Kamis, 05 Mei 2022

Terjemah Nadhom Maqsud Fasl Fiil Mudhore' Mabni Majhul dan Ma'lum


Terjemah Nadhom Maqsud Fasl Fiil Mudhore' Mabni Majhul dan Ma'lum

Ngaji salafy | Pada kajian sebelumnya kita telah membahas tentang keadaan fi'il madhi, amar dan hamzah wasol, oleh karena itu pada kesempatan ini kita akan mempelajari fasl lanjutan dari kajian nadhom maqsud yakni tentang فَصْلٌ:فِيْ أَبْنِيَّةِ الْمُضَارِعِ الْمَعْلُوْمِ وَالْمَجْهُوْلِ (fasl: fi'il mudhore mabni majhul dan ma'lum). Fi'il mudhore' merupakan salah satu kalimat yang menunjukan arti pekerjaan (fi'il) yang berzaman hal (sedang dilakukan) atau istiqbal (akan dilakukan) seperti يَضْرِبُ (sedang/akan memukul). Baiklah langsung saja simak penjelasanya dibawah ini:

فَصْلٌ:فِيْ أَبْنِيَّةِ الْمُضَارِعِ الْمَعْلُوْمِ وَالْمَجْهُوْلِ 

(Fashl : Bentuk-Bentuk Fi'il Mudhore' yang Mabni Maklum dan Majhul)

مُضَارِعًا سِمْ بِحُرُوْفٍ نَأْتِي ** حَيْثُ لِمَشْهُوْرِ اْلمعَانِ تَأْتِي

Terjemah

Jadikanlah sebagai tanda bagi fi'il mudhore' dengan huruf-huruf yang terkumpul pada lafadz na'ti (nun, hamzah, ta' dan ya), ketika ia datang untuk menunjukan makna-makna yang masyhur.

Penjelasan

Fi'il mudhore' adalah setiap kalimat fi'il yang diawali dengan huruf mudhoro'ah. Huruf mudhoro'ah itu ada empat yaitu (1) nun, (2) hamzah, (3) ta', (4) ya', yang itu semu terkumpul dalam lafadz نَأْتِيْ dengan ketentuan dibawah ini:

  1. Nun yaitu huruf digunakan untuk menunjukan orang yang berbicara dengan disertai oleh orang lain. Contoh نَحْنُ نَجْلِسَ (kita sedang duduk), atau untuk menunjukan diri sendiri. Contoh نَحْنُ نُعَلِّمُكَ (kami akan mengajarimu).
  2. Hamzah yaitu huruf yang digunakan untuk menunjukan diri sendiri. Contoh أَنَا أَقُوْمُ (saya sedang berdiri).
  3. Ta' yaitu huruf yang digunakan untuk menunjukan orang yang diajak bicara. Contoh أَنْتَ تَشْرَبُ (kamu sedang minum).
  4. Ya' yaitu huruf yang digunakan untuk menunjukan orang yang tidak ada (gho'ib/dia). Contoh زَيْدٌ يَاْكُلُ (Zaid sedang makan).
Baca Juga: Mengenal 7 Macam Hamzah dalam Bahasa Arab Lengkap Beserta Fungsinya

Keterangan Penting

Apabila ada kalimat fi'il yang diawali oleh salah satu dari huruf 4 tersebut, namun tidak menunjukan pada arti yang telah ditentukan , maka fi'il tersebut tidak dinamakan fi'il mudhore' Seperti pada contoh dibawah ini: نَصَرَ (menolong), أَكْرَمَ (memuliakan), تَعَلَّمَ (belajar), يَسَرَ (mudah).

وَإِنْ بِمَعْلُوْمٍ فَفَتْحُهَا وَجَبْ **  إِلاَّ الرُّبَاعِي غَيرِ ضَمٍّ مُجْتَنَبْ

Terjemah

Maka bila ia berada di fi'il yang mabni ma'lum, maka wajib dibaca fathah, kecuali di fi'il ruba'i selain dhommah dijauhi.

Penjelasan

Fi'il mudhori' mabni ma'lum (mabni fa'il) itu huruf mudhoro'ahnya harus di baca:

  • Fathah : bila berada di fi'il tsulasi mujarrod atau tsulasi mazid khumasi atau sudasi atau di fi'il      ruba'i mazid. Contoh : يَنْصُرُ، يَنْكَسِرُ، يَسْتَغْفِرُ، يَتَدَحْرَجُ 
  • Dhommah : bila berada di fi'il ruba'i mujarrod atau ruba'i mulhaq atau di fi'il tsulasi mazid ruba'i. Contoh:  يُفَرِّحُ، يُدَحْرِجُ، يُجَلْبِبُ، يُكْرِمُ، يُقَاتِلُ
وَمَا قُبَيْلَ الْأَخِرِ اكْسِرْ أَبَدَا ** مِنَ الَّذِى عَلىَ ثَلاَثَةٍ عَدَا
فِيْمَا عَدَا مَا جَاءَ مِنْ تَفَعَّلاَ ** كَاللاَّتِى مِنْ تَفَاعَلَ اْوْ تَفَعْلَلَ

Terjemah

Bacalah kasroh selamanya pada huruf sebelum akhirnya fi'il mudhori' dari fi'il-fi'il yang hurufnya melebihi dari tiga.

Kecuali fi'il mudhori yang datang dari wazan تَفَعَّلَ seperti halnya yang datang dari wazan تَفَاعَلَ atau تَفَعْلَلَ.

Penjelasan 

Fi'il mudhori' mabni fa'il yang datang dari fi'il madhi yang hurufnya empat, lima atau enam itu huruf sebelum akhir harus dibaca:

  • Kasroh : bila tidak mengikuti wazan : تَفَعَّلَ، تَفَاعَلَ، تَفَعْلَلَ
  • Fathah : apabila mengikuti wazan : تَفَعَّلَ، تَفَاعَلَ، تَفَعْلَلَ
Sedangkan fi'il mudhori' yang datang dari fi'il madhi yang hurufnya tiga itu huruf sebelum akhirnya ada yang dibaca dhommah dan ada yang dibaca kasroh dan ada yang ada dibaca fathah, seperti: نَصَرَ يَنْصُرُ ضَرَبَ يَضْرِبُ، فَتَحَ يَفْتَحُ

وَإِنْ بِمَجْهُوْلٍ فَضَمُّهَا لَزِمْ ** كَفَتْحِ سَابِقِ اللَّذِىْ بِهِ اخْتُتِمْ

Terjemah

Dan bila berada di fi'il mudhori' yang mabni majhul maka dhommahnya itu wajib, seperti fathahnya huruf yang mendahului pada huruf yang akhir.

Penjelasan

Fi'il mudhori' yang mabni majhul (maf'ul) itu huruf mudhoro'ahnya harus dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir harus dibaca fathah. Sedangkan huruf yang selain dua huruf tersebut tetap seperti ketika mabni fa'il. Contoh: يُضْرَبُ، يُدَحْرِجُ، يُكْرَمُ، يُؤْتَمَنُ، يُسْتَعْمَلُ

وَأَخِرٌ لَهُ بِمُقْتَضَى الْعَمَلْ ** مِنْ رَفْعٍ اَوْ نَصْبٍ كَذَا جَزْمٌ حَصَلْ

Terjemah

Huruf akhirnya fi'il mudhori' itu menurut tuntunan amalnya amil, yaitu dii'robi rofa' atau nashob begitu pula jazem.

Penjelasan 

Fi'il mudhori' itu huruf akhirnya menurut tuntunan amilnya. yaitu:

  • Dibaca rofa' apabila tidak ada amil yang menashobkan atau menjazemkan. Contoh:  يَضْرِبُ زَيْدٌ
  • Dibaca nashob apabila ada amil yang menashobkan. Contoh: لَنْ يَضْرِبُ زَيْدٌ
  • Dibaca jazem apabila ada amil yang menjazemkan. Contoh: لَمْ يَضْرِبُ زَيْدٌ
Keterangan: Fi'il mudhori' apabila bertemu dengan dhomir nun jama' inas maka ia mabni sukun, seperti يَضْرِبْنَ، تَضْرِبْنَ dan bila bertemu dengan nun taukid maka ia mabni fathah, seperti: لِيَضْرِبَنَّ. لِيَضْرِبَنْ    

أَمْرٌ وَنَهْيٌ إِنْ بِهِ لاَمًا تَصِلْ ** أَوْلَا وَسَكِنٌ إِنْ يَصِحْ كَلِتَمِلْ

وَالْأَخِرَ احْذِفْ إِنْ يُعَلْ كَالنُّوْنِ فِى ** أَمْثِلَةٍ وَنُوْنُ نِسْوَةٍ تَفِى

Terjemah

Menjadi amar dan nahi apabila ia bertemu dengan lam atau laa, dan sukunlah apabila huruf akhirnya shohih, seperti: لِتَمِلْ 

Dan buanglah huruf akhirnya apabila berupa huruf illat, seperti nun yang berada di af'alul khomsah, dan nun jama' inas itu tetap.

Penjelasan

Fi'il mudhori' apabila kemasukan lam amar itu menjadi amar gho'ib. Contoh: لِيَتَعَلَّمْ زَيْدٌ (hendaklah Zaid belajar).

Dan bila kemasukan لا nahi maka ia menjadi nahi gho'ib dan hadir. Contoh: لاَ يُسَافِرُ زَيْدٌ (Zaid jangan pergi). لاَ تُسَافِرُ يَا عَمْرُو (Hai Amar! engkau jangan pergi).

Dan fi'il mudhori' yang kemasukan lam amar atau لا nahi tersebut harus:

  1. Huruf akhirnya disukun apabila berupa huruf shohih, Contoh: لِيَضْرِبْ
  2. Huruf akhirnya dibuang apabila berupa huruf illat. Contoh: لِيَغْزُ، لاَتَغْزُ karena huruf illat itu lemah, ia tidak kuat memikul i'rob kecuali i'rob nashob.
  3. Membuang nun alamat rofa' apabila bertemu dengan wawu jama' atau alif tasniyyah atau ya' mu'annas mukhotobah (af'alul-khomsah). Contoh: لِيَضْرِبُوْا، لِيَضْرِبَا، لاَيَضْرِبُوْا، لاَتَضْرِبَا. لاَتَضْرَبِى
Dan bila akhirnya bertemu dengan nun jama' inas maka nun jama' inas tersebut ditetapkan. Contoh: لِيَضْرِبْنَ، لاَتَضْرِبْنَ dan tidak seperti nunnya af'alul-khomsah.

وَبَدْأَهُ احْذِفْ يَكُ أَمْرَ حَاضِرِ ** وَهَمْزٌ إِنْ سُكِّنَ تَالٍ صَيِّرِ

أَوْ أَبْقِ إِنْ مُحَرَّكاً ثُمَّ الْتُزِمْ ** بِنَاءَهُ مِثْلَ مُضَارِعٍ جُزِمْ

Terjemah

Dan buanglah huruf pemulaannya fi'il mudhori' maka ia menjadi amar hadir. Dan bila huruf yang  mengiringnya disukun maka datangkanlah hamzah

Dan bila berharokat maka tetapkanlah, kemudian tetapkanlah mabninya menyamai fi'il mudhori' yang di jazemkan

Penjelasan

Fi'il mudhori' apabila huruf awalnya (huruf mudhoro'ah) dibuang maka ia menjadi fi'il amar waqi' hadir (untuk orang yang hadir). Contoh: عَدْ asalnya تَعِدُ

Kemudian apabila huruf yang kedua di sukun maka harus disambung dengan hamzah washol karena tidak mungkin permulaan kalimah hurufnya mati. Contoh:أُنْصُرْ asalnya تَنْصُرُ

Dan bila huruf yang kedua berharokat maka tetapkanlah seperti semula, dan tidak sambung dengan hamzah washol, sperti: دَحْرِجْ asalnya تُدَحْرِجُ

Kemudian mabnikanlah menurut alamat jazem fi'il mudhori'nya, yaitu mabni:

  1.   Sukun                            : Apabila akhirnya berupa huruf shohih. Contoh: إِضْرِبْ
  2.   Membuang huruf illat : Apabila akhirnya berupa huruf illat. Contoh: إِرمِ
  3.   Membuang nun            Apabila termasuk af'alul-khomsah. Contoh: اِضْرِبَا، اِضْرِبُوْا، اِضْرِبِى

كَفَاعِلٍ جِئْ بِاسْمِ فَاعِلٍ كَماَ ** يُجَاءُ مِنْ عَلِمَ أَوْمِنْ عَزَمَا

وَمَاضٍ إِنْ بِضَمٍّ عَيْنٍ اسْتَقَرْ ** كَضَخْمٍ أَوْظَرِيْفٍ إِلاَّ مَا نَدَرَ

وَإِنْ بِكَسْرٍ لاَزِمًا جَا كَالْفَعِلْ ** وَالْأَفْعَلِ الْفَعْلاَنِ وَاحْفَظْ مَا نُقِلْ

Terjemah
Datanglah isim fa'il seperti wazan فَاعَلَ sebagaimana yang didatangkan dari عَلِمَ atau عَزَمَ
Dan fi'il madhi apabila 'ain fi'ilnya dibaca dhommah maka isim fa'ilnya seperti ضَخْمٌ atau ظَرِيْفٌ kecuali yang nadir (jarang). 
Dan apabila 'ain fi'inya dibaca kasrah serta lazim, maka isim fa'ilnya itu mengikuti wazan فَعِلٌ atau أَفْعَلُ atau فَعْلاَنُ dan periharalah wazan yang dikutip dari orang Arab.

Penjelasan
Wazan-wazan isim fail
Adapun isim fail dari fi'il tsulasi mujarrad yang fi'il madhinya ikut wazan maka ketentuanya sebagai berikut:
  1. فَعَلَ itu mengikuti wazan فَاعِلٌ baik muta'addi maupun lazim. Contoh: جَلَسَ فَهُوُ جَالِسٌ، ضَرَبَ فَهُوَ ضَارِبٌ
  2. فَعِلَ yang muta'addi itu juga ikut wazan فَاعِلٌ. Contoh: عَلِمَ فَهُوَ عَالِمٌ
  3. فَعُلَ itu mengikuti wazan فَعْلٌ atau فَعِيْلٌ. Contoh: ضَحُمَ فَهُوَ ضَخْمٌ، ظَرُفَ فَهُوَ ظَرِيْفٌ.
  4. فَعِلَ yang lazim itu mengikuti wazan فَعِلٌ atau أَفْعَلُ atau فَعْلاَنُ. Contoh: فَرِحَ فَهُوَ فَرِحٌ، حَمِرَ فَهُوَ أَحْمَرُ، شَبِعَ فَهُوَ شَبْعَانُ
Isim fa'il yang datang dari orang Arab dengan tidak mengikuti ketentuan tersebut maka dihukumi sama'i, seperti: سَلِمَ فَهُوَ سَالِمٌ.
Keterangan
Semua isim sifat ini yang tidak mengikuti wazan فَاعِلٌ itu dinamakan sifat musyabbihat apabila sifat itu disengaja menetap pada sesuatu yang disifati. Apabila disengaja baru maka dinamakan isim fa'il.
Sedangkan yang ikut wazan فَاعِلٌ dinamakan isim fa'il, kecuali dimudhofkan pada fa'ilnya, maka juga termasuk sifat musyabbihat.

Isim Fai'il adalah sesuatu sifat yang selalu baru yang ada pada orang atau sesuatu yang disifati.
Sifat Musyabbihat adalah sifat yang menetap pada orang atau sesuatu yang disifati. Maka ia harus dicetak dicetak dari fi'il lazim. Sedangkan isim fa'il dapat dicetak dari fi'il lazim dan fi'il muta'addi.

 بِوَزْنِ مَفْعُوْلٌ كَذَا فَعِيْلٌ ** جَاءَ اسْمُ مَفْعُلٍ كَذَا قَتِيْلٌ

Terjemah
Isim maf'ul itu datang dengan wazan مَفْعُوْلٌ dan فَعِيْلٌ seperti ذَا قَتِيْلٌ (ini orang dibunuh).
Penjelasan
Isim maf'ul dari fi'il tsulasi mujarrad itu wazannya ada 2 yaitu:
  1. مَفْعُوْلٌ contoh مَضْرُبٌ (yang dipukul).
  2. فَعِيْلٌ contoh جَرِيْحٌ (yang dilukai).
Keterangan
Wazan فَعِيْلٌ Itu digunakan untuk isim fa'il juga untuk isim maf'ul. Adapun perbedaanya ialah sebagai berikut:
  • Apabila digunakan untuk Isim Maf'ul maka lafadznya sama antara laki-laki dan perempuan, seperti: مَرَرْتُ بِرَجُلٍ قَتِيْلٍ وَامْرَأَةٍ قَتِيْلٍ (aku lewat bertemu dengan seorang laki laki yang dibunuh dan seorang perempuan yang dibunuh).
  • Apabila digunakan untuk Isim Fa'il maka lafadnya laki-laki dan perempuan itu berbeda, seperti: مَرَرْتُ بِرَجُلٍ كَرِيْمٍ وَامْرَأَةٍ كَرِيْمَةٍ (aku lewat bertemu laki-laki yang mulia dan perempuan yang mulia)  


 لِكَثْرَةٍ فَعَّالٌ أَوْ فَعُوْلٌ ** فَعِلٌ أَوْ مِفْعَالٌ أَوْ فَعِيْلٌ

Terjemah
Wazan فَعَّالٌ atau فَعُوْلٌ atau فَعِلٌ atau مِفْعَالٌ atau فَعِيْلٌ itu menunjukkan arti banyak.   
Penjelasan
Isim sifat yang digunakan untuk mubalaghoh (arti banyak dan melebih-lebihkan) itu wazannya ada lima, yaitu:
  1. فَعَّالٌ contoh وَهَّابٌ (yang banyak memberi)
  2. فَعُوْلٌ contoh شَكُوْرٌ (yang banyak berterima kasih).
  3. فَعِلٌ contoh جَذِرٌ (yang banyak berhati-hati).
  4. مِفْعَالٌ contoh مِسْقَامٌ (yang sering sakit).
  5. فَعِيْلٌ contoh عَلِيْمٌ (yang banyak ilmunya)