[2/4 22:05] Aing:
MENGENAL NAFAS
wengi ka dua ramadhan 1443 H,wengi ahad
Ilmu Nafas
[2/4 22:07] Aing: Adapun
Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.
Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian,
.
Ilmu Nafas itu dinamakan :
.
1. Bila diluar =
Ilmu Gaibul Guyub.
2. Bila didalam =
Ilmu Sirrul Asrar.
.
Dari Nafas itulah
munculnya
ibadah Muhammad.
Dari Jasad itulah
munculnya
ibadah Adam.
.
Sebagaimana yang ada
di dalam Rukun Islam
bahwa
ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang terus-menerus tanpa henti.
[2/4 22:07] Aing: Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu
kepada yang banyak,
[2/4 22:09] Aing: Nafas itu
yang keluar masuk dari mulut.
Nufus itu
yang keluar masuk dari hidung.
Tanafas itu
yang keluar masuk dari telinga.
Amfas itu
yang keluar masuk dari
mata
[2/4 22:09] Aing: Maka
Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu
hendaklah kita ketahui
Ilmu Nafas,
yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari
ibadah Muhammad.
[2/4 22:10] Aing: Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek,
akan sulit jadinya
bila hanya dengan teori.
[2/4 22:13] Aing: Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri
itu dinamakan Jibrill,
maka ucapannya “ALLAH”.
Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan
itu dinamakan Izraill,
maka ucapannya “HU”.
Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR.
Maka jadilah 2 Nur = “ALLAH” + “HU” ,
2 Nur ini bertemu
di atas bibir,
tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah
ke derajatnya yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka
ke arah itulah yang dicapai.
setelah itu
Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,
Nafas yang turun
dari ubun-ubun
sampai kepada
Jantung Nurani
itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.
Nafas yang dari jantung
naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill,
maka ucapannya “HU”.
[2/4 22:16] Aing: Maka amalan
inilah yang dinamakan :
“Syuhudul Wahdah
Fil Kasrah,
Syuhudul Kasrah
Fil Wahdah” =
Amalan Sholeh =
Pintu Makrifat"
[2/4 22:20] Aing: Kedua perkara diatas itu hendaklah diamalkan
walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya
hanya kita yang dengar semata-mata
“Khafi”
(lafadz di dalam hati).
Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu) itu adalah
Nur yang memancar
dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad)
ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).
Adapun
zikir NAFAS
itu adalah
ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR,
zikirnya ketika masuk
adalah HU
dinamakan UMAR,
letaknya NAFAS
adalah di mulut.
Adapun
zikir ANFAS
itu adalah
ketika keluar adalah ALLAH dan
ketika masuk adalah HU,
letaknya ANFAS
pada hidung,
dinamakan
MIKAIL dan JIBRIL.
Adapun
zikir TANAFAS
itu adalah
tetap diam dengan
“ALLAH HU”
letaknya di tengah-tengah antara dua telinga, dinamakan
HAKEKAT ISRAFIL.
Adapun
zikir NUFUS
adalah ketika naik HU
dan ketika turun
adalah “ALLAH”
letaknya di dalam jantung,
Diri Nufus
ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI.
Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia”
[2/4 22:23] Aing: Awalnya Nafas
itu atas dua langkah,
satu Naik
dan
kedua Turun.
.
Ketika naiknya
itu sampai kepada
7 tingkat langit
maka berkata :
“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”.
.
Ketika turun kepada
7 lapis bumi
maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH.
Ketika masuk pujinya HUWA.
Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas,
pujinya AH.. AH.
Ketika tidur “mati”
namanya Nufus
“Haqqul Da’im”
[2/4 22:25] Aing: Ingatlah olehmu
dalam memelihara Nafas-mu itu,
dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa,
di dalam berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat
hingga memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas segalanya.
.
Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau hidup
di dalam Dua Negeri
yakni Dunia dan Akhirat,
semoga dianugrahkan Allah bagimu
pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.
.
Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala bagimu
sampai kepada martabat segala Nabi
dan diharamkan Allah Ta’ala tubuhmu dimakan
api neraka dan
badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam kubur.
[2/4 22:32] Aing: Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku..,
janganlah engkau
menjadi orang yang lupa
dan lalai,
Semoga dibahagiakan
Allah Ta’ala atas mu
dengan
“berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu.
.
Bahwa :
.
Nafas kita
keluar masuk
sehari semalam
yaitu pada
siang 12.000X dan pada malam 12.000X
karena inilah jumlah
jam sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam,
demikianlah seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”, masing-masing mempunyai 12huruf
berjumlah 24huruf semuanya.
.
Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang
7 kalimah itu,
niscaya ditutupkan
Allah Ta’ala
Pintu Neraka yang 7.
Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini
dengan sempurna,
niscaya diampuni
Allah Ta’ala yang 24jam.
Inilah persembahan kita kepada Tuhan kita,
yang tiada putus-putusnya, yang dinamai
Sholahud Da’im =
Puasa menaklukan
nafsu dzahir dan batin.
.
Sabda Nabi saw :
“Ana Min Nuurillah
Wal ‘Aalami Nuurii”
Artinya :
“Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dariCahayaku”
.
Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya
“Muhammad itu
bapak sekalian nyawa”
dan
dikatakan“Adam Abu Basyar” artinya
“Adam bapak sekalian tubuh”.
.
Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa,
karena
Nyawa badan kita
dapat bergerak
.
Awal Muhammad Nurani
Akhir Muhammad Rohani.
Dzahir Muhammad Insani
Batin Muhammad Robbani.
.
Awal Muhammad
Nyawa kepada kita
Akhir Muhammad
Rupa kepada kita,
.
Yang bernama Allah Sifatnya,
sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud”
Yang sebenar-benar Insan adalah
manusia yang dapat berkata-kata adanya.
.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka
sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami
alam hakekat
Sholahud Da’im.
.
Perhatikan kembali
yang lalu,
telah banyak diterangkan dengan jelas
tentang sholat,
dimana pengertian sholat tersebut adalah
berdiri menyaksikan diri sendiri
yaitu
penyaksian kita terhadap
diri dzahir dan
diri batin kita
yang menjadi
rahasia Allah Taala.
Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau
maqam sholat da’im..
.
Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya,
yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir).
.
YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT (Al-Makrij:23).
.
[2/4 22:37] Aing: Di dalam sholat
tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh
angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.
Sholat
adalah merupakan latihan diperingkat awal
untuk melatih diri kita supaya menyaksikan
diri batin kita
yang menjadi rahasia
Allah Taala
… tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat,
maka haruslah pula
melatih diri kita
supaya dapat menyaksikan diri batin kita
pada setiap saat
dalam waktu 24 jam,
sebab itulah kita mengucapkan syahadah:
.
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
.
Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu
pada setiap saat
di dalam 24 jam
sehari semalam.
Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut,
maka kita haruslah mengamalkan
Sholatul Da’im
dalam kehidupan kita sehari-hari
sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan
Wali-wali Allah
yang Agung.
.
[2/4 22:38] Aing: Syarat mendapatkan
Maqam Sholahudda’im :
.
1-
Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan
hakekat ZIKIR NAFAS
2-
Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.
lihat disini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2011/11/15/pergerakan-nur-kalbu/
3-
Telah mengalami proses pemecahan wajah
KHAWAS FI AL KHAWAS.
Lihat di sini : http://ilmuhakekat.wordpress.com/2012/06/21/proses-pemecahan-wajah-khawasul-qhawas/
4-
Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya
SYUHUD AL-HAQ.
Lihat di sinihttps://hukumalam.wordpress.com/2012/08/27/sholat-hakiki-ku/
[2/4 22:45] Aing: Untuk mengamalkan
dan mendapatkan maqam sholat da’im
maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya
tentang hakekat perlakuan zikir nafas
yaitu tentang gerak-geriknya..
zikirnya..
lafadz zikirnya…
letaknya..
dan sebagainya,
hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,
oleh karena itu
amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU
yaitu pancaran Nur
di dalam jantung kita
yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan
zikir nafas sajalah
gumpalan darah hitam
yang menjadi istana iblis
di dalam jantung kita
akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan
kemudian terpancar pula makrifah
yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala
dan
dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ”
Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini
hendaklah dikerjakan secara bertahap,
tahap awal yaitu
melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu..
selama proses
penyaksian diri berlangsung maka
orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin
“KHAWAS FI KHAWAS”
dari jasad
dan dengan itu
maka seseorang
akan dapat melihat
wajah kesatu
wajah kedua
seterusnya sampailah kepada
wajah kesembilan
yaitu
martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib…
dengan mendapat
pecahan wajah
maka
akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar
pada setiap saat
dimasa hidupnya
pada waktu “acara” ibadah ataupun
keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan
martabat “BAQA BILLAH” yaitu
suatu keadaan yang kekal pada setiap
pendengaran,
penglihatan,
perasaan
dan sebagainya,
dan pada tahap ini
ia adalah seperti
orang awam biasa-biasa saja,
tidak nampak dan sulit
untuk mengetahui
derajat dirinya disisi
Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai
maqam Sholahud Da’im maka
dapatlah ia kembali
kehadrat Allah Ta’ala
dengan
diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan
diantara satu sama lain,
ia dapat memilih
hendak mati atau
hendak gaib.