Jumat, 06 Mei 2022

Terjemahan Nadhom Alfiyah Beserta Penjelasan Syarah


Terjemahan Nadhom Alfiyah Beserta Penjelasan Syarah

Ngajisalafy.com - Kitab Alfiyah Ibnu Malik merupakan salah satu kitab yang menjelaskan tentang kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa Arab. Lebih tepatnya kitab Alfiyah Ibnu Malik ialah kitab nahwu sorrof yang berbentuk nadhoman atau syairan yang berjumlah 1002 bait.

Kitab ini, banyak sekali dipelajari oleh para santri di Pondok Pesantren, biasanya kitab ini dipelajari setelah mereka mempelajari kitab-kitab dasar seperti al-Jurumiyyah, Mukhtasor Jiddan, Imrity, Maqsud dan lain lain sebagainya.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan kupas tuntas terjemahan nadhom Alfiyah Ibnu Malik beserta penjelasan syarah, semoga tulisan ini bisa bermanfaat kepada kita semua amin yarabbal alamin. Silahkan simak penjelasan dibawah ini :

المُقَدِّمَة

(PENDAHULUAN) 

قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ مَالِكِ ** أَحْمَدُ رَبِّ اللهَ خَيْرَ مَالِكِ

مُصَلِّيًا عَلىَ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى** وَآلِهِ الْمُسْتَكْمِلِيْنَ الشَّرَفَا

Terjemahanya :

Muhammad beliau adalah cucuk dari Malik berkata:“Aku memuji kepada Tuhanku; Allah, sebaik-baiknya Dzat yang maha memiliki".

Seraya bersolawat atas Nabi yang terpilih dan atas keluarganya yang mencapai kemuliaan sempurna.

Penjelasan Syarah  :

Ada seorang alim ulama dan mashur ilmu-Nya, ia berasal dari negara Andalusia yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Malik beliau berkata:“saya panjatkan puji kehadiran Ilahi rabbi yang maha kuasa dan semoga Allah senantiasa selalu melimpahkan rahmat kepada nabi Muhammad dan para keluarga-Nya yang penuh dengan kemuliaan”.

(قَالَ مُحَمَّدٌ)Biasanya para pengarang nadhom menggunakan lafadz يَقُوْلُ (shigot mudhore’) sesuai dengan apa yang diucapkan belum terjadi. Tetapi mengapa Syaikh Muhammad bin Malik (pengarang nadzom al-Fiyah) menggunakan lafadz قَالَ (shighot madhi) sudah dilakuakan padahal belum selesai?...Sebab Syaikh Muhammad bin Malik berkeyakinan bahwa kitab al-Fiyah yang terdiri 1002 bait sudah nyata didalam hatinya, seolah-olah sebagaimana ungkapan yang sudah dikatakan walaupun belum dikatakan oleh beliau. Oleh karena itu beliau menggunakan lafadz قَالَ (sudah berkata). Demikian pulan juga terdapat didalam Al-Qur’an yang berbunyi:

أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ  )sudah datang hari kiamat Allah)

(إِبْنُ مَالِكِ)Sebenarnya nama lengkap dari pengarang kitab ini adalah Muhammad bin Abdullah bin Malik, mengapa beliau menyandarkan namanya kepada kakeknya? karena kakeknya (Malik), merupakan orang yang paling mashur ilmunya. Demikian ini apakah diperbolehkan menurut Agama? jawabanya boleh sebab Nabi Muhammmad SAW sendiri pernah bersabdah :

أَنَا اَلنَّبِيُّ لاَكَذَبَ، أَنَا عَبْدُ الْمُطَلِّبِ

Artinya :“Saya adalah seorang nabi yang tidak berbohong dan saya juga merupakan putra dari Abdulah bin Abdul Muthallib.”

وَأَسْتَعِيْنُ اللهَ فِي أَلْفِيَّةُ ** مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّةُ

Terjemahanya :

Dan aku memohon ampunan kepada Allah dalam mengarang seribu nadhom yang (kebanyakan) materi-materi ilmu Nahwu tercakup didalamnya.

تُقَرِّبُ الْأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ ** وَتَبْسُطُ الْبَذْلَ بَوَعْدٍ مُنْجَزِ

Terjemahanya :

Yang memudahkan pemahaman yang rumit dengan lafadz yang ringkas serta banyak memberi faidah ilmu dengan janji yang segera ditepati.

وَتَقْتَضِي رِضًا بِغَيْرِ سُخْطِ ** فَائِقَةً أَلْفِيَّةَ ابْنُ مُعْطِي

Terjemahanya :

Dan meminta keridoan Allah tanpa kemurkaan, yang melebihi keunggulan seribu nadhom Ibnu Mu’thi.

Penjelasan Syarah :

Dengan adanya kitab al-Fiyah ini, Syaikh Muhammad memohon ridho kepada Allah untuk siapa saja yang mempelajari kitab ini.

(فَائِقَةً): Kata beliau kitab ini lebih unggul dari pada kitab al-Fiyah Syaikh Ibn Mu’thi (gurunya). Sebab al-Fiyah Ibn Mu’thi disusun dengan dua Bahar yakni bahar rajaz dan bahar sari sedangkan al-Fiyahnya Ibn Malik hanya terdiri satu bahar yakni bahar rajaz dan juga terdapat banyak keterangan-keterangan penting yang terdapat pada kitab ini, namun tidak terdapat pada al-Fiyahnya kitan Ibnu Mu’thi.

(إِبْنُ مُعْطِي): Sampai pada lafadz ini Syaikh Ibnu Malik terdiam, ia tidak dapat meneruskan karanganya selama beberapa hari. Kemudian pada malam hari, ia bermimpi bertemu seorang laki-laki tua, lalu laki-laki tua tersebut berkata: “saya mendengar bahwa engkau (ibnu malik) mengarang kitab al-fiyah fi nahwi was shorfi, Syaikh Muhammad Menjawab : Iya, lalu laki-laki itu bertanya: “sudah sampai dimana ?” Syaikh Muhamad Menjawab: Sudah sampai pada lafadz فَائِقَةً مِنْهَا بِأَلْفِ بَيْتٍ”. Apakah kalimat ini yang menyebabkan kamu tidak bisa meneruskan? Tanya laki-laki itu. Syaikh Muhamad Menjawab : “Tidak tahu”Apakah kamu ingin meneruskan karangan-Mu itu? Tanya Laki-Laki itu. Syaikh Muhamad Menjawab: iya, laki-laki itu berkata: أَلْحَيُّ قَدْ يَغْلِبُ أَلْفَ مَيِّتٍ (satu orang yang hidup terkadang bisa mengalahkan seribu orang yang sudah mati). Lalu syaikh Muhammad bertanya: apakah engkau ini Syaikh ibn Mu’thi (guru-ku) ? laki-laki itu menjawab : Iya, lalu Syaikh Muhammad merasa malu kepada Syaikh Ibn Mu’thi, kemudian dipagi harinya beliau menghapus setengah baris dari tulisanya yang berbunyi فَائِقَةً مِنْهَا بِأَلْفِ بَيْتٍ diganti dengan dua bait yang merupakan sanjungan dan doa’ untuk Syaikh Ibnu Mu’thi, yang berbunyi :

وَهُوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلاَ ** مُسْتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلاَ

وَاللهُ يَقْضِي بِهِبَاتٍ وَافِرَةٍ ** لِي وَلَهُ فِي دَرَجَاتِ اْلأَخِرَةِ

Terjemahanya :

Syaikh Ibnu Mu’thi merupakan orang yang berhak diutamakan dan berhak atas sanjunganku yang bagus karena beliau adalah orang alim yang mendahului saya dan sebagai guru saya.

Semoga Allah menetapkan karunia-karunian-Nya yang sempurna untukku dan untuknya pada derajat-derajat diAkhirat.

Jika postingan ini bermanfaat silahkan disher supaya anda termasuk orang yang menyebarkan kebaikan dan mendapatkan keutamaan yang mulia disisi Allah. Amin ya rabbal alami