[4/4 01:23] Aing: Fi’il Madhi,
Fi’il Mudhari’,
Fi’il Amar
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi 3:
1. Fi’il Madhi –
Kata kerja
Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi
sebelum masa berbicara. Seperti :
قَرَأَ
“Telah membaca”.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah.
Seperti :
قَرَأْتُ
QORO’TU = “Aku telah
membaca” dan
قَرَاَتْ
QORO’AT =
“Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
[4/4 01:26] Aing: 2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja
bentuk sedang
atau akan:
Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya
Lam Taukid
dan
Ma Nafi.
Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf
amat menyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya :
س, سوف, لن, أن, ان.
SYIN,
SAUFA,
LAN,
AN dan
IN
Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ
[4/4 01:30] Aing: لَن تَرَانِي
berkatalah Musa:
“Ya Tuhanku, kepada Engkau.”
Tuhan berfirman:
“Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah:
bisa dimasuki لَمْ seperti contoh:
لَمْ يَقْرَأْ
artinya: tidak membaca.
Ciri-ciri Kalimah
Fi’il Mudhari’ adalah
dimulai dengan
huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku.
contoh
أضرب
ADHRIBU =
aku akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk
Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/
orang pertama jamak/Kami. contoh
نــضرب
NADHRIBU =
kami akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk
Ghaib Mudzakkar/
orang ketiga male,
tunggal,
dual atau
jamak/dia atau mereka. contoh
يــضرب
YADHRIBU =
dia (pr) akan memukul
يــضربان
YADHRIBAANI =
dia berdua (lk-pr) akan memukul
يــضربون
YADHRIBUUNA =
mereka (lk) akan memukul
يــضربن
YADHRIBNA =
mereka (pr) akan memukul
[4/4 03:52] Aing: Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh
تــضرب
TADHRIBU =
kamu (lk)/dia (pr) akan memukul
تــضربا
TADHRIBAA =
kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
تــضربون
TADHRIBUUNA =
kamu sekalian (lk) akan memukul
تــضربين
TADHRIBIINA =
kamu (pr) akan memukul
تــضربن
TADHRIBNA =
kamu sekalian (pr) akan memukul
[4/4 03:55] Aing: 3. Fi’il Amar –
Kata kerja
bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara.
contoh:
اقْرأْ
IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah.
contoh
اقْرَأَنَّ
IQRO’ANNA =
sungguh bacalah.