Selasa, 05 April 2022

Kata kerja/kalimah fi’il terbagi menjadi Mujarrad dan Mazid. Fi’il Mujarrad

[4/4 04:12] Aing: Mujarrad dan Mazid
 

Selanjutnya pada subpage “Pembahasan kata kerja” kali ini,  
adalah tentang 
Mujarrad dan Mazid. 

Sebagian pembahasan ini, telah saya posting pada subpage belajar I’lal.

Kata kerja/kalimah fi’il terbagi menjadi 
Mujarrad dan Mazid. 

Fi’il Mujarrad 
adalah 
Fi’il yang semua huruf-hurufnya asli. 

Fi’il Mazid 
adalah 
fi’il yang ditambahi 
satu haruf atau lebih 
pada huruf-hurufnya yg asli.

Fi’il Mujarrad 
terdapat 2 bagian, 
Tsulatsi 
dan 
Ruba’i:

Fi’il Tsulatsi yang Mujarrad (kalimah bangsa 3 huruf asli tanpa tambahan) 
ada 6 Wazan. 
Silahkan buka disini

Fi’il Ruba’I yang Mujarrad (kalimah bangsa 4 huruf asli tanpa tambahan) 
ada 1 Wazan. 
Silahkan buka disini

Fi’il Mazid 
juga ada 2 bagian, 
Tsulatsi 
dan 
Ruba’i.

Fi’il Tsulatsi yang Mazid (kalimah bangsa 3 huruf asli berikut tambahan 1/ 2/ 3 Huruf):

tambahan 1 huruf, 
ada 3 wazan. 
Silahkan buka disini:

tambahan 2 huruf, 
ada 5 wazan. 
Silahkan buka disini:

tambahan 3 huruf, 
ada 4 wazan. 
Silahkan buka disini:

Fi’il Ruba’i yang Mazid (kalimah bangsa 4 huruf asli berikut tambahan 1 / 2 huruf):

tambahan 1 huruf, 
ada 1 wazan. 
Silahkan buka disini:

tambahan 2 huruf, 
ada 2 wazan. 
Silahkan buka disini:

Dengan demikian 
kalimah fi’il dalam bahasa arab, 
secara pertimbangan jumlah hurufnya terdapat 4 bentuk; 3 huruf, 
4 huruf, 
5 huruf dan 
6 huruf. 

dan kalau dipertimbangkan dari jumlah wazannya terdapat 22 bentuk wazan.
[4/4 04:28] Aing: PENTING UNTUK DIKETAHUI…!

Tidak musti semua 
kalimah fi’il mujarrad 
bisa diberlakukan untuk 
fi’il mazidnya, 

contoh: لَيسَ، “bukan” خَلا “selain” 
dan semisalnya dari semua fi’il Jamid. 

Begitupun sebaliknya 
tidak musti tiap kalimah fi’il bentuk mazid 
bisa berlaku untuk 
bentuk mujarradnya, 

contoh: اجْلَوَّذَ, “tergesa-gesa” اعْرَنْدَى “mengeras” dan semisalnya dari fi’il-fi’il 
yang berwazan افْعَوَّلَ 
atau افْعَنْلَى . 

Begitupun juga tidak musti bentuk fi’il mazid yang satu, bisa dipakai 
bentuk fi’il Mazid yang lain, 

akan tetapi semua pemakaian bentuk kalimah terlaksana secara sima’i atau bawaan bangsa Arab. Kecuali sebagai pelainan, yaitu 
untuk Fi’il-fi’il Tsulatsi Lazim yang akan kita Muta’addikan dengan cara memasang Hamzah pada awal kalimah, 

misalnya: خَرَجَ “keluar” dimuta’addikan 
menjadi أَخْرَجَ “mengeluarkan”.

Bilamana pada fi’il madhi itu berpola wazan فَعَل 
(‘ain fi’ilnya berharkah fathah), 
maka dapat dipastikan bahwa 
bentuk fi’il mudhari’nya berwazan antara يَفْعَلُ 
atau يَفْعُلُ 
atau يَفْعِلُ. 
(‘ain fi’ilnya berharkah fathah/dhammah/kasrah). 

Dan bilamana fi’il madhi itu berwazan فَعِل 
(‘ain fi’ilnya berharkah kasrah), 
maka dapat dipastikan bahwa 
bentuk fi’il mudhari’nya berwazan يَفْعَلُ atau jarang berwazan يَفْعِلُ 
(‘ain fi’ilnya berharkah fathah/kasrah) saja. 

Dan bilamana fi’il madhi itu berwazan فَعُل 
(‘ain fi’ilnya berharkah dhammah), 
maka dapat dipastikan bahwa 
bentuk fi’il mudhari’nya berwazan يَفْعُلُ 
(‘ain fi’ilnya berharkah dhammah) saja.

Wazan-wazan fi’il 
bangsa 3 huruf 
yang paling banyak ditemukan dalam penggunaanya menurut urutannya 
adalah sebagai berikut: 

pertama yang paling banyak ditemukan adalah 
kalimah fi’il berpola wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ , berikutnya wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ , kemudian wazan فَعَلَ – يَفْعَلُ , kemudian wazan فَعِلَ – يَفْعَلُ , kemudian wazan فَعُلَ – يَفْعُلُ , 

hingga yang paling jarang yaitu berpola wazan فَعِلَ
     – يَفْعِلُ.

Untuk mengamati 
wazan kalimah bagsa 
3 huruf, 
perlu diperhatikan adalah bentuk wazan fi’il madhi-nya berikut fi’il mudhari’nya secara bersamaan, dikarenakan berbeda-bedanya 
bentuk fi’il mudhari’ untuk satu pola wazan fi’il madhi. 

Dan ada juga yang cukup memperhatikan 
bentuk Fi’il Madhinya saja, yaitu 
untuk tiap-tiap kalimah yang berwazan fi’il madhi 
dengan 
satu bentuk fi’il mudhari tanpa berbeda-beda, 
seperti wazan فَعُلَ 
dengan 
satu bentuk fi’il mudhari’ يَفْعُلُ.

Ketentuan 
kalimah fi’il tsulatsi 
dalam mengikuti suatu wazan tertentu dari 6 wazan tsulatsi mujarrad di atas, bergantung pada ketentuan secara sima’i dari orang arab. 

Maka tidak bisa dikokohkan melalui pengetahuan secara kaidah-kaidah. 

Kecuali ada sedikit kemungkinan yang paling mendekati dengan melihat kaidah-kaidah berikut ini:

Untuk Fi’il Madhi 
yang ‘ain fi’ilnya berharkah fathah, 

apabila huruf awalnya 
(fa’ fi’ilnya) terdiri dari 
huruf hamzah atau wau, maka 
lazimnya banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ 

contoh: أسَر – يأسِر | أتَى – يأتِي | وعَد – يعِد 

dan tidak lazim seperti contoh: أخَد – يأخُذُ | أكَل – يأكُل | أمَر – يأمُر .

Apabila fi’il madhinya termasuk 
kalimah bina’ Mudha’af yang Muta’addi, 
maka yang banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ 

seperti contoh:
 مدَّ – يمُدُّ | صَدَّ – يصُدُّ dan apabila terdiri dari 
Bina’ Mudha’af Lazim 
maka yang banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ 
seperti contoh
:خّفَّ – يخِفّ | شدَّ – يشِدّ .

Apabila fi’il madhinya termasuk 
kalimah bina’ Ajwaf ya’iy atau 
bina’ Naqish ya’iy, 
maka yg banyak ikut wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ seperti
: باع – يبيع | رمَى – يرمِي

dan bilamana termasuk 
bina’ ajwaf wawi atau Naqish wawi, 

maka yg banyak ikut wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ 
seperti
: قَام – يقُوم | دعَا – يدعُو . dll.

Semua Fi-il-fi’il yang berpola wazan فَعُلَ – يَفْعُلُ 
semuanya adalah 
fi’il lazim. kata kerja 
seperti wazan ini adalah menunjukkan tabi’at/sifat/watak. 
seperti contoh
:  ظرُف – فضُل – حسُن – قبُح “cerdas” – “utama” – “bagus” – “jelek”. dll.

Semua Fi-il-fi’il yang berpola wazan فَعِلَ – يَفْعَلُ  
apabila ia Lazim, 
maka sering menunjukkan tentang kebahagiaan atau kesusahan. 
contoh:
 طَرِبَ “bingung” فَرِحَ “gembira” حَزِنَ “sedih”. atau sering menunjukkan tentang Berisi atau Kosong seperti شبِعَ “kenyang” عطِش “haus”. atau banyak menunjukkan tentang cacat atau sempurna. contoh عَمِشَ “trahum/mata kabur/min” غيِدَ “bengkok/miring” dll.

semua fi’il yang berwazan فَعَلَ – يَفْعَلُ 
dapat dipastikan 
‘Ain fi’il atau lam fi’il-nya terdiri dari huruf Halaq 
(ح – خ – ع – غ – هـ – أ). contoh:
 فتَح – نشَأ
 dll.
[4/4 05:00] Aing: Jamid dan Mutasharrif
Kata kerja/ kalimah fi’il (الفعل) 
terbagi menjadi:

Fi’il Jamid (الفعل الجامد)

Fi’il Mutasharrif (الفعل المتصرف).-
 

الفِعْلُ الْجَامِدُ
Fi’il Jamid (statis)
 

Fi’il Jamid 
Adalah 
Kalimah Fi’il yang hanya mempunyai satu bentuk Shighah. 

Baik hanya berbentuk 
Fi’il Madhi saja. 
atau hanya berbentuk 
Fi’il Amar saja. 

Atau ada hanya berbentuk Fi’il Mudhari’  saja 
tapi jarang.

 

Contoh 
Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk 
Fi’il Madhi 
saja:

FI’IL MADHI JAMID

TERJEMAH

CONTOH

عَسَى
Mengharap
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka

لَيْسَ
Meniadakan
وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya

بِئْسَ
Celaan, Kecaman
بِئْسَ الرَّجُلُ أبُو لَهَبَ
Seburuk-buruknya lelaki adalah Abu Lahab

نِعْمَ
Pujian, Sanjungan
نِعْمَ الرَّجُلُ أبُو بَكْرٍ
Sebaik-baiknya lelaki adalah Abu Bakar

تَبَارَكَ
Maha Suci
تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
[4/4 05:03] Aing: Contoh 
Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk 
Fi’il Amar saja:

FI’IL AMAR JAMID

TERJEMAH

CONTOH

تَعَلَّمْ
Percayalah!
تَعَلَّمْ أَنّ الرِّبَا بَلاَءٌ
Percayalah! Sesungguhnya Riba itu membawa petaka

هَبْ
Anggaplah!
فَقُلْتُ أَجِرْنِي أَبَا خَالِدٍ × وَإِلاَّ فَهَبْنِي امْرَأً هَالِكًا
Aku Cuma bisa berkata… pertahankanlah aku wahai Abu Khalid…atau jika tidak… maka anggaplah aku seorang yang telah binasa

تَعَالَ
Kemari!, Yuk!
هَيَّا زَيْد تَعَالَ
Hai Zaid…Kemarilah!

هَاتِ
Bawalah kemari!, Tunjukkanlah!
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar
[4/4 05:04] Aing: Contoh 
Fi’il Jamid 
yang hanya mempunyai bentuk Fi’il Mudhari’ saja:

FI’IL MUDHARI’ JAMID

TERJEMAH

CONTOH

يَهْبِطُ
Memekik, mengerang, berteriak karena takut.
[4/4 05:06] Aing: الفِعْلُ الْمُتَصَرِّفُ
Fi’il Mutasharrif (elastis)
 

Fi’il Mutasharrif 
adalah kalimah fi’il 
yang dapat berubah bentuknya sesuai 
tashrif ishtilahiy. 
Fi’il Mutasharrif terbagi 2:

 

1. Tam Tasharruf (تام التصرّف)

(sempurna dalam mutasharrif-nya)

Fi’il Tam Tasharruf 
adalah 
kalimah fi’il Mutasharrif yang tersedia dalam 
3 bentuk Fi’il Tiga Serangkai (Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar) 
seperti نصر dan دحرج.

FI’IL AMAR

FI’IL MUDHARI’

FI’IL MADHI

اُنْصُرْ!
يَنْصُرُ
نَصَرَ
دَحْرِجْ!
يُدَحْرِجُ
دَحْرَجَ
 

2. Naqis Tasharruf 
(ناقص التصرّف)

(cacat dalam mutasharrif-nya)

Fi’il Naqis Tasharruf 
adalah 
kalimah fi’il Mutasharrif yang tidak tersedia 
untuk semua 
bentuk Fi’il Tiga Serangkai. 

Baik hanya berbentuk Mudhari’ dan Madhi saja, atau 
Mudhari’ dan Amar saja, 

Seperti contoh pada table.

FI’IL AMAR

FI’IL MUDHARI’

FI’IL MADHI

×
يَكَادُ
كَادَ
×
يُوْشِكُ
أَوْشَكَ
دَعْ!
يَدَعُ
×
ذَرْ!
يَذَرُ
[4/4 05:09] Aing: تَصَرُّفُ الْمُضَارِعِ
Tashrif pada Fi’il Mudhari’
 

Tata cara men-tashrif/pengubahan fi’il mudhri’ yang dibuat dari asal 
Fi’il Madhi 
adalah pada awal kalimah fi’il madhi tsb ditambahi dengan Huruf Mudhara’ah
 (ا – ن – ي – ت).

 

Huruf Mudhara’ah-nya diharkati dhammah 
apabila ditambahi pada 
Fi’il Madhi yang berjumlah 
4 huruf. 

contoh table:

HURUF MUDHARA’AH DI-DHAMMAH-KAN

DARI FI’IL MADHI 4 HURUF

يُكْرِمُ
أَكْرَم
يُفَرِّحُ
فَرَّحَ
يُقَاتِلُ
قَاتَلَ
يُدَحْرِجُ
دَحْرَجَ
[4/4 05:10] Aing: Huruf Mudhara’ah-nya diharkati Fathah 
apabila ditambahi pada 
Fi’il Madhi 
yang selain berjumlah 
4 huruf. 

Lihat tabel berikut:

HURUF MUDHARA’AH DI-FATHAH-KAN

BUKAN FI’IL MADHI 4 HURUF

يَنْصُرُ
نَصَرَ
يَنْكَسِرُ
انْكَسَرَ
يَجْتَمِعُ
اجْتَمَعَ
يَحْمَرُّ
احْمَرَّ
يَتَكَلَّمُ
تَكَلَّمَ
يَتَبَاعَدُ
تَبَاعَدَ
يَسْتَخْرِجُ
اسْتَخْرَجَ
يَعْشَوْشَبُ
اعْشَوْشَبَ
يَجْلَوَّذُ
اجَلَوَّذّ
يَحْمَارُّ
احْمَارَّ
يَتَدَحْرَجُ
تَدَحْرَجَ
يَحْرَنْجَمُ
احْرَنْجَمَ
يَقْشَعِرُّ
اقْشَعَرَّ
[4/4 05:11] Aing: تَصَرُّفُ الأَمْرِ
Tashrif pada Fi’il Amar
 

Tata cara men-tashrif/pengubahan fi’il Amar 
yang dibuat dari asal 
fi’il Mudhari’ 
adalah sebagai berikut:

 

Huruf Mudhara’ahnya 
harus dibuang. 
contoh table:

BENTUK FI’IL MUDHARI’

BENTUK FI’IL AMAR

يُفَرِّحُ
فَرِّحْ!
يُقَاتِلُ
قَاتِلْ!
يُدَحْرِجُ
دَحْرِجْ!
يَتَكَلَّمُ
تَكَلَّمْ!
يَتَبَاعَدُ
تَبَاعَدْ!
يَتَدَحْرَجُ
تَدَحْرَجْ
[4/4 05:12] Aing: Dan bilamana 
setelah pembuangan Huruf Mudhara’ah 
pada awal kalimahnya berupa sukun, 

maka ditambahi Hamzah pada awal kalimah tsb. 

contoh table:

BENTUK FI’IL MUDHARI

BENTUK FI’IL AMAR

يَنْصُرُ
أُنْصُرْ!
يَنْكَسِرُ
انْكَسِرْ!
يَجْتَمِعُ
اجْتَمعْ!
يَحْمَرُّ
احْمَرِّ!
يَسْتَخْرِجُ
اسْتَخْرِجْ!
يَعْشَوْشَبُ
اعْشَوْشَبْ!
يَجْلَوَّذُ
اجَلَوَّذّ!
يَحْمَارُّ
احْمَارَّ!
يَحْرَنْجَمُ
احْرَنْجَمْ!
يَقْشَعِرُّ
اقْشَعِرَّ!