ( dengan pengulangan jumlah )
Adapun
Taukid ma'nawi ialah
taukid
dengan menggunakan lafadz-lafadz
yang telah tertentu untuk mentaukidi.
Lafadz-lafadz itu ialah :
[19/3 02:31] Aing: Lafadz Taukid Keterangan
Contoh
نَفْسٌ Untuk mentaukidi isim Mufrod
جاَءَ الْخَلِيْفَةُ نَفْسُهُ
عَيْنٌ Untuk mentaukidi isim Mufrod جاَءَ الْخَلِيْفَةُ عَيْنُهُ
كُلُّ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ كُلُّهُ | جَاءَ الرِّجَالُ كُلُّهُمْ
جَمِيْعٌ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ جَمِيْعُهُ| جَاءَ الرِّجَالُ جَمِيْعُهُمْ
عَامَّةٌ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ عَامَّتُهُ| جَاءَ الرِّجَالُ عَامَّتُهُمْ
كِلاَ Untuk mentaukidi isim Tasniyah mudzakkar جَاءَ الزَّيْدَانِ كِلاَهُمَا
كِلْتَا Untuk mentaukidi isim Tasniyah muannats جَاءَتْ اَلْهِنْدَانِ كِلْتَاهُمَا
[19/3 02:36] Aing: Beberapa kaidah
yang berkaitan dengan taukid
dan
muakkad.
1. Pada taukid ma'nawi harus ada dhomir
yang sesuai /
kembali kepada muakkad (yang ditaukidi).
Lihat contoh-contoh diatas !
2. Untuk lebih mentaukid lagi, terkadang suatu jumlah diberi 2 lafadz taukid sekaligus.
Misalnya :
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
3. Taukid harus mengikuti muakkad, dalam hal : I'robnya,
ma'rifat / nakirohnya, serta dhomir
yang ada pada lafadz taukid harus sesuai dengan
isim yang ditaukidi.
4. Badal dan
Mubdal Badal
ialah isim atau fi'il
yang hukumnya diikutkan pada isim atau fi'il
yang sebelumnya.
agar pengertian isim
yang sebelumnya itu menjadi lebih jelas.
Badal diterjemah dengan HIYA / YAKNI.
Isim yang terletak di depan disebut
Mubdal minhu
( yang dibadali ) dan
isim yang di belakang
di namakan Badal.
Badal i'robnya
wajib mengikuti
Mubdal minhu
(yang dibadali),
baik
Rafa',
Nasab, atau
Jarnya.
[19/3 02:39] Aing: Badal ada 4 macam :
1. Badal Syai'
min Syai' (الشَّيْءُ مِنَ الشَّيْءِ)
atau disebut juga
badal Kul min Kul (الْكُلُّ مِنَ اْلكُلِّ)
Yaitu apabila
badal merupakan keseluruhan dari
mubdal minhu
(yang dibadali).
Misalnya :
(جَاءَ) Wus teka, sapa (زَيْدٌ ) Zaid, (أخُوْكَ) hiya sedulur lanangira
جَاءَ زَيْدٌ أخُوْكَ
Zaid, yakni saudara laki-lakimu, telah datang
(اِهْدِنَا) Mituduhana sapa Panjenengan ing kita, (الصِّرَاطَ) ing dalan (المُستَقِيمَ) kang jejeg, (صِرَاطَ الَّذِينَ) hiya dalanipun tiyang-tiyang ingkang........
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ ......
Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang........
[19/3 02:44] Aing: Keterangan :
Lafadz (أخُوْ) adalah isim 5, yang i'robnya rafa',
karena
menjadiü badal
dari lafadz (زَيْدٌ),
tanda rafa'nya wawu.
Sedangkan
lafadz (زَيْدٌ) adalah
isim mufrod,
i'rabnya rafa'
karena menjdi fa'ilnya (جَاءَ), tanda rafa'nya dengan dhommah.
Lafadz (صِرَاطَ) adalah
isim mufrad mudzakkar, i'robnya nasab,
karena
menjadi badal
dari lafadz (الصِّرَاطَ),
tanda nasabnya dengan fatkhah.
Sedangkan lafadz (الصِّرَاطَ) adalah
isim mufrod mudzakkar, i'rabnya nasab
karena
menjdi maf'ul bih kedua
dari (اِهْدِنَا),
tanda nasabnya dengan fatkhah.
[19/3 02:46] Aing: 2. Badal Ba'd min Kul ( البَعْضُ مِنَ اْلكُلِّ ).
Yaitu
apabila badal merupakan bagian dari mubdal minhu.
Di sini,
badal wajib memiliki dhomir yang kembali
kepada mubdal minhu walaupun adakalanya dhomir itu hanya
muqoddar ( dikira-kirakan )
Misalnya :
(أَكَلْتُ ) Mangan sapa ingsun ( الرَّغِيْفَ ) ing roti ( ثُلُثَهُ ) hiya ing sepertelune roti أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ
Saya makan roti sepertiganya
( ضَرَبْتُ ) Mukul sapa ingsun ( زَيْدًا ) ing Zaid ( رَأْسَهُ ) hiya ing sirahe Zaid ضَرَبْتُ زَيْدًا رَأْسَهُ
Saya memukul Zaid kepalanya
(وَارْزُقْ) Lan ngrezqinana sapa sira (أَهْلَهُ) ing keluargane deweke (مِنَ الثَّمَرَاتِ ) saking buah-buahan (مَنْ) hiya ing wong (آمَنَ) kang iman sapa wong (مِنْهُمْ) saking deweke kabeh (بِاللهِ) kelawan Allah (وَاْليَوْمِ) lan kelawan dina (اْلآخِرِ) kang akhir. وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ
Dan berilah rizqi keluarganya dari buah-buahan, yakni orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, dari mereka
[19/3 02:51] Aing: 2. Badal Ba'd min Kul ( البَعْضُ مِنَ اْلكُلِّ ).
Yaitu apabila badal merupakan bagian dari mubdal minhu.
Di sini,
badal wajib memiliki dhomir yang kembali kepada mubdal minhu
walaupun adakalanya dhomir itu
hanya muqoddar ( dikira-kirakan )
Misalnya :
(أَكَلْتُ ) Mangan sapa ingsun ( الرَّغِيْفَ ) ing roti ( ثُلُثَهُ ) hiya ing sepertelune roti أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ
Saya makan roti sepertiganya
( ضَرَبْتُ ) Mukul sapa ingsun ( زَيْدًا ) ing Zaid ( رَأْسَهُ ) hiya ing sirahe Zaid ضَرَبْتُ زَيْدًا رَأْسَهُ
Saya memukul Zaid kepalanya
(وَارْزُقْ) Lan ngrezqinana sapa sira (أَهْلَهُ) ing keluargane deweke (مِنَ الثَّمَرَاتِ ) saking buah-buahan (مَنْ) hiya ing wong (آمَنَ) kang iman sapa wong (مِنْهُمْ) saking deweke kabeh (بِاللهِ) kelawan Allah (وَاْليَوْمِ) lan kelawan dina (اْلآخِرِ) kang akhir. وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ
Dan berilah rizqi keluarganya dari buah-buahan, yakni orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, dari mereka
[19/3 02:53] Aing: 3. Badal Isytimal ( الاشتمال )
Yaitu
apabila badal merupakan sesuatu yang terkandung dalam mubdal minhu.
Di sini,
badal wajib memiliki dhomir yang kembali kepada mubdal minhu.
Misalnya :
(أَعْجَبَنِيْ) Gawe gumun ing ingsun, sapa (زَيْدٌ) Zaid (عِلْمُهُ) hiya ilmune Zaid أَعْجَبَنِيْ زَيْدٌ عِلْمُهُ
Zaid membuatku terkesima ilmunya
(سُلِبَ) dicopot sapa (زَيْدٌ) Zaid (ثَوْبُهُ) hiya klambine Zaid سُلِبَ زَيْدٌ ثَوْبُهُ
Zaid bajunya dilepas
(يَسْأَلُوْنَكَ) Takon sapa deweke kabeh ing sira (عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ) saking sasi harom (قِتَالٍ) hiya saking perang (فِيْهِ) ingdalem sasi harom يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan harom,
yakni tentang perang
di dalam bulan harom
[19/3 02:54] Aing: 4. Badal Gholat ( )
Yaitu apabila
badal merupakan ralat dari mubdal minhu.
Misalnya :
(وَأَكَلْتُ ) Lan mangan sapa ingsun (خُبْزًا ) ing roti ( تَمْرًا ) maksudku ing kurma وَأَكَلْتُ خُبْزًا تَمْرًا
Saya makan roti (maksud saya)makan kurma
(رَأَيْتُ ) Ningali sapa ingsun ( زيداً ) ing Zaid ( الفَرْسَ ) maksudku ing jaran رَأَيْتُ زيداً الفَرْسَ
Saya melihat Zaid (maksud saya) melihat kuda