kemis,11 syawal 1443 H
Pengertian
Isim Ghair Munsharif, Mutamakkin Ghair Amkan » Alfiyah bait 649
مَا لا يَنْصَرِفBAB ISIM TIDAK MUNSHARIF (Isim yg tidak bersuara tanwin) الصَّرْفُ تَنْوِيْنٌ أتَى مُبَيِّنا ¤ مَعْنَى بِهِ يَكُونُ الاسْمُ أمْكَنَاSebutan “ash-Shorfu” adalah berupa “Tanwin” yg menjelaskan suatu arti: bahwa isim dengan tanwin ini disebut “Amkan” (lebih memungkinkan/lebih kuat keadaan/kedudukan isimnya). –·•Ο•·– |
“Alfiyah Bait 15. Isim Mu’rob dan Isim Mabni” bahwa Isim ada 2 :
1.
1.
Isim Mabni
2.
Isim Mu’rob
Isim Mabni
disebut Isim Ghair Mutamakkin/
Tidak Mutamakkin
(tidak menduduki pangkat keisiman) dikarenakan
tidak dapat menerima perubahan harkat.
Sedangkan
Isim Mu’rob
disebut Mutamakkin
yakni menduduki pangkat keisiman dikarenakan
dapat menerima perubahan tanda-tanda i’rob.
Isim Mutamakkin dibagi 2 :
1.
1.
Isim Mutamakkin Amkan :
yaitu Isim yg dapat dimasuki oleh Tanwin
yaitu Isim yg dapat dimasuki oleh Tanwin
yg disebut Tanwin Tamkin
atau disebut juga
Tanwin Tamakkun/
Tanwin Amkaniyah/
Tanwin Shorf.
Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf :
Penjelasan Definisi Tanwin Tamkin/tamakkun/amkaniyah/shorf :
2.
Adalah
Tanwin yg menunjukkan atas suatu makna “bahwa Isim yg dapat menyandang tanwin ini disebut Isim Mutamakkin Amkan”.
- Suatu makna, dalam difinisi tsb artinya: tidak adanya kalimah Isim serupa dengan kalimah Huruf yg menjadikan Isim Mabni, atau tidak serupa dengan kalimah Fi’il yg menjadikan Isim tidak menerima Tanwin.
- Disebut Isim Mutamakkin Amkan, yakni kuatnya setatus keisimannya dikarenakan mencakupi pada dua tanda Isim “I’rob dan Tanwin”. Maka isim tersebut dinamakan “Mutamakkin” (berkedudukan) sebab menerima tanda-tanda i’rob, dan disebut “Amkan” (lebih kuat kedudukannya) sebab dapat bertanwin. dengan arti bahwa isim tersebut tidak menyerupai Fi’il yg mencegah tanwin, juga tidak menyerupai Huruf yg mencegah I’rab.
- Keluar dari definisi “Menunjukkan atas suatu Makna”, adalah berupa Tanwin Muqabalah dan Tanwin ‘Iwadh.
“Tanwin Muqabalah”
ada pada Jamak Mu’anntas Salim
karena status tanwin ini
dipasang sebagai muqabalah/perbandingan saja dari NUN
pada Jamak Mudzakkar Salim.
Tanwin Muqabalah ini
bisa masuk pada Isim Munsharif,
contoh:
هؤلاء بناتٌ فاهماتٌ
HAA’ULAAI BANAATUN FAAHIMAATUN = mereka anak-anak perempuan yg faham.
juga masuk pada isim Ghair Munsharif,
contoh :
سعادات
SU’AADAATU = beberapa Su’ad
(nama perempuan).
lafazh SU’AADAATU =
boleh ditanwin menjadi SU’AADAATUN
karena mempertimbangkan
pada asal bentuknya
yaitu jama’ mu’annats salim
dan disebut tanwin muqabalah
bukan tanwin tamkin.
juga boleh tidak ditanwin
dengan mempertimbangkan keadaannya
yg sebagai “Isim Alam dan Mu’annats” termasuk dari dua illat isim tidak munsharif.
“Tanwin Iwadh”
bisa masuk pada Isim-Isim Munsharif
seperti
“KULLUN” dan “BA’DHUN”
juga bisa masuk pada Isim Ghair Munsharif seperti :
“DAWAA’IN” dan “LAYAALIN”
(akan dijelaskan pada bait-bait
selanjutnya InsyaAllah).
Isim Mutamakkin Ghair Amkan:
Isim Mutamakkin Ghair Amkan
Isim Mutamakkin Ghair Amkan
adalah bagian Isim Mu’rob yg ke 2,
yakni
bagian Isim yg tidak dapat dimasuki
oleh Tanwin atau disebut
Isim Ghair Munsharif atau
Isim yg tidak dapat menerima Tanwin.
Disebut Mutamakkin
karena dapat menerima tanda I’rob,
dan disebut Ghair Amkan
karena tidak bertanwin
sebab serupa dengan Fi’il.
Telah disebutkan pada pelajaran lalu
(Isim Tidak Munsharif) bahwa
tanda Jarnya dengan Fathah,
contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا
WA IDZAA HUYYIITUM BI TAHIYYATIN FA HAYYUU BI AHSANA MINHAA =
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya
(QS. Annisa’ : 86)
Lafazh AHSANA =
tanda jarnya dengan Fathah.
Kecuali
jika mudhaf atau dimasuki AL,
maka
dijarkan dengan Kasrah,
contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
LAQOD KHOLAQNAL-INSAANA FIY AHSANI TAQWIIM =
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At-Tiin :4)
Lafazh AHSANI =
Jar dengan Kasroh
sebab
mudhaf pada lafazh TAQWIIM.
إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ
IDZAA QIILA LAKUM TAFASSAHUU FIL-MAJAALISI FAFSAHUU YAFSAHILLAAHU LAKUM =
apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu
(QS. Al-Mujaadilah :11)
Lafazh AL-MAJAALISI =
Jar dengan kasrah
sebab
dimasuki AL.