Rabu, 04 Mei 2022

Terjemah Nadzom Imrity Bab Kalam Beserta Terjemahnya


Terjemah Nadzom Imrity Bab Kalam Beserta Terjemahnya

(باب الكلام)

 ** وَالْكِلْمَةُ اللَّفْظُ الْمُفِيْدُ الْمُفْرَدُكَلاَمُهُمْ لَفْظٌ مُفِيْدٌ مٌسْنَدُ

وَهَذِهِ ثَلاَثُهَا هِىَ الْكَلِمُ ** لِاسْمٍ وَفِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمُ 

كَقُمْ وَقَدْ وَاِنْ زَيْدَ اِرْتَقَى ** وَالْقَوْلُ لَفْظٌ قَدْ أَفَادَ مُطْلَقَا 

وَحَرْفِ خَفْضٍ وَبِلاَمٍ وَأَلِفْ ** فَالْاِسْمُ بِالتَّنْوِيْنِ وَالْخَفْضِ عُرِفَ 

وَتَاءِ تَأْنِيْثٍ مَعَ التِّسْكِيْنِ ** وَالْفِعْلُ مَعْرُوْفُ بِقَدْ وَالسِّيْنِ 

وَالنُّوْنِ وَالْيَافِى افْعَلَنَّ وَافْعَلىِ ** وَتَا فَعَلْتَ مُطْلَقًا كَجِئْتَ لِى

إِلَّاانْتِفَا قَبُوْلِهِ الْعَلاَمَةْ ** وَالْحَرْفُ لَمْ يَصْلُحْ لَهُ عَلاَمَهْ       

(Bab Kalam)

Terjemahanya :
  1. Kalam menurut ahli nahwu ialah lafadz yang berfaidah yang tersusun (dari musnad, musnad ilaihi/subyak predikat)
  2. Kalimat itu dibagi menjadi tiga, yaitu (1) kalimat isim (2) kalimat fiil (3) kalimat huruf. Adapun kalim ialah susunan dari tiga buah kalimat.
  3. Qaul ialah lafad yang berfaidah (mengandung makna)  secara mutlaq (baik tersusun atau tidak,memberi pengertian dengan sepurna apa belum).
  4. Ciri-ciri/tanda tanda kalaimat sisim ialah : (1) Tanwin  (2) I’rab jar (3) kemasukan huruf jar  (4) kemasukan .أَلْ
  5. Kalimat fiil bisa diketahui dengan : kemasukan huruf قَدْ    (2) kemasukan hurufسين (3) bisa kemasukan تاء تأنيث الساكنة.
  6. Bisa kemasukan ta’ fail secara mutlaq, nun taukid dan ya’muannas mukhotobah.
  7. Kalimat huruf itu tidak memiliki tanda, kecuali tidak menerima tanda-tandanya kalimat isim dan fi’il itulah sebagai tandanya.­­
Penjelasan Syarah
  • (كلام،كلمة،كلم، قول): Perbedaan dari empat istilah di atas adalah: Kalam yaitu lafadz yang mufid serta musnad. Kalimat yaitu lafadz yang mufid dan mufrod. Kalim yaitu gabungan dari tiga kalimat (Isim, fi'il dan huruf). Qoul yaitu lafadz yang mufid dan mutlak atau tidak harus tersusun dari beberapa kalimat.
  • (لفظ): Definisi ini adalah arti dasar (suara yang dilontarkan) melalui lisan, tenggorokan dan dua bibir. Syeikh al-'Athor agak berbeda dalam memberikan definisi, dimana menurut beliau (لفظ) adalah sebuah nama untuk suara yang mencakup pada huruf yang memiliki makhroj (tempat keluarnya huruf) atau sesuatu yang berpotensi memiliki makhroj seperti isim dlomir. Kemudian keluarnya suara tersebut memanjang bersamaan dengan nafas dan melewati makhroj-nya huruf yang meliputi tenggorokan, lisan dan dua bibir. Definisi ini akan mengecualikan suara-suara hewan sebab suara hewan tidak mencakup pada huruf Hijaiyah yang artinya ketika keluar tidak melewati makhroj-nya huruf layaknya suara manusia.
  • (مفيد): Memiliki dua arti. Pertama, berarti "menghasilkan faidah (suatu kefahaman)", Hal itu apabila lawan bicara memang tidak memiliki kefahaman dari sebuah kalam sebelum kalam itu diungkapkan. Kedua, berarti "agar hati lebih memperhatikan sebuah faidah (suatu kefahaman)"  Hal ini apabila lawan bicara telah memiliki kefahaman dari sebuah kalam sejak sebelum kalam itu diungkapkan. Sedangkan mufid dalam pembahasan kalimat berarti lafadz yang memang dicetak oleh orang Arab untuk menunjukkan suatu makna. Hal ini mengecualikan lafadz ديز yang tidak memiliki makna seperti lafadz yang menjadi kebalikan dari lafadz زيد.
  • (مسند): Musnad atau juga disebut dengan Isnad adalah menyandarkan suatu kalimat pada kalimat yang Iain sekiranya dari penyandaran tersebut akan terlahir suatu faidah atau Kefahaman. Kefahaman yang dikehendaki di sini adalah sebagaimana kefahaman yang dimaksudkan dalam pembahasan mufid. Sedangkan menurut ibn 'Unaqo', bahwa yang dimaksud dengan isnad adalah penyandaran sebuah hukum atau adanya sebuah penghukuman pada sesuatu yang Iain. Contohnya seperti زيدٌ مؤمنٌ "Zaid adalah orang beriman". Dalam contoh ini terdapat sebuah hukum (status) yang disandarkan pada sebuah sosok yakni Zaid.
  • (فالاسم): Isim secara bahasa adalah tiap lafadz yang dapat menjadi petunjuk untuk sesuatu yang dinamai seperti lafadz قامَ  atau قائِمٌ sebagai tanda atau petunjuk untuk suatu pekerjaan berupa berdiri. Dan menurut istilah adalah kalimat yang dirinya sendiri atau subtansinya telah menunjukkan pada suatu makna dan tidak disertai Oleh waktu sejak awal mula tercetaknya.
  • (بالتنوين): Tanwin adalah Nun yang hukum asalnya menyandang harokat sukun dan letaknya berada di akhir kalimat. Nun tersebut akan tampak saat diucapkan dan akan tidak tampak ketika dalam penulisan atau ketika waqof. Contohnya seperti lafadz زيدٌ pada lafad ini sebenarnya terdapat nun diposisi terakhir yang nun tersebut akan tampak saat diucapkan. Namun ketika dalam penuslisan nun tersebut seperti tidak ada sebab telah tercukupi dengan penulisan harokat secara berulang yakni harokat yang berada di huruf dal.
  • (والخفض): Ulama Bashroh memiliki sebutan Iain untuk khofad yakni adalah jer. Menurut mereka khofad atau jer adalah adanya sesuatu di akhir kalimat yang disebabkan oleh adanya 'Amil khofad. Sesuatu yang dimaksud adalah harokat kasroh atau pengganti dari harokat kasroh seperti harokat fathah pada isim Ghoiru Munshorif atau pun yang lainnya, Khofad ini merupakan suatu tanda yang terkhusus hanya untuk kalimat isim. Penyebabnya dikarenakan khofad adalah suatu tanda untuk mudlof ilaih dan hukum asal mudlof ilaih pasti berupa kalimat isim.
  • (والفعل): Fi'il secara bahasa berarti sebuah pekerjaan. Sedangkan menurut istilah adalah kalimat yang dirinya sendiri makna dan saat pertama kali menunjukkan pada suatu dicetak kalimat tersebut telah disertai oleh salah satu dari tiga zaman atau waktu yakni waktu lampau (ماضى), waktu sekarang (حال) dan waktu akan datang (إستقبل).
  • (بقد): Qod ada kalanya berupa isim ada juga yang berupa huruf. Dan yang dikehendaki dalam bab ini yakni sebagai tanda kalimat fi'il adalah qod yang statusnya kalimat huruf bukan isim. Sementara qod yang berstatus isim yakni apabila menggunakan maknanya lafadz حسب seperti pada contoh قد زيد درهم "yang mencukupi pada Zaid adalah satu dirham"  Selanjutnya, berkaitan dengan maknanya, huruf qod ketika masuk pada fi'il madli maka maknanya bisa tahqiq bisa juga taqrib. Dan ketika masuk pada fi'il mudlori' maka maknanya bisa taqlil bisa juga taktsir.
  • (والسين): Maksud dari huruf sin di sini adalah sin yang menunjukkan pada makna istiqbal atau masa yang akan datang dan bukan sin huruf abjad atau bukan juga sin yang menunjukkan pada makna shoiruroh (menjadi). Mirip dengan huruf sin dengan maksud di atas yakni huruf saufa dimana keduanya sama-sama menunjukkan arti masa yang akan datang. Hanya saja pada saufa terdapat selisih waktu yang agak panjang dibandingkan huruf sin. Dan dalam ilmu nahwu sin dan saufa diistilahkan dengan huruf tanfis.
  • (والحرف): Huruf secara bahasa berarti pinggir atau di samping. Hal ini dikarenakan huruf tidak dapat menunjukkan makna dengan dirinya sendiri dan tidak bisa menjadi bahan utama untuk menghasilkan suatu faidah dalam rangkaian sebuah kalam. Dan secara istilah adalah kalimat yang tidak layak bersamanya tanda-tandanya isim juga tanda-tandanya fi'il.
Demikianlah terjemah nadhom imrity bab kalam beserta penjelasan syarah.