Selasa, 05 April 2022

Pengertian Nahwu Shorof

[4/4 01:17] Aing: Pengertian Nahwu Shorof

NAHWU adalah kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui 
bentuk kata 
dan keadaan-keadaannya ketika masih 
satu kata (Mufrod) 
atau ketika sudah tersusun (Murokkab). 

Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. 

Karena Ilmu Shorof 
bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.

Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , 

semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, 
Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, 
berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. 

Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) 
semisal 
rofa’nya kalimah isim 
ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il 

jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
[4/4 01:18] Aing: Satu kata dalam 
Bahasa Arab disebut Kalimah (الكَلِمَة) 
yaitu satu lafadz 
yang menunjukkan satu arti.

Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب). 

Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau 
dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” 

Faidah baiknya diam” 
maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (الكَلاَم) atau disebut Jumlah (الجُمْلَة).
[4/4 01:21] Aing: Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi 3 macam:

1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = 
    Kata kerja

2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = 
    Kata Benda

3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = 
    Kata Tugas.

Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: قد, س, سوف, Amil Nashob ان 
dan saudara-saudaranya, Amil Jazm, 
Ta’ Fa’il, 
Ta’ Ta’nits Sakinah, 
Nun Taukid, 
Ya’ Mukhotobah.

Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: 
Huruf Jar, 
AL, 
Tanwin, 
Nida’, 
Mudhof, 
Musnad.

Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada 
Kalimah Fiil dan 
Kalimah Isim.

Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari 3 huruf, 

1. Fa’ fi’il, 
2. ‘Ain Fi’il, 
3. Lam Fi’il (َفَعَل). 

Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. 
Lam fi’il kedua (َفَعْلَل). 

Apabila ada tambahan huruf bukan asal. 
maka ditambah pula pada wazannya dengan 
huruf tambahan yang sama, semisal  ٌمُسْلِم 
ada tambahan huruf Mim didepannya, 
maka ikut wazan مُفْعِلٌ.