Rabu, 11 Mei 2022

Pengertian Isim Ghair Munsharif, Mutamakkin Ghair Amkan » Alfiyah bait 649


kemis,11 syawal 1443 H

Pengertian 

Isim Ghair Munsharif, Mutamakkin Ghair Amkan » Alfiyah bait 649

مَا لا يَنْصَرِف
BAB ISIM TIDAK MUNSHARIF 
(Isim yg tidak bersuara tanwin)

الصَّرْفُ تَنْوِيْنٌ أتَى مُبَيِّنا ¤ مَعْنَى بِهِ يَكُونُ الاسْمُ أمْكَنَا

Sebutan “ash-Shorfu” 
adalah berupa “Tanwin” 
yg menjelaskan suatu arti: 
bahwa isim dengan tanwin ini disebut “Amkan” 
(lebih memungkinkan/lebih kuat keadaan/kedudukan isimnya). 
–·•Ο•·–
Telah dijelaskan pada pelajaran dahulu 
Alfiyah Bait 15. Isim Mu’rob dan Isim Mabni” bahwa Isim ada 2 :
1. 
Isim Mabni 
2. 
Isim Mu’rob

Isim Mabni 
disebut Isim Ghair Mutamakkin/
Tidak Mutamakkin 
(tidak menduduki pangkat keisiman) dikarenakan 
tidak dapat menerima perubahan harkat.

Sedangkan 

Isim Mu’rob 
disebut Mutamakkin 
yakni menduduki pangkat keisiman dikarenakan 
dapat menerima perubahan tanda-tanda i’rob. 

Isim Mutamakkin dibagi 2 :
1. 
Isim Mutamakkin Amkan :
yaitu Isim yg dapat dimasuki oleh Tanwin 
yg disebut Tanwin Tamkin 
atau disebut juga 
Tanwin Tamakkun/
Tanwin Amkaniyah/
Tanwin Shorf.

Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf :
Adalah 
Tanwin yg menunjukkan atas suatu makna “bahwa Isim yg dapat menyandang tanwin ini disebut Isim Mutamakkin Amkan”.

Penjelasan Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf
 :

  • Suatu makna, dalam difinisi tsb artinya: tidak adanya kalimah Isim serupa dengan kalimah Huruf yg menjadikan Isim Mabni, atau tidak serupa dengan kalimah Fi’il yg menjadikan Isim tidak menerima Tanwin.

  • Disebut Isim Mutamakkin Amkan, yakni kuatnya setatus keisimannya dikarenakan mencakupi pada dua tanda Isim “I’rob dan Tanwin”. Maka isim tersebut dinamakan “Mutamakkin” (berkedudukan) sebab menerima tanda-tanda i’rob, dan disebut “Amkan” (lebih kuat kedudukannya) sebab dapat bertanwin. dengan arti bahwa isim tersebut tidak menyerupai Fi’il yg mencegah tanwin, juga tidak menyerupai Huruf yg mencegah I’rab.
  • Keluar dari definisi “Menunjukkan atas suatu Makna”, adalah berupa Tanwin Muqabalah dan Tanwin ‘Iwadh.
“Tanwin Muqabalah” 
ada pada Jamak Mu’anntas Salim 
karena status tanwin ini 
dipasang sebagai muqabalah/perbandingan saja dari NUN 
pada Jamak Mudzakkar Salim. 

Tanwin Muqabalah ini 
bisa masuk pada Isim Munsharif, 
contoh:

هؤلاء بناتٌ فاهماتٌ

HAA’ULAAI BANAATUN FAAHIMAATUN = mereka anak-anak perempuan yg faham.
juga masuk pada isim Ghair Munsharif, 

contoh :

سعادات

SU’AADAATU = beberapa Su’ad 
(nama perempuan).
lafazh SU’AADAATU = 
boleh ditanwin menjadi SU’AADAATUN 
karena mempertimbangkan 
pada asal bentuknya 
yaitu jama’ mu’annats salim 
dan disebut tanwin muqabalah 
bukan tanwin tamkin. 

juga boleh tidak ditanwin 
dengan mempertimbangkan keadaannya 
yg sebagai “Isim Alam dan Mu’annats” termasuk dari dua illat isim tidak munsharif.

“Tanwin Iwadh” 
bisa masuk pada Isim-Isim Munsharif 
seperti 
“KULLUN” dan “BA’DHUN” 
juga bisa masuk pada Isim Ghair Munsharif seperti : 
“DAWAA’IN” dan “LAYAALIN” 
(akan dijelaskan pada bait-bait 
selanjutnya InsyaAllah).

2. 
Isim Mutamakkin Ghair Amkan:
Isim Mutamakkin Ghair Amkan 
adalah bagian Isim Mu’rob yg ke 2, 
yakni 
bagian Isim yg tidak dapat dimasuki 
oleh Tanwin atau disebut 
Isim Ghair Munsharif atau 
Isim yg tidak dapat menerima Tanwin. 

Disebut Mutamakkin 
karena dapat menerima tanda I’rob, 
dan disebut Ghair Amkan 
karena tidak bertanwin 
sebab serupa dengan Fi’il.

Telah disebutkan pada pelajaran lalu 
(Isim Tidak Munsharif) bahwa 
tanda Jarnya dengan Fathah, 
contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا

WA IDZAA HUYYIITUM BI TAHIYYATIN FA HAYYUU BI AHSANA MINHAA = 
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, 
maka balaslah penghormatan itu 
dengan yang lebih baik dari padanya 
(QS. Annisa’ : 86)

Lafazh AHSANA = 
tanda jarnya dengan Fathah.
Kecuali 
jika mudhaf atau dimasuki AL, 
maka 
dijarkan dengan Kasrah, 
contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

LAQOD KHOLAQNAL-INSAANA FIY AHSANI TAQWIIM = 
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At-Tiin :4)
Lafazh AHSANI = 
Jar dengan Kasroh 
sebab 
mudhaf pada lafazh TAQWIIM.

إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ

IDZAA QIILA LAKUM TAFASSAHUU FIL-MAJAALISI FAFSAHUU YAFSAHILLAAHU LAKUM = 
apabila dikatakan kepadamu: 
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, 
maka lapangkanlah niscaya 
Allah akan memberi kelapangan untukmu 
(QS. Al-Mujaadilah :11)
Lafazh AL-MAJAALISI = 
Jar dengan kasrah 
sebab 
dimasuki AL.