Selasa, 05 April 2022

Pembagian Isim

[30/3 13:50] Aing: Pembagian Isim
 
Isim terbagi beberapa macam. 

Yaitu 
berdasarkan jenisnya, 

berdasarkan jumlah benda, 

berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan 

berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu 
isim mudzakkar (laki-laki) dan 
isim muannats (perempuan), 

masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan 

ada yang hanya lafadznya saja, 
sedangkan 
faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda). 

Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan 
dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, 

sedangkan yang lafdzi 
untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.

Diakhiri dengan 
ta’ marbuthoh (ة) 
Ciri Muannats Lafdzi:
Contoh : النَّافِذَةُ ، المَدْرَسَةُ

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi:

Alat tubuh yang berpasangan
Contoh: عَيْنٌ ، يَدٌّ ، أُذُنٌ ، رِجْلٌ

Benda yang tidak dapat dihitung
Contoh: سَحَابٌ ، رِيْحٌ ، النَّارُ

Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)
Contoh: النَّفْسُ ، السَّمَاءُ ، سُوْقٌ ، طَرِيْقٌ ، دَارٌ ، قَمَرٌ ، سَمْشٌ ، اَرْضٌ

Seluruh benda 
yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak)
Kaidahnya: كُلُّ جَمْعٍ مُؤَنَّثٌ (setiap jamak 
adalah muannats)
Contoh: اَبْوَابٌ (pintu-pintu) نَوَافِذُ (jendela-jendela)

Apabila tidak terdapat 
ciri muannats dan 
tidak tercakup dalam 
isim muannats 
seperti di atas, 
maka isim tersebut adalah Mudzakkar.

Isim Berdasarkan Jumlah Benda

Berdasarkan jumlah bendanya 
isim dibagi menjadi 3, yaitu isim mufrod, 
isim mutsanna dan 
isim jamak. 

Isim mufrod 
adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan 
(satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, 
fathah, 
kasroh. 

Isim mutsanna 
adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. 
Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …َانِatau …َيْنِ untuk mudzakkar 

dan تَانِ atau تَيْنِ 
untuk muannats. 

Isim jamak 
adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. 
Isim jamak ini dibagi 3 bagian, yaitu 

jamak mudzakkar salim 
(جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّلِمِ),
 jamak muannats salim 
(جَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّلِمِ)
 dan jamak taksir 
(جَمْعُ التَّكْسِيْرِ).

Isim jamak mudzakkar salim berasal dari 
isim mudzakkar mufrod 
dan rangkaian hurufnya tidak ada yang diubah 
hanya ditambah (ـُوْنَ) 
atau (ـِيْنَ) di akhirnya.
Contoh :
 مُسْلِمُوْنَ atau مُسْلِمِيْنَ
 berasal dari مُسْلِمٌ

Isim jamak muannats salim berasal dari 
isim muannats mufrod 
dan rangkaian hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh 
di akhir kata 
yang menjadi ciri 
isim muannats 
dipisahkan dulu dengan menambah alif mati 
menjadi ـَاتٌ atau ـَاتٍ.

Isim jamak taksir 
dapat berasal dari 
isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi. 
Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda khas, 
sehingga harus dihafal.
Contoh:
اَبْوَابٌ berasal dari بَابٌ , نَوَافِذُ berasal dari نَافِذَةٌ
[30/3 17:42] Aing: Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau 
Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan 
umum dan khususnya 
isim dibagi menjadi 2, yaitu isim nakiroh (umum) dan isim ma’rifat (khusus).


Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin 
( ـًـ ، ــٍ ، ــٌ )
Contoh : هُدٌى ، كِتَابٌ

Isim ma’rifat 
mencakup 7 jenis, yaitu :
Isim yang diawali 
dengan Al (ال)
Contoh : الهُدَى ، الكِتَابُ

Isim dhomir (kata ganti)

Isim isyaroh (kata tunjuk)

Isim maushul 
(kata sambung)

Isim alam (nama)

Isim munada 
(yang dipanggil)

Isim idhofat 
(yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

a. Isim Dhomir

Kata ganti 
ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat 
karena fungsinya untuk menggantikan isim tertentu.
 
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, 
isim dhomir dibagi 2, 
yaitu 
isim dhomir bariz 
(tampak dalam tulisan) 
dan 
isim dhomir mustatir 
(tidak tampak dalam tulisan). 

Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan 
isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.
 
Isim dhomir bariz 
dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu 
isim dhomir bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : لَكُمْ = كُمْ + لَ  dan 
isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) 
seperti : اَنْتَ ، هُوَ

b. Isim isyaroh ( اِسْمُ الاِشَارَةِ )
 
Kata tunjuk digolongkan 
ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.
 
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya. 

Perbedaan kata tunjuk ini antara 
isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) 
yaitu ha tanbih ( هَـ ) di awal untuk qorib 
dan 
adanya dhomir mukhotob 
di akhir 
untuk isim ba’id 
  ( كُمَا ، كَ atau كُمْ )
Selain isim isyaroh 
ada yang dikaitkan dengan letak, 
jenis dan 
jumlahnya, 

ada juga isim isyaroh 
yang dikaitkan dengan letaknya saja.
 Seperti : هُنَا ، هُنَاكَ ، هُنَالِكَ
 
c. Isim Maushul 
                       ( اِسْمُ الْمَوْصُوْلِ )
 
Isim maushul ini digolongkan ke dalam 
isim ma’rifat 
karena fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul 
yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, 

ada pula isim maushul 
yang sifatnya umum 
(tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) 
yang digunakan untuk 
yang berakal atau 
yang tidak. 
Yaitu مَا (apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim 
yang tidak berakal 
    (اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِغَيْرِ اِلْعَاقِلِ )
dan مَنْ 
(siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal ( اِسْمُ المَوْصُوْلِ لِِلْعَاقِلِ ).

d. Isim Alam ( اِسْمُ الْعَلَمِ )
 
Isim alam 
adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu 
tanpa membutuhkan penjelasan. 
Isim ini ma’rifat 
karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. 

Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata 
yang digunakan untuk 
nama manusia. 
yang dibagi menjadi 3 golongan, 
yaitu :
- Isim khos (nama asli)
 Contoh : عَائِشَةُ ، عُمَرُ

- Kunyah ( كُنْيَةٌ ) : julukan
Adalah nama yang diawali dengan kata : اِبْنٌ ، اُمٌّ ، اَبٌdan بِنْتٌ
Contoh : اُمُّ الْمؤمنين ، اِبْنُ الْخَطَّابِ ، اَبُوْ حَفْصٍ dan lain-lain.

- Laqob ( لَقَبٌ ) : gelar
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.
Contoh : الصِّدِّيْقُ ، الرَّشِيْدُ ، الفَارُوْقُ dan lain-lain
[30/3 18:45] Aing: e. Isim Munada ( اِسْمُ الْمُنَادَى )
 
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. 

Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek 
yang diseru. 
pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. 

Huruf nida terdiri dari 
huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan 
untuk 
dekat dan jauh.

Isim munada dibagi 5, yaitu : mufrod alam, 
nakiroh maqsudah, mudhofan, 
sibhul mudhof, 
nakiroh ghoiru maqsudah dan 
khusus lafdzul jalalah. 

Pada bagian ini hanya dibahas 3 jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an 
atau bacaan sehari-hari, yaitu 
isim munada mufrod 
(satu kata), 
munada mudhofan dan 
isim munada khusus lafdzul jalalah.
 

1. Isim munada mufrod
 
Yaitu isim munada 
yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, 
akan tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. 

Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).
Contoh : يَا مُسْلِمُ

 2. Isim munada mudhofan
 
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). 

Tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Contoh : يَا رَسُوْلَ اللهِ

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : يَا رَبَّنَا menjadi رَبَّنَا

 3. Isim munada khusus 
     lafdzul jalalah (اَللهُ)
 
Sebenarnya termasuk 
isim munada mufrod, 
akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan yaitu: bentuknya ma’rifat يَا اَللهُ dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim 
yang bertasydid ditarik 
di akhirnya yaitu : اَللّهُمَّ

Catatan:

Apabila 
isim munada mufrod 
dalam bentuk ma’rifat 
baik dengan ” لا ” ataupun isim maushul, 
maka setelah يا 
tidak dapat langsung tersambung dengan 
isim tersebut, 
tetapi harus diselingi dengan lafadz اَيُّهَا 
(untuk isim mudzakkar) 
dan
   اَيَّتُهَا (untuk isim muannats)
Contoh :
 يَااَيَّتُهَا النَّفْسُ ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ


f. Isim Idhofat 
   (kata yang disandarkan)    ( اِسْمُ اْلإِضَافَةِ ) 
 
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara 
dua isim 
(tidak fiil dan 
tidak juga huruf) 

Isim yang pertama 
yang disandarkan disebut mudhof ( مُضَافٌ ) 
sedangkan 
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (مُضَافٌ إِلَيْهِ ), yang merupakan 
isim ma’rifat adalah 
isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi 
dapat ma’rifat 
dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. 

Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu 
tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :
Tidak boleh ada ” لا “
Tidak boleh tanwin
[30/3 18:50] Aing: Apabila isim mutsanna 
dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.
Contoh:  رَسُوْلُ اللهِ            = اللهُ + رَسُوْلٌ

   وَالِدَيْهِ                 = ـهِ + وَالِدَيْنِ

   بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ         = اِسْرَائِيْلَ + بَنِيْنَ

   
Berdasarkan 
Huruf Akhir dan 
Sakal (tanda) Akhirnya
 
Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 
4 jenis, yaitu 
isim shohih akhir, 
isim mu’tal akhir, 
asmaul khomsah dan 
isim ghoiru munshorif.

Isim shohih akhir ini 
sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, 
terdiri dari 
isim mufrod, 
mutsanna, 
jamak taksir, 
jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.

Isim mu’tal akhir 
artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif mati atau ya’ mati ( ىْ atau يْ ). 

Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur 
( الاِسْمُ المَقْصُوْرُ )
seperti : مُوْسَى ، هُدَى , 

dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus 
( الاِسْمُ المَنْقُوْصُ ) seperti : الهَادِيْ ، القَاضِيْ

Asmaul khomsah 
(isim yang lima) 
adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu : 
 اَبٌ ، اَخٌ ، حَمٌ ، فُ ، ذُ .
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu 
jika rofa’ seperti : اَبُوْكَ ، اَخُوْكَ 
، حَمُوْكَ ، فُوْكَ ، ذُوْ مَالٍ

Diakhiri dengan alif 
jika nashob, seperti :
 اَبَاكَ 
، اَخَاكَ ، حَمَاكَ ، فَاكَ ، ذَا مَالٍ

Diakhiri dengan ya’ 
jika majrur, 
seperti :
 اَبِيْكَ ، اَخِيْكَ ، حَمِيْكَ ، فِيْكَ ، ذِيْمَالٍ

Isim ghoiru munshorif 
(isim yang tidak menerima tanwin).
Ada beberapa isim yang tidak ber ” لا ” 
dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi tidak dapat menerima tanwin. 

Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif. 

Yang termasuk 
isim ghoiru munshorif adalah :

Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, 
seperti :  فَاطِمَةُ ، عُثْمَانُ ، عُمَرُ dll.

Shighot muntahal jumuk ( صغة منتهى الجموع ), 
bentuk jamak yang sama dengan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ, seperti : مَسَاجِدُ

Mengandung alif ta’nits mamdudah 
( الف التأنيث الممدودة ) seperti : صَحْرَاءُ ، سَوْدَائُ ، حَمْرَاءُ
[30/3 18:53] Aing: Kesimpulan
 
Isim adalah semua jenis kata benda atau 
segala sesuatu yang dikategorikan benda; 
baik benda mati maupun benda hidup, 
tanpa berkaitan dengan masalah waktu.

Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin 
(fathahtain, kasrohtain dan dhommahtain), 
terdapat لا pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau penyandaran.
 
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau 
tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

 
Isim berdasarkan jenisnya terbagi 2, yaitu 
Muannats dan Mudzakar. 

Isim berdasarkan 
jumlah benda terbagi 3, yaitu Isim Mufrod, 
Isim Mutsanna dan 
Isim Jamak. 

Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau 
tidak terdefinisi (umum) terbagi 2, yaitu 
Isim Nakiroh dan 
Isim Ma’rifat. 

Isim berdasarkan 
huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi 4, yaitu 
isim shohih akhir, 
isim mu’tal akhir, 
asmaul khomsah dan 
isim ghoiru munshorif.