Rabu, 06 April 2022

MENGENAL NAFAS

[2/4 22:05] Aing: 

MENGENAL NAFAS


wengi ka dua ramadhan 1443 H,wengi ahad
 
Ilmu Nafas
[2/4 22:07] Aing: Adapun 
Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.

Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian,

.

Ilmu Nafas itu dinamakan :

.

1. Bila diluar = 
    Ilmu Gaibul Guyub.
2. Bila didalam = 
    Ilmu Sirrul Asrar.

.
Dari Nafas itulah 
munculnya 
ibadah Muhammad.

Dari Jasad itulah 
munculnya 
ibadah Adam.

.

Sebagaimana yang ada 
di dalam Rukun Islam 
bahwa 
ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang terus-menerus tanpa henti.
[2/4 22:07] Aing: Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu 
kepada yang banyak,
[2/4 22:09] Aing: Nafas itu 
yang keluar masuk dari mulut.

Nufus itu 
yang keluar masuk dari hidung.

Tanafas itu 
yang keluar masuk dari telinga.

Amfas itu 
yang keluar masuk dari 
mata
[2/4 22:09] Aing: Maka 
Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu 
hendaklah kita ketahui 
Ilmu Nafas, 
yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari 
ibadah Muhammad.
[2/4 22:10] Aing: Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek, 
akan sulit jadinya 
bila hanya dengan teori.
[2/4 22:13] Aing: Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri 
itu dinamakan Jibrill, 
maka ucapannya “ALLAH”.

Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan 
itu dinamakan Izraill, 
maka ucapannya “HU”.

Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR. 

Maka jadilah 2 Nur  = “ALLAH”  +  “HU” , 

2 Nur ini bertemu 
di atas bibir, 
tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah 
ke derajatnya yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka 
ke arah itulah yang dicapai.
setelah itu 
Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,

Nafas yang  turun 
dari ubun-ubun 
sampai kepada 
Jantung Nurani 
itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.

Nafas yang dari jantung 
naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill, 
maka ucapannya “HU”.
[2/4 22:16] Aing: Maka amalan 
inilah yang dinamakan :

“Syuhudul Wahdah 
Fil Kasrah, 
Syuhudul Kasrah 
Fil Wahdah” = 
Amalan Sholeh = 
Pintu Makrifat"
[2/4 22:20] Aing: Kedua perkara diatas itu hendaklah diamalkan 
walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya 
hanya kita yang dengar semata-mata 
“Khafi” 
(lafadz di dalam hati).

Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah 
Nur yang memancar 
dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad) 
ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).

Adapun 
zikir NAFAS 
itu adalah 
ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR,

zikirnya ketika masuk 
adalah HU 
dinamakan UMAR, 
letaknya NAFAS 
adalah di mulut.

Adapun 
zikir ANFAS 
itu adalah 
ketika keluar adalah ALLAH dan 
ketika masuk adalah HU, 

letaknya ANFAS 
pada hidung, 
dinamakan 
MIKAIL dan JIBRIL.

Adapun 
zikir TANAFAS 
itu adalah 
tetap diam dengan 
“ALLAH HU” 
letaknya di tengah-tengah antara dua telinga, dinamakan 
HAKEKAT ISRAFIL.

Adapun 
zikir NUFUS 
adalah ketika naik HU 
dan ketika turun 
adalah “ALLAH” 
letaknya di dalam jantung, 

Diri Nufus 
ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI.

Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia”
[2/4 22:23] Aing: Awalnya Nafas 
itu atas dua langkah, 
satu Naik 
dan 
kedua Turun.

.

Ketika naiknya 
itu sampai kepada 
7 tingkat langit 
maka berkata :

“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”.

.

Ketika turun kepada 
7 lapis bumi 
maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH.

Ketika masuk pujinya HUWA.

Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas, 
pujinya AH.. AH.

Ketika tidur  “mati” 
namanya Nufus 
“Haqqul Da’im”
[2/4 22:25] Aing: Ingatlah olehmu 
dalam memelihara Nafas-mu itu, 

dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, 
di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat 
hingga memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya.

.

Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup 
di dalam Dua Negeri 
yakni Dunia dan Akhirat, 

semoga dianugrahkan Allah bagimu 
pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.

.

Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala bagimu 
sampai kepada martabat segala Nabi 
dan diharamkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan 
api neraka dan 
badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam kubur.
[2/4 22:32] Aing: Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku..,

janganlah engkau 
menjadi orang yang lupa 
dan lalai,

Semoga dibahagiakan 
Allah Ta’ala atas mu 
dengan 
“berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu.

.

Bahwa :

.

Nafas kita 
keluar masuk 
sehari semalam 
yaitu pada 

siang 12.000X dan pada malam 12.000X 

karena inilah jumlah 
jam sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam, 

demikianlah seperti huruf  “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12huruf 
berjumlah 24huruf semuanya.

.

Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang 
7 kalimah itu, 
niscaya ditutupkan 
Allah Ta’ala 
Pintu Neraka yang 7.

Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini 
dengan sempurna, 
niscaya diampuni 
Allah Ta’ala yang 24jam. 

Inilah persembahan kita kepada Tuhan kita, 
yang tiada putus-putusnya, yang dinamai 
Sholahud Da’im = 
Puasa menaklukan 
nafsu dzahir dan batin.

.

Sabda Nabi saw : 
“Ana Min Nuurillah 
Wal ‘Aalami Nuurii”

Artinya : 
“Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dariCahayaku”

.

Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya 
“Muhammad itu 
bapak sekalian nyawa”  
dan 
dikatakan“Adam Abu Basyar” artinya 
“Adam bapak sekalian tubuh”.

.

Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa, 
karena 
Nyawa badan kita 
dapat bergerak

.

Awal Muhammad Nurani

Akhir Muhammad Rohani.

Dzahir Muhammad Insani

Batin Muhammad Robbani.

.

Awal Muhammad 
Nyawa kepada kita

Akhir Muhammad 
Rupa kepada kita,

.

Yang bernama Allah Sifatnya, 

sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud”

Yang sebenar-benar Insan adalah 
manusia yang dapat  berkata-kata adanya.

.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka 
sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami 
alam hakekat 
Sholahud Da’im.

.

Perhatikan kembali 
yang lalu, 
telah banyak diterangkan dengan jelas 
tentang sholat, 

dimana pengertian sholat tersebut adalah 

berdiri menyaksikan diri sendiri 
yaitu 
penyaksian kita terhadap 
diri dzahir dan 
diri batin kita 
yang menjadi 
rahasia Allah Taala.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau 
maqam sholat da’im..

.

Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya, 

yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir).

.

YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT  (Al-Makrij:23).

.
[2/4 22:37] Aing: Di dalam sholat 
tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh 
angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.

Sholat 
adalah merupakan latihan diperingkat awal 
untuk melatih diri kita supaya menyaksikan 
diri batin kita 
yang menjadi rahasia 
Allah Taala

… tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, 

maka haruslah pula 
melatih diri kita 
supaya dapat menyaksikan diri batin kita 
pada setiap saat 
dalam waktu 24 jam, 
sebab itulah kita mengucapkan syahadah:

.

“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”

.

Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu 
pada setiap saat 
di dalam 24 jam 
sehari semalam.

Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, 
maka kita haruslah mengamalkan 
Sholatul Da’im 
dalam kehidupan kita sehari-hari 

sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan 
Wali-wali Allah 
yang Agung.
.
[2/4 22:38] Aing: Syarat mendapatkan 
Maqam Sholahudda’im :

.

1- 
Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan 
hakekat ZIKIR NAFAS

2- 
Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.

lihat disini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2011/11/15/pergerakan-nur-kalbu/

3- 
Telah mengalami proses pemecahan wajah 
KHAWAS FI AL KHAWAS.

Lihat di sini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2012/06/21/proses-pemecahan-wajah-khawasul-qhawas/

4- 
Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya 
SYUHUD AL-HAQ.

Lihat di sinihttps://hukumalam.wordpress.com/2012/08/27/sholat-hakiki-ku/
[2/4 22:45] Aing: Untuk mengamalkan 
dan mendapatkan maqam sholat da’im 

maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya 
tentang hakekat perlakuan zikir nafas 
yaitu tentang gerak-geriknya.. 
zikirnya.. 
lafadz zikirnya…
letaknya.. 
dan sebagainya, 

hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,
oleh karena itu 
amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU 
yaitu pancaran Nur 
di dalam jantung kita 
yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan 
zikir nafas sajalah 
gumpalan darah hitam 
yang menjadi istana iblis 
di dalam jantung kita 
akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan 
kemudian terpancar pula makrifah 
yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala 
dan 
dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ”  
Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini 
hendaklah dikerjakan secara bertahap, 

tahap awal yaitu 
melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. 

selama proses 
penyaksian diri berlangsung maka 
orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin 
“KHAWAS FI KHAWAS” 
dari jasad 
dan dengan itu 
maka seseorang 
akan dapat melihat 
wajah kesatu 
wajah kedua 
seterusnya sampailah kepada 
wajah kesembilan 

yaitu 
martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… 

dengan mendapat 
pecahan wajah 
maka 
akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar 
pada setiap saat 
dimasa hidupnya 
pada waktu “acara” ibadah ataupun 
keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan 
martabat “BAQA BILLAH” yaitu 
suatu keadaan yang kekal pada setiap 
pendengaran, 
penglihatan, 
perasaan 
dan sebagainya, 

dan pada tahap ini 
ia adalah seperti 
orang awam biasa-biasa saja, 
tidak nampak dan sulit 
untuk mengetahui 
derajat dirinya disisi 
Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai 
maqam Sholahud Da’im maka 
dapatlah ia kembali 
kehadrat Allah Ta’ala 
dengan 
diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan 
diantara satu sama lain, 
ia dapat memilih 
hendak mati atau 
hendak gaib.