Tanya Jawab Seputar Ilmu Nahwu (Muqaddimah)
Ilmu Nahwu merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membaca kalam arab dengan baik dan benar. Selain itu ada satu ilmu lagi yang tidak bisa dipisahkan darinya yakni ilmu sorrof yang juga memiliki peranan sangat penting dalam hal memberi arti kalam Arab. Khususnya bagi para penggiat bahasa Arab setelah mempelajari ilmu Nahwu misalnya pengantar ilmu nahwu, bab kalam, bab i'rab dan lain lain sebagainya pasti muncul beberapa pertanyaa layaknya ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan memaparkan beberapa tanya jawab yang sering ditanyakan oleh para pelajar bahasa Arab pemula khususnya.
Baca Juga: Benarkah ilmu Nahwu dan Sorrof tidak dapat dipisahkan?
Inilah Tanya Jawab Seputar Ilmu Nahwu (Muqaddimah)
Tanya Jawab Seputar Ilmu Nahwu (Muqaddimah) |
1. Siapakah pengarang (autor) ilmu Nahwu pertama kali?
Jawab: Abul Aswad Addu'ali, beliau dilahirkan di kota Kuffah dan berdomisili, wafat, dan membuat suri tauladan di kota Bashroh. Adapun dua kota (Kuffah dan Baghdad) sekarang berada di negara Irak
Refrensi: Hasyiyah As-Shoban Juz1 hal. 24
2. Bagaimana sejarah asal usul peletakan ilmu Nahwu?
Jawab: Bermula ketika Abu Aswad bersama putrinya didepan teras rumah sambil menikmati alam langit yang di mahkotai bintang-bintang, pada akhirnya terjadilah percakapan diantara keduanya:
Putri : مَا أَحْسَنُ السَّمَاءِ (apa yang paling indah di langit?) dengan mengkasrah hamzah, yang menunjukkan kalimat tanya.
Ayah : نُجُوْمُهَا يَا بُنَيَّةُ (wahai anakku, bintang-bintangnya)
Putri : Bukan itu yang aku maksud, tapi yang aku maksud adalah اِنَّمَا اَرَدْتُ التَّعَجُّبَ (sesungguhnya aku ingin mengucapkan kekaguman)
Ayah : Wahai anakku, kalau begitu maka ucapkanlah, مَا اَحْسَنَ السَّمَاءَ bukan مَا اَحْسَنُ السَّمَاءِ (apa yang paling indah di langit?) keesokan harinya Abu Aswad menemui syyidina Ali r.a, lalu terjadilah percakapan.
Abu Aswad : Wahai amirul mu'min telah terjadi pada putri hamba suatu hal yang tidak hamba mengerti mungkin baginda bisa memberi jalan keluarnya, kemudian Abu Aswad menceritakan prihal perkataan putrinya semalam.
Sayyidina Ali : Ketahuilah Abu Aswad semua itu terjadi sebab percampuran antara bangsa Arab dan bahasa asing ('ajam). Kemudian beliau menyuruh Abu Aswad membeli kertas, selang beberapa hari kemudian beliau mengajarkan Abu Aswad tentang qaidah-qaidah bahasa Arab yang pertama beliau ajarkan ialah tentang pembagian kalam (Isim, Fi'il dan Huruf), kemudian jumlah yang menjadi shighot ta'ajjub dan seterusnya
Baca Juga: Sejarah Lengkap Munculnya Ilmu Nahwu
- Refrensi: Muktasor Jiddan, Hal. 3
3. Bagaimana sejarah dibalik penamaan ilmu Nahwu?
- Refrensi: al-Kawakib Adduriyyah, Hal 5
4. Alasan Ilmu Sorrof disebut "ibu seluruh ilmu" (أم العلوم) sedangkan ilmu Nahwu "bapak seluruh ilmu"?
- Refrensi: al-Falah Fi Syarhi Marohi. Hal, 3-5
5. Adakah dasar mempelajari ilmu Nahwu?
- Refrensi: Muktasor Jiddan, Hal. 3