Ciri yang kedua
yaitu dibaca tanwin,
tanwin adalah harakat yang dibaca
di akhir kata,
bentuknya bisa pada dhomah
(menjadi dhommatain),
fathah (menjadi fathatain), atau
kasroh (menjadikasrotain).
Semua kata yang kemasukan tanwin
maka dia termasuk isim.
3. Kemasukan alif dan lam
(
لا
)
Contoh :
ىََع َه
ةَصا
ciri selanjutnya yaitu kemasukan alif dan lam
(لا),
ciri ini sangat banyak ditemui pada teks Arab,
jadi semua kata yang didahului dengan
alif dan lam (لا) maka itu termasuk isim.
Yang perlu diperhatikan
adalah tidak semua isim bisa kemasukan
alif dan lam,
diantaranya :
nama orang,isim dhomir
(kata ganti orang seperti
أ تْأ تْأ يِ مُ وُ),
isim isyaroh (kata tunjuk seperti
هِّ ا كِ ذ كِْ
).
4. Kemasukan huruf jer.
Contoh :
ُتْرَظَ
ىَإ
لََا
Nah ciri yang terakhir adalah kemasukan
atau sebelumnya ada huruf jer,
yang kemudian membuat kata tersebut
dibaca jer.
Perhatikan kata yang saya tandai merah
“
ىَإ
”
itu adalahhuruf jer.
Dan kata yang saya tandai hijau
“
لََا
”
adalah isim.
B. FI’IL DAN CIRI-CIRINYA
“
Ciri-ciri fi‘il adalah didahului oleh
qad
huruf
sīn,
saufa
dan huruf tā’ yang di-sukūn
dan menunjukkan perempuan
sebagai pelakunya.”
SYARAH Fi‘il
dapat dibedakan dari isim dan ḥurūf
melalui 4 ciri.
Setiap kita dapati salah satu ciri ini melekat
pada satu kata,
maka kata tersebut adalah sebuah fi‘il.
Ciri-ciri tersebut adalah didahului dengan
( َ),
( ُِْا)
huruf sīn yang dibaca
“
sa
”
jika bergandeng dengan fiil,
didahului ( َفَْ),
( ُ َ َِاِِْْا)
huruf tā’ tanīts sākinah.