[30/3 13:50] Aing: Pembagian Isim
Isim terbagi beberapa macam.
Yaitu
berdasarkan jenisnya,
berdasarkan jumlah benda,
berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim Berdasarkan Jenisnya
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu
isim mudzakkar (laki-laki) dan
isim muannats (perempuan),
masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan
ada yang hanya lafadznya saja,
sedangkan
faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda).
Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan
dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus,
sedangkan yang lafdzi
untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.
Diakhiri dengan
ta’ marbuthoh (ة)
Ciri Muannats Lafdzi:
Contoh : النَّافِذَةُ ، المَدْرَسَةُ
Cakupan Muannats Lafdzi meliputi:
Alat tubuh yang berpasangan
Contoh: عَيْنٌ ، يَدٌّ ، أُذُنٌ ، رِجْلٌ
Benda yang tidak dapat dihitung
Contoh: سَحَابٌ ، رِيْحٌ ، النَّارُ
Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)
Contoh: النَّفْسُ ، السَّمَاءُ ، سُوْقٌ ، طَرِيْقٌ ، دَارٌ ، قَمَرٌ ، سَمْشٌ ، اَرْضٌ
Seluruh benda
yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak)
Kaidahnya: كُلُّ جَمْعٍ مُؤَنَّثٌ (setiap jamak
adalah muannats)
Contoh: اَبْوَابٌ (pintu-pintu) نَوَافِذُ (jendela-jendela)
Apabila tidak terdapat
ciri muannats dan
tidak tercakup dalam
isim muannats
seperti di atas,
maka isim tersebut adalah Mudzakkar.
Isim Berdasarkan Jumlah Benda
Berdasarkan jumlah bendanya
isim dibagi menjadi 3, yaitu isim mufrod,
isim mutsanna dan
isim jamak.
Isim mufrod
adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan
(satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah,
fathah,
kasroh.
Isim mutsanna
adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan.
Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …َانِatau …َيْنِ untuk mudzakkar
dan تَانِ atau تَيْنِ
untuk muannats.
Isim jamak
adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan.
Isim jamak ini dibagi 3 bagian, yaitu
jamak mudzakkar salim
(جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّلِمِ),
jamak muannats salim
(جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّلِمِ)
dan jamak taksir
(جَمْعُ التَّكْسِيْرِ).
Isim jamak mudzakkar salim berasal dari
isim mudzakkar mufrod
dan rangkaian hurufnya tidak ada yang diubah
hanya ditambah (ـُوْنَ)
atau (ـِيْنَ) di akhirnya.
Contoh :
مُسْلِمُوْنَ atau مُسْلِمِيْنَ
berasal dari مُسْلِمٌ
Isim jamak muannats salim berasal dari
isim muannats mufrod
dan rangkaian hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh
di akhir kata
yang menjadi ciri
isim muannats
dipisahkan dulu dengan menambah alif mati
menjadi ـَاتٌ atau ـَاتٍ.
Isim jamak taksir
dapat berasal dari
isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi.
Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas,
sehingga harus dihafal.
Contoh:
اَبْوَابٌ berasal dari بَابٌ , نَوَافِذُ berasal dari نَافِذَةٌ
[30/3 17:42] Aing: Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau
Tidak Terdefinisi (Umum)
Berdasarkan
umum dan khususnya
isim dibagi menjadi 2, yaitu isim nakiroh (umum) dan isim ma’rifat (khusus).
Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin
( ـًـ ، ــٍ ، ــٌ )
Contoh : هُدٌى ، كِتَابٌ
Isim ma’rifat
mencakup 7 jenis, yaitu :
Isim yang diawali
dengan Al (ال)
Contoh : الهُدَى ، الكِتَابُ
Isim dhomir (kata ganti)
Isim isyaroh (kata tunjuk)
Isim maushul
(kata sambung)
Isim alam (nama)
Isim munada
(yang dipanggil)
Isim idhofat
(yang disandarkan)
Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.
a. Isim Dhomir
Kata ganti
ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat
karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan,
isim dhomir dibagi 2,
yaitu
isim dhomir bariz
(tampak dalam tulisan)
dan
isim dhomir mustatir
(tidak tampak dalam tulisan).
Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan
isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz
dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu
isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لَكُمْ = كُمْ + لَ dan
isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri)
seperti : اَنْتَ ، هُوَ
b. Isim isyaroh ( اِسْمُ الاِشَارَةِ )
Kata tunjuk digolongkan
ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya.
Perbedaan kata tunjuk ini antara
isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id)
yaitu ha tanbih ( هَـ ) di awal untuk qorib
dan
adanya dhomir mukhotob
di akhir
untuk isim ba’id
( كُمَا ، كَ atau كُمْ )
Selain isim isyaroh
ada yang dikaitkan dengan letak,
jenis dan
jumlahnya,
ada juga isim isyaroh
yang dikaitkan dengan letaknya saja.
Seperti : هُنَا ، هُنَاكَ ، هُنَالِكَ
c. Isim Maushul
( اِسْمُ الْمَوْصُوْلِ )
Isim maushul ini digolongkan ke dalam
isim ma’rifat
karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.
Selain isim maushul
yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya,
ada pula isim maushul
yang sifatnya umum
(tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya)
yang digunakan untuk
yang berakal atau
yang tidak.
Yaitu مَا (apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim
yang tidak berakal
(اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِغَيْرِ اِلْعَاقِلِ )
dan مَنْ
(siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِِلْعَاقِلِ ).
d. Isim Alam ( اِسْمُ الْعَلَمِ )
Isim alam
adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu
tanpa membutuhkan penjelasan.
Isim ini ma’rifat
karena setiap nama menunjukkan isim tertentu.
Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata
yang digunakan untuk
nama manusia.
yang dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu :
- Isim khos (nama asli)
Contoh : عَائِشَةُ ، عُمَرُ
- Kunyah ( كُنْيَةٌ ) : julukan
Adalah nama yang diawali dengan kata : اِبْنٌ ، اُمٌّ ، اَبٌdan بِنْتٌ
Contoh : اُمُّ الْمؤمنين ، اِبْنُ الْخَطَّابِ ، اَبُوْ حَفْصٍ dan lain-lain.
- Laqob ( لَقَبٌ ) : gelar
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.
Contoh : الصِّدِّيْقُ ، الرَّشِيْدُ ، الفَارُوْقُ dan lain-lain
[30/3 18:45] Aing: e. Isim Munada ( اِسْمُ الْمُنَادَى )
Adalah isim yang berada setelah huruf nida.
Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek
yang diseru.
pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru.
Huruf nida terdiri dari
huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan
untuk
dekat dan jauh.
Isim munada dibagi 5, yaitu : mufrod alam,
nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof,
nakiroh ghoiru maqsudah dan
khusus lafdzul jalalah.
Pada bagian ini hanya dibahas 3 jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an
atau bacaan sehari-hari, yaitu
isim munada mufrod
(satu kata),
munada mudhofan dan
isim munada khusus lafdzul jalalah.
1. Isim munada mufrod
Yaitu isim munada
yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh,
akan tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida.
Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).
Contoh : يَا مُسْلِمُ
2. Isim munada mudhofan
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan).
Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Contoh : يَا رَسُوْلَ اللهِ
Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : يَا رَبَّنَا menjadi رَبَّنَا
3. Isim munada khusus
lafdzul jalalah (اَللهُ)
Sebenarnya termasuk
isim munada mufrod,
akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu: bentuknya ma’rifat يَا اَللهُ dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim
yang bertasydid ditarik
di akhirnya yaitu : اَللّهُمَّ
Catatan:
Apabila
isim munada mufrod
dalam bentuk ma’rifat
baik dengan ” لا ” ataupun isim maushul,
maka setelah يا
tidak dapat langsung tersambung dengan
isim tersebut,
tetapi harus diselingi dengan lafadz اَيُّهَا
(untuk isim mudzakkar)
dan
اَيَّتُهَا (untuk isim muannats)
Contoh :
يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
f. Isim Idhofat
(kata yang disandarkan) ( اِسْمُ اْلإِضَافَةِ )
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara
dua isim
(tidak fiil dan
tidak juga huruf)
Isim yang pertama
yang disandarkan disebut mudhof ( مُضَافٌ )
sedangkan
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (مُضَافٌ إِلَيْهِ ), yang merupakan
isim ma’rifat adalah
isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi
dapat ma’rifat
dapat pula nakiroh tergantung bentuknya.
Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu
tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).
Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
Tidak boleh ada ” لا “
Tidak boleh tanwin
[30/3 18:50] Aing: Apabila isim mutsanna
dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.
Contoh: رَسُوْلُ اللهِ = اللهُ + رَسُوْلٌ
وَالِدَيْهِ = ـهِ + وَالِدَيْنِ
بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ = اِسْرَائِيْلَ + بَنِيْنَ
Berdasarkan
Huruf Akhir dan
Sakal (tanda) Akhirnya
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi
4 jenis, yaitu
isim shohih akhir,
isim mu’tal akhir,
asmaul khomsah dan
isim ghoiru munshorif.
Isim shohih akhir ini
sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya,
terdiri dari
isim mufrod,
mutsanna,
jamak taksir,
jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
Isim mu’tal akhir
artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati atau ya’ mati ( ىْ atau يْ ).
Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur
( الاِسْمُ المَقْصُوْرُ )
seperti : مُوْسَى ، هُدَى ,
dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus
( الاِسْمُ المَنْقُوْصُ ) seperti : الهَادِيْ ، القَاضِيْ
Asmaul khomsah
(isim yang lima)
adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
اَبٌ ، اَخٌ ، حَمٌ ، فُ ، ذُ .
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu
jika rofa’ seperti : اَبُوْكَ ، اَخُوْكَ
، حَمُوْكَ ، فُوْكَ ، ذُوْ مَالٍ
Diakhiri dengan alif
jika nashob, seperti :
اَبَاكَ
، اَخَاكَ ، حَمَاكَ ، فَاكَ ، ذَا مَالٍ
Diakhiri dengan ya’
jika majrur,
seperti :
اَبِيْكَ ، اَخِيْكَ ، حَمِيْكَ ، فِيْكَ ، ذِيْمَالٍ
Isim ghoiru munshorif
(isim yang tidak menerima tanwin).
Ada beberapa isim yang tidak ber ” لا ”
dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat menerima tanwin.
Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif.
Yang termasuk
isim ghoiru munshorif adalah :
Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain,
seperti : فَاطِمَةُ ، عُثْمَانُ ، عُمَرُ dll.
Shighot muntahal jumuk ( صغة منتهى الجموع ),
bentuk jamak yang sama dengan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ, seperti : مَسَاجِدُ
Mengandung alif ta’nits mamdudah
( الف التأنيث الممدودة ) seperti : صَحْرَاءُ ، سَوْدَائُ ، حَمْرَاءُ
[30/3 18:53] Aing: Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda;
baik benda mati maupun benda hidup,
tanpa berkaitan dengan masalah waktu.
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin
(fathahtain, kasrohtain dan dhommahtain),
terdapat لا pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau
tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
Isim berdasarkan jenisnya terbagi 2, yaitu
Muannats dan Mudzakar.
Isim berdasarkan
jumlah benda terbagi 3, yaitu Isim Mufrod,
Isim Mutsanna dan
Isim Jamak.
Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau
tidak terdefinisi (umum) terbagi 2, yaitu
Isim Nakiroh dan
Isim Ma’rifat.
Isim berdasarkan
huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi 4, yaitu
isim shohih akhir,
isim mu’tal akhir,
asmaul khomsah dan
isim ghoiru munshorif.