rebo,10 syawal 1443 H
Beberapa Faidah tentang Fiil Tsulatsi Mujarrod
(الفواعد في فعل الثلاثي المجرد)
Dan yang Menyerupainya (متشابهات)
adalah bagian dari
22 wazan tashrif istilahi,
tersusun dari 3 huruf asli (pokok)
dan tidak ada huruf tambahan
[1].
Mujarrod sendiri kalau di Kamus Al-Munawwir salah satu artinya: “Lepas, Bersih dari..”. Maksud disini adalah bersih
dari huruf huruf tambahan,
baik huruf2 yang ma’ruf
sebagai huruf tambahan (ا, س, ت)
atau huruf asli yang ditasydid/gandakan (mudhoo’af) [2].
Misal:
Fiil “نَصَرَ” adalah fiil tsulatsi mujarrod yang huruf-hurufnya merupakan huruf asli/pokok yaitu nun, shod dan rho’; dan tidak terdapat padanya huruf huruf tambahan (ا, س, ت) atau huruf asli yang digandakan
(تضعيف الحرف الأصلي).
Lain halnya dengan kata “انتنصر” maka ia adalah fiil maziid yang mengalami ketambahan huruf (ا, س, ت).
Fiil Tsulatsi Mujarrod ini ada 6 wazan
(atau 6 bab)
yaitu:
1.
Pada fiil tsulatsi,
semua fiil amrnya
menggunakan hamzah washol (ا)
2.
Fiil amr tsulatsi mujarrod
dibuat dari fiil mudhori
dengan cara:
(a)
membuang huruf mudhoro’ah dan menggantinya dengan hamzah washol;
(b)
jazmkan.[3] Misal: .
يَنْصُرُ - انْصُرُ - انْصُرْ
Atau bisa juga dibalik, (a) Jazmkan dulu, lalu
(b) mengganti huruf mudhoro’ah dengan hamzah washol,
hasilnya sama saja .[4]
3.
Hamzah washol
tidak menerima harokat
(menurut kaidah bahasa arab)
tapi gambar diatas hanya untuk memudahkan.
4. Hamzah washol
di fiil amr tsulatsi
(a) dibaca kasroh “i” jika ‘ain fiil mudhorinya berharokat fathah “a” dan kasroh “i”.
Misal:
ضَرَبَ - يَضْرِبُ - اِضْرِبْ
فَتَحَ - يَفْتَحُ -اِفْتَحْ
حَسِبَ - يَحْسِبُ -اِحْسِبْ
عَلِمَ - يَعْلَمُ -اِعْلَمْ
dan (b) dibaca dhommah “u” jika ‘ain fiil mudhorinya berharokat dhommah
5.
نَصَرَ - يَنْصُرُ -اُنصُرْ
بَعُدَ - يَبْعُدُ -اُبْعُدْ
Pada fiil amr tsulatsi:
(1)Tidak ada hamzah qot’i (أ) Dan
(2) tidak ada hamzah washol (ا) yang dibaca fathah.
6.
Tidak ada wazan pasti untuk
masdar fiil tsulatsi mujarrod;
Cara mengetahuinya:
cek di kamus.
Atau baca pembahasan tentang
Mashdar Fiil Tsulaatsii Mujarrod
setelah artikel ini.
7. ‘
Ain fiil pada isim makan dan isim zaman :
(a).
(a).
dibaca fathah untuk wazan yang ‘ain fiil
di fiil mudhori/amrnya dhommah dan fathah
نَصَرَ - يَنْصُرُ -اُنصُرْ | مَنْصَرٌ
فَتَحَ - يَفْتَحُ -اِفْتَحْ | مَفْتَحٌ
عَلِمَ - يَعْلَمُ -اِعْلَمْ | مَعْلَمٌ
بَعُدَ - يَبْعُدُ -اُبْعُدْ | مَبْعَدٌ
dan (b)
dibaca kasroh untuk wazan yang ‘ain fiil
di fiil mudhori/amr nya kasroh.
8.
حَسِبَ - يَحْسَبُ -اِحْسَبْ | مَحْسِبٌ
ضَرَبَ - يَضْرِبُ -اِضْرِبْ | مَضْرِبٌ
Isim alat hanya ada di 3 bab awal
fiil tsulatsi mujarrod
(Lihat tabel tasrif istilahi)
***
MUTASYAABIHAAT ( متشابهات) |
Yang Mirip dengan Fiil Tsulatsi Mujarrod
Ada satu wazan yang mirip sekali dengan wazan tsulatsi mujarrod;
hingga sulit untuk dibedakan kalau disebutkan sendirian dan tidak berharokat.
Wazan itu adalah wazan rubaa’i
(wazan tsulasi yang ketambahan satu huruf) yaitu
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - أَفْعِلْ
Perhatikan gambar berikut ini:
sedangkan nomor genap (2,4,6)
adalah Fiil Rubai
(Tsulatsi yang Ketambahan satu huruf)
Bagaimana Membedakan
Fiil Tsulatsi Mujarrod dan Fiil Rubai ?
Lalu, bagaimana kita tau apakah dia
fiil amr-tsulasi (افعل) atau
fiil mudhori-tsulasi taqdiruhu ANA(أفعل) atau
fiil madhi rubai taqdiruhu HUWA (أفعل) atau
fiil amr-rubai taqdiruhu ANTA (أفعل)?
1.
HAROKAT.
Liat harokatnya.
Wazan fiil ruba’i
yang mirip dengan
tsulasi hanya wazan أفْعَلَ - يُفْعِلُ - أَفْعِلْ.
Jika harokatnya tidak sesuai dengan wazan tersebut,
insyaaAllah dia fiil tsulatsi mujarrod.
Tapiii kebanyakan kitab sekarang ini
gak berharokat.
Oke, masih ada cara lain.
2.
HAMZAH WASHOL/HAMZAH QOTH’i
Cara yang lain adalah melihat hamzah diawal fiil,
apakah dia hamzah washol (ا) atau
hamzah qoth’i (أ).
Kalau hamzahnya adalah hamzah washol (ا) maka insyaaAllah fiil amr tsulasi-mujarrod. Hamzah washol ini spesial sekali.
Ditemukan hanya pada beberapa
fiil isim dan huruf tertentu,
jadi selainnya adalah hamzah qoth’i.
Dan hamzah washol di fiil tsulasi,
hanya pada fiil amrnya.
(yang lainnya terdapat di
fiil madhi, amr dan masdar
sebagian wazan khumasi dan
seluruh wazan sudasi.
Baca Lagi tentang “Serba-serbi Hamzah”).
Tapiii kalau hamzahnya hamzah qoth’i
kan masih ada kemungkinan dia
fiil mudhori tsulasi taqdiruhu ana atau
fiil madhi ruba’i atau
fiil amr ruba’i.
Masih ada satu cara lagi:
3.
KONTEKS.
Yap . Terakhir adalah melihat konteks kalimatnya.
Jika kalimatnya:
انا أذهب إلي المعهد
maka adzhabu disitu pastinya
انا أذهب إلي المعهد
maka adzhabu disitu pastinya
fiil mudhori tsulasi taqdiruhu ana.
Jika kalimatnya:
أرسل الرسالة يا موسى !
maka أرسل disitu pastinya fiil amr dari ruba’i.
أرسل الرسالة يا موسى !
maka أرسل disitu pastinya fiil amr dari ruba’i.
Jika kalimatnya seperti ini:
أرسل الله رسله إلى عبادته
Maka أرسل disitu jelas fiil madhi-rubai.
أرسل الله رسله إلى عبادته
Maka أرسل disitu jelas fiil madhi-rubai.