Rabu, 06 April 2022

BAB ISIM MA’RIFAT DAN ISIM NAKIROH

[19/3 02:05] Aing: BAB 
ISIM MA’RIFAT DAN 
ISIM NAKIROH
 

Isim Ma’rifah
ialah 
isim yang telah dibatasi keumumannya, 
sehingga menjadi tertentu
[19/3 02:09] Aing: Isim ma'rifah 
ada 6 macam, 
yaitu :

1. Isim-isim Dhomir 
    (kata ganti). 

Baik 
isim dhomir munfashil ataupun 
isim dhomir muttashil.

2. Isim ‘Alam 
    (nama-nama individu).

 Misalnya : زَيْدٌ , عُمَرٌ , فَطِيْمَةُ , عَائِشَةُ , dll.

3. Isim-isim Isyaroh 
    (kata tunjuk).

Misalnya : (lihat pada bab Isim Isyaroh di depan)

4. Isim-isim Maushul 
    (kata sambung).

Misalnya : (lihat pada bab Isim Maushul di depan)

5. Isim-isim 
    yang ada AL ( ال ) 
   pada permulaannya.

Misalnya :اَلْبَيْتُ , اَلْمَسْجِدُ , اَلرِّجْلُ , اَلذَّهَبُ , dll

6. Semua isim 
    yang disandarkan 
    (dimudhofkan) 
    kepada salah satu 
   dari 
   Isim-isim ma’rifat 
   diatas.
[19/3 02:11] Aing: Misalnya :
كتابُ فَطِيْمَة utawi kitabe Fatimah, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitabnya Fatimah, baru) كتابُ فَطِيْمَة جَدِيْدٌ

كِتَابُ هَذَا utawi kitabe wong iki, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitabnya orang ini, baru) كِتَابُ هَذَا جَدِيْدٌ

كِتَابُهُمْ utawi kitabe deweke kabeh, iku جَدِيْدٌ anyar (Kitab mereka baru) كِتَابُهُمْ جَدِيْدٌ

هَذَا utawi iki, iku كِتَابُ الَّذِيْ kitabe wong يَقُوْمُ kang ngadeg sapa wong, أَمَامَ الْفَصْلِ ingdalem ngarepe kelas. (Ini adalah kitabnya orang yang berdiri di depan kelas itu) هَذَا كِتَابُ الَّذِيْ يَقُوْمُ أَمَامَ الْفَصْلِ

هَذَا utawi iki, iku كِتَابُ التِّلْمِيْذِ kitabe iki murid (Ini, kitabnya murid itu) هَذَا كِتَابُ التِّلْمِيْذِ
[19/3 02:14] Aing: Isim Nakiroh

ialah kebalikan 
dari 
isim ma'rifah. 

Yaitu 
isim yang masih 
bersifat umum, 
dan 
belum diberikan pembatasan. 

Isim Nakiroh, 
biasanya 
ber'tanwin' dan 
tidak ada AL (ال). 

Dan bila pada permulaan isim nakiroh diberikan AL, maka 
isim nakiroh 
berubah menjadi 
isim ma'rifat. 

Misalnya :
بَيْتٌ = rumah
 كتابٌ = kitab
مَدْرَسَةٌ = sekolahan
 دَرَاجَةٌ = sepeda
رَجُلٌ = seorang laki-laki
 دَفْتَرٌ = sebuah buku

Pokoknya 
selain isim ma'rifah 
yang di atas, 
semua isim adalah nakiroh .
[19/3 02:19] Aing: Catatan untuk diingat :


1. Selain shifat yang i’robnya 
    mengikuti maushuf, 
    sebenarnya masih ada 
    isim-isim lain 
    yang i’robnya juga 
    mengikuti isim- isim 
    yang sebelumnya. 
    
   Hal seperti ini 
   dalam ilmu nahwu 
   dinamakan  
   Tawabi’ 
   (isim-isim atau 
    fi’il-fi’il 
    yang i’robnya 
    mengikut kepada 
    isim / fi’il 
    yang sebelumnya ). 

Tawabi’ ada 4 macam, 
 yaitu :

(1) Shifat-maushuf, 
(2) Taukid- Muakkad, 
(3) Badal-Mubdal, 
(4) ‘Athaf-Ma’thuf.

Akan tetapi disini 
kita cukupkan mengetahui Shifat-Maushuf saja dulu, dan yang lainnya kita pelajari sambil berjalan hingga sampai pada babnya nanti.

2. Sampai disini, 
setiap menemukan 
jumlah (kalimat) , 
kita harus sudah benar-benar :

1) Tahu mana 
     khobarnya 
     jika jumlah itu 
     jumlah ismiyah

2) Mengetahui mana fa’ilnya 
     jika jumlah itu 
     jumlah fi’liyah

3) Tahu kedudukan 
     setiap kalimah 
    dalam suatu jumlah.

4) Tahu maksud 
     (pengertian ) 
      dari jumlah itu.
[19/3 02:21] Aing: 2. Athaf dan Ma'thuf

Ialah 
mengikutkan hukum suatu isim atau fi'il 
kepada hukum isim atau fi'il yang sebelumnya, 
karena adanya kesamaan, dengan menggunakan kharf-kharf tertentu.
[19/3 02:22] Aing: Macam-macam kharf 'athaf

Kharf 'Athaf ada 10 macam, yaitu :
وَ dan قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌ |وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ
فَ kemudian قَامَ زَيْدٌ فَعَمْرٌو
أَوْ atau قام زيد أَوْ عمرو | وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوْ نَصَارَى
بَلْ balik / bahkan مَاقام زيد بَلْ عمرو
أَمْ ataukah أزيد عندك أَمْ عمرو
إِمَّا bisa jadi قام إِمَّا زيد وَإِمَّا عمرو
حَتَّى sehingga قام الْقَوْمُ حَتَّى زيد
لاَ tidak قام زيد لاَ عمرو
ثُمَّ kemudian قام زيد ثُمَّ عمرو
لَكِنَّ melainkan ما رأيت أَحَدًا لَكِنَّ جَعْفَرًا
[19/3 02:24] Aing: Keterangan :

I'rob Ma'thuf 
(yang diikutkan / 
yang setelah kharf 'athaf) 

harus mengikuti 
Ma'thuf 'alaih 
(yang diikuti / 
yang sebelum kharf 'athaf). 

Begitu pula posisinya 
di dalam jumlah. 

Jika yang di'athafi Fa'il, 
maka 
yang di'athafkan juga 
ikut menjadi fa'il. 

Jika yang di'athafi Maf'ul, maka 
yang di'athafkan juga 
ikut menjadi maf'ul. 

Begitu seterusnya.

Cara menerjemahkan :
(قَامَ) wus ngadeg sapa (زَيْدٌ) Zaid, ((وَ lan wus ngadeg, sapa (عَمْرٌو') Amr. (Zaid telah berdiri dan juga 'Amr) قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو

مَا كَانَ مُحََّدٌ اَبَا اَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلكِنْ رَسُوْلَ الّلهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ
(مَا كَانَ) ora ana, sapa (مُحََّدٌ) Muhammad, ora ana iku (اَبَا اَحَدٍ) bapake wong suwiji (مِنْ رِجَالِكُمْ) saking wong-wongira kabeh, (وَلكِنْ) anging tetapine ana sapa Muhammad, ana iku (رَسُوْلَ الّلهِ) utusane Alloh (وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ) lan pungkasane para nabi
[19/3 02:26] Aing: Ta'ribnya :
(مَا) adalah kharf Nafi
(كَانَ) adalah fi'il madhi naqish yang merafa'kan mubtada' dan menasabkan khobar.
(مُحََّدٌ) adalah isim mufrod mudzakkar, I'robnya rafa' karena menjadi fa'ilnya
(اَبَا اَحَدٍ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (اَبَا) mudhofnya, adalah isim 5, i'robnya nashab karena menjadi khobarnya (كَانَ), tandanya dengan alif. (اَحَدٍ) mudhof ilaihnya, adalah isim mufrod mudzakkar, I'robnya jar karena mudhof ilaih, tandanya dengan kasroh..
(مِنْ) adalah kharf jar
(رِجَالِكُمْ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (رِجَالِ) mudhofnya, adalah isim jama' taksir, i'robnya jar karena didahului oleh kharf jar. كُمْmudhof ilaihnya adalah isim dhomir muttashil, i'robnya jar karena mudhof ilaih.
(َ ولكِنْ)adalah kharf 'athaf.
(رَسُوْلَ الّلهِ) adalah rangkaian mudhof-mudhof ilaih. (رَسُوْلَ) mudhafnya, adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya nashab karena di'athafkan kepada (اَبَا اَحَدٍ) yang beri'rob nasab karena khobarnya (كَان)
(الّلهِ) adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya jar karena mudhof ilaih, tandanya dengan kasroh.
(وَ) adalah kharf 'athaf
(خَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ) adalah isim mufrod mudzakkar, i'robnya nasab karena di'atafkan kepada (رَسُوْلَ) yang beri'rob nasab, tandanya dengan fatkhah.
(النَّبِيِّيْنَ) adalah isim jama' mudzakkar, i'robnya jar karena mudhof ilaih, tanda nya dengan yak.
[19/3 02:30] Aing: 3. Taukid dan Muakkad

Taukid ialah 
" yang menguatkan ", dan muakkad ialah 
" yang dikuatkan ", 

jadi taukid mesti jatuh setelah muakkad. 

Taukid 
bisa berupa isim 
bisa berupa fi'il, dan 
bisa berupa harf.

Taukid ada 2 macam, 
yaitu : 
Taukid Lafdziy dan 
Taukid Ma'nawiy.

Taukid lafdziy 
ialah 
taukid dengan pengulangan lafadz baik 
isim, 
fi'il, 
kharf , 
atau bahkan jumlah.. Misalnya :
جاَءَ زَيْدٌ زَيْدٌ( dengan mengulangi isim )
أَتَاكَ أَتَاكَ اللاَّحِقُوْنَ ( dengan pengulangan fi'il )
لاَ لاَ وَاللهِ لاَ اَقُوْلُ ذَلِكَ ( dengan pengulangan kharf )
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبْتُ زَيْداً ( dengan pengulangan jumlah )

Adapun 
Taukid ma'nawi ialah 
taukid 
dengan menggunakan lafadz-lafadz 
yang telah tertentu untuk mentaukidi. 
Lafadz-lafadz itu ialah :
[19/3 02:31] Aing: Lafadz Taukid Keterangan 

Contoh
نَفْسٌ Untuk mentaukidi isim Mufrod 
جاَءَ الْخَلِيْفَةُ نَفْسُهُ
عَيْنٌ Untuk mentaukidi isim Mufrod جاَءَ الْخَلِيْفَةُ عَيْنُهُ
كُلُّ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ كُلُّهُ | جَاءَ الرِّجَالُ كُلُّهُمْ
جَمِيْعٌ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ جَمِيْعُهُ| جَاءَ الرِّجَالُ جَمِيْعُهُمْ
عَامَّةٌ Bisa untuk mentaukidi isim Mufrod atau Jamak جَاءَ الْجَيْشُ عَامَّتُهُ| جَاءَ الرِّجَالُ عَامَّتُهُمْ
كِلاَ Untuk mentaukidi isim Tasniyah mudzakkar جَاءَ الزَّيْدَانِ كِلاَهُمَا
كِلْتَا Untuk mentaukidi isim Tasniyah muannats جَاءَتْ اَلْهِنْدَانِ كِلْتَاهُمَا
[19/3 02:36] Aing: Beberapa kaidah 
yang berkaitan dengan taukid 
dan 
muakkad.


1. Pada taukid ma'nawi harus ada dhomir 
yang sesuai / 
kembali kepada muakkad (yang ditaukidi). 
Lihat contoh-contoh diatas !

2. Untuk lebih mentaukid lagi, terkadang suatu jumlah diberi 2 lafadz taukid sekaligus. 
Misalnya :
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ

3. Taukid harus mengikuti muakkad, dalam hal : I'robnya, 
ma'rifat / nakirohnya, serta dhomir 
yang ada pada lafadz taukid harus sesuai dengan 
isim yang ditaukidi.

4. Badal dan 
    Mubdal Badal 

ialah isim atau fi'il 
yang hukumnya diikutkan pada isim atau fi'il 
yang sebelumnya. 

agar pengertian isim 
yang sebelumnya itu menjadi lebih jelas. 

Badal diterjemah dengan HIYA / YAKNI. 

Isim yang terletak di depan disebut 
Mubdal minhu 
( yang dibadali ) dan 

isim yang di belakang 
di namakan Badal.

Badal i'robnya 
wajib mengikuti 
Mubdal minhu 
(yang dibadali), 
baik 
Rafa', 
Nasab, atau 
Jarnya.
[19/3 02:39] Aing: Badal ada 4 macam :

1. Badal Syai' 
    min Syai' (الشَّيْءُ مِنَ الشَّيْءِ) 
    atau disebut juga 
    badal Kul min Kul (الْكُلُّ مِنَ اْلكُلِّ) 
Yaitu apabila 
badal merupakan keseluruhan dari 
mubdal minhu 
(yang dibadali). 

Misalnya :

(جَاءَ) Wus teka, sapa (زَيْدٌ ) Zaid, (أخُوْكَ) hiya sedulur lanangira
جَاءَ زَيْدٌ أخُوْكَ

Zaid, yakni saudara laki-lakimu, telah datang

(اِهْدِنَا) Mituduhana sapa Panjenengan ing kita, (الصِّرَاطَ) ing dalan (المُستَقِيمَ) kang jejeg, (صِرَاطَ الَّذِينَ) hiya dalanipun tiyang-tiyang ingkang........
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ ......
Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang........
[19/3 02:44] Aing: Keterangan : 

Lafadz (أخُوْ) adalah isim 5, yang i'robnya rafa', 
karena 
menjadiü badal 
dari lafadz (زَيْدٌ), 
tanda rafa'nya wawu. 

Sedangkan 
lafadz (زَيْدٌ) adalah 
isim mufrod, 
i'rabnya rafa' 
karena menjdi fa'ilnya (جَاءَ), tanda rafa'nya dengan dhommah.

 Lafadz (صِرَاطَ) adalah 
isim mufrad mudzakkar, i'robnya nasab, 
karena 
menjadi badal 
dari lafadz (الصِّرَاطَ), 
tanda nasabnya dengan fatkhah. 

Sedangkan lafadz (الصِّرَاطَ) adalah 
isim mufrod mudzakkar, i'rabnya nasab 
karena 
menjdi maf'ul bih kedua 
dari (اِهْدِنَا), 
tanda nasabnya dengan fatkhah.
[19/3 02:46] Aing: 2. Badal Ba'd min Kul ( البَعْضُ مِنَ اْلكُلِّ ). 

Yaitu 
apabila badal merupakan bagian dari mubdal minhu. 

Di sini, 
badal wajib memiliki dhomir yang kembali 
kepada mubdal minhu walaupun adakalanya dhomir itu hanya 
muqoddar ( dikira-kirakan ) 

Misalnya :

(أَكَلْتُ ) Mangan sapa ingsun ( الرَّغِيْفَ ) ing roti ( ثُلُثَهُ ) hiya ing sepertelune roti أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ
Saya makan roti sepertiganya

( ضَرَبْتُ ) Mukul sapa ingsun ( زَيْدًا ) ing Zaid ( رَأْسَهُ ) hiya ing sirahe Zaid ضَرَبْتُ زَيْدًا رَأْسَهُ
Saya memukul Zaid kepalanya

(وَارْزُقْ) Lan ngrezqinana sapa sira (أَهْلَهُ) ing keluargane deweke (مِنَ الثَّمَرَاتِ ) saking buah-buahan (مَنْ) hiya ing wong (آمَنَ) kang iman sapa wong (مِنْهُمْ) saking deweke kabeh (بِاللهِ) kelawan Allah (وَاْليَوْمِ) lan kelawan dina (اْلآخِرِ) kang akhir. وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ

Dan berilah rizqi keluarganya dari buah-buahan, yakni orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, dari mereka
[19/3 02:51] Aing: 2. Badal Ba'd min Kul ( البَعْضُ مِنَ اْلكُلِّ ). 

Yaitu apabila badal merupakan bagian dari mubdal minhu. 

Di sini, 
badal wajib memiliki dhomir yang kembali kepada mubdal minhu 
walaupun adakalanya dhomir itu 
hanya muqoddar ( dikira-kirakan ) 

Misalnya :

(أَكَلْتُ ) Mangan sapa ingsun ( الرَّغِيْفَ ) ing roti ( ثُلُثَهُ ) hiya ing sepertelune roti أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ
Saya makan roti sepertiganya

( ضَرَبْتُ ) Mukul sapa ingsun ( زَيْدًا ) ing Zaid ( رَأْسَهُ ) hiya ing sirahe Zaid ضَرَبْتُ زَيْدًا رَأْسَهُ
Saya memukul Zaid kepalanya

(وَارْزُقْ) Lan ngrezqinana sapa sira (أَهْلَهُ) ing keluargane deweke (مِنَ الثَّمَرَاتِ ) saking buah-buahan (مَنْ) hiya ing wong (آمَنَ) kang iman sapa wong (مِنْهُمْ) saking deweke kabeh (بِاللهِ) kelawan Allah (وَاْليَوْمِ) lan kelawan dina (اْلآخِرِ) kang akhir. وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ

Dan berilah rizqi keluarganya dari buah-buahan, yakni orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, dari mereka
[19/3 02:53] Aing: 3. Badal Isytimal ( الاشتمال ) 

Yaitu 
apabila badal merupakan sesuatu yang terkandung dalam mubdal minhu. 

Di sini, 
badal wajib memiliki dhomir yang kembali kepada mubdal minhu. 

Misalnya :
(أَعْجَبَنِيْ) Gawe gumun ing ingsun, sapa (زَيْدٌ) Zaid (عِلْمُهُ) hiya ilmune Zaid أَعْجَبَنِيْ زَيْدٌ عِلْمُهُ
Zaid membuatku terkesima ilmunya

(سُلِبَ) dicopot sapa (زَيْدٌ) Zaid (ثَوْبُهُ) hiya klambine Zaid سُلِبَ زَيْدٌ ثَوْبُهُ

Zaid bajunya dilepas

(يَسْأَلُوْنَكَ) Takon sapa deweke kabeh ing sira (عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ) saking sasi harom (قِتَالٍ) hiya saking perang (فِيْهِ) ingdalem sasi harom يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan harom, 
yakni tentang perang 
di dalam bulan harom
[19/3 02:54] Aing: 4. Badal Gholat ( ) 

Yaitu apabila 
badal merupakan ralat dari mubdal minhu. 

Misalnya :

(وَأَكَلْتُ ) Lan mangan sapa ingsun (خُبْزًا ) ing roti ( تَمْرًا ) maksudku ing kurma وَأَكَلْتُ خُبْزًا تَمْرًا
Saya makan roti (maksud saya)makan kurma

(رَأَيْتُ ) Ningali sapa ingsun ( زيداً ) ing Zaid ( الفَرْسَ ) maksudku ing jaran رَأَيْتُ زيداً الفَرْسَ
Saya melihat Zaid (maksud saya) melihat kuda